Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
1. INT. PAVILIUN — MALAM
CAST: ALENKA, MAMA ALENKA
ALENKA berdiri di tengah ruangan, menatap kosong mamanya yang menangis di depan jasadnya sendiri yang terbaring kaku di atas dipan lapuk.
MAMA ALENKA
(Menangis tersedu)
ALENKA terlihat tersenyum tapi Wajahnya datar, tatapannya kosong, dingin.
ALENKA berbalik, melayang keluar menembus dinding.
CUT TO:
2. EXT. ASRAMA ATLET — MALAM
Gedung bertingkat asrama atlet. Lampu-lampu di setiap jendela kamar menyala, hanya beberapa yang mati.
Halaman gedung sepi. Kosong. Hanya terlihat dua orang satpan yang tengah menonton bola di pos jaga.
3. INT. KAMAR ASRAMA — MALAM
CAST: ALENKA, CITRA
ALENKA menembus dinding putih kokoh, muncul di dalam kamar dengan dua bed single tepat di samping jendela besar.
CITRA (16th), berambut pendek di atas bahu, terlihat tidur nyenyak di salah satu tempat tidur.
Tempat tidur yang lain kosong.
ALENKA melayang mendekat.
CITRA membuka mata, duduk tegak, menatap waspada.
Kamar kosong. Hening. ALENKA menghilang dari pandangan.
CITRA meraba tengkuk, bergidik, bergelung masuk ke dalam selimut.
CUT TO:
Jendela menjeblak terbuka. Angin bertiup kencang, menerbangkan gorden.
CITRA kembali duduk, menatap waspada ke sekeliling kamar.
CITRA melonjak kaget menatap bayang-bayang Alenka di sudut gelap.
CITRA
(tergagap)
CITRA (V.O)
ALENKA berdiri diam di tempatnya.
CITRA
ALENKA
(Menggema)
CITRA
ALENKA menghilang dari pandangan.
CITRA manatap ke seluruh kamar.
CITRA
ALENKA (O.S)
CITRA
Hening.
SOUND EFFECT
suara hembusan angin kencang menerpa dedaunan.
CITRA menatap kebingungan ke segala arah.
CITRA
Tak ada jawaban.
Angin berhembus menerpa gorden.
Sunyi.
SOUND EFFECT
Suara binatang malam dan desau angin di luar.
CITRA menampar wajahnya, mengernyit sambil menggosok-gosok pipinya, kemudian menarik selimut dan begelung di dalamnya.
CUT TO:
4. INT. KAMAR ASRAMA LAIN — MALAM
CAST: ALENKA, AMANDA, LALUNA.
ALENKA memasuki kamar peserta lain. Melayang pelan diantara tubuh-tubuh yang tertidur.
ALENKA berhenti di depan LALUNA (18th), yang tertidur nyenyak.
Angin berhembus kencang dari jendela yang tertutup rapat, meniup gorden tipis. Rambut ALENKA berkibar.
AMANDA (16th), Remaja bertubuh bulat yang tidur di samping Laluna, membuka mata.
AMANDA menatap sekeliling kamar yang remang-remang. Matanya menatap bayangan Alenka di kegelapan.
AMANDA
(berteriak)
LALULA bangun, langsung duduk menatap AMANDA.
LALUNA
(Geram)
AMANDA menunjuk sudut kamar yang paling gelap.
LALUNA menoleh ke arah yang di tunjuk Amanda. Tidak ada apa pun.
LALUNA
AMANDA
LALUNA
(Kembali menatap sudut gelap)
AMANDA menggeleng panik. Kakinya menjejak seprei, tubuhnya beringsut mundur.
AMANDA melihat Alenka melayang di atasnya, tawanya menggema.
LALUNA
(Reflek bergerak mundur)
LALUNA menatap bingung Amanda yang ketakutan.
AMANDA
AMANDA merapat mundur, punggungnya menempel dinding. Matanya menatap Alenka, terlihat sangat ketakutan.
AMANDA
Amanda menatap bantalnya terlontar menembus tubuh Alenka.
ALENKA melayang mendekati AMANDA.
AMANDA berteriak histeris, menggeleng-geleng panik.
LALUNA menggerutu jengkel. Turun dari tempat tidur, menyalakan lampu.
ALENKA menghilang.
AMANDA menatap bingung ke seluruh kamar.
LALUNA
Seseorang menggedor pintu.
LALUNA membuka pintu.
Seorang PELATIH berdiri di depan pintu.
PELATIH
AMANDA
PELATIH
(menatap sangsi)
LALUNA
(Mendengus kesal)
AMANDA
Pelatih menatap Amanda, mengerutkan kening.
PELATIH
LALUNA
AMANDA
(berteriak)
PELATIH
LALUNA
(Memelotot marah)
AMANDA
PELATIH
(Dengan suara tegas)
AMANDA membuka mulut, menutupnya lagi. Matanya mendelik marah, tapi bibirnya terkatup rapat.
PELATIH berbalik, melangkah pergi
CUT TO:
LALUNA berputar di tempat, menatap Amanda yang masih meringkuk di atas tempat tidur.
LALUNA
AMANDA
(Merengek)
LALUNA
AMANDA
LALUNA
LALUNA Berjalan kembali ke tempat tidur, berbaring dan menarik selimut.
LALUNA
AMANDA mengangkat bahu, ikut menarik selimut dan berbaring.
AMANDA
(Bergumam)
LALUNA
AMANDA
LALUNA
AMANDA
(Memotong kalimat Laluna)
LALUNA mengangkat bahu, berguling ke kiri dan tidur.
CUT TO:
5. INT. RUMAH ALENKA - PAVILIUN — MALAM
CAST: ALENKA
ALENKA duduk di atas dipan lapuk, menangis. Suaranya terdengar menggema mengerikan.
6. INT. RUANG MAKAN — MALAM
CAST: MAMA ALENKA, PAPA ALENKA
PAPA DAN MAMA ALENKA duduk berhadapan di meja bundar berisi empat kursi. Dua kursi diantaranya kosong.
Di atas meja terhidang makanan laut dan dua piring kecil nasi.
MAMA ALENKA
(Mendongak, seperti sedang mendengarkan sesuatu)
SOUND EFECT
suara tangisan pilu
PAPA ALENKA
MAMA ALENKA
PAPA ALENKA diam.
CUT TO:
7. INT. PAVILIUN — MALAM
CAST: ALENKA
ALENKA duduk di atas dipan lapuk. Tatapannya kosong, wajahnya datar. Suaranya menangis terus, tapi tidak ada air mata.
ALENKA berdiri dari duduknya, melayang keluar menembus dinding.
8. EXT. TAMAN BELAKANG — MALAM
CAST: ALENKA
Tubuh ALENKA melayang di atas rerumputan. Tangisnya masih terdengar.
ALENKA melayang naik mendekati jendela kaca besar di lantai dua.
9. INT. KAMAR ALENKA — MALAM
CAST: ALENKA, MAMA ALENKA
Alenka menembus jendela kaca. Ia menatap ibunya duduk menangis di kursi meja belajarnya.
MAMA ALENKA
ALENKA berdiri di dekat jendela, menatap mamanya.
MAMA ALENKA terisak.
ALENKA berbalik, melayang pergi.
CUT TO:
10. INT. GOR — SIANG
CAST: ALENKA, PEMUDA LAKI-LAKI
ALENKA duduk di sudut gelap gelanggang olah raga. Banyak orang lalu lalang, tak satu pun menoleh ke tempat Alenka.
Di lapangan bawah, pertandingan sedang berlangsung, 4 lapangan sekaligus. Semi final tunggal putri.
ALENKA mengawasi dengan wajah datar. Tubuhnya diam tak bergeming.
Seseorang membuang botol air mineral, jatuh tepat di pangkuan Alenka. Alenka melirik tajam.
ALENKA membungkuk, memungut botol air mineral, melemparnya kembali pada pemiliknya tepat mengenai kepala.
Pemilik botol celingukan, mencari seseorang yang melempar.
JUMP CUT TO:
Pertandingan usai. Seluruh atlet dan penonton bubar.
ALENKA melayang melewati orang-orang. Yang tersenggol hanya menoleh sekilas, bergidik.
CUT TO:
11. EXT. TEPI JALAN — MALAM
CAST: ALENKA, PEMUDA LAKI-LAKI
ALENKA berdiri di tepi jalan, menunggu.
LAKI-LAKI (25th) yang sebelumnya melempar Alenka dengan botol air mineral, muncul mengendarai motor.
ALENKA jongkok, menangis.
LAKI-LAKI di atas motor berhenti.
LAKI-LAKI
ALENKA mendongak perlahan.
ALENKA
LAKI-LAKI
ALENKA mengangguk.
LAKI-LAKI itu menyodorkan ponselnya.
LAKI-LAKI
ALENKA menekan beberapa nomer di ponsel laki-laki itu, menempelkan ponsel di telinga.
(Beat)
ALENKA menatap ponsel, menggeleng.
ALENKA
ALENKA kembali menunduk, menyembunyikan kepala diantara lututnya, menangis.
LAKI-LAKI
ALENKA
(Menggeleng)
LAKI-LAKI
(Mulai kesal)
ALENKA tidak mendongak, tetap menangis.
LAKI-LAKI
ALENKA
LAKI-LAKI
ALENKA mendongak perlahan, menatap laki-laki di atas motor, berdiri.
LAKI-LAKI itu menegang.
ALENKA
(Suara menggema)
LAKI-LAKI itu menatap ketakutan, menyalakan motor.
Motor tidak bisa di nyalakan.
ALENKA melayang, terbang sejajar dengan mata pemotor.
LAKI-LAKI itu menganga ketakutan.
ALENKA
LAKI-LAKI
(ketakutan)
ALENKA tertawa nyaring.
CUT TO:
ALENKA melayang pergi meninggalkan mayat laki-laki itu membelalak ngeri di tepi jalan. Motor laki-laki itu hancur pada bagian depan. Pohon kecil di dekatnya tergores, terlihat seperti baru saja tertabrak sesuatu.
FADE OUT