Cuplikan Chapter ini
Emak Zubaidah tersandar di dinding tepas yang mulai lapuk. Nyawanya seakan ikut tercerabut dari raga saat pengakuan Zubaidah melesat bagai peluru menerjang gendang telinganya. Ia bahkan tidak sanggup membayangkan seperti apa hancurnya perasaan Zubaidah kini."Ampuni Bedah, Mak. Bedah tak tau menjaga diri," ratap Zubaidah seraya memegangi kaki emaknya. Wanita di hadapannya diam tidak bergerak. Bukan karena ia benci kepada anaknya, melainkan ia terkapar karena turut merasakan sakit dan...