Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
6 Months
Suka
Favorit
Bagikan
5. Bulan Ketiga

56.INT. PERUMAHAN SELENA - KAMAR - MINGGU PAGI

BULAN KE-3 MAR - PENELITIAN SKRIPSI

Selena duduk sambil merevisi skripsi dari Ezhar. Meja belajarnya penuh dengan kertas-kertas yang berhamburan. Ia kebingungan, berkali kali meniup anak rambutnya yang jatuh di depan mata.

SFX: Pintu diketuk dari luar.

Selena berjalan dan membuka pintu, Affandi tersenyum sambil mengusap puncak kepala putrinya.

AFFANDI

Kangen, Mama nggak?

SELENA

Kangen, Pa.

Selena menangis sesenggukan sambil memegang gagang pintu. Ia tak kuasa menahan air mata mendengar nama Mama.

AFFANDI

Kamu ini kenapa to, Nduk. Kok malah nangis (tertawa)

Papa berbicara dalam bahasa jawa, beliau memeluk putri satu-satunya dan mengelus pundaknya.

AFFANDI (CONT'D)

Sudah-sudah, ayo siap-siap dulu. Papa tunggu di bawah ya.

Selena melepas pelukan, ia merapikan diri dengan berdandan natural, mengambil totebag, dan membiarkan rambutnya terurai dengan pashmina.

57.EXT. TPU KEPUTIH SURABAYA - DAY

Selena memakai abaya Turki dan pashmina berwarna hitam, sedangkan Papanya menggunakan kemeja dengan bordir warna emas di saku kiri. Selena mengikuti Papanya di belakang, membawa bunga mawar yang sudah tersusun rapi di keranjang.

Selena dan Papanya berdiri menaburkan bunga mawar.

INSERT: Nisan bertuliskan Dewina Andriana.

Selena tersenyum menatap Papa dan nisan Mamanya secara bergantian.

SELENA

Liat deh, Ma! Papa ganteng banget hari ini. (tertawa)

Papanya ikut tertawa.

AFFANDI

Ma, anakmu ini sudah besar. Saking besarnya sampai nggak perhatian lagi ke Papa.

SELENA

Ih, Papa, nggak gitu lho.

Selena memeluk Papanya dari samping, mereka tersenyum bersama. Papa menyeka air mata dengan satu tangan.

AFFANDI

Ma, Papa mau lapor. Putrimu makin dewasa, cantiknya makin melebihi dirimu. Siapa ya Ma, yang bakal betah sama sifat manjanya ini? (melirik Selena yang masih setia memeluk Papa)

SELENA

Ih, Papa.

Selena mengendurkan pelukan, gadis itu cemberut namun tertawa kemudian. Selena dan Papa masih betah berdiri menatap nisan itu.

AFFANDI

Sudah selesai, Nak? (bertanya memastikan)

SELENA

Sudah, Pa. Pulang ya?

Papa mengangguk, ia memeluk pundak putrinya, berjalan beriringan menuju mobil.

CUT TO

DI TPU YANG SAMA

Pak Akhmad selesai berdoa lantas menaburkan bunga bersama anak lelakinya. Keduanya berdiri memakai kacamata hitam. Pak Akhmad melepas kacamata, menatap dua orang yang melintas di depannya. Selena dan Papanya tak melihat keberadaan Pak Akhmad.

AKHMAD WIJAYA

Affandi?

Affandi berhenti, Selena menoleh dari balik tubuh Papanya yang besar. Ia membelalak, di sisi Akhmad terdapat sosok yang ia yakini adalah Ezhar. Affandi menatap lama seseorang yang memanggilnya.

AFFANDI

Ya allah! Akhmad? Apa kabar?

Affandi menjabat tangan Akhmad, mereka berpelukan. Selena menunduk, berkali-kali menutupi wajahnya dengan pashmina, menghindar dari Ezhar.

AKHMAD WIJAYA

Eh, siapa ini? Putrimu, Fan?

Akhmad beralih menatap Selena, gadis itu mencium tangan beliau. Akhmad seakan berfikir.

AKHMAD WIJAYA (CONT'D)

Lho, bukannya kamu gadis yang waktu itu datang ke rumah saya? Iyo to, Nduk? Iya kamu yang ikut mengaji di rumah saya.

Akhmad memastikan wajah Selena, gadis itu mendongak. Selena memberanikan diri menatap Ezhar, matanya beralih pada tulisan di batu nisan.

INSERT: Nisan bertuliskan Ridwan Indrapura

Selena mendelik dan menutup mulutnya, ia tersentak. Ezhar yang tadinya masih berdiam diri, membuka mulut.

EZHAR

Papa, ini Selena. Mahasisiwi yang Papa suruh untuk Ezhar handle selama enam bulan ke depan. Sekaligus yang menolong Kakek waktu di kereta api.

AKHMAD WIJAYA

Oh, jadi kamu yang menolong almarhum?
(beat)
Kenapa ini sangat kebetulan sekali?
(beat)
Affandi, putrimu cantik sekali. Kalau tau begitu, Ayah sering berkunjung ke Kantor, Nak. (melirik Ezhar)

Akhmad berkali-kali memegang lengan Selena, menatap takjub. Affandi masih mencerna percakapan mereka, ia melirik Selena gusar. Akhmad menangkap kegelisahan Affandi.

AKHMAD WIJAYA (CONT'D)

Affandi, saya yakin kau masih bingung. Ayo kita pergi ke rumah saya, sekalian akan kuceritakan apa yang pernah di alami putrimu dengan Kakeknya Ezhar.

Akhmad membimbing Affandi sambil menepuk pundaknya pelan, berjalan menuju mobil. Selena yang ikut bingung, termenung memandangi nisan kakek Ridwan. Ezhar menghampiri Selena, membuyarkan lamunannya.

EZHAR

Masih ingat siapa yang mengabarimu saat Kakek Ridwan sudah tiada?

SELENA

(menatap Ezhar) Jadi, yang telepon waktu itu Mas Ezhar?

Ezhar mengangguk pelan. Selena mengalihkan pandangan.

SELENA (CONT'D)

Jadi, (beat) sejak awal kita pernah bertemu?

EZHAR

Yap. Tapi kamu nggak sadar.

Ezhar berjalan lebih dulu, meninggalkan Selena yang menatapnya penuh tanya.

EZHAR (CONT'D)

(menoleh ke belakang) Lena, buruan!

Ezhar menggerakkan dagu, mengajak Selena untuk beranjak dari pemakaman.

58.EXT/INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - HALAMAN - RUANG TAMU - SIANG

Suasana siang hari di sekitar rumah Akhmad Wijaya terlihat sepi, pagar terbuka, mobil memasuki halaman yang luas. Akhmad dan Affandi keluar dari pintu depan, sedangkan Selena dan Ezhar dari pintu belakang. Selena malu-malu, ia merasa deja vu.

SELENA (V.O)

Jadi, waktu gue kesini malam-malam, dia kemana ya? Kok nggak ketemu (menatap Ezhar)

Pak Akhmad tersenyum memergoki Selena menatap putranya.

AKHMAD WIJAYA

Selena cantik, ayok Nak. Kita masuk dulu.

Akhmad mengajak Affandi juga putrinya untuk mengobrol di ruang tamu. Disusul Ezhar yang berjalan paling belakang.

Di ruang tamu, Akhmad memulai pembicaraan.

AKHMAD WIJAYA

Aku baru tau kalau istrimu sudah meninggal empat tahun yang lalu. Jadi, kalian baru tinggal di Surabaya sejak kejadian itu?

AFFANDI

(mengangguk) Ya, kami memutuskan untuk membeli rumah di Surabaya, yahh dan ingin ganti suasana saja (tertawa)

AKHMAD WIJAYA

Oh, ya ya. (beralih menatap Selena) Gimana, Nduk? Betah ya di KAP?

Selena tersadar, ia sedari tadi memainkan manik-manik di jahitan lengan bajunya, tak mengikuti pembicaraan mereka. Ezhar menahan tawa.

SELENA

Hah? Oh, (menatap Ezhar) Iya, cuk..up betah, Pak. (tersenyum kecut)

Ezhar melempar senyum pada Selena.

EZHAR

Iya, kemarin kita sempat mengaudit laporan keuangan di PT. Minyak Bumi Pekanbaru. Selena ikut andil, lumayan untuk membantu penelitiannya.

Affandi mengangguk-angguk, menatap Selena yang terdiam sambil sesekali melihat Ezhar.

EZHAR (CONT'D)

Terus, Lena kemarin sempat ke rumah saudaranya juga, sampai masuk rumah sak..

Selena mendelik ke arah Ezhar, membuatnya berhenti berbicara.

AFFANDI

Lho siapa yang masuk rumah sakit? (menatap Selena)

Anak dan Bapak itu saling berpandangan, dari jauh Ezhar menunjuk Selena pada Papanya.

PAK AFFANDI (CONT'D)

Kamu sakit kenapa nggak bilang Papa, Nak?

Affandi memeriksa wajah, badan dan kaki putrinya. Selena merasa Papanya terlalu berlebihan.

SELENA

Pa. Papa. Kaki doang, Pa. Sudah sembuh, cuma keseleo aja kok.

AFFANDI

Oh bukan ke rumah saudara itu, mungkin Nak Ezhar salah dengar (menatap Ezhar)
(beat)
(menatap Lena) Kamu kemarin modeling di mall mana? Kamu kemarin sempat bilang Papa toh, Nduk?

SELENA

Papa... (mendesah kesal)

Selena mengusap lengan Papanya pelan. Gadis itu menatap Ezhar dan merespons Selena dengan santai, Selena menggigit bibir.

59.INT. PERUMAHAN SELENA - KAMAR - PAGI

SENIN, PUKUL 08.00 WIB

Selena menatap jendela, terlihat beberapa orang mengantarkan anaknya sekolah, pedagang yang menjajakan jualannya, serta sepasang kekasih yang hanya berjalan santai. Selena menutup kembali tirai dan merebahkan diri di kasur.

Sarah menatap Selena dari atas kursi.

SARAH

Lo udah bilang bos lo kalau lo nggak masuk?

Selena menggeleng.

SFX: Suara pintu diketuk.

Selena lantas berdiri dan membuka pintu.

AFFANDI

Nduk, Papa berangkat dulu ya. Kamu sudah kasih kabar ke anaknya Pak Akhmad kalau hari ini izin modeling?

SELENA

(mengangguk) Iya, Pa.

Affandi mencium kening putrinya, Selena melambaikan tangan dan menutup pintu kembali.

SARAH

Kemana bokap lo? (merogoh sesuatu dalam tas)

Sarah memberikan schedule terbaru tentang job modeling bulan selanjutnya. Selena memeriksanya dan duduk di tempat tidur.

SELENA

Biasa, lagi cek kerjaan di Pakuwon.

SARAH

Bokap lo kan Komisaris yak, kenapa nggak cari perumahan elit aja?

SELENA

Nggak ah! Perumahan elit, sepi, horor.

SARAH

Berarti perumahan Ezhar nakutin dong? (tertawa)

SELENA

Nah, emang.

Selena ikut tertawa sambil menatap Sarah curiga.

SELENA (V.O)

Gue kan nggak pernah nyinggung tentang siapa nama bos gue ke sarah.

Selena memperhatikan Sarah diam-diam, ia masih tertawa.

CUT TO

60.EXT/INT. KAP AKHMAD WIJAYA - RUANG KERJA EZHAR - SIANG

Ezhar menatap Jendela, menerawang jauh. Pak Sudjak tengah membersihkan jendela dari luar.

PAK SUDJAK

Mas! Jangan melamun! (teriaknya)

Ezhar masih berdiam diri, entah apa yang ada di pikirannya.

PAK SUDJAK (CONT'D)

Mas! (kain lap yang dibawa, ia hentakkan ke kaca) Jangan melamun!

Ezhar refleks menjauh, meringis di depan Pak Sudjak. Lelaki itu kembali duduk di ruang kerja. Tangannya bergerak memencet tombol pada telepon kabel, menempelkan gagang ke telinga.

EZHAR

Halo, Indri?

INDRI (O.S)

Halo, Mas Ezhar? Ada yang bisa saya bantu?

EZHAR

Suruh Lena ke ruangan saya sekarang!

INTERCUT TO

61.INT. KAP AKHMAD WIJAYA - MEJA KERJA KUBIKAL - CONTINUOUS

INDRI

Lena cuma WhatsApp saya, Mas. Katanya lagi sakit, kepalanya pusing (gusar)

EZHAR (O.S)

Oke, kamu aja yang ke ruangan saya.

Ezhar menutup telepon, membuat Indri ketakutan.

62.INT. CITY OF TOMORROW MALL - DAY

BACKSTAGE, PUKUL 17.00 WIB

Sarah menyiapkan gaun Selena untuk runway di atas stage. Beberapa model lain sedang gladi bersih untuk persiapan pagelaran nanti malam. Sarah membantu Selena yang kesulitan dengan resleting gaunnya, gadis itu menarik resleting dengan kasar.

SELENA

Aw! Sakit, Sar. Gila ya lo! Pelan-pelan dong.

SARAH

Oh, sorry. Gue nggak tau.

Selena memegang bahunya, ia meringis kesakitan.

STAGE, PUKUL 20.00 WIB

Selena mengenakan gaun pernikahan modern yang menjuntai sampai mata kaki. Ia sudah memastikan heels-nya, tak ingin kejadian saat di Pekanbaru terulang lagi. Sarah duduk paling depan, ia merogoh ponsel di saku, mengambil video Selena dari awal masuk sampai keluar panggung. Sarah mengulas senyum, ia mengirimkan video tersebut ke salah satu kontak WhatsApp-nya.

KEDAI MAKANAN, PUKUL 23.00

Sarah dan Selena tengah menikmati cilok di salah satu kedai makanan yang belum tutup. Ia memakai rok santai di atas lutut dan hoodie jumper berwarna hitam yang menutupi kepalanya, menyisakan beberapa helai rambut di telinga. Selena mengeluarkan satu lembar uang dari dompetnya.

SELENA

Bu, ini ya uangnya. Terima kasih.

Selena berjalan beriringan dengan Sarah yang membawa semua keperluan pribadi Selena. Keduanya menuju pintu keluar.

Disaat yang bersamaan, kamera menampakkan langkah seorang lelaki memasuki pintu keluar dan langsung berhadapan dengan dua gadis itu. Selena tersentak, lelaki itu berhenti di depan pintu. Sarah tersenyum simpul menyadari apa yang terjadi. Selena pelan-pelan berjalan ke arah Ezhar sambil memainkan tali hoodie. Keduanya berdiri berhadapan.

EZHAR

Jam berapa sekarang?

Ezhar menyimpan tangan di saku celana. Selena bingung, ia mengerutkan kening.

SELENA

Hah?
(beat)
(menggerakkan tangan) Mas, maaf, Aku..

Ezhar melirik sekilas ke Sarah. Ia menarik tangan Selena keluar dari Mall, meninggalkan Sarah sendirian dengan tatapan kesal.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar