Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. RUMAH SANJAYA/TERAS DEPAN — PAGI
CAST : CANTIKA, SANJAYA, LAURA, DUA ORANG FIGURAN (TAMU)
Cantika masih terpaku. Tiba-tiba salah seorang dari 2 laki-laki itu tersenyum lebar, memamerkan sebaris giginya yang berantakan. Sementara temannya masih terdiam dengan wajah sangarnya.
Ragu-ragu Cantika membalas senyumnya.
Seorang laki-laki lain lalu berkata dengan tegas.
Seketika, si lelaki menutup mulutnya. Cantika jadi luluh. Tidak takut lagi. Malah tertawa cekikikan.
Cantika kaget dan mulai takut lagi. Dia mundur satu langkah, punggungnya menabrak dada Laura yang baru saja muncul dari dalam.
Laura dan kedua laki-laki itu beradu pandang.
Bersamaan dengan itu dari arah pintu gerbang masuklah MARKUS SANJAYA (atau Sanjaya, panggilan pak Jaya, Laki-laki. Ayah Cantika, arsitek handal, ganteng, kulit sawo matang, 40 tahun).
Sanjaya berpakaian olahraga. Habis jogging di hari Minggu. Dia langsung mengenali kedua orang itu.
Kedua tamunya berpaling ke arah Sanjaya. Laki-laki bergigi berantakan memberikan selembar amplop coklat panjang.
Sanjaya mengangguk. Kedua orang tamu itu berlalu. Cantika memandang ayah bundanya bergantian.
Sanjaya dan istrinya saling pandang.
Tapi Cantika keburu kesal lalu lari meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamar.
Cantika tidak menggubris.
CUT TO
INT. RUMAH SANJAYA/DEPAN KAMAR CANTIKA — PAGI
CAST : LAURA
Laura mengejar Cantika sampai ke kamarnya. Cantika menutup pintunya dengan kasar dan langsung menguncinya dari dalam. Laura terus meminta agar dibukakan pintu oleh Cantika.
CUT TO
INT. RUMAH SANJAYA/KAMAR CANTIKA — PAGI
CAST : CANTIKA
Cantika berdiri di belakang pintu.
Lalu Cantika membanting tubuhnya ke atas tempat tidur.
CUT TO
INT. RUMAH SANJAYA/DEPAN KAMAR CANTIKA — PAGI
CAST : LAURA
Laura masih memohon di depan pintu kamar Cantika.
Laura mulai sedih karena pintunya masih tertutup rapat.
CUT TO
INT. RUMAH SANJAYA/KAMAR CANTIKA — PAGI
CAST : CANTIKA
Cantika ngambek. Dia berguling di tempat tidur, sambil menutup telinganya dengan bantal. Dia pun menangis.
Cantika semakin kencang menangis.
CUT TO