Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO
43. EXT. DI DEPAN KELAS – SIANG, JAM ISTIRAHAT
CAST: Ve dan Jessie
Ve duduk termenung seorang diri di bangku yang ada di depan kelas. Secara tiba-tiba Jessie muncul dan langsung menarik tangannya secara paksa. Ve berusaha melepaskan diri, tetapi cengkeraman Jessie begitu kuat. Dia pun pasrah mengikuti ke mana Jessie melangkah. Mereka berjalan menaiki tangga menuju lantai empat.
CUT TO
44. INT. GUDANG DI LANTAI EMPAT – SIANG, JAM ISTIRAHAT
CAST: Ve, Jessie, Brilian
Saat sampai di gudang yang ada di lantai empat, Jessie langsung mendorong Ve dengan kuat hingga Ve tersungkur. Jessie lalu jongkok dan mengimpit kuat pipi Ve dengan tangannya.
JESSIE
(menatap Ve dengan tatapan tajam)
Lo yang bunuh Liana, ya? Jawab jujur! Nggak usah sok polos lo!
Ve menggeleng dengan masih tetap menunduk.
JESSIE
Tatap mata gue kalau berani! Jawab dengan jujur!
Ve masih tetap membisu. Jessie merasa kesal melihatnya. Dia pun menendang bahu Ve hingga Ve tergeletak. Jessie hendak menginjak perut Ve, dia sudah mengangkat kakinya. Sementara Ve memejamkan mata, bersiap menerima injakan Jessie, tetapi tiba-tiba sebuah tangan menengadah menghalangi kaki Jessie yang hampir menginjak Ve. Kedua tangan mulus itu kotor terkena sepatu Jessie.
JESSIE
(menatap Brilian dengan tatapan kesal)
Siapa lo berani menghalangi gue dan ikut campur dalam urusan gue dengan cewek aneh ini?!
Mendengar itu, Ve perlahan membuka matanya. Dia menatap Brilian dan mengerjapkan mata beberapa kali. Brilian perlahan berdiri dan menatap Jessie dengan tatapan tajam, tetapi berusaha bersikap santai.
BRILIAN
Jangan pernah berani menyakiti Ve lagi. Dia milikku. Tidak ada yang boleh membuat dia menangis.
Jessie menatap tajam Brilian. Dia mengangkat tangan hendak menampar Brilian, tetapi Brilian menahannya dan memutar tangannya. Jessie pun mengedau. Lalu Brilian melepaskan tangan Jessie dengan kasar.
BRILIAN
Pergi dari sini sebelum aku bikin tangan kamu patah.
Jessie mendengkus kesal. Dia melemparkan tatapan tajamnya pada Ve, lalu beranjak pergi. Brilian mengalihkan pandangannya pada Ve yang tergeletak. Brilian mengulurkan tangan pada Ve untuk membantunya berdiri. Ve pun dengan ragu memegang tangan Brilian dan berusaha berdiri. Mereka saling bertatapan.
BRILIAN
Kamu nggak papa?
Ve mengalihkan pandangannya ke arah lain, lalu mengangguk. Dia beranjak pergi meninggalkan Brilian. Brilian menahan tangan Ve. Ve pun menghentikan langkahnya.
BRILIAN
Mau ke mana? Nggak mau ngomong sama aku?
Ve menoleh ke belakang dan menatap tajam Brilian.
VE
Aku nggak mau ngomong sama seorang pembohong.
Ve berlari meninggalkan Brilian. Brilian memandangi Ve yang berlari sambil mengerutkan dahi, bingung dengan perkataan Ve.
CUT TO
45. EXT. DI HALAMAN INDEKOS VE – SORE
CAST: Ve dan Shakira
Ve berjalan gontai dari gerbang indekosnya. Shakira tiba-tiba muncul mengadang langkahnya. Ve pun berhenti dan menatap Shakira dengan ekspresi datarnya.
SHAKIRA
(menatap Ve dengan ekspresi datar)
Aku mau ngomong penting sama kamu.
Ve mengangguk. Mereka berdua pun duduk berhadapan di kursi yang ada di halaman indekos. Ve menunduk.
SHAKIRA
(menatap Ve)
Kamu udah mulai curiga sama Brilian, ya? Kamu pengin tau fakta tentang dia?
Ve terkejut mendengar ucapan Shakira. Dia mendongakkan kepala.
VE
(menatap Shakira dengan ekspresi datar)
Apa maksud kamu? Kamu kenal Brilian? Apa yang nggak aku tau tentang dia?
SHAKIRA
Kamu yakin mau tau tentang dia? Kamu harus siap menerima segala risikonya.
VE
Apa pun itu. Aku harus tau tentang dia. Kenapa orang-orang manggil dia Rafka?
SHAKIRA
(menunduk)
Brilian udah meninggal dua puluh tahun lalu.
VE
(melebarkan mata dan menatap Shakira dengan serius)
Brilian masih hidup. Aku baru lihat dia di sekolah tadi.
SHAKIRA
(mendongakkan kepala dan menatap lekat Ve)
Itu Rafka, bukan Brilian. Brilian itu cuma hidup dalam tubuh Rafka untuk bisa menolong kamu. Dia cuma ada dalam tubuh Rafka di siang hari, itu pun cuma setiap dia mau ketemu kamu. Setelah matahari terbenam, Rafka akan kembali menjadi Rafka seutuhnya.
VE
Menolong?
SHAKIRA
(mengalihkan pandangan ke arah lain)
Dia meninggal karena bunuh diri akibat putus asa setelah sering di-bully. Karena kamu senasib sama dia, dia ingin menolong dan menjaga kamu supaya kamu nggak melakukan hal yang sama seperti dia, tapi lama-lama dia malah jatuh cinta sama kamu. Dia adalah pemilik rumah yang dulu ada di tanah ini sebelum dirombak jadi kosan. Dia dan kakak perempuannya sama-sama bunuh diri akibat depresi sering di-bully karena mereka memiliki fisik yang bagi orang lain dianggap sangat jelek dengan kulit hitam dan badan gemuk mereka. Orang tua mereka pun sedih kehilangan kedua anaknya. Jadi mereka menjual rumah mereka dan pindah ke kota lain. Ibu kos kita yang beli rumah mereka dan dijadiin kosan seperti sekarang ini. Brilian dan kakaknya sering berkeliaran di sini. Banyak anak-anak kosan yang mengalami kejadian horor. Cuma kamu aja yang enggak karena mereka nggak akan ganggu anak yang sering di-bully seperti mereka. Justru mereka akan melindungi. Brilian hidup dalam tubuh Rafka karena nama belakang mereka sama, yaitu Fernando. Kebetulan Rafka juga sekolah di sekolah tempat Brilian dulu, di mana dia juga bunuh diri di sana dengan loncat dari lantai empat.
VE
Sekolahanku? Jadi lantai empat itu tempat Brilian bunuh diri makanya nggak dipakai lagi ruang kelasnya.
SHAKIRA
Iya, Ve. Kamu juga ketemu dia pertama kali di lantai empat, kan?
Ve merenung sesaat, mencoba mencerna apa yang diceritakan Shakira.
VE
(menatap Shakira)
Dari mana kamu tau semuanya?
SHAKIRA
Maaf, aku nggak bilang sama kamu kalau aku punya indra keenam atau biasa disebut orang sebagai anak indigo. Aku bisa melihat makhluk-makhluk tak kasatmata yang ada di sekitarku dan mengetahui cerita mereka sebelum meninggal.
PAUSE
Ve, kamu jangan terlalu deket sama Brilian. Kamu harus siap kehilangan dia karena sebentar lagi kalian nggak akan bersama. Dia akan keluar dari tubuh Rafka. Ini risiko yang harus kamu terima setelah tau kebenaran tentang dia. Tanpa kamu tau tentang ini pun, dia tetap akan keluar dari tubuh Rafka dan berhenti menemui kamu setelah kamu lulus dari sekolah itu.
Mendengar perkataan Shakira, Ve tertegun. Lalu segera berlari keluar gerbang.
SHAKIRA
(berteriak dan memandang Ve dengan bingung)
Ve!! Mau ke mana?
CUT TO
46. EXT. DI JALAN DEPAN RUMAH RAFKA – SORE
CAST: Ve dan Rafka
Ve turun dari angkot, lalu berlari menuju rumah Rafka. Gerbang rumah Rafka tertutup, dia pun berdiri memegangi gerbang itu sambil celingukkan melihat ke dalam rumah mencari Rafka dengan wajah panik. Tak lama terdengar suara motor yang tidak asing di telinga Ve. Dia pun menoleh ke belakang. Rafka menghentikan motornya di depan gerbang saat melihat Ve berdiri di sana. Dia melepas helm-nya, lalu turun.
RAFKA
(mengarahkan pandangan ke arah lain dengan ekspresi wajah jutek)
Mau ngapain di sini?
VE
(memandang Rafka dengan mata berkaca-kaca)
Aku tau kamu Rafka Fernando, bukan Brilian Fernando.
RAFKA
(menolehkan kepalanya dan menatap Ve dengan tatapan dingin)
Ngaco!
VE
Nggak usah bohong. Aku udah tau semuanya. Di mana Brilian?
RAFKA
(menatap Ve dengan raut wajah kesal)
Bagus deh kalau kamu udah tau semuanya. Jadi Brilian bisa segera pergi. Gara-gara kamu, aku harus tersiksa ngrasain sakit setiap kali Brilian keluar masuk tubuh aku! Enak banget kalian mesra-mesraan dengan manfaatin tubuh aku.
VE
Brilian nggak sepicik itu. Dia melakukan itu cuma untuk nolongin aku. Sekarang di mana dia? Tolong biarin dia masuk dalam tubuh kamu. Aku mau ngomong sama dia.
RAFKA
Kalau kamu udah tau semuanya, harusnya kamu juga tau kalau setelah kamu mengetahui ini semua, dia nggak akan kembali lagi ke tubuh aku. Ya... tapi nggak tau juga sih. Hantu yang satu itu suka nggak jelas. Dateng dan ngilang secara tiba-tiba.
VE
Enggak! Dia nggak boleh pergi. Aku nggak akan biarin dia ninggalin aku.
RAFKA
Apa yang bisa kamu lakuin? Nggak ada. Udah lah terima aja kalau drama kalian udah berakhir. Minggir! Aku mau masuk.
Ve membisu. Air matanya mulai menetes. Dia berjalan pelan menjauh dari rumah Rafka. Rafka pun naik ke motornya dan masuk ke rumah.
VE
(berjalan pelan sambil meneteskan air mata)
Brilian. Kamu di mana? Aku butuh kamu.