Cuplikan Chapter ini
Sepanjang malam, Zubaidah duduk terpekur di dekat rasbang. Berkali-kali Rani mengajaknya bicara, menawarinya makan. Akan tetapi, jangankan menyuap nasi ke mulut, teh manis panas yang ada di dekatnya pun tidak ia sentuh sampai sudah menjadi dingin. “Nek, janganlah begini, Nenek baru lagi keluar dari rumah sakit. Kalau Nenek berulah macam ini, besok pagi, pasti kita akan datang lagi ke rumah sakit itu. Nenek tak jera ke, ditusuk-tusuk jarum itu?” Zubaidah diam tangannya beberapa kali mengu