Cuplikan Chapter ini
Petang makin pekatCahaya matahari terakhir hanya tinggal sisa semburat merah di langit dan kakiku sudah tak sanggup lagi berdiriAku duduk di trotoar yang kasarmenopang tubuhku yang payah sembari menggendong Jelita yang baru saja terlelap kenyang oleh susu sachet murahan yang tadi kubeli dari warungSusu yang entah berapa banyak campuran airnya tapi cukup membuat perut kecil itu tak lagi menangisTamparan Ratih siang tadi masih terasa membekas bukan hanya di pipi tapi di hati yang sem