Cuplikan Chapter ini
Walau lutut terasa lunglai, mau tidak mau aku mengayunkan kaki lagi lebih kencang. Tidak kupedulikan keringat yang seperti diperas, membasahi kerudung dan baju. Aku hanya ingin lekas sampai kamar tanpa ketahuan."Akhirnya," gumamku mendorong pintu.Namun, tubuhku terjerembap. Pintu sudah dibuka dari dalam, membuatku tidak imbang. Mbak Nawang dan Mbak Tri memekik kaget. Kami pun sesaat hanya menutup mulut masing-masing."Da-dari mana Mbak Mus?" tanya Mbak Tri mengatur napas. M...