Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Scene 50 –Int. Gedung – Pagi hari
[Tiana dan Yuni mendatangi Lolita di kamarnya. Mereka memberikan kertas dalam jumlah banyak]
Yuni
Kamu bagiin ke teman-teman kamu ya
Lolita
Iya kak dengan senang hati
[Lolita memberikan kertas itu kepada teman-temannya]
[Agis dan Jihan mendatangi anak departemen Satra]
Agis
Kalau ada departemen lain yang mau baca, boleh kalian kasih aja. Itung-itung bagi kesenangan, siapa tau ada yang minat baca
[Dengan cepat kertas itu berpindah, dari satu orang ke orang lain, dari satu departemen ke departemen lain]
[Adam mendapatkan kertas itu. Dia membaca secara seksama dan tersenyum puas membaca isinya]
[Suara orang membaca]
Peperangan
Peperangan sudah terjadi anatara masyarakat yang tinggal di atas gunung dengan masyarakat yang tinggal di kaki gunung selama bertahun-tahun di Desa Tanah Agung. Penyebabnya karena masyarakat yang tinggal di atas merasa masyarakat bawah tidak pernah menyalurkan bantuan kepada mereka. Masyarakat bawah selalu berpoya-poya dan mengadakan pesta setiap ada bantuan dari pemerintah, mereka tidak pernah merasa bersalah kepada masyarakat atas karena mereka selalu merasa lebih hebat dari masyarakat atas. Saat sudah muak dengan keadaan, masyarakat kelas atas membuat sebuah pergerakan bawah tanah, mereka mulai mengambil hasil panen dari masyarakat bawah. Suatu hari keduanya membuat kesepakatan untuk berperang, lambat laun masyarakat bawah mengalami krisis dan mereka menyerah kepada masyarakat atas. Begitulah kisan tentang masyarakat di Desa Tanah Agung. Kita tidak akan tahu kalau tidak mencobanya. Kalau bisa bergerak mengapa harus terdiam? Masyarakat atas sudah membukannya bahwa jika bersatu, kita bisa melawan musuh yang besar sekalipun.
Adam
Tamat. [tersenyum kecil]
[Para murid mulai berisik tentang isi dari cerita yang Tiana buat. Mereka mulai mengerti maksud dari cerita itu]
Scene 51 – Int. Kantin – Malam Hari
[Angel sedang berjalan mengambil makanannya. Dia merasa heran ketika semua orang tampak biasa akan kedatangannya dan tidak menunduk seperti biasanya]
Angel
Mereka pada sakit? [Bertanya kepada anak buahnya]
[Angel menarik murid yang sedang mengantri. Murid yang ditarik Angel membrontak]
Murid 1 (Perempuan)
Ngantri dong!
Angel
Lu berani sama gua?
Murid 1
Berani lah!
Angel
[Menarik baju murid 1 hingga murid 1 terpental] enggak udah banyak omong!
Murid 2 [Lelaki]
Mau ke mana? Ngantri lah yang lain juga ngantri!
[Angel merasa aneh hari ini. Baru saja ingin melawan murid 2 semua murid yang mengantrik bersorak bahkan banyak yang tidak mengantri ikut bersorak]
Wo! Wo! Wo!
[Angel dan kawan-kawannya mulai merasa aneh lalu karena kesal mereka keluar dari kantin]
[Tiana melihat kejadian itu dari mejanya. Dia tersenyum ke pada Jihan, Yuni dan Agis. Mereka bertos ria]
Adam
[Menghampiri Tiana] Kerja bagus!
Tiana
Maksudnya?
Adam
Kamu kan yang tulis cerita itu?
[Tiana tersenyum malas]
Adam
Adam. [menjulurkan tangannya]
Tiana
[Mengangguk dan tidak membalas uluran tangan Adam]
Adam
Can I Know You?
Tiana
Buat? [ketus]
Adam
Oke kalau kamu enggak mau enggak apa-apa. Masih banyak waktu buat kenal kamu. See u! [Meninggalkan meja Tiana]
Yuni dan Jihan
Uuuhhh... [Mengejek Tiana]
Tiana
Udah ah, aku mau ke kamar. [Membereskan piring lalu berdiri. Ketiga temannya masih senyum-senyum]
Agis
Tiana bareng!
Scene 52 – Kamar No 530 – Malam Hari
Yuni
Can I Know You? [Jeda] Yaudah kalau kamu enggak mau enggak apa-apa. Masih banyak waktu buat kenal kamu [Memeragakan Adam lalu tertawa histeris]
[Yuni dan Jihan tertawa sedangkan Tiana hanya menggelengkan kepalanya]
Yuni
[Berteriak histeris] Tapi Adam lumayan ganteng ya? Si Angel kan suka tuh sama Adam. Dia pasti kesel kalau liat kejadian tadi.
Jihan
Ah… coba aja si Angel lihat tadi. Pasti dia marah banget. Rasain!
Yuni
Kok kamu biasa aja sih Tiana? Kalau aku jadi kamu udah guling-guling kali.
Tiana
Norak ah kamu Yuni. [Duduk di meja belajar dan membaca buku]
Yuni
[Duduk di Kasur] Iya deh yang pacarnya lebih ganteng dari Adam.
Tiana
[Melotot ke arah Yuni] Pacar?
Yuni
Itu loh yang ketemu di mall itu.
Jihan
[Menghampiri Yuni] Jadi itu pacar Kak Tiana. Kapan pacarannya?
Tiana
[Melempar buku ke Yuni] Jangan ngaco kamu!
Yuni
[Meringis] Aww…
Agis
[Keluar dari kamar mandi] Dasar bigos kamu Yun!
Yuni
Kalau enggak pacaran kenapa tiap ngomongin dia muka kamu merah?
Tiana
[Menurup mukanya dengan buku] Kata siapa, orang enggak! Lagian aku kan di sini terus sama kalian. Pacaran dari mana?
Yuni
[Menghampiri Tiana lalu mengambil buku yang menutupi wajah Tiana]
Yuni
Tuh kan merah, kalau memenag enggak ya enggak usah marah.
Tiana
[Menggeleng] Terserah kamu deh [Mengambil buku lain lalu kembali membaca]
Brak!!!
[Suara pintu dibuka paksa]
Angel
Siapa yang namanya Tiana?
[Semua orang di kamar 530 kaget lalu orang berdatangan]
Tiana
[Tiana menghampiri Angel] Saya. Kenapa?
Angel
[Mendekat] Jadi elu yang buat cerita ini? [Menunjukan kertas] elu yang ngehasut orang-orang buat lawan gue. IYA?
Tiana
[Berkata dengan santai] Iya, saya yang buat. Tapi kenapa kamu harus marah? Kamu udah baca kan? [Mendekat ke arah Angel] Apa ada di dalam tulisan itu sebut nama kamu? enggak ada kan? Kenapa kamu harus tersinggung, saya cuma berkreasi
Angel
[Meremas kertasnya menjadi bulatan] Jangan sok hebat lu. Nenek-nenek juga bisa buat cerita kaya gini doang. Kampungan!
Tiana
Oh ya? [dengan nada tidak kalah nyolot] Kalau gitu kita buktiin aja. Kita tanding bikin ceriita? Gimana?
[Angel mengerutkan kening]
Tiana
Kenapa? Enggak berani? Katanya nenek-nenek juga bisa
[Orang-orang yang mengintip mulai bersorak]
Suara serempak
Wohh cupu… cupu …
Tiana
Kalau saya kalah, saya bakal sujud depan kamu dan teman-teman kamu. Tapi… kalau kamu yang kalah, kamu harus berhenti ganggu orang-orang di sini
Angel
[Tersulut]
Oke. Kalau gitu besok gua tunggu di ruangan serba guna jam 6
Tiana
Jurinya satu orang perwakilan dari tiap departemen, gimana?
Angel
Gue yang pilih jurinya
Tiana
[Tersenyum] Deal
[Angel and the geng keluar. Orang-orang kembali ke kamar]
Yuni
[Menutup pintu] Tiana… Keren banget!!
Jihan
Ya empun Kak, jantung aku hamper copot! Kakak keren banget tadi.
Agis
[Menepuk bahu Tiana] Sekarang kamu harus istirahat. Biar besok enggak telat
Tiana
[Tertawa] itu tadi aku? [Tertawa] Ya ampun keren juga ya?
[Agis Jihan dan Yuni melonggo dan saling melirik]
Yuni
[Memegang kening Tiana] Pantes agak panas
Tiana
[Tertawa girang] Yuk Tidur [merebahkan badannya di Kasur]
Yuni
Eh tapi… kalau Angel yang pilih jurinya, ntar dia curang gimana?
Tiana
[Masih terpejam] Kita lihat aja besok. Jangan lupa matiin lampu!
Yuni
Yang terakhir matiin lampu! [Yuni dan Agis berlari ke tempat tidur]
Jihan
Ah… kenapa aku terus sih? [Mematikan lampu]