Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO
65. INT. KAMAR ALENA – MALAM
CAST: Alena dan Ve
Alena sedang asyik mendengarkan musik dari ponselnya menggunakan earphone sambil tiduran. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ada nomor tidak dikenal yang meneleponnya. Alena langsung mengangkatnya.
ALENA
Halo. Ini siapa?
VE
Aku Ve.
Alena terkejut dan langsung duduk.
ALENA
Ada apa? Ngapain lo nelpon gue?
VE
Aku puas sudah membunuh kedua sahabat kesayanganmu. Aku juga ninggalin pesan untuk kamu di buku harianku yang aku letakkan di samping mayat mereka. Cepat datang sebelum ada orang lain yang membaca pesan itu. Aku akan kirim alamatnya.
Ve menutup telepon. Tangan Alena gemetar setelah mendengar apa yang dikatakan Ve. Alena bergegas memakai jaket, lalu berlari keluar.
CUT TO
66. INT. DI DALAM MOBIL ALENA – MALAM
CAST: Alena
Alena masuk ke dalam mobil.
ALENA
Ve udah bunuh Jessie sama Nura? Nggak. Ini nggak mungkin. Dasar cewek gila!
Alena segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
CUT TO
67. EXT. DI DEPAN GEDUNG SEKOLAH KOSONG – MALAM
CAST: Alena
Alena tiba di depan gedung sekolah sesuai lokasi yang dikirim Ve. Alena turun dari mobil dan memandangi bangunan kosong yang ada di depannya. Alena mulai berkeringat dan gemetar. Alena menoleh ke kanan kirinya memastikan bahwa tidak ada orang di sana. Alena lalu masuk ke dalam bangunan itu.
CUT TO
68. INT. DI GEDUNG SEKOLAH KOSONG – MALAM
CAST: Alena, Jessie, Nura
Alena melangkahkan kakinya dengan perlahan sambil menyalakan senter di ponselnya sebagai penerangan. Alena mencari ruangan tempat Jessie dan Nura berada. Alena melihat sebuah ruangan tanpa pintu yang di depannya terdapat tetesan darah. Tangan Alena semakin gemetar dan keringatnya semakin banyak. Alena melangkah dengan hati-hati. Saat berada di depan ruangan itu, Alena perlahan mengarahkan senter ponselnya ke dalam ruangan.
ALENA
(terbelalak dan gemetar ketakutan melihat jasad Jessie dan Nura)
Aaaaaa!!!!
Alena langsung memalingkan wajahnya saat melihat jasad Jessie dan Nura yang bersimbah darah dengan pisau masih menancap di tubuh mereka. Alena mulai menangis dan gemetar ketakutan. Alena melihat di depan kakinya ada sebuah buku. Alena teringat pada buku harian yang diceritakan Ve. Alena mengambil buku itu dengan tangan gemetar. Alena memutar badannya karena tidak ingin melihat jasad Jessie dan Nura lagi. Lalu Alena membaca buku harian Ve. Alena membaca curhatan Ve di buku itu tentang kesedihan Ve yang mengalami perundungan sejak SD sampai SMA. Alena langsung membuka halaman terakhir buku harian itu dan menemukan pesan untuknya, ‘Temui aku di lantai tiga’. Alena menutup buku itu dan berlari keluar menuju mobilnya.
CUT TO
69. EXT. DI DEPAN GEDUNG SEKOLAH KOSONG – MALAM
CAST: Alena
Alena membuka pintu mobil dan memasukkan buku harian itu ke dalam tasnya yang ada di mobil. Lalu Alena kembali masuk.
CUT TO
70. INT. DI GEDUNG SEKOLAH KOSONG – MALAM
CAST: Ve dan Alena
Alena melangkah perlahan menaiki tangga hingga sampai di lantai tiga. Alena melihat sosok perempuan yang berdiri di balkon. Alena maju perlahan dan mengarahkan senter ponselnya ke perempuan itu.
ALENA
(maju perlahan dengan wajah ketakutan)
Ve. Lo Ve, kan?
Ve memutar balik badannya dengan cepat. Alena langsung menutupi wajahnya.
ALENA
Ve, tolong jangan bunuh gue!
Ve tertawa. Alena perlahan membuka tangan yang menutupi wajahnya dan menatap Ve dengan ketakutan.
ALENA
(menatap Ve dengan wajah ketakutan)
Ve, kenapa lo melakukan semua ini? Gue nggak nyangka ternyata lo sekejam ini. Apa lo juga yang membunuh Askar, Ardian, dan Liana?
VE
(menatap Alena dengan ekspresi wajah datar)
Iya aku yang membunuh Askar dan Ardian. Kalau Liana aku cuma sempet nyiksa dia, tapi yang membunuh dia ketua geng kamu, Nura.
ALENA
A—apa? Nura?
VE
Kata kejam lebih pantes diucapkan untuk anggota geng RB seperti kalian yang suka menyiksa orang seenaknya! Kalian nggak mikirin gimana depresinya orang yang setiap hari kalian siksa itu. Kalian juga nggak mikirin gimana sedihnya mamaku yang setiap hari kepikiran dengan kondisi anaknya setelah tau anaknya sering di-bully di sekolah. Aku bisa memaafkan orang yang menyakiti aku, tapi aku nggak akan pernah memaafkan orang yang sudah membuat mama meneteskan air mata. Sekarang dendamku terbalaskan. Tugasku selesai. Kamu tenang aja. Aku nggak akan membunuh kamu. Aku akan biarin kamu hidup dengan penyesalan, dengan bayang-bayang semua pembunuhan yang terjadi. Itu semua akan menyiksa kamu seumur hidup! Sekarang aku akan pergi. Kamu benci wajah ini, kan? Sebentar lagi kamu nggak akan melihatnya, tapi aku pastiin wajah ini akan selalu terbayang dalam otak kamu.
Ve melangkah mundur. Alena mengernyitkan dahi.
ALENA
Ve, lo mau apa?
VE
(melangkah mundur perlahan dan menatap Alena)
Selamat tinggal, Alena. Selamat menyambut masa depan suram yang dipenuhi penyesalan dan bayang-bayang pembunuhan.
Ve memutar badannya dengan cepat, lalu loncat ke bawah.
ALENA
(terbelalak dan berteriak)
Ve!!!!
Alena berlari ke balkon. Alena melihat ke bawah. Ve sudah terbaring dengan kepala berdarah dan tubuhnya. Alena terkulai lemas dan menangis.
ALENA
(menangis dan memukuli kepalanya sendiri)
Apa yang udah gue lakuin? Ve bunuh diri gara-gara gue. Sahabat-sahabat gue juga udah mati. Kenapa akhirnya kaya gini? Gue cuma membenci dia. Gue nggak menginginkan semua ini terjadi. Lo bodoh Alena! Lo jahat!
Alena terus menangis, berteriak, dan memukuli kepalanya sendiri. Setelah cukup lama menangis dan merasa lebih tenang, Alena menghapus air matanya. Alena mengambil ponsel Ve yang tergeletak di balkon itu, lalu berlari turun dan keluar dari bangunan itu.