SC.10 EXT. WARUNG PAK WONG.SIANG
Di sebuah warung makan kecil tidak jauh dari kantor mereka, Jean dan Kimi makan siang bersama. sebuah kedai soto yang di kelola oleh seorang bujangan tua yang baik hati. Jean dan kimi masuk kedai.
JEAN & KIMI
Siang pak wong!
WONG
Kalian datang
JEAN
Seperti biasanya ya pak
KIMI
Aku juga
WONG
Ok (mengacungkan ok dengan tangannya)
Jean dan Kimi duduk di kursi paling pojok, kedai hampir penuh dengan pelanggan karena saat itu jam makan siang.
KIMI
Bagaimana acara pembukaan klinik adikmu kemarin?
JEAN
Acaranya berjalan lancar, walau aku tidak tahu betul acaranya seperti apa karena terlambat sampai di sana.
KIMI
Kalau kau bilang padaku, aku bisa menghandle klien itu kemarin.
JEAN
Aku tak enak menyuruhmu bekerja di akhir pekan.
KIMI
Hei.. Hei.. Sejak kapan kau merasa tidak enak mengambil waktu akhir pekanku, padahal selama ini kau sering melakukannya. Aku jadi penasaran seperti apa klien penting itu hingga kau tak mau menyerahkannya padaku.
Apa yang spesial darinya, Hmh?
JEAN
Kau terlalu banyak menonton drama, tidak seperti yang kau bayangkan. Dia hanya seorang laki-laki tua seumuran dengan ayahku.
WONG
Pesanan datang nona-nona, sebaiknya kalian makan dulu. (meletakan mangkuk berisi soto diatas meja)
Selamat menikmati (kemudian pergi)
Jean dan kimi sudah menghabiskan makanannya.
KIMI
Soto pak wong memang yang terbaik
JEAN
(tertawa) aku kenyang sekali.
Oya apa aku sudah cerita padamu, kalau aku bertemu Deon kemarin?
KIMI
Maksudmu Deon teman SMA kita? Cinta pertamamu?
JEAN
Ya (mengangguk)
KIMI
Bagaimana kau bisa bertemu dengannya, jangan bilang dia klien kemarin?
JEAN
Bukan, sebaiknya kau kurangi menonton drama Kimi.(merasa tak habis pikir dengan imajenasi sahabatnya)
Aku bertemu dengannya di acara pembukaan klinik.
KIMI
Bagaimana bisa?
JEAN
Ternyata dia adalah senior Sieta saat kuliah, dan sepertinya dia banyak membantu adikku mengurusi masalah perizinan kliniknya.
KIMI
Lalu bagaimana?
JEAN
Apanya yang bagaimana?
KIMI
Apa yang terjadi?
JEAN
Aku bilang padanya untuk pura-pura tidak saling kenal, lagi pula itu hanya masa lalu.
KIMI
Lalu bagaimana reaksinya?
JEAN
Tentu saja dia setuju
KIMI
Kisah kalian sungguh tak menarik.(mengelengkan kepalanya)
Apa kau sudah tak menyukainya? (penasaran)
JEAN
Entahlah,, hanya saja sepertinya Sieta sangat menyukainya. Aku bisa lihat tatapan anak itu ketika melihat Deon.
KIMI
Jika kau tidak bilang tidak, itu berarti kau masih memiliki perasaan untuknya.
Jean terdiam
KIMI
Benarkan?
Jean tetap diam, tidak menjawab pertanyaan itu.
JEAN
(mengalihkan pembicaraan) ayo kita kembali, jam istirahat sudah habis (berdiri)
KIMI
Ayo jawab! Jawab aku dengan jujur!(mengikuti jean sambil berjalan keluar dari kedai)
CUT TO:
SC.11 INT. KANTOR DEON. SIANG/SORE
Di balik meja Deon duduk memeriksa beberapa berkas dan menandatanganinya.(terdengar suara pintu di ketuk)
DEON
Masuk!
SEKRETARIS
(masuk ke dalam ruangan) permisi pak, ada berkas yang harus segera ditinjau mengenai proyek pembangunan stadiun.
DEON
Ok saya akan segera meninjaunya. Tinggalkan saja di situ.
Sekretaris meninggalkan berkas di atas meja kemudaian keluar ruangan, Deon mengambil berkas itu menyusunnya dengan berkas-berkas yang sedang ia baca sebelumnya.
Langit yang terlihat terang di balik kaca jendela menjadi gelap. Deon yang sudah meninjau semua berkas melihat jam tangannya, ia juga mengecek ponselnya. Ada panggilan tak terjawab dari Sieta. Deon menekan tombol ponselnya untuk menelpon balik Sieta.
DEON
Hallo Sieta, ada apa tadi kau menelponku?
SPLIT SCREEN
SIETA
Hallo kak, apa kakak sedang sibuk.
DEON
Ah iya tadi aku sedang sibuk jadi tak bisa menjawab panggilanmu.
SIETA
Apa sekarang kakak sudah selesai bekerja?
DEON
Aku baru saja selesai, saat melihat ponselku aku melihat panggilan tak terjawab darimu.
SIETA
Apa kakak ada waktu malam ini? Aku ingin mengajak kakak makan malam bersama.
DEON
Maaf Sieta kebetulan aku sudah ada janji hari ini.
SIETA
Oh begitu (kecewa)
DEON
Iya, aku sudah janji dengan teman-temanku untuk kumpul bersama hari ini.
SIETA
Baiklah, kalau begitu kita makan lain waktu saja
DEON
Ok (menutup telpon)
CUT TO:
SC.12 INT. CAFE. MALAM
(terdengar suara lonceng pintu cafe dan suara orang berbicang-baincang yang saling berbaur)
Deon memasuki cafe sambil membuka metanya lebar-lebar mencari di mana teman-temannya berada. Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki tiada lain Andre melambaikan tangannya. disampingnya terlihat 2 orang laki-laki lainnya Toro dan Gilang juga 1 orang wanita yaitu Dewi. Deon berjalan menghampiri mereka.
ANDRE
Kenapa kau lama sekali?
DEON
Maaf jalanan cukup padat.
TORO
Makanya tadi aku nebeng mobil gilang saat ke sini.
GILANG
Kau memang teman yang tidak pengertian.
Padahal kami ingin perjalan yang nyaman berdua saja, ya kan sayang (melirik Dewi)
TORO
Dasar pasangan baru
GILANG
Dasar duda gak pengertian
ANDRE
Btw kapan kalian akan menikah?
DEWI
Kau gila? Kami baru saja pancaran beberapa bulan.
ANDRE
Kalau sudah cccok kenapa harus pacaran lama-lama, lagi pula usia kita sudah tidak muda lagi.
DEON
Hei.. Kenapa kau mengungkit usia bro.
TORO
Untuk menyadarkanmu, sampai kapan kau akan sendiri. Kami bahkan tak pernah mendengarmu punya pacar selama ini. Apa kau masih memikirkan cinta pertamamu, si wanita es itu?
ANDRE
Hei bung bukannya itu sedikit keterlaluan?
TORO
Sebagai teman aku hanya ingin kau move on dari wanita itu. Meskipun aku sekarang sedang sendiri paling tidak aku sudah pernah menikah sekali. Si andre juga meski sering diputusin cewek tapi dia masih getol menggebet cewek-cewek yang ia temui.
ANDRE
Sepertinya kau sedang mengataiku.
DEON
Jadi kalian mengajak berkumpul hanya untuk mengomeliku?
TORO
Tidak juga, kami hanya ingin bersenang-senang (sambil makan dan minum), kami sudah memasan juga untukmu.
INTERCUT
Di meja lain Ryan sedang sibuk memandangi Jean. Jean yang merasa risih meneguk minumannya berkali-kali.
JEAN
Kenapa kau melihatku terus seperti itu?
RYAN
Karena kau cantik
JEAN
Memangnya kau tak pernah melihat wanita cantik sebelumnya? (dalam hati bilang dasar buaya darat)
RYAN
Tapi kau sangat berbeda
INTERCUT
TORO
Kau dengar itu (berbisik) laki-laki itu sepertinya sudah lihai merayu wanita. Wanita itu pasti akan luluh.
Meski mereka tak bisa melihatnya dengan jelas dari sana karena terhalang partisi cafe tapi mereka bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang dibicarakan oleh orang yang berada di kursi sebelahnya.
CUT BACK TO
JEAN
Ada urusan apa kau mengajakku bertemu?
RYAN
Begini Jean,
INTERCUT
Deon (V,O)
Jean? (memasang telinga, berusaha mendengarkan)
CUT BACK TO
RYAN
Begini Jean, saat awal kita bertemu aku sangat tertarik padamu (percaya diri)
Sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu.
JEAN
Ryan aku tau kau pria yang baik, aku senang mengenalmu. Namun akan lebih menyenangkan jika kita berteman saja, sesungguhnya aku sangat mendambakan punya teman sepertimu.
RYAN
Kau sedang menolakku sekarang?
JEAN
Bagaimana mungkin aku berani menolak seseorang yang di kenalkan oleh ayahku? Aku hanya ingin menawarkan hubungan yang lebih hebat. Karena bagiku hubungan pertemanan lebih penting dibanding percintaan untuk saat ini.
RYAN
Aku pikir kau berniat untuk menikah, karena ayahmu mengenalkanmu padaku sebagai seorang yang sedang mencari calon suami.
JEAN
Tentu saja itu adalah keinginan terbesarnya. Tapi bukan keinginanku.
RYAN
Baiklah aku mengerti maksudmu
JEAN(V.O)
Dia menyerah semudah itu? (merasa lega sekaligus heran)
RYAN
Aku juga akan jujur padamu, sebenarnya perjodohan ini juga bukan keinginnanku, aku juga sudah memiliki sesorang dalam hatiku, namun tentu saja keluargaku menentangnya. Karena itu mereka memintaku untuk bertemu denganmu.
(berpikir sesaat)karena kita sekarang berteman boleh aku meminta bantuanmu?
JEAN
Katakanlah!
RYAN
Izinkan aku menggunakan namamu sebagai alasan ketika aku menemui pacarku.
JEAN
Baiklah, tidak masalah.
INTERCUT
Deon, Toro dan Andre terlihat sedang memasang telinganya untuk mendengarkan meja sebelah karena merasa sangat penasaran. Sementara gilang dan dewi sibuk bermesraan saling menyuapi makanan satu sama lain.
ANDRE
Ternyata tidak seperti prediksimu, dasar so tau (ditujukan untuk Toro)
TORO
Ternyata ada juga wanita yang tidak mempan pada rayuan seperti itu. Kupikir wanita itu akan luluh, bukankah semua wanita sangat suka pujian.
ANDRE
Aku juga tak menyangka wanita itu akan menolaknya.
DEON
Cara wanita itu menolak sangat keren (menahan tawa)
Andre dan Toro merasa heran karena Deon tiba-tiba ikut berkomentar, keduanya saling melirik satu sama lain.
CUT TO:
SC.13 INT.KANTOR DEON. PAGI
Hari masih pagi, kantornya masih terlihat sepi hanya ada 2 orang security yang sedang berjaga. Deon berjalan masuk ke dalam kantor sambil melemparkan senyumannya pada kedua security itu. Suasana hatinya sedang bagus pagi ini. ia masuk ke dalam ruangannya, sekretarisnya yang sudah ada di tempatnya.
SEKRETARIS
Pagi pak! (menganggukan kepalanya)
DEON
Pagi (tersenyum)
SEKRETARIS
Sepertinya suasana hati bapak sedang bagus hari ini?
DEON
Apakah begitu jelas?
SEKRETARIS
Sangat.
DEON
Tolong belikan kopi dan roti lapis di cafe depan, sekalian kau beli juga untukmu (memberikan kartunya)
Kemudian masuk ke ruangannya dan duduk di kursinya sambil terseyum-senyum sendiri. ia memutar kursinya.
CUT TO:
SC.14 INT.KANTOR JEAN. PAGI
Jean berjalan masuk ke kantor membawa 2 minuman yang ia beli di perjalanan. Ia menghampiri Kimi yang sudah duduk di kursinya sambil sibuk mengurus beberapa berkas. Wajahya tampak begitu kusut.
JEAN
Ini untukmu
KIMI
Terima kasih (mengambil kopi dan meminumnya)
JEAN
Ada apa dengan wajahmu? Kusut sekali, aku jadi ingin menyetrikanya.
KIMI
Heii.. Ucapanmu kadang keterlaluan.
JEAN
Aku hanya bercanda, jadi ada apa denganmu? (memandang lekat pada kimi, kimi masih terdiam seraya merengut)
Baiklah kalau kau tak mau cerita.(berjalan masuk ke dalam ruangannya)
Sementara itu kimi mengikutinya dari belakang sambil membawa kopinya, dan kemudian duduk di sofa di ruangan Jean dan hanya terdiam, masih menekuk wajahnya.
JEAN
Jadi kau mau cerita atau tidak?
KIMI
Ah sungguh menyebalkan, kau memang bukan orang yang sabar
JEAN
Kau tau aku terlalu sibuk untuk meladenimu yang sering bersikap seperti ini. Sebentar lagi karyawan lain akan datang, kau harus segera bekerja. Jangan sampai mereka mengenggapku pilih kasih padamu hanya karena kau temanku.
KIMI
Siapa yang berani menggosipkan kita, begini-begini kita atasan mereka. Mereka ga akan berani.
JEAN
Baiklah. Sepertinya suasana hatimu sangat buruk. Apa gara-gara laki-laki yang sedang kau dekati itu?
KIMI
Huuh.. Laki-laki tampan memang bajingan
JEAN
Ternyata benar (bergumam)
KIMI
Aku tak habis pikir tenyata dia mendekatiku hanya untuk uangku.
JEAN
Hei.. apa yang kau harapkan dari lelaki yang lebih muda beberapa tahun itu. Masih banyak laki-laki di dunia ini, kenapa kau seperti ini hanya karena seorang brondong. Lagi pula mantan-mantan suamimu lebih buruk dari dia.
KIMI
Mulai hari ini aku tak akan tergoda oleh laki-laki manapun, aku akan hidup sepertimu.
JEAN
Terserah padamu
Lagi pula aku tidak begitu yakin tentang hal itu (meragukan perkataan temannya)
KIMI
Oya hari ini kita ada pertemuan dengan pemerintah daerah untuk membicarakan pembangunan stadion. Kau tidak lupa kan?
JEAN
Tentu saja, aku sudah mempersiapkannya bahannya. Tolong kau print berkasnya untuk kita bawa nanti siang
CUT TO:
SC.15 INT.KANTOR PEMERINTAHAN. SIANG
Suasanan kantor pemrintahan tampak sibuk, orang-orang terlihat lalu lalang dengan langkah cepat mereka.
Di dalam ruangan terlihat jean sedang mempresentasikan hasil rancangan yang sudah ia diskusikan sebelumnya dengan para arsitek lainnya.
JEAN
Ini semua hasil dari diskusi kami, sekian presentasi dari kami. Jika ada yang perlu di tambahkan kami akan sangat terbuka. Silahkan sampaikan pada kami.
Meeting telah selesai semua orang membereskan dokumen yang mereka bawa. Dan keluar dari kantor satu persatu.
PERWAKILAN
Terima kasih, kami sangat menyukai rancangannya. Untuk kelanjutan proyek di lapangan anda bisa berkoordinasi dengan pak Deon dari pihak kontraktor, bukan begitu pak?
DEON
(mengangguk sambil tersenyum)
Benar sekali, jika ada beberapa kendala di lapangan silahkan menghubungi saya.
JEAN
Terima kasih pak karena telah memilih rancangan kami, kami senang anda menyukainya. Semoga kedepannya proyek ini berjalan dengan semestinya tanpa kendala apapun. Saya merasa terhormat bisa ikut berpartisipasi dalam proyek ini.
PERWAKILAN
Sebenarnya saya ingin mengajak kalian makan malam bersama, tapi saya harus segera pergi karena sudah memiliki janji lain.
JEAN
Tidak apa-apa pak.
PERWAKILAN
Kalau begitu begini saja, saya akan memesankan tempat untuk kalian.
JEAN
Tidak perlu repot pak, sepertinya pak Deon juga sedang sibuk.
DEON
Tentu saja saya akan menerimanya dengan senang hati
PERWAKILAN
Baiklah, sekretris saya akan mengirimkan alamatnya. Anggap saja ini jamuan dari saya
JEAN
Terima kasih pak.
PERWAKILAN
saya harus pergi sekarang.
Perwakilan melangkah keluar, Deon, Jean dan Kimi membungkukan kepalanya.
CUT TO:
SC.16 INT/EXT. RESTORAN.MALAM
Deon, Jean dan Kimi sudah berada di restoran, sebuah restoran mewah yang berada di pusat kota. Kimi dan Jean terkagum-kagum dengan restoran tersebut. terlihat jelas bahwa mereka baru pertama kali menginjakan kaki di sana.
Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke ruang vip yang dipesankan untuk mereka.
KIMI
Waah ternyata ada restoran semewah ini di kota kita (melihat sekeliling)
DEON
Apa kalian belum pernah ke sini?
KIMI
Kita baru pertama kali ke sini, benar kan Jean.
Jean hanya menganngguk sambil tersenyum
DEON
Bukankah keluargamu sering makan di sini? Sieta memberitahhuku beberapa hari lalu dia makan dengan keluarganya di sini.
JEAN
Ah itu, aku tidak ikut. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku tangani, aku juga tidak terlalu suka makan di tempat seperti ini.(Membuat alasan)
DEON
Bukan hanya tempatnya yang bagus, makanan di sini juga enak. Makanya banyak orang kelas atas yang makan di tempat ini.
KIMI
Wah kita sangat beruntung
DEON
Bagaimana denganmu Jean, apa kau menyukai tempatnya.
JEAN
Tentu saja aku sangat senang, perwakilan telah memilihnya khusus untuk kita.
DEON
Bicaramu formal sekali, santai saja. Kita sedang berada di luar kantor.
JEAN
Aku di sini karena pekerjaan
DEON
Apa aku pernah menyinggungmu atau membuatmu marah Jean.
JEAN
Tentu saja tidak, aku hanya bersikap sebagai mana mestinya.
DEON
Tapi sepertinya kau...
KIMI
Cukup kalian berdua, kita ke sini untuk makan.
Kalian bisa membicarakan masalah pribadi kalian berdua saja, mengerti!
Jean menundukan kepala membuang muka, sementara Deon menatapnya.
KIMI
Ah makanan datang, ayo kita makan.
CUT TO
Setelah selesai makan mereka keluar dari restoran menuju tempat parkir. Jean mengeluarkan kunci mobilnya.
KIMI
Sini kunci mobilmu (merampas dari tangan jean)
Deon, tolong antar Jean pulang.
DEON
Dengan senang hati (tersenyum)
JEAN
Apa-apaan ini, kembalikan kunci mobilku
KIMI
Tidak, aku yang akan membawa mobilnmu sekarang
Kalian berdua (menunjuk dengan jarinya) selesaikanlah urusan kalian yang belum selesai. Kedepannya kita akan sering bertemu karena proyek ini.
(melihat Jean dan Deon secara bergantian) kalau begitu aku pergi dulu.
DEON
Hati-hati di jalan Kim.
Jean hanya bisa melihat Kimi pergi membawa mobilnya.
JEAN (V.O)
Dasar wanita jahat, awas saja.. Aku akan memberimu pelajaran besok.
DEON
Ayo Jean aku antar kau pulang.
JEAN
Sebaiknya aku naik taksi saja.
DEON
Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.
Masuklah! (membukakan pintu mobil)
CUT TO:
Dalam mobil yang sedang melaju, Deon mengemudikan mobilnya dengan santai, Jean melihat jalan dari balik kac mobil yang tertutup.
JEAN (V.O)
Sebenarnya apa yang mau dia bicarakan?
Dia masih sama saja seperti dulu, selalu membuat orang menunggu. Apa sulitnya... (menggerutu dalam hati)
DEON
Begini(jeda)
Jean aku ingin meminta maaf padamu karena dulu saat aku pindah aku tak sempat berpamitan padamu.
JEAN
Kenapa kau meminta maaf untuk itu.
DEON
Ya, hanya saja jika aku diposisimu. Aku pasti akan merasa sangat kecewa. Kupikir kau juga begitu.
(berpikir sejenak) Saat itu semuanya terjadi begitu tiba-tiba, aku sendiri bahkan terkejut saat itu.
JEAN
Kau tak perlu meminta maaf untuk itu.
DEON
Tidak, aku harus meinta maaf padamu. Melihat sikapmu sekarang sepertinya kau marah padaku karena hal itu.
JEAN
(dalam hati bila bagaimana dia tahu)
Tidak, aku tidak marah padamu karena hal itu (cemberut)
DEON
Ternyata dugaanku benar (tersenyum)
JEAN
Benaran, bukan karena itu.
DEON
Sebenarnya aku kembali ke sana sebulan kemudian dan berkunjung ke rumahmu, ibumu bilang bahwa kamu sudah pindah. Aku juga bertanya pada Kimi dan teman-teman lainya, meraka tak ada yang tahu tentang keberadaanmu.
JEAN
Itu karena saat itu aku tak sempat berpamitan pada mereka. Aku bertemu lagi dengan Kimi 2 tahun lalu saat membuka kantorku. Kimi juga sempat marah padaku saat kami bertemu karena tak bilang padanya saat pindah, namun ia bilang ia sangat merindukanku dan memaafkanku begitu saja.
DEON
Aku juga sangat merindukanmu (tersenyum)
Bagaimana denganmu? Apa kau sama sekali tak merindukanku?
JEON (V.O)
Aku sangat merindukanmu (melirik Deon lalu memalingkan muka)
DEON
Ah maaf membuatmu tak nyaman, hanya saja aku berharap kau benar-benar merindukanku karena selama ini itu yang kurasakan.
Kalau begitu kau juga harus memaafkanku seperti kimi memaafkanmu.
JEAN
Baiklah, lagi pula aku tak marah (pura-pura cuek)
Mendengar itu Deon hanya bisa tersenyum.
INTERCUT
Mobil tiba di depan rumah, jean melepas sibuk pengamannya.
JEAN
Terima kasih sudah mengantarku
DEON
Selamat beristirahat!
JEAN
Kau juga, berhati-hatilah di jalan (membuka pintu mobil dan turun)
Deon membuka pintu kaca mobil dan melambaikan tangannya, melihat mobil bergerak, jean segera masuk.
CUT TO: