Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Topeng Sakti Cantika
Suka
Favorit
Bagikan
10. SCENE 46-50

EXT. JALANAN KAMPUNG — SORE

Murni, Cantika, dan Bimantara berjalan beriringan. Bima dan Murni tak hentinya memuji keluwesan Cantika dalam menari.

BIMANTARA
Aku masih nggak percaya sama yang aku liat tadi. Kamu keren banget narinya, Cantika.
CANTIKA
Ah, biasa aja.
MURNI
Beneran lho. Jago banget kamu .
CANTIKA
Udah dong, jangan muji-muji terus. Nanti aku terbang jauuuh.

Bimantara dan Murni tertawa. Cantika terlihat senang.

BIMANTARA
Oh iya, karena kamu udah nunjukin tarian yang keren banget, aku mau kasih hadiah.
CANTIKA
Eleh, hadiah apaan. Tepuk tangan?
BIMANTARA
Aku serius. Aku punya hadiah khusus buat kamu.
MURNI
Cie..hadiah spesial.
BIMANTARA
Iya, hadiah spesial. Kamu setuju kan Murni kalau aku kasih hadiah.
MURNI
Setuju dong. (ke Cantika) Kamu nggak boleh nolak, Cantika. Sebagai tanda persahabatn kita.
CANTIKA
Ok.
BIMANTARA
Let’s go girls!

Bimantara berlari menjauhi kedua teman perempuannya itu.

MURNI
Hei, Bima. Tungguuu!

Murni dan Cantika akhirnya menyusul Bimantara.

CUT TO


EXT. PEMATANG SAWAH — SORE

Hamparan sawah sangat luas. Bima menunjukkan sebuah layang-layang elang hitam raksasa.

bimantara
Ini dia hadiahnya.
cantika
Layang-layang? Buat aku?
murni
Kan tadi udah bilang, kalau Bima mau kasih hadiah spesial buat kamu.
cantika
Ya, tapi aku belum pernah main layang-layang. Aku nggak bisa main beginian.
bimantara
Iya deh tahu. Orang kota mana bisa main di tanah lapang begini. (beat) Sini aku ajarin.

Cantika meringis. Kemudian Bima dan Murni saling bergantian mengajari Cantika bermain layang-layang, tarik ulur lalu layang-layang berbentuk elang itu terbang tinggi. Di situlah Cantika merasa sangat bahagia.

cantika v.o
Ternyata mereka baik banget. Beda sama Kinan.

Cantika tertawa gembira.

INSERT : Dari tempat bersembunyi Kinan memperhatikan. Dia kesal lalu pergi dari sana sambil menangis.

Beberapa saat kemudian, Cantika mengeluh capek.

cantika
Guys, udahan yuk. Capek nih.

Akhirnya ketiga sahabat itu menghentikan permainan mereka. lalu duduk berdampingan di pematang sawah. Murni dan Cantika duduk di samping kanan dan kiri Bimantara. Bimantara menggulung tali senar layang-layang hingga memendek dan meletakkan layang-layang elangnya di tanah.

murni
Hei, teman-teman. Besok pagi kita ke sanggar lagi yuk.
cantika
Ada apa memangnya? Latihan lagi?
murni
Kata Mang Dullah ada info penting.
cantika
Info penting apa?

Murni mengangkat bahu.

bimantara
Ya mana Murni tahu, Cantika. Kan Mang Dullah baru mau kasih tahunya besok.
cantika
(nyengir) Oh iya, ya.
murni
Gimana? Ikut nggak?

Cantika berpikir sejenak.

cantika
Aku males ketemu Kinan. Entar kita ribut lagi.
bimantara
Udahlah Can, jangan diambil hati ya.
murni
Dia emang suka cemburuan sama orang yang baru dia kenal. Padahal aslinya baik banget.
bimantara
Maksud kamu Kinan cemburu sama Cantika?
murni
Iya lah, sama siapa lagi. Akhir-akhir ini kan yang selalu diajak ribut ya Cantika.
bimantara
Ya, ampuun, sorry guys. Aku baru nyadar kalau selama ini aku direbutin sama dua cewek cantik sekaligus.

Cantika dan Murni menatap Bimantara dengan bingung.

murni
Kamu bilang apa, Bim?

Bima seperti tidak menggubris reaksi kedua temannya, lalu melanjutkan bicaranya.

bimantara
Padahal, aku tuh nggak pernah bedain kalian. Cantika dan Kinan itu sama-sama calon pendamping yang aku mau. Jadi kalian nggak usah segitunya bersaing buat dapetin aku.
cantika
(melotot) What?!
murni
(melotot) Heh, yang ngomongin soal kamu tuh siapa, cumiii?
bimantara
Lah itu, ngomongin soal cemburu-cemburu. Bukannya itu maksudnya ngerebutin aku?

Cantika dan Murni serempak mendorong bahu Bimantara ke arah yang saling berlawanan.

cantika/murni
Huuu.. ge-er!

Disusul kemudian badan Bimantara dipukul-pukul. Bimantara gelagapan dan berusaha menghindari pukulan mereka.

bimantara
Aduh, duh. Sakit tahu.
cantika/murni
Biarin. Syukurin.
murni
Yuk, Can kita pulang.

Cantika dan Murni meninggalkan Bimantara sambil mencibir ke arahnya.

bimantara
Hei.. tungguuu!

Cantika dan Murni malah berlari cepat, Bima mengejarnya sambil menenteng layang-layang elang.

bimantara cont’d
Cantikaa, layang-layang kamu ketinggalan.

Tapi Cantika dan Murni sudah menghilang di balik rerimbunan tanaman di sawah itu.

CUT TO


ESTABLISHED PERKAMPUNGAN — MALAM


CUT TO


EXT. SANGGAR TARI KENCANA UNGU — PAGI

Cantika, Murni, Bimantara, begitupun Kinan telah berkumpul di sanggar tari. Kinan duduk di sudut terpisah dari ketiga sahabatnya itu. dia lebih memilih untuk bergabung dengan teman sanggar lain.

Di hadapan mereka, Mang Dullah bersiap memberikan informasi penting. Suara gaduh anak-anak sanggar memenuhi ruang outdoor itu. Mang Dullah lalu menepuk-nepuk kedua tanggannya, memerintahkan anak-anak diam sejenak.

mang dullah
Baiklah anak-anak. Boleh tenang sebentar?

Kemudian suasana lebih hening.

mang dullah cont’d
Terima kasih. (beat) Nah, hari ini sebenarnya bukan hari untuk latihan ya. Tapi Mamang punya sedikit informasi penting buat kalian. Makanya, kalian ngumpul hari ini.
kinan
Penting banget, mang?
bimantara
Cepetan dong, mang kasih tahu. Udah nggak sabar nih.
mang dullah
Iya, sabar. Ini juga Mamang kasih tahu langsung aja ya.

Semua anak menantikan kelanjutan Mang Dullah bicara.

mang dullah cont’d
Jadi, bulan depan ada perlombaan tari tradisional tingkat kabupaten.
murni
Waw, tingkat kabupaten? Pasti saingannya berat-berat.
bimantara
Ya, Mang. Kita kan belum pernah ikut lomba ke kabupaten.
mang dullah
Justru karena belum pernah, ini kesempatan pertama kita untuk menunjukan pada orang lain, kalau sanggar tari kita ini punya kelebihan dan talenta yang bagus.

Seketika suasana menjadi riuh kembali. Mang Dullah menyuruh mereka kembali diam.

mang dullah cont’d
Anak-anak, Mamang belum selesai bicara lho. Mau dengerin lanjutannya nggak?
all anak sanggar
Mauu.
Mang Dullah tersenyum lalu bicara lagi.
mang dullah
Mamang akan membuat dua tim yang nantinya akan berlatih sesuai tim atau kelompoknya masing-masing. setelah itu, akan diseleksi. Yang lolos seleksi, kelompok itulah yang akan mewakili sanggar kita ke perlombaan kabupaten nanti.
kinan
Kenapa harus dibagi dua kelompok segala, Mang? Aku kan udah biasa jadi pemimpin. Gimana, kalau aku yang milih siapa saja yang layak berlatih.

Tiba-tiba riuh lagi suara anak-anak.

all anak sanggar
Huuu!

Seorang anak sanggar nyeletuk.

anak sanggar 1
Jangan kelewat pede kamu, Kinan.
all anak sanggar
Huuu!

Kinan melotot dan berdiri, hampir melabrak anak yang bersuara tadi, tapi dicegah Mang Dullah.

mang dullah
Sudah, sudah! Semua diam. (ke Kinan) Kinan, kamu duduk! Mamang belum selesai.

Kinan geram dan duduk bersila kembali.

mang dullah cont’d
Jadi gini. Karena kemarin Mamang sudah melihat kemampuan Cantika menari, Mamang putuskan untuk menunjuk dia menjadi salah satu ketua kelompok.
all anak sanggar
(kecuali Kinan, teriak) yeeee…!
mang dullah
Jadi, satu kelompok diketuai Cantika dan satu kelompok lagi sama Kinan.
(beat)
Mengerti anak-anak?
all anak sanggar
Mengerti, Mang.
mang dullah
Baiklah, kalau sudah mengerti, semuanya boleh bubar. Nanti tunggu kabar selanjutnya ya.

Mang Dullah keluar dari kerumunan anak-anak. Setelah Mang Dullah pergi, terdengar suara desas-desus di antara mereka.

anak sanggar 2
Mudah-mudahan aku kepilih jadi tim-nya Cantika.
anak sanggar 3
Aku juga. Soalya keren banget.
sanak sanggar 4
Kalau Cantika yang jadi ketuanya, pasti deh kita bakal menang.
anak sanggar 2
Pasti dong. Dia kan udah pengalaman ikut perlombaan di kota.

Di sudut lain, Kinan menatap geram ke arah Cantika. Sedangkan Cantika dan Murni nampak bicara sambil tertawa-tawa.


CUT TO


EXT. JALANAN KAMPUNG — SIANG

Cantika, Murni dan Bimantara berjalan riang. Mendadak Kinan muncul langsung marah.

kinan
Cantika! Aku mau ngomong sama kamu!

Cantika berbalik sambil membusungkan dada. Murni dan Bimantara langsung berdiri di antara Cantika dan Kinan untuk mencegah keributan yang mungkin terjadi.

murni
Kinan, jangan mulai lagi deh.
kinan
(mendorong Murni) Minggir. Aku mau bicara sama Cantika bukan sama kamu atau Bima.
bimantara
Kinan yang baik, yang cantik sabar ya.
kinan
(juga mendorong Bima) Awas!

Akhirnya Murni dan Bima berdiri menyisih. Kinan dan Cantika kini berdiri berhadapan. Mereka saling menatap tajam.

kinan cont’d
(menunjuk muka Cantika) A-KU nggak suka sama kamu!
cantika
(cuek) Sama dong. Jadi kita impas.
kinan
Kamu tuh ya, bener-bener bikin aku emosi. (beat) Sebelum kamu datang ke sini, mereka nggak pernah menghina aku. Aku ini primadona di sanggar Kencana Ungu sebelum kamu ada.
bimantara
Kinan, Udah dong.
murni
Kamu marah gara-gara Cantika ditunjuk jadi ketua?
kinan
 Ya jelaslah aku marah. Mang Dullah jadi pilih kasih sama kamu Cantika yang masih anak baru.

Tiba-tiba Cantika tertawa meremehkan.

cantika
(tertawa) Oh, jadi itu masalahnya. (beat) Ambil aja! Aku nggak suka kok sama posisi itu. Siapa bilang aku mau jadi ketua?
murni
Can, kok ngomong gitu.
bimantara
Ini kesempatan baik buat kamu loh. Nggak semuanya bisa dapet posisi ketua padahal kamu masih anak baru.
cantika
Aku nggak suka sama tarian tradisional yang Cuma bisa tampil di tempat-tempat biasa. Nggak bikin aku berkembang. Buang-buang waktu. Cita-citaku mau jadi penari terkenal yang bisa pentas di luar negeri.
kinan
(mencibir, ke Murni dan Bimantara) Tuh kan kalian denger sendiri. Betapa sombongnya teman baru kalian ini.

Murni dan Bimantara menepuk jidat mereka masing-masing.

cantika
Aku bukan penari kampung yang Cuma ketemu panggung biasa.
Bima dan Murni tersinggung. Mereka geleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan pemikiran Cantika.
murni
Aku nggak nyangka kamu bisa punya pendapat begitu soal tarian tardisional kami.

Kinan melihat sinis.

CANTIKA
Apa salahnya? Memang sesuai kenyataan kan?
BIMANTARA
(menarik nafas) Nanti sore kita ketemuan. Aku mau nunjukin sesuatu sama kamu.
CANTIKA
(tersenyum) Kamu orangnya misterius juga ya. Dikit-dikit surprise. Tiba-tiba aja kasih hadiah.Kali ini Bima agak sewot.
bima
Jangan harap kamu dapat sesuatu yang baik kalau kamu sendiri nggak pernah baik sama orang lain.
cantika
Apa maksud kamu?
murni
Jangan berharap punya teman baik, selagi kamu angkuh dan sombong seperti ini.

Lantas Murni dan Bimantara meninggalkan Cantika yang termenung diam.


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar