Cuplikan Chapter ini
Sudah hampir seminggu Jelita terbaring seperti bunga layu yang tak lagi memohon hujanTanpa senyum tanpa tawa bahkan air mata pun enggan tinggal di matanyaIa hanya diam panas tubuhnya tak juga reda seolah api takdir menyala di dalam darahnyaSegala yang kumampuair hangat dari tungku yang nyaris mati obat warung dengan harga serendah harapankuhingga doa-doa lirih yang terucap sambil mengelus keningnyasemuanya tak membuahkan apa-apaSetiap malam kupeluk ia erat-erat seperti ingin mena