Cuplikan Chapter ini
Setelah menghantam langit-langit, tubuhku terbanting ke ranjang. Rasa panas menjalar, seiring dengung aneh yang memenuhi gendang telinga. Pandanganku berkunang-kunang. Suara berisik itu seperti memaksaku untuk melafalkan sebuah kalimat mirip mantra dalam hati. Makin lama, mataku hanya melihat kegelapan. Hampa.Cukup lama aku merasa terombang-ambing di ruang kosong. Aku tidak bisa melihat diriku sendiri. Ah, apa aku sudah mati?“Kenapa kamu kembali ke sini lagi?”Suara itu membuatku tersentak, l