SC.44.INT. KLINIK. SIANG
Deon masuk ke dalam klinik, semua orang memperhatikannya karena ia satu-satunya laki-laki yang ada di sana.
Respsionis
Ada yang bisa kami bantu?
DEON
Saya ingin bertemu dengan Dokter Sieta.
RESEPSIONIS
Apa ada sudah ada janji sebelumnya?
DEON
Saya tidak bisa menghubunginya, tolong katakan padanya kalau Deon ingin bertemu.
RESPSIONIS
Mohon tunggu sebentar.
resepsionis pergi ke ruangan Sieta dan kembali.
RESEPSIONIS
Silahkan masuk!
DEON
Terima kasih!
Deon masuk ke dalam ruangan dimana Sieta berada.
SIETA
Ada apa kakak datang kesini? (ketus)
DEON
Aku datang untuk minta maaf secara langsung padamu. Maaf karena telah menyakiti hatimu!
Sungguh aku tak bermaksud seperti itu, hanya saja aku tak bisa membohongimu dan bilang bahwa aku juga mencintaimu. Aku memang menyayangimu tapi sebagai adik tidak lebih.
SIETA
Itu bahkan lebih menyakitkan (mengatakan dengan pelan)
DEON
Kau baik dan cantik, pasti banyak laki-laki yang akan menyukaimu di luar sana.
SIETA
Lalu kenapa kakak tidak menyukaiku?
DEON
Karena hatiku sudah milik Jean sejak lama, aku menyukainya sejak kami SMA. Meski saat itu dia menolakku. Dan kau tahu sampai kemarinpun dia tetap menolakku karena tak ingin menyakitimu.
Intinya aku datang kesini hari ini untuk meminta maaf padamu karena sudah membuatmu salah paham.
SIETA
Baiklah aku mengerti.
DEON
Kalau begitu kau mau memaafkanku?
Sieta hanya diam, namun ia sadar Deon tak akan pernah menjadi miliknya.
CUT TO:
SC.45.INT. KANTOR JEAN. SORE
Suasana kantor Jean sudah sepi, namun Sieta bisa melihat lampu di kantor Jean masih menyala. ia mengetuk pintu ruangan Jean.
SFX (suara ketukan pintu)
JEAN
Masuk!
Sieta membuka pintu, Jean beranjak dari tempat duduknya ketika tahu bahwa orang yang datang adalah Sieta.
JEAN
Sieta sedang apa kau di sini? masuklah!
SIETA
Kenapa kakak belum pulang? padahal semua karyawan sudah pulang.
JEAN
Kakak masih ada kerjaan (berusaha tersenyum)
SIETA
Padahal aku mau mengajak kakak makan malam di luar
JEAN
Kalau begitu tunggu sebentar, kakak mau mematikan komputer dulu.
SIETA
Jika kakah masih memiliki banyak pekerjaan, aku bisa menunggu.
JEAN
Tidak apa, kakak bisa mngerjakannya besok.
Jean segera merapihkan mejanya dan membawa tasnya.
JEAN
Ayo!
CUT TO:
SC.46.EXT. WARUNG TENDA. MALAM
Sieta mengajak jean berhenti tepat di depan sebuah warung tenda di pinggir jalan.
JEAN
Kau yakin akan makan di sini?
SIETA
Sudah lama aku ingin mencobanya. Apa kakak pernah makan di tempat seperti ini?
JEAN
Tentu saja, rata-rata orang-orang di negara kita pasti pernah makan di warung tenda seperti ini.
SIETA
Benarkah?
JEAN
Sepertinya begitu (tertawa), sebenarnya itu hanya teori kakak saja.
SIETA
Aku ingin makan ceker pedas kak.
JEAN
Baiklah, pesan apapun yang kau mau. Kakak yang mentraktirmu hari ini.
menunggu pesanan
SIETA
Kak, boleh aku tanya sesuatu?
JEAN
Apa yang ingin kau tanyakan? (Jean meneguk minuman)
SIETA
Apa kakak juga menyukai kak Deon?
Jean tersedak, batuk-batuk kemudian meletakkan gelas di meja.
SIETA
Kakak tidak apa? (menepuk punggung Jean)
JEAN
Aku tidak apa (mengelap mulut dengan tisu)
SIETA
Jadii.. apa kakak juga menyukai ka Deon?
JEAN
Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?
SIETA
Kurasa aku bisa melepaskannya jika kakak juga menyukainya, aku berharap kakak juga bahagia.
JEAN
(terharu) terima kasih karena sudah memikirkanku, tapi kau tidak perlu khawatir. Lakukan saja seperti yang kamu mau kakak juga ingin kamu bahagia.
(tersenyum) kau benar-benar adik yang baik (mengelus kepala sieta)
pesanan merekapun datang satu piring porsi besar ceker pedas dan kerang
JEAN
Karena pesanan sudah datang ayo kita makan!
Sieta mengangguk
JEAN
Selamat makan!
Sementara mereka makan, Deon dan dan sahabatnya masuk ke tenda yang sama.
TORO
Bukankah wanita itu Jean? Wanita yang mencari ib... (deon membekap mulutnya)
Jean melihat ke arah mereka, dan kembali memalingkan wajahnya berusaha tidak peduli dengan siapa yang datang.
DEON
Sebaiknya kita makan di tempat lain.
Melihat sikap kakaknya Sieta menoleh ke belakang. ia bisa melihat Deon dan beberapa orang sedang berdiri di sana.
SIETA
Kak Deon (melambaikan tangannya)
ANDRE
Siapa gadis itu? dia cantik sekali. Ayo kita makan di sini saja.
TORO
Setuju!
Mereka berjalan menghapiri meja yang di tempati Jean dan Sieta. Gilang dan Dewi juga mengikuti mereka. Akhirnya Deon juga terpaksa mengikuti.
SIETA
Kak Deon sering makan di sini juga?
DEON
Sebenarnnya temanku tinggal di sekitar sini (menggosok lehernya)
Andre menyikut Deon yang duduk di sampingnya. ia melirik Andre.
DEON
Ah.. kenalkan ini teman-temanku.
Ini Andre (menunjuk andre)
ANDRE
Hallo! (mejulurkan tangannya pada Sieta sambil tersnyum) Andre!
DEON
Ini Toro, gilang dan dewi.
(ketiga orang itu menganggukan kepala)
SIETA
Senang bertemu kalian (tersenyum), silahkan duduk! jika tak keberatan bergabung dengan kami.
TORO
Ternyata kau gadis yang menyenangkan.
SIETA
Ah terima kasih atas pujiannya, oya ini kakakku Jean.
JEAN
Hallo! (menganggukan kepala dengan canggung)
DEWI
Oh.. bukankah cinta pertama Deon juga namanya Jean? Aku ingat namanya, karena namanya cukup unik.
Ku dengar Deon di tolak oleh gadis itu untuk kedua kalinya (tertawa)
Semua orang panik, meletakan jari telunjuk di mulut mereka sambil berpura-pura. Namun dewi sama sekali tak menyadarinya. Gilang mencubitnya.
Wajah Jean memerah.
DEWI
Kenapa kau mencubitku? Sakit tau
GILANG
Dia itu memang orang yang kau maksud (berbisik)
DEWI
Apa? ups (menutup mulutnya merasa bersalah)
JEAN
Aku permisi, sepertinya ada telpon masuk. (beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari tenda)
Semua orang memandang Deon. Deon pergi keluar tenda mengikutinya.
DEON
Maafkan teman-temanku.
Aku sudah meminta maaf pada sieta tentang kejadian malam itu.
Tidak bisakah kita seperti sebelumnya? Sulit bagiku jika harus menghindarimu, apalagi kita memiliki proyek yang dikerjakan bersama.
JEAN
Baiklah!(dengan wajah datar)
CUT TO:
SC.47.INT. APARTMEN DEON. MALAM
Deon sedang merebahkan dirinya.
SFX (suara bel apartmennya berbunyi)
DEON
Siapa yang datang malam-malam begini (mengerutu sambil berjalan menuju pintu aparment)
DEON
Siapa?
(O.S)
Aku (Deon membukakan pintu aparmennya)
ANDRE
Kenapa kau lama sekali (menerobos masuk)
TORO
Di luar dingin sekali (ikut masuk)
DEON
Ada apa kalian ke sini?
ANDRE
Kau pasti akan senang mendengar informsi yang kami bawa.
Tebaklah apa yang akan kami sampaikan!
DEON
Langsung saja, apa sebenarnya yang ingin kalian sampaikan? (menguap)
ANDRE
Kami menemukan alamat baru ibu Sri
DEON
Ibu Sri? (berpikir sejenak) Maksudmu ibunya Jean?
ANDRE
Ya (mengangguk)
DEON
Benarkah?
TORO
Tentu saja untuk apa kami membohongimu.
(bangga) Kan aku sudah pernah bilang kalau aku bahkan bisa menemukan jarum di dalam tumpukan jerami.
DEON
Bagaimana kalian bisa menemukannya?
ANDRE
Sebenarnya semuanya berkat toro.
FLASHBACK
Toro berjalan mencari alamat yang diberikan oleh deon, ia mengecek satu persatu nomer rumah dan menghitungnya sesuai nomer urut. Namun di depan rumah yang ia cari terlihat seorang wanita menggunakan kursi roda bersama seorang pria sedang menunggu seseorang keluar dari rumah itu.
Namun wajah wanita di kursi roda itu sama foto wajah orang yang sedang ia cari, ia mendekat untuk memastikannya.
TORO
Permisi!
Semua orang menoleh, benar saja wajah wanita berkursi roda itu adalah Sri.
PEMILIK RUMAH
Ada yang bisa di bantu?
TORO
Oh saya sedang mencari alamat, Jalan pastri no 18 sebelah mana ya? (pura-pura menanyakan alamat lain)
PEMILIK RUMAH
Kau jalan terus, rumahnya ada di paling ujung.
Toro pergi tanpa bisa mendengar percakapan mereka.
CUT BACK TO
DEON
Lalu bagaimana kau bisa tahu alamat barunya.
TORO
Tentu saja itu berkat ahli komputer kita (menunjuk Andre)
FLASHBACK
Toro bergegas menemui Andre dan memberikan catatan hasil penyelidikannya.
TORO
Aku telah menemukan wanita itu. aku tak sengaja melihat ia di rumah lamanya. Aku tak bisa mengikutinya karena mobil itu memasuki tol sedangkan aku sedang mengendari motorku saat itu. tapi aku mancatat plat nomor mobil yang meraka kendarai.
ANDRE
Baiklah aku akan mencarinya, serahkan sisanya padaku.
Andre mengotak-atik komputernya tak sampai satu menit ia sudah selesai.
ANDRE
Aku menemukannya.
CUT BACK TO
DEON
Wah.. Kalian memang hebat, aku mengakui itu. Terima kasih friends.
TORO
Jangan lupa!
DEON
Tentu saja aku akan segera mentransfernya.
CUT TO:
SC.48.EXT/INT. RUMAH. SIANG
Deon berada di depan sebuah rumah tidak jauh dari pusat kota. Rumah itu tampak begitu besar dan asri. ia memencet bel rumah, tak lama sesorang membukakan pintu.
SAMUEL
Siapa ya?
DEON
Apa betul ini rumah Bu Sri?
SAMUEL
Iya betul, anda siapa?
DEON
Saya temannya Jean.
Sri keluar dengan kursi rodanya saat mendengar nama anaknya disebut.
SRI
Siapa sayang?
SAMUEL
Dia bilang temannya Jean.
DEON
Apa kabar tante (menganggukan kepala saat melihat Sri)
SRI
Kau anak yang mencari Jean waktu itu.
DEON
Ia tante, ternyata tante masih ingat.
SRI
Masuklah!
Deon masuk ke dalam rumah, sementara samuel mendorong kursi roda Sri.
SRI
Duduklah!
Mbo tolong buatkan minum.
PENGURUS RUMAH
Baik bu
SRI
Bagaimana kau bisa tahu tante ada di sini?
DEON
Sebenarnya teman saya yang membantu mencarikan alamat ini.
Pengurus rumah membawa minuman dan meletakannya di meja.
SRI
Silahkan di minum
DEON
terima kasih tante (meminumnya)
SRI
Jadi ada urusan apa nak Deon datang ke sini?
DOEN
Sebenarnya saya ke sini untuk memastikan informasi yang saya dapat itu benar.
Sebenarnya sudah lama Jean mencari tante. Ia sangat sedih saat tau tante sudah tidak tingal di rumah itu lagi.
Jadi saya mencoba untuk membantunya.
SRI
Aku berencana menemuinya saat kakiku sudah sembuh. Tante sedang melakukan terapi saat ini. mungkin butuh sekitar sebulan lagi untuk bisa kembali berjalan normal.
Tante akan menemuinya saat itu, tante harap kamu bisa merahasiakan ini. Tante tidak mau ia khawatir.
DEON
Baik tante.
SRI
Deon terima kasih telah menjaga Jean selama di rumah sakit.
DEON
Bagaimana tante bisa tau? (berpikir sejenak)
Apakah laki-laki yang waktu itu adalah orang suruhan tante?
SRI
Benar, tante tak bisa mengawasinya secara langsung jadi suami tante menyuruh orang kepercayaannya untuk menjaganya secara sembunyi-sembunyi.
DEON
Saat itu saya benar-benar khawatir, saya pikir ada seorang yang sedang menguntit Jean saat itu.
Sri tersenyum
SRI
Apa kamu sangat menyukai Jean?
DEON
(tersenyum) saya sangat menyukainya sejak kami SMA. tapi sepertinya dia tidak memiliki perasaan yang sama. dia sudah menolak saya 2 kali.
SRI
Benarkah?
Tante tau sebenarnya dia juga menyukaimu. Tante mendengar ia menangis di kamarnya saat kau mengantarnya pulang waktu itu, tante pikir kau yang menolaknya.
DEON
Saya juga berharap dia menyukai saya, walau sepertinya tidak begitu. Namun yang penting saat ini saya hanya berharap dia bahagia.
CUT TO: