Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Cursed Princess
Suka
Favorit
Bagikan
9. DILEMA BANDUNG
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. ALUN-ALUN ISTANA PRAMBANAN - PAGI

Bandung bersama pasukannya memasuki Prambanan. Mereka turun dari kudanya dan berjalan menuju istana Prambanan.

Dari teras istana Jonggrang yang memakai pakaian seorang ratu dan mahkota di kepalanya, memperhatikan Bandung. Di belakang Jonggrang, Saka turut memperhatikan Bandung. Agak sedikit ragu, Bandung berjalan ke arah Jonggrang.

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang, aku telah menepati janjiku untuk membawa perdamaian di antara Pengging dan Prambanan. Tapi, kenapa kau berpenampilan seperti itu?

RORO JONGGRANG

(menatap sinis)
Jika kau ingin bicara pada seorang ratu, kau harus menundukkan tubuhmu terlebih dahulu. Apa kau tidak tahu tata krama dasar itu?

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang...

RORO JONGGRANG

Jonggrang yang kau maksud sudah mati di malam ketika dia gagal membalaskan dendam kakaknya!

BANDUNG BONDOWOSO

(terkejut)
Jonggrang, ada apa denganmu?

RORO JONGGRANG

Kau diterima di sini, Bandung Bondowoso. Sebagai hadiahmu karena telah membunuh Raja Pengging. Tapi kau harus segera meninggalkan Prambanan setelah tiga hari atau rakyat Pengging akan mempunyai raja tanpa kepala.

Jonggrang berbalik dan pergi meninggalkan alun-alun.

BANDUNG BONDOWOSO

(berusaha mengikuti Jonggrang)
Jonggrang, dengarkan aku! Karungkala menginginkan ini, dan ini adalah salah satu rencananya!

Saka memberi kode kepada Bandung untuk berhenti melangkah. Bandung menatap Saka penuh tanya. Namun Saka hanya menggelengkan kepala, lalu berjalan mengikuti Jonggrang meninggalkan Bandung yang terlihat putus asa.


CUT TO:


INT. ISTANA PRAMBANAN - PAGI

Ketika Jonggrang sudah menghilang dari tatapan Bandung, Jonggrang berhenti berjalan lalu satu tangannya menggapai tiang di sebelahnya mencoba menguatkan diri.

SAKA

(khawatir)
Paduka tidak apa-apa?

Jonggrang mulai menangis.

SAKA

Paduka, setiap orang mempunyai hak mendapatkan kesempatan kedua. Mungkin dengan Paduka mencoba berbicara dan memaafkan Paduka Bandung, semuanya akan menjadi lebih baik. Aku yakin, Paduka Bandung memiliki alasan-

RORO JONGGRANG

(mulai menguasai diri)
Aku tidak butuh saranmu. Panggil Kirana ke kamarku!

Jonggrang kembali berjalan menuju kamarnya. Saka memandangi Jonggrang dengan tatapan sedih dan bingung.


CUT TO:


INT. KAMAR RORO JONGGRANG - SIANG

Jonggrang duduk termenung di kursinya sambil memandangi kalung pemberian Bandung. Kirana duduk di sebelahnya, mengupas buah untuk Jonggrang.

Tiba-tiba Bandung Bondowoso masuk ke kamar Jonggrang begitu saja.

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang!

RORO JONGGRANG

(reflek menyembunyikan kalung)
B-Bandung?! Apakah kau tidak tahu bagaimana cara mengetuk pintu?! 

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang, aku ingin bicara berdua denganmu.

Kirana membungkuk sebelum meninggalkan ruangan.

RORO JONGGRANG

(berdiri)
Dia tetap di sini. Kalau kau ingin mengatakan sesuatu, katakan sekarang atau kau tidak perlu mengatakannya sama sekali.

Kirana sedikit terkejut tetapi dia tetap di ruangan seperti apa yang Jonggrang katakan.

BANDUNG BONDOWOSO

Baiklah.
(mendekati Roro Jonggrang)
Aku menemuimu untuk menjelaskan semuanya dan memperbaiki hubungan antara kau dan aku, Jonggrang.

RORO JONGGRANG

Tidak ada lagi hubungan antara kau dan aku setelah kerismu menusuk jantung Kakanda Karungkala!

BANDUNG BONDOWOSO

Aku tahu kau sangat menyayangi Karungkala, begitupun juga dia. Tetapi kau harus tahu bahwa Karungkala telah mempercayakanmu kepadaku.

RORO JONGGRANG

Jangan merendahkan dirimu lebih jauh dengan membohongiku, Bandung!

BANDUNG BONDOWOSO

Apakah begitu sulit untuk kau mempercayaiku, Jonggrang?

RORO JONGGRANG

Entahlah. Kecuali kau mau memenuhi permintaanku.

BANDUNG BONDOWOSO

Katakan permintaanmu!

RORO JONGGRANG

Buktikan padaku jika kau masih Bandung Bondowoso yang mencintaiku. Aku hanya meminta satu, buatkan untuk para rakyatku seribu patung pemujaan, malam ini juga. Ketika matahari terbit besok pagi, aku ingin keseribu patung pemujaan itu sudah berdiri.

BANDUNG BONDOWOSO

(terkejut)
Permintaanmu itu tidak masuk akal, Jonggrang!

RORO JONGGRANG

Bagian mana yang tidak masuk akal? Kau adalah Bandung Bondowoso, sang satria Pengging yang kesaktiannya dibicarakan oleh semua orang.

BANDUNG BONDOWOSO

Tapi mendirikan seribu patung pemujaan dalam waktu semalam itu hal yang mustahil.
(jeda sejenak)
Aku tahu, kau meminta ini sebagai caramu menolakku.

RORO JONGGRANG

Aku tidak pernah tahu bahwa Bandung Bondowoso yang terkenal hebat dan sakti memiliki hati sekecil itu. Pengecut!

BANDUNG BONDOWOSO

(tersinggung)
Aku bukan seorang pengecut, Jonggrang! Jika kau memang menginginkan itu, aku akan mengabulkan permintaanmu dan membuatmu kembali kepadaku.

RORO JONGGRANG

Bagus. Aku akan menemuimu besok setelah aku melihat cahaya di ufuk timur.

Bandung meninggalkan ruangan Roro Jonggrang dengan penuh amarah. Roro Jonggrang menatap Punggung Bandung Bondowoso dengan tatapan sedih.

KIRANA

(khawatir)
Paduka Ratu, apakah harus sejauh ini? Mungkin lebih baik jika Paduka Ratu memaafkan Paduka Bandung dan memulai lagi semuanya dari awal.

RORO JONGGRANG

Jika keluargamu dibunuh, apakah kau bisa memaafkan pembunuhnya?! Apa kau bisa hidup bersama orang yang telah membunuhnya?!
Kirana, kau tidak akan pernah mengerti aku kecuali kau menjadi aku!

KIRANA

Tapi, ini tidak adil bagi Paduka Bandung. Permintaan itu tidak mungkin terwujud.

RORO JONGGRANG

(diam sejenak)
Kita lihat saja nanti.


CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar