Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tak Kasatmata
Suka
Favorit
Bagikan
1. Awal Kedatangan Ve di Sekolah

FADE IN

1. INT. RUANG KELAS – PAGI

Cast: Ve, Bu Asma, Jessie, Alena, Siswa kelas X4

Semua siswa di kelas X IPA4 termangu menatap VE ketika Ve berdiri di depan kelas, di samping BU ASMA, untuk memperkenalkan diri. Mereka terlihat takut dan heran melihat penampilan Ve yang penuh kemisteriusan dan terlihat horor dengan rambut panjang yang sebagian poninya menutupi salah satu matanya dan sepatu yang tampak usang. Perlahan Ve mulai mendongakkan kepalanya dan menatap semua siswa satu per satu. Tatapannya itu membuat para siswa langsung mengalihkan pandangan karena takut. Sebagian dari mereka mulai saling berbisik.

 

JESSIE

(menyeringai tajam, memperhatikan penampilan aneh Ve dari ujung kepala hingga ujung kaki sambil berbisik pada Alena)

Siapa sih dia? Aneh gitu. Enggak banget deh penampilannya. Udah kaya kuntilanak kesasar.

 

ALENA

(berbisik pada Jessie sambil melirik ke arah Ve)

Berani banget dia sekolah di SMA paling elit ini. Boleh tuh jadi bahan mainan kita.

 

BU ASMA

(menatap para siswa, lalu tersenyum ramah pada Ve)

Anak-anak, kenalkan ini teman baru kalian. Sebenarnya dia mendaftar di sekolah ini bareng sama kalian, tapi karena beberapa alasan dia baru bisa masuk hari ini, telat dua bulan. Nak, ayo perkenalkan diri kamu ke teman-teman kamu.

 

VE

(mengucap dengan suara lirih yang terdengar horor)

Namaku Ve.

 

JESSIE

(mengangkat tangan)

Nama lengkapnya siapa?

 

VE

(menunduk)

Namaku cuma Ve.

 

Para siswa tampak bingung dan saling berbisik.

 

JESSIE

(berusaha menahan tawa dan berbisik kepada Alena)

Namanya aneh banget. Apaan coba nama cuma dua huruf. Kayanya orang tuanya aja males kasih dia nama.

 

ALENA

Bener banget, Jes. Paling-paling orang tuanya juga nggak berharap bakal ngelahirin anak kaya dia.

 

Karena tidak ada lagi siswa yang memberi pertanyaan pada Ve, Bu Asma mempersilakan Ve untuk duduk. Ve berjalan perlahan menuju tempat duduk di bangku kosong yang berada di pojok paling belakang, di belakang MILKA. Semua siswa tidak ada yang berani melihat ke arah Ve. Kelas menjadi sangat tenang saat itu. Bu Asma memulai pelajaran.

CUT TO

2. INT. RUANG KELAS – PAGI

CAST: Ve, Bu Asma, Jessie, Alena, Nura, Siswa kelas X4

 

BU ASMA

(merapikan buku-buku yang dibawanya dan berdiri menatap para siswa)

Baiklah, sekian materi hari ini. Jangan lupa dipelajari lagi di rumah. Oh ya Ve, kamu bisa pinjam catatan teman-teman kamu. Kamu ketinggalan cukup banyak materi. Ibu harap kamu bisa mengejar ketertinggalan kamu. Anak-anak, tolong pinjami Ve buku catatan kalian ya. Jangan lupa untuk bersikap baik dengan Ve dan memperlakukan dia seperti teman-teman kalian yang lain.

 

SELURUH SISWA

Baik, Bu.

 

Ve hanya menatap Bu Asma dan mengangguk. Bu Asma pun keluar kelas. NURA mendekati Ve dan duduk di samping Ve.

 

NURA

(mengulurkan tangan pada Ve)

Hai, Ve. Kenalin, aku Nura.

 

VE

(diam sejenak, lalu membalas jabatan tangan Nura dengan ekspresi wajah datar)

Iya.

 

Nura memandangi Ve dengan wajah penasaran.Ve pura-pura fokus membaca buku.

JESSIE

(bersama Alena mendekat menghampiri Nura dan Ve dengan tatapan sinis)

Ciee... akrab sama anak baru ni.

 

Nura beringsut dan kembali ke tempat duduknya, meninggalkan Ve bersama JESSIE dan ALENA.

 

JESSIE

Eh anak baru! Lo nggak usah sok akrab ya sama Nura. Dia itu bintang kelas di sini. Nggak cocok temenan sama anak yang nggak jelas asal-usulnya kaya lo!

 

Ve masih tetap menunduk membaca buku dan tak menjawab perkataan Jessie. Jessie langsung memukul meja Ve dengan kuat hingga seluruh siswa melihat ke arah mereka.

 

JESSIE

(menatap tajam Ve)

Lo nggak punya mulut ya? Bisa jawab, nggak?! Oke kayanya gue perlu memperkenalkan diri dulu. Gue Jessie Valentina, ketua geng RB, geng paling ditakuti di sekolah ini yang anggotanya terdiri dari gue dan Alena Arafa Atmajaya. Lo tau nggak apa itu RB? Rich and Beautiful. Ya, karena sekolah elit ini emang cuma untuk anak-anak tajir dan berpenampilan menarik kaya anggota geng gue. Sementara lo? Lo ngaca dong! Lihat penampilan lo, sikap lo, norak! Nggak cocok banget lo sekolah di sini. Ngapain lo sekolah di sini? Hah?! Kampungan!

 

Ve tetap mendunduk dan diam. Jessie naik pitam melihat Ve yang terus mengabaikannya dan tampak tidak takut sama sekali dengannya. Sekali lagi Jessie memukul meja Ve. Jessie menatap semua siswa dengan matanya yang sudah dipenuhi dengan api kemarahan yang membara.

 

JESSIE

Eh kalian semua dengerin gue! Inget peraturan gue ini baik-baik. Jangan ada satu pun dari kalian yang mau temenan sama anak aneh ini! Awas aja kalau sampai gue lihat Ve punya temen di sini, geng RB bakalan kasih pelajaran buat kalian. Ngerti kalian?! Jawab!

 

Semua siswa mengangguk dengan ekspresi ketakutan. Jessie tersenyum puas.Sedangkan Ve masih tetap fokus pada buku yang dipegangnya. Jessie dan Alena saling bertukar pandang dan tersenyum. Alena menghampiri Ve dan merebut buku yang Ve baca dengan kasar.

 

VE

(berlari ke arah Alena)

Jangan!

ALENA

(melemparkan buku Ve kepada Jessie)

Mau keluar suara juga akhirnya. Suka-suka gue dong kalau mau ambil buku lo. Jessie, ini ambil buku cewek horor ini. Terserah mau lo apain.

 

Jessie tersenyum. Dia membanting buku Ve lalu menginjaknya beberapa kali hingga buku itu menjadi sangat kotor.

 

JESSIE

(memandang teman-teman sekelasnya)

Kalian semua ke sini! Bantu gue buat nginjek-nginjek buku tikus kecil ini.

 

Para siswa beramai-ramai menginjak buku Ve. Ve pun menangis. Setiap kali Ve berusaha mengambil bukunya, tangannya langsung diinjak oleh Alena. Ve menggenggam tangan kanannya yang kesakitan karena berkali-kali diinjak. Darah mulai menetes. Namun, Ve hanya bisa duduk terdiam.

 

MILKA

(berdiri di depan pintu kelas, menatap iba ke arah Ve, lalu berteriak)

Berhenti! Ada guru mau masuk.

 

Jessie dan para siswa lainnya menghentikan aksi mereka dan mengembalikan buku Ve. Namun, buku tersebut sudah dalam keadaan sangat kotor dan beberapa lembarnya sobek.

 

ALENA

(mengancam sambil tangannya mengimpit kuat pipi Ve)

Hapus air mata lo! Jangan berani-berani ngadu sama guru atau lo akan tau akibatnya!

 

Ve kembali ke tempat duduknya. Dia menghapus air matanya dan berusaha menahan isak tangis.

 

MILKA

(duduk di tempat duduknya yang ada di depan Ve, menoleh ke belakang, menepuk bahu Ve, lalu memberikan beberapa buku tulisnya pada Ve)

Lo jangan sedih. Nggak semua orang jahat seperti mereka kok. Nih gue pinjemin buku-buku gue. Lo catet semua materi yang lo belum punya.

 

VE

(menerima buku yang diberikan Milka dengan menunduk)

Makasih.

 

MILKA

(mengulurkan tangan dan tersenyum pada Ve)

Sama-sama. Oh ya, gue Milka Faradila. Panggil aja Milka.

 

Ve hanya mengangguk dan melihat Milka sekilas, lalu menunduk lagi. Milka tersenyum dan menarik kembali tangannya.

 

MILKA

Lo kenapa nunduk terus? Takut sama gue? Iya gue ngerti, dari penampilan gue lo pasti mikir kalau gue itu cewek tomboi yang kasar, kan? Tenang, biar penampilan kaya gini gue nggak jahat kok. Kalau kata orang sih penampilan preman, tapi hati hello kitty. Eh nanti mau pulang bareng nggak?

 

Ve menggeleng dan tetap menunduk.

 

MILKA

(tersenyum dan menepuk bahu Ve)

Ya udah nggak papa. Hati-hati ya pulangnya.

 

Ve tersenyum tipis. Guru masuk.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar