Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Truth Or Dance
Suka
Favorit
Bagikan
7. Scene 61-70 (Pengecut)

61.INT. RUMAH. KAMAR FREYA. MALAM                             

Kita melihat Freya menangis sambil membenamkan wajahnya di bantal. Lalu Dewi datang sambil membawa baskom kecil berisi air es dan sapu tangan. Dia meletakkannya di meja nakas dekat ranjang. Dewi duduk di samping Freya.

DEWI

Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya, Sayang, begitu juga dengan papamu. Dia mempersiapkan masa depan kamu untuk kebahagiaan kamu nantinya. Mama minta kamu bisa memahami papa.

Freya terdiam lalu membalikkan badannya dan menatap Dewi dengan sendu.

FREYA

(terisak)

Kenapa harus Freya terus yang ngertiin papa? Kapan papa yang ngertiin Freya?
(beat)
Terus kebaikan siapa, Ma? Bukannya yang kalian maksud itu buat kebaikan perusahaan? Bukan buat Freya.

Dewi mengelus sisi rambut Freya sambil menatapnya iba.

DEWI

Maafin mama ya, Sayang. Mama juga enggak bisa berbuat apa-apa soal ini.

Freya berusaha duduk berhadapan dengan Dewi. Dewi pun membantunya.

FREYA

Freya enggak bermaksud nyalahin mama. Freya cuma ...

Freya terus mengeluarkan air mata.

DEWI

Sayang ... mama ngerti. Tapi bagaimanapun, kamu harus bisa ikutin jalan yang udah dibuat sama papa kamu.

Air mata Freya semakin banyak.

FREYA

Ma, cukup maksa Freya selalu nurutin kemauan papa. Freya capek. Dan Freya juga mau jalanin mimpi Freya sendiri.

Dewi menghela napas. Kemudian berdiri mengambil baskom dan mulai mengompres kaki Freya perlahan.

DEWI

Mama tahu dance dan Kpop sudah jadi impianmu sejak lama, tapi tolong pertimbangkan lagi. Masa depan apa yang mau kamu cari? Jadi seorang idol enggak mudah, Sayang.

FREYA

Papa udah enggak percaya sama Freya. Apa mama juga punya pikiran yang sama?

Freya menatap mamanya dengan nanar. Lalu Dewi mendekat ke Freya dan memeluknya.

DISSOLVE TO:

62.INT. RUMAH SHEILA. RUANG MAKAN. PAGI

Kita melihat semua keluarga Sheila sedang berkumpul sarapan bersama. Suasana tampak hening dan tidak ada obrolan. Kemudian orang tua Sheila tampak selesai sarapan. Mereka mulai bersiap-siap untuk pergi.

AYAH SHEILA

Kita berangkat sekarang, Ma?

IBU SHEILA

Iya, yuk. Oiya, Sheil, tolong anterin adik kamu dulu ya. Terus nanti pulangnya juga jangan lupa kamu jemput.

SHEILA

(ketus)

Nanti siang Sheila ada kuis.

IBU SHEILA

Yaudah abis kuis kamu bisa jemput adek. Dan buat adek, jangan pulang dulu sebelum kakak jemput ya?

ADIK SHEILA

Iya, Ma.

Ayah dan ibu Sheila hendak beranjak. Namun, pergerakan mereka terhenti saat Sheila mengatakan sesuatu.

SHEILA

Aku tetep enggak bisa jemput adek. Kenapa sih, mama dan papa enggak cari supir aja untuk ngelakuin itu? Kenapa harus selalu Sheila yang disuruh?

AYAH SHEILA

Ya kan sekalian, Sheil. Kalian kan searah.

SHEILA

Aku enggak mau.

Sheila bergegas pergi begitu saja.

IBU SHEILA

(berteriak)

Sheila!

ADIK SHEILA

Udah, Ma, Pa. Biar aku naik ojek online aja.

IBU SHEILA

Tapi, Dek ...

Adik sheila segera menyalimi punggung tangan orang tua dan bergegas pergi. Wajahnya tampak tidak nyaman dengan situasi yang terjadi.

CUT TO:

63.EXT/INT. KAMPUS. KANTIN. PAGI                        

Freya mengaduk-aduk jus mangga di depannya. Wajahnya kusut dan sembab dengan lingkar hitam di sekitar mata. Lalu Kevlar dari arah belakang sambil membawa seporsi nasi uduk.

KEVLAR

Kenapa muka lo? Habis berantem lagi sama bokap?

Kevlar menyantap makananya.

FREYA

Bokap mau mindahin kuliah gue di US.

Kevlar menyemburkan nasi uduknya karena terkejut. Lalu Kevlar menoleh ke Freya yang tidak menatap ke arahnya.

KEVLAR

Kok bisa?

FREYA

Enggak ada yang enggak mungkin kalo bokap gue udah ketok palu.
(beat)
Dan mungkin bulan depan gue udah harus terbang ke sana. Gue bener-bener bingung. Padahal gue harus fokus nyiapin buat seleksi idol tahap berikutnya.

KEVLAR

Emangnya itu udah keputusan final? Mungkin aja bokap lo baru rencana doang. Atau itu cuma keputusan pas lagi emosi. Atau bisa juga sebagai ancaman biar elo ninggalin kegiatan dance dan semacamnya.

FREYA

Udah final dan enggak akan mungkin berubah. Elo tau sendiri bokap gue batunya kayak apa.

KEVLAR

Berarti elo enggak lanjutin seleksi idol itu?

FREYA

Kalo bisa sih sebelum gue pindah, gue mau selesain kompetisi itu. Lolos enggaknya belakangan deh. Tapi, Kev.

Freya menoleh dan menatap Kevlar.

KEVLAR

Tapi apa?

FREYA

Pas audisi kemaren, ada satu juri yang komen soal vocal gue. Katanya gue mesti atur napas lagi biar nyanyinya enggak ngos-ngosan. Gue pengen minta diajarin tantenya Sheila. Tapi akhir-akhir ini sikap dia jutek banget sama gue.

KEVLAR

Kalo Sheila gak mau, biar gue yang anter lo ke tempat tantenya.

Dari kejauhan Freya melihat Sheila di depan pintu masuk kantin. Freya segera bangkit dan menghampirinya.

CUT TO:

64.EXT. KAMPUS. DEPAN KANTIN. PAGI                    

Freya menghadang jalannya Sheila.

FREYA

Sheil, Tunggu ...

SHEILA

Apa lagi sih?

Sheila memandang Freya malas.

FREYA

Gue mau latihan vocal sama Tante Keisha. Lo bisa tolongin gue?

SHEILA

Sorry. Gue enggak bisa. Gue sibuk.

Sheila hendak melangkah tetapi lengannya dicegah oleh Freya.

FREYA

Lo kalo punya masalah sama gue, bilang dong, jangan kayak anak kecil gini.

INSERT : DI KANTIN, KEVLAR TAMPAK BINGUNG HARUS BERBUAT APA.

Sheila memandang Freya dengan kening berkerut.

SHEILA

Anak kecil lo bilang? Sebenarnya yang manja itu siapa? Yang selalu minta tolong ke gue, yang nggak pernah ngertiin temen sendiri, yang selalu egois?

Tangan Freya mengepal menahan marah.

FREYA

Berenti nyalahin gue terus. Kalo emang elo keberatan sama semua itu, kenapa baru sekarang elo bilang? Bukannya dari dulu. Kalo gini siapa yang bisa disebut egois?

Mata Sheila merah menahan tangis. Dia juga mengepalkan tangannya.

SHEILA

(Napas memburu)

Gara-gara lo ... Kevlar cuek sama gue. Dan gara-gara perasaan Kevlar sama lo, harapan gue buat dia ilang sama sekali.

Freya tertegun dan tampak sangat bingung.

FREYA

Kevlar? Kenapa jadi bawa-bawa dia?

SHEILA

Gue suka sama Kevlar, tapi dia lebih milih lo. Puas? Masih belum ngerti juga sampai sekarang, hah?

Freya terdiam dan Sheila pun beranjak pergi.

CUT TO:

65.EXT/INT. KAMPUS. KANTIN. PAGI (BACK TO)

Freya menghampiri ke posisi Kevlar lagi. Freya mengambil tasnya yang memang sebelumnya ia tinggalkan di sana.

KEVLAR

Sheila kenapa, Fre?

Freya menatap Kevlar dengan tajam.

FREYA

Elo kebangetan, Kev! Elo udah tau kan alasan sikap Sheila berubah dari kemaren?

Kevlar cuma bisa diam. Dia tampak merasa bersalah.

FREYA (CONT'D)

(Emosi)

Harusnya elo bilang ke gue. Jangan malah cuma diem dan pura-pura enggak tau!

Freya pergi meninggalkan Kevlar.

KEVLAR

(berteriak)

Freya!

Freya berbalik sebentar untuk mengucapkan sesuatu.

FREYA

(berteriak)

Dasar pengecut!

CUT TO:

65A.EXT/INT. KAMPUS. TAMAN. PAGI

Kita melihat Kevlar duduk di atas rumput dengan raut wajah kusut. Suasana taman kali ini tidak terlalu banyak mahasiswa/i beraktivitas. tapi ada beberapa yang orang duduk melingkar seperti sedang mendiskusikan sesuatu.

Kevlar Berulang kali mengembuskan napas kasar dan meraup wajahnya kesal. ucapan Freya sangat membekas dalam pikirannya. Kevlar memaki diri sendiri. Melempar batu yang ada di sampingnya.

KEVLAR

(mendumel)

Shiit, Bodoh! gue emang bego! Freya pasti nggak akan maafin gue. Apes banget nih nasib. cinta nggak dapet, temen baik juga hilang.

CUT TO:

66.INT. KAMPUS. RUANG LATIHAN. SIANG                   

Kita melihat Freya berjalan sedikit pincang masuk ke ruang latihan.

SARAH

Masih sakit kakinya? udah diobatin?

FREYA

Udah mendingan, Kak. Tapi masih nyeri dikit. Kemarin sama Mama udah dikompres es.

SARAH

Kamu sebaiknya istirahat dulu sampe kaki kamu bener-bener sembuh.

FREYA

Saya baik-baik aja. Saya harus latihan. Dua minggu lagi masih ada seleksi buat masuk ke 10 besar.

SARAH

Yaudah kalo gitu. Terserah kamu. Yang penting saya udah ingetin.

Sarah mulai menyalakan tape musik. Freya berusaha berdiri tegap sambil meringis kesakitan. Baru melakukan beberapa gerakan, dia terjatuh. Freya menunduk dan menangis. Sarah menghampiri Freya. Dia hanya diam dan membiarkan Freya menangis.

Dari pintu depan ruangan, Kevlar datang menghampiri Freya. Kevlar hendak membantu Freya berdiri tapi Freya menepisnya dan menatap Kevlar dengan garang.

FREYA

Jauh-jauh dari gue! Berubahnya sikap Sheila, semua gara-gara lo!

Freya berdiri dengan susah payah. Kevlar terdiam dan perlahan pergi menjaga jarak Freya.

CUT TO:

67.EXT. KAMPUS. DEPAN RUANG LATIHAN. SIANG               

Freya keluar ruang latihan dengan tertatih. Freya terkejut, ternyata Dion sudah berdiri di dekat jendela.

FREYA

(gugup)

Se-sejak kapan lo di sini?

DION

Sejak Non Freya baru masuk ke sana. Tapi sebenernya ... beberapa hari yang lalu saya juga pernah liat Non Freya masuk ke sini.

FREYA

Terus elo mau ngaduin apa yang elo liat ke bokap gue?

Mata Freya merah dan berkaca-kaca. Bibirnya juga bergetar menahan tangis.

FREYA (CONT’D)

Lakuin apa yang elo mau! Gue udah enggak peduli!

Dari dalam ruangan, Kevlar ingin menghampiri Freya, tapi ditahan oleh Sarah. Kemudian Freya pun meninggalkan posisinya dengan langkah cepat, tapi masih pincang.

CUT TO:

68.EXT. KAMPUS. TAMAN. SIANG                           

Kita melihat Freya menangis di sudut taman yang sepi. Hanya dari kejauhan banyak mahasiswa/i berlalu lalang. Dion berdiri di belakang Freya. Dion mengembuskan napas berat. Dia memandang Freya dengan tatapan iba.

DION

Saya enggak akan mengatakan apapun ke papanya Non Freya.

Freya menoleh ke arah Dion. Lalu Dion mengeluarkan sapu tangan dan memberikan kepada Freya. Freya berhenti menangis, memandang ke arah Dion dan menerimanya.

FREYA

Makasih.

Dion hanya mengangguk.

DION

Jangan nangis lagi. Mukanya Non Freya jadi keliatan lurus.

Kening Freya berkerut sambil terkekeh.

FREYA

Emangnya selama ini muka gue bengkok. Enggak usah ngaco deh.

Dion tersenyum geli.

FREYA (CONT’D)

Yaampun, ternyata makhluk kayak lo bisa senyum juga.

DION

(bingung)

Emang Non Freya anggap saya apa selama ini?

Freya terkikik geli. Lalu dia mengembalikan sapu tangan punya Dion. Freya menghela napas lega.

FREYA

Karena elo udah tau semuanya. Berarti elo mau kan, nemenin gue ke suatu tempat?

Dion memandang Freya dengan bingung.

CUT TO:

69.INT. TEMPAT LES VOKAL. STUDIO. SORE                        

Freya sedang berlatih vokal bersama Tante Keisha. Tidak jauh dari sana Dion menunggu dan memperhatikan Freya. Dion tampak kagum dengan suara Freya.

CUT TO:

70.EXT/INT. MOBIL. DALAM PERJALANAN. SORE

Terlihat Dion sedang menyetir mobil dengan fokus dan serius. Di sebelahnya ada Freya yang tengah asyik memandangi ke arah luar jendela di sebelahnya. Suasana tampak hening selama beberapa saat, sampai kemudian Freya memutuskan untuk membuka obrolan lebih dulu.

FREYA

Gue boleh nanya gak?

Dion menoleh ke Freya sesaat, lalu kembali ke jalanan di depannya.

DION

Nanya aja. Kenapa harus pake ijin dulu?

FREYA

Hmmm ... sebenernya apa sih alesan elo baik banget sama gue?
(beat)
Ya ... gue sih seneng banget karena elo mau bantuin gue terus. Tapi kok bisa?

DION

Enggak ada alasan.

FREYA

Masa? Boong kali.

DION

Bener.

Freya terdiam. Dia memperhatikan wajah Dion dari samping. Entah kenapa Freya mulai terpesona dengan ketampanan yang dimiliki Dion.

FREYA

Ngomong-ngomong sejak kapan elo kerja sama bokap gue?

DION

Belum lama. Mungkin sekitar 5 tahunan. Tapi saya udah mengenal Pak Juandi sejak 10 tahun lalu.

Freya terkejut dan heran.

FREYA

Kok bisa? Gimana ceritanya?

DION

Orang tua saya pernah bekerja untuk orang tua Pak Juandi. Setelah mereka pensiun, Pak Juandi yang membiayai sekolah dan kuliah saya. Lalu ...

Freya memotong ucapan Dion.

FREYA

Oke-oke gue paham sampe situ. Berarti ini lebih enggak masuk akal lagi.

Dion tampak sedikit bingung.

DION

Enggak masuk akal gimana?

FREYA

Dengan cerita lo barusan, harusnya lo loyal sama bokap gue. Tapi kenapa elo malah bohongin dia dan lebih milih buat nolong gue?

Dion malah terdiam. Hal tersebut membuat Freya tampak bete.

FREYA (CONT'D)

Tuh kan! Selalu diem enggak jelas deh, kalo gue lagi nanya hal penting.

Dion tetap diam dan hanya fokus menyetir, tapi sesekali menoleh pada Freya yang memalingkan wajahnya ke jendela.

CUT TO:






Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar