Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. ALUN-ALUN ISTANA PRAMBANAN - PAGI
Pagi mulai menyingsing. Bandung beserta seluruh pasukan Pengging memasuki gerbang istana Prambanan. Seluruh rakyat menatap Bandung dengan tatapan takut. Seorang anak kecil bersembunyi di balik kaki ibunya karena merasa terancam. Jonggrang menatap Bandung dengan tatapan kebencian dari teras istana. Saka, pelindungnya, berdiri di sebelahnya.
Bandung terus berjalan menuju istana. Sesampainya di depan istana, Bandung melihat Jonggrang yang menatapnya dengan tatapan dingin. Bandung hendak menyapa, namun Jonggrang justru membuang muka dan berjalan masuk ke istana Prambanan, diikuti oleh Saka. Bandung terlihat sedih, namun terus berjalan hingga ke teras Istana.
Bandung berdiri tegap menghadap seluruh rakyat Prambanan yang berkumpul di alun-alun. Bandung menarik napas panjang.
BANDUNG BONDOWOSO
Rakyat Prambanan tak bersuara. Perlahan terdengar bisikan-bisikan kecil bernada negatif. Bandung menghela napas, mencoba untuk lebih tenang.
BANDUNG BONDOWOSO
Rakyat Prambanan menangis. Jonggrang yang mendengarkan dari dalam istana pun ikut menangis, didampingi Saka dan Kirana. Bandung meninggalkan alun-alun dengan raut wajah penuh kesedihan.
CUT TO:
EXT. TAMAN PRAMBANAN - PAGI
Bandung berdiri sambil sesekali menyentuh bunga yang ada di taman. Oswara mendampinginya dari belakang.
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
Tiba-tiba Yodha datang. Oswara naik pitam dan hendak memukul Yodha.
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
YODHA
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
Oswara dan Yodha terkejut.
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
YODHA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
YODHA
BANDUNG BONDOWOSO
Yodha memberi hormat, kemudian pergi meninggalkan taman.
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
Bandung terdiam. Wajahnya terlihat semakin sedih.
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
CUT TO:
EXT. AREA PEMAKAMAN RAJA PRAMBANAN - SORE
Suasana mendung. Seluruh rakyat Prambanan berkumpul dalam duka.
BEGIN MONTAGE
A. Prosesi pemandian jenazah Karungkala.
B. Prosesi pemasangan Lembu Kayu.
C. Prosesi pembakaran jenazah Karungkala oleh Bandung Bondowoso.
D. Jonggrang menangis hingga pingsan karena tak kuat melihat prosesi pembakaran, didampingi Saka dan Kirana.
E. Bandung berdiri termenung menatap api jenazah Karungkala didampingi Oswara.
END OF MONTAGE
CUT TO:
INT. KAMAR RORO JONGGRANG - MALAM
Kirana masuk ke kamar Jonggrang dengan membawa minum lalu meletakkan gelasnya di atas meja. Jonggrang sedang berdiri menghadap jendela seraya memegangi kalung pemberian Bandung seraya memikirkan sesuatu.
KIRANA
RORO JONGGRANG
Kirana memandangi Jonggrang dengan tatapan sedih.
RORO JONGGRANG
KIRANA
Roro Jonggrang diam, seolah ingin menanyakan sesuatu, tapi ragu.
KIRANA
RORO JONGGRANG
KIRANA
Kirana keluar dari kamar Jonggrang.
Jonggrang berjalan menuju mejanya lalu meletakkan kalung pemberian Bandung di sebelah belati yang biasa dia bawa.
CUT TO:
INT. KAMAR KARUNGKALA - MALAM
Di kamar Karungkala yang diterangi cahaya bulan, Bandung tidur. Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Cahaya dari luar merayap masuk bersamaan dengan sesosok hitam yang menelusup masuk ke kamar tempat Bandung tidur. Sosok itu berjalan mendekat ke ranjang Bandung.
Sosok hitam yang memakai masker itu mengangkat pisau dan hendak menancapkannya di dada Bandung. Belum sempat itu terjadi, Bandung sudah terbangun dengan mata terkejut dan ketika sosok hitam itu hendak menikamnya dengan pisau, Bandung segera berguling menjauh lalu melompat untuk berdiri.
BANDUNG BONDOWOSO
Alih-alih menjawab, sosok itu justru semakin membabi buta menyerang Bandung. Bandung yang sudah waspada, membalas serangan sosok hitam itu dan berhasil membuat sosok itu kehilangan pisaunya. Dengan gerakan singkat, Bandung membekuk sosok misterius itu dan membuka masker di wajahnya. Bandung terkejut saat mendapati Jonggrang di balik masker itu.
BANDUNG BONDOWOSO
Bandung yang terkejut melemahkan cengkeramannya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Jonggrang untuk membalik keadaan. Jonggrang segera melepaskan diri dari bekukan Bandung, menarik belati di balik bajunya, lalu meletakkan belatinya di leher Bandung.
BANDUNG BONDOWOSO
RORO JONGGRANG
BANDUNG BONDOWOSO
Tangan Jonggrang mulai gemetar tetapi justru semakin menekan belatinya ke leher Bandung.
BANDUNG BONDOWOSO
Jonggrang mulai menangis dalam amarah.
BANDUNG BONDOWOSO
RORO JONGGRANG
Darah menetes dari ujung belati Jonggrang. Belati Jonggrang berhasil melukai leher Bandung namun hanya luka kecil. Jonggrang menunduk dalam dan membiarkan belatinya terjatuh di lantai. Dia menangis, tetapi dalam diam. Bandung segera menguasai diri. Dia menghampiri Jonggrang lalu memeluk Jonggrang. Jonggrang hanya berdiri mematung. Dia tidak menolak juga tidak membalas pelukan Bandung.
BANDUNG BONDOWOSO
Tiba-tiba Oswara datang dengan dua ajudan di belakangnya.
OSWARA
Oswara terkejut melihat Jonggrang ada di dalam kamar Bandung.
Jonggrang tetap dalam diamnya. Bandung melepas pelukannya yang terasa dingin itu, lalu berbalik ke arah Oswara.
BANDUNG BONDOWOSO
AJUDAN BANDUNG
Jonggrang melangkah keluar bersama dengan ajudan.
BANDUNG BONDOWOSO
Bandung memungut belati Jonggrang beserta sarungnya lalu mengembalikannya pada Jonggrang. Bandung meraih tangan Jonggrang lalu meletakkan belati di tangannya. Jonggrang tetap membisu dalam kesedihan dan kemarahannya.
BANDUNG BONDOWOSO
Bandung mencium kening Jonggrang. Jonggrang tidak merespon, tetapi tangannya menggenggam belati semakin erat sampai gemetar. Lalu Jonggrang pergi.
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
Oswara terlihat ragu.
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
OSWARA
BANDUNG BONDOWOSO
CUT TO: