Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Topeng Sakti Cantika
Suka
Favorit
Bagikan
17. SCENE 80-ENDING

INT. RUMAH SUPENDI/KAMAR SANJAYA — MALAM

Di tempat tidur. Pillow talk Laura, Sanjaya dan Cantika.

SANJAYA
Ayah punya kabar gembira buat bunda dan Cantika.
LAURA
Oh ya?
CANTIKA
Cantika penasaran. Ayo, yah. Kasih tahu sekarang.
LAURA
Ih, nggak sabaran amat.
SANJAYA
Ini ayah mau kasih tahu. Simak baik-baik ya.
CANTIKA
Siap, ayah!

Cantika menyeka rambutnya ke belakang telinga.

SANJAYA
Jadi, mulai besok, ayah udah dapat kerjaan baru.
CANTIKA/LAURA
Alhamdulillah..
CANTIKA cont’d
Asyiik! Selamat ya ayah!
SANJAYA
Makasih, sayang.
(beat) Tapi sayangnya bukan di Jakarta.
LAURA
Oh gitu?
SANJAYA
Iya, Bunda. Ayah dapat kerjaan di Cirebon kota. Jadi kemungkinan Cantika belum bisa balik sekolah ke Jakarta.
CANTIKA
Oh ya udah, nggak apa-apa.
SANJAYA
Ayah minta maaf, belum bisa nepati janji. Cantika sementara sekolah di sini ya.
cantika
Ah, ayah. Lebih lama dari itu juga Cantika seneng.
laura
Maksud kamu?
cantika
Cantika nggak masalah kalau harus sekolah di sini. Cantika udah punya teman-teman baik kayak Murni, Kinan dan Bimantara. Suka,suka, suka (menirukan gaya upin/ipin)

Laura dan Sanjaya tertawa.

sanjaya
Anak baik!
laura
Tapi, apa kita akan tetap tinggal di sini?
sanjaya
Kenapa? Bunda masih belum betah kalau kita tinggal di sini sementara?
laura
Bunda Cuma nggak mau ngerepotin kakek dan neneknya Cantika.
sanjaya
Tenang, sayang. Ayah sudah pikirkan itu. Ayah sudah cari kontrakan yang lokasinya strategis. Antara sekolah Cantika dan tempat kerja ayah. agar lebih dekat.

Laura dan Cantika tersenyum dan bergantian mencium Sanjaya.

laura
Hm, ayah memang baik.
cantika
Ayah gemesin.

Sanjaya pura-pura risih dan sesak nafas.

sanjaya
Aduh, duh. Ini ayah sesak nafas. Sana, sana.

Semakin dilarang, semakin gemas Laura dan Cantika menggoda Sanjaya. Mereka tampak bahagia.


CUT TO


INT. RUMAH SUPENDI/TUANG TAMU — PAGI

Hari masih pagi sekali. Di ruang tamu sudah ada kakek Pendi, nenek Inayatun. Sedangkan Laura dan Cantika belum kelihatan.

kakek supendi
Kamu maksa mau pergi dari rumah bapak lagi?
sanjaya
Bukan maksa, pak.
kakek supendi
Baru saja kau pulang setelah bertahun-tahun, kalian sudah mau ninggalin bapak sama ibu lagi.
sanjaya
Kami hanya tidak ingin merepotkan bapak sama ibu.
(beat) Lagipula, kita cari kontrakan yang dekat. Cantika juga akan lebih sering kemari buat nengok kakek dan neneknya.

Kemudian muncul Laura dan Cantika dari arah dapur sambil membawa sepiring pisang goreng hangat plus air teh dalam teko bening.

cantika
Sarapan ala Cantika sudah siap!
nenek inayatun
Waah..cucu nenek rupanya pandai juga memasak.
Cantika nyengir.
cantika
Yang masak tetep Bunda sih. Cantika Cuma bantuin.
nenek inayatun
Oh gitu? Hebat dong.
cantika
Iya, nek. Aku bantuin sama doa.

Serempak semua orang tertawa gemas.

cantika cont’d
Bantuin doa semoga kakek dan nenek suka sama pisang goreng buatan bunda.

Semua kini terdiam. Tiba-tiba Supendi berseloroh sambil mencomot sepotong pisang goreng itu duluan dan melahapnya segera.

kakek supendi
Yang bilang kakek dan nenek nggak suka sama ini pisang goreng siapa? Ini cemilan kesukaan kakek dari sejak muda sampai sekarang. Apalagi yang bikin mantu kesayangannya kakek Supendi.

Suasana kembali mencair. Setelah Laura menaruh pisang gorengnya ke meja, Inayatun tiba-tiba memegang lengan Laura.

nenek inayatun
Ngurusin kerjaan dapur entar aja. Sini duduk dekat ibu.

Laura menurut dan duduk bersebelahan dengan Inayatun. Inayatun memegang paha menantunya lalu berkata.

nenek inayatun cont’d
Ibu lebih suka kalau kalian tetap tinggal di sini.
laura
Tapi, bu..
nenek inayatun
Bapak sama ibu kan cuma punya anak satu yaitu Sanjaya. Kalau nanti kami sudah tidak ada, siapa yang bakal urus rumah ini?
laura
Laura gimana mas Jaya saya, bu. (sambil melirik ke Sanjaya)
sanjaya
Kalau Laura dan Cantika bersedia, kita semua akan tetap tinggal di sini.
cantika
(berseru kencang) Cantika mau, neek.
nenek inayatun
Alhamdulillah.

Beberapa lama kemudian, muncul Mang Dullah dan Sari.

mang dullah
Assalamualaikum..
all
Waalaikum salam.
kakek supendi
Dul, Sari, ayo sekalian gabung. Kita baru mau sarapan.
sarinah
Makasih banyak, pak. Tapi kita nggak lama.
nenek inayatun
Kita? Tumben, kalian pergi sama-sama.
mang dullah
Iya, bu, pak maaf. Kami ke sini Cuma mau mengabari kepada semuanya kalau saya dan Sari mau menikah.
kakek supendi/nenek inayatun
Hah?! Maksud kamu?
mang dullah
Maaf pak, ini juga mendadak. Tapi saya sudah merencanakan akan segera melamar Sari setelah pementasan Murni di Jakarta kemarin.
all
Alhamdulillah.

Sari tersipu malu mendengar Dullah melamar dirinya di depan banyak orang.


FADE OUT



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar