Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
STORGE
Suka
Favorit
Bagikan
3. Masih ada kesempatan#3

SC.10 EXT. WARUNG PAK WONG.SIANG

Di sebuah warung makan kecil tidak jauh dari kantor mereka, Jean dan Kimi makan siang bersama. sebuah kedai soto yang di kelola oleh seorang bujangan tua yang baik hati. Jean dan kimi masuk kedai.

JEAN & KIMI

Siang pak wong! 

WONG

Kalian datang 

JEAN

Seperti biasanya ya pak

KIMI

Aku juga 

WONG

Ok (mengacungkan ok dengan tangannya) 

Jean dan Kimi duduk di kursi paling pojok, kedai hampir penuh dengan pelanggan karena saat itu jam makan siang. 

KIMI

Bagaimana acara pembukaan klinik adikmu kemarin? 

JEAN

Acaranya berjalan lancar, walau aku tidak tahu betul acaranya seperti apa karena terlambat sampai di sana. 

KIMI

Kalau kau bilang padaku, aku bisa menghandle klien itu kemarin. 

JEAN

Aku tak enak menyuruhmu bekerja di akhir pekan.

KIMI

Hei.. Hei.. Sejak kapan kau merasa tidak enak mengambil waktu akhir pekanku, padahal selama ini kau sering melakukannya. Aku jadi penasaran seperti apa klien penting itu hingga kau tak mau menyerahkannya padaku.
Apa yang spesial darinya, Hmh?

JEAN

Kau terlalu banyak menonton drama, tidak seperti yang kau bayangkan. Dia hanya seorang laki-laki tua seumuran dengan ayahku. 

WONG

Pesanan datang nona-nona, sebaiknya kalian makan dulu. (meletakan mangkuk berisi soto diatas meja)
Selamat menikmati (kemudian pergi)

Jean dan kimi sudah menghabiskan makanannya.

KIMI

Soto pak wong memang yang terbaik 

JEAN

(tertawa) aku kenyang sekali.
Oya apa aku sudah cerita padamu, kalau aku bertemu Deon kemarin? 

KIMI

Maksudmu Deon teman SMA kita? Cinta pertamamu?

JEAN

Ya (mengangguk) 

KIMI

Bagaimana kau bisa bertemu dengannya, jangan bilang dia klien kemarin?

JEAN

Bukan, sebaiknya kau kurangi menonton drama Kimi.(merasa tak habis pikir dengan imajenasi sahabatnya)
Aku bertemu dengannya di acara pembukaan klinik. 

KIMI

Bagaimana bisa? 

JEAN

Ternyata dia adalah senior Sieta saat kuliah, dan sepertinya dia banyak membantu adikku mengurusi masalah perizinan kliniknya.

KIMI

Lalu bagaimana? 

JEAN

Apanya yang bagaimana? 

KIMI

Apa yang terjadi?

JEAN

Aku bilang padanya untuk pura-pura tidak saling kenal, lagi pula itu hanya masa lalu. 

KIMI

Lalu bagaimana reaksinya?

JEAN

Tentu saja dia setuju 

KIMI

Kisah kalian sungguh tak menarik.(mengelengkan kepalanya)
 Apa kau sudah tak menyukainya? (penasaran) 

JEAN

Entahlah,, hanya saja sepertinya Sieta sangat menyukainya. Aku bisa lihat tatapan anak itu ketika melihat Deon.

KIMI

Jika kau tidak bilang tidak, itu berarti kau masih memiliki perasaan untuknya. 

Jean terdiam

KIMI

Benarkan? 

Jean tetap diam, tidak menjawab pertanyaan itu. 

JEAN

(mengalihkan pembicaraan) ayo kita kembali, jam istirahat sudah habis (berdiri) 

KIMI

Ayo jawab! Jawab aku dengan jujur!(mengikuti jean sambil berjalan keluar dari kedai)

CUT TO:

SC.11 INT. KANTOR DEON. SIANG/SORE

Di balik meja Deon duduk memeriksa beberapa berkas dan menandatanganinya.(terdengar suara pintu di ketuk)

DEON

Masuk!

SEKRETARIS

(masuk ke dalam ruangan) permisi pak, ada berkas yang harus segera ditinjau mengenai proyek pembangunan stadiun. 

DEON

Ok saya akan segera meninjaunya. Tinggalkan saja di situ.

Sekretaris meninggalkan berkas di atas meja kemudaian keluar ruangan, Deon mengambil berkas itu menyusunnya dengan berkas-berkas yang sedang ia baca sebelumnya.

Langit yang terlihat terang di balik kaca jendela menjadi gelap. Deon yang sudah meninjau semua berkas melihat jam tangannya, ia juga mengecek ponselnya. Ada panggilan tak terjawab dari Sieta. Deon menekan tombol ponselnya untuk menelpon balik Sieta.

DEON

Hallo Sieta, ada apa tadi kau menelponku? 

SPLIT SCREEN 

SIETA

Hallo kak, apa kakak sedang sibuk. 

DEON

Ah iya tadi aku sedang sibuk jadi tak bisa menjawab panggilanmu.

SIETA

Apa sekarang kakak sudah selesai bekerja? 

DEON

Aku baru saja selesai, saat melihat ponselku aku melihat panggilan tak terjawab darimu.

SIETA

Apa kakak ada waktu malam ini? Aku ingin mengajak kakak makan malam bersama. 

DEON

Maaf Sieta kebetulan aku sudah ada janji hari ini. 

SIETA

Oh begitu (kecewa)

DEON

Iya, aku sudah janji dengan teman-temanku untuk kumpul bersama hari ini. 

SIETA

Baiklah, kalau begitu kita makan lain waktu saja 

DEON

Ok (menutup telpon) 

CUT TO:

SC.12 INT. CAFE. MALAM

(terdengar suara lonceng pintu cafe dan suara orang berbicang-baincang yang saling berbaur)

Deon memasuki cafe sambil membuka metanya lebar-lebar mencari di mana teman-temannya berada. Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki tiada lain Andre melambaikan tangannya. disampingnya terlihat 2 orang laki-laki lainnya Toro dan Gilang juga 1 orang wanita yaitu Dewi. Deon berjalan menghampiri mereka.

ANDRE

Kenapa kau lama sekali? 

DEON

Maaf jalanan cukup padat. 

TORO

Makanya tadi aku nebeng mobil gilang saat ke sini.

GILANG

Kau memang teman yang tidak pengertian.
Padahal kami ingin perjalan yang nyaman berdua saja, ya kan sayang (melirik Dewi) 

TORO

Dasar pasangan baru 

GILANG

Dasar duda gak pengertian 

ANDRE

Btw kapan kalian akan menikah?

DEWI

Kau gila? Kami baru saja pancaran beberapa bulan.

ANDRE

Kalau sudah cccok kenapa harus pacaran lama-lama, lagi pula usia kita sudah tidak muda lagi.

DEON

Hei.. Kenapa kau mengungkit usia bro.

TORO

Untuk menyadarkanmu, sampai kapan kau akan sendiri. Kami bahkan tak pernah mendengarmu punya pacar selama ini. Apa kau masih memikirkan cinta pertamamu, si wanita es itu? 

ANDRE

Hei bung bukannya itu sedikit keterlaluan? 

TORO

Sebagai teman aku hanya ingin kau move on dari wanita itu. Meskipun aku sekarang sedang sendiri paling tidak aku sudah pernah menikah sekali. Si andre juga meski sering diputusin cewek tapi dia masih getol menggebet cewek-cewek yang ia temui. 

ANDRE

Sepertinya kau sedang mengataiku. 

DEON

Jadi kalian mengajak berkumpul hanya untuk mengomeliku? 

TORO

Tidak juga, kami hanya ingin bersenang-senang (sambil makan dan minum), kami sudah memasan juga untukmu.

 

INTERCUT

Di meja lain Ryan sedang sibuk memandangi Jean. Jean yang merasa risih meneguk minumannya berkali-kali.

JEAN

Kenapa kau melihatku terus seperti itu? 

RYAN

Karena kau cantik 

JEAN

Memangnya kau tak pernah melihat wanita cantik sebelumnya? (dalam hati bilang dasar buaya darat) 

RYAN

Tapi kau sangat berbeda

INTERCUT

TORO

Kau dengar itu (berbisik) laki-laki itu sepertinya sudah lihai merayu wanita. Wanita itu pasti akan luluh. 

Meski mereka tak bisa melihatnya dengan jelas dari sana karena terhalang partisi cafe tapi mereka bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang dibicarakan oleh orang yang berada di kursi sebelahnya.

CUT BACK TO

JEAN

Ada urusan apa kau mengajakku bertemu? 

RYAN

Begini Jean,

INTERCUT

Deon (V,O)

Jean? (memasang telinga, berusaha mendengarkan)

CUT BACK TO 

RYAN

Begini Jean, saat awal kita bertemu aku sangat tertarik padamu (percaya diri)
Sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu. 

JEAN

Ryan aku tau kau pria yang baik, aku senang mengenalmu. Namun akan lebih menyenangkan jika kita berteman saja, sesungguhnya aku sangat mendambakan punya teman sepertimu.

RYAN

Kau sedang menolakku sekarang? 

JEAN

Bagaimana mungkin aku berani menolak seseorang yang di kenalkan oleh ayahku? Aku hanya ingin menawarkan hubungan yang lebih hebat. Karena bagiku hubungan pertemanan lebih penting dibanding percintaan untuk saat ini.

RYAN

Aku pikir kau berniat untuk menikah, karena ayahmu mengenalkanmu padaku sebagai seorang yang sedang mencari calon suami.

JEAN

Tentu saja itu adalah keinginan terbesarnya. Tapi bukan keinginanku. 

RYAN

Baiklah aku mengerti maksudmu 

JEAN(V.O)

Dia menyerah semudah itu? (merasa lega sekaligus heran)

RYAN

Aku juga akan jujur padamu, sebenarnya perjodohan ini juga bukan keinginnanku, aku juga sudah memiliki sesorang dalam hatiku, namun tentu saja keluargaku menentangnya. Karena itu mereka memintaku untuk bertemu denganmu.
(berpikir sesaat)karena kita sekarang berteman boleh aku meminta bantuanmu? 

JEAN

Katakanlah!

RYAN

Izinkan aku menggunakan namamu sebagai alasan ketika aku menemui pacarku. 

JEAN

Baiklah, tidak masalah. 

INTERCUT

Deon, Toro dan Andre terlihat sedang memasang telinganya untuk mendengarkan meja sebelah karena merasa sangat penasaran. Sementara gilang dan dewi sibuk bermesraan saling menyuapi makanan satu sama lain.

ANDRE

Ternyata tidak seperti prediksimu, dasar so tau (ditujukan untuk Toro) 

TORO

Ternyata ada juga wanita yang tidak mempan pada rayuan seperti itu. Kupikir wanita itu akan luluh, bukankah semua wanita sangat suka pujian.

ANDRE

Aku juga tak menyangka wanita itu akan menolaknya. 

DEON

Cara wanita itu menolak sangat keren (menahan tawa)

Andre dan Toro merasa heran karena Deon tiba-tiba ikut berkomentar, keduanya saling melirik satu sama lain.

CUT TO:

SC.13 INT.KANTOR DEON. PAGI

Hari masih pagi, kantornya masih terlihat sepi hanya ada 2 orang security yang sedang berjaga. Deon berjalan masuk ke dalam kantor sambil melemparkan senyumannya pada kedua security itu. Suasana hatinya sedang bagus pagi ini. ia masuk ke dalam ruangannya, sekretarisnya yang sudah ada di tempatnya.

SEKRETARIS

Pagi pak! (menganggukan kepalanya) 

DEON

Pagi (tersenyum) 

SEKRETARIS

Sepertinya suasana hati bapak sedang bagus hari ini? 

DEON

Apakah begitu jelas?

SEKRETARIS

Sangat.

DEON

Tolong belikan kopi dan roti lapis di cafe depan, sekalian kau beli juga untukmu (memberikan kartunya)

Kemudian masuk ke ruangannya dan duduk di kursinya sambil terseyum-senyum sendiri. ia memutar kursinya.

CUT TO:

SC.14 INT.KANTOR JEAN. PAGI

Jean berjalan masuk ke kantor membawa 2 minuman yang ia beli di perjalanan. Ia menghampiri Kimi yang sudah duduk di kursinya sambil sibuk mengurus beberapa berkas. Wajahya tampak begitu kusut.

JEAN

Ini untukmu 

KIMI

Terima kasih (mengambil kopi dan meminumnya)

JEAN

Ada apa dengan wajahmu? Kusut sekali, aku jadi ingin menyetrikanya. 

KIMI

Heii.. Ucapanmu kadang keterlaluan.

JEAN

Aku hanya bercanda, jadi ada apa denganmu? (memandang lekat pada kimi, kimi masih terdiam seraya merengut)
Baiklah kalau kau tak mau cerita.(berjalan masuk ke dalam ruangannya)

Sementara itu kimi mengikutinya dari belakang sambil membawa kopinya, dan kemudian duduk di sofa di ruangan Jean dan hanya terdiam, masih menekuk wajahnya.

JEAN

Jadi kau mau cerita atau tidak? 

KIMI

Ah sungguh menyebalkan, kau memang bukan orang yang sabar

JEAN

Kau tau aku terlalu sibuk untuk meladenimu yang sering bersikap seperti ini. Sebentar lagi karyawan lain akan datang, kau harus segera bekerja. Jangan sampai mereka mengenggapku pilih kasih padamu hanya karena kau temanku. 

KIMI

Siapa yang berani menggosipkan kita, begini-begini kita atasan mereka. Mereka ga akan berani. 

JEAN

Baiklah. Sepertinya suasana hatimu sangat buruk. Apa gara-gara laki-laki yang sedang kau dekati itu? 

KIMI

Huuh.. Laki-laki tampan memang bajingan 

JEAN

Ternyata benar (bergumam)

KIMI

Aku tak habis pikir tenyata dia mendekatiku hanya untuk uangku. 

JEAN

Hei.. apa yang kau harapkan dari lelaki yang lebih muda beberapa tahun itu. Masih banyak laki-laki di dunia ini, kenapa kau seperti ini hanya karena seorang brondong. Lagi pula mantan-mantan suamimu lebih buruk dari dia. 

KIMI

Mulai hari ini aku tak akan tergoda oleh laki-laki manapun, aku akan hidup sepertimu.

JEAN

Terserah padamu
Lagi pula aku tidak begitu yakin tentang hal itu (meragukan perkataan temannya) 

KIMI

Oya hari ini kita ada pertemuan dengan pemerintah daerah untuk membicarakan pembangunan stadion. Kau tidak lupa kan? 

JEAN

Tentu saja, aku sudah mempersiapkannya bahannya. Tolong kau print berkasnya untuk kita bawa nanti siang  

CUT TO:

SC.15 INT.KANTOR PEMERINTAHAN. SIANG

Suasanan kantor pemrintahan tampak sibuk, orang-orang terlihat lalu lalang dengan langkah cepat mereka.

Di dalam ruangan terlihat jean sedang mempresentasikan hasil rancangan yang sudah ia diskusikan sebelumnya dengan para arsitek lainnya.

JEAN

Ini semua hasil dari diskusi kami, sekian presentasi dari kami. Jika ada yang perlu di tambahkan kami akan sangat terbuka. Silahkan sampaikan pada kami.

Meeting telah selesai semua orang membereskan dokumen yang mereka bawa. Dan keluar dari kantor satu persatu.

PERWAKILAN

Terima kasih, kami sangat menyukai rancangannya. Untuk kelanjutan proyek di lapangan anda bisa berkoordinasi dengan pak Deon dari pihak kontraktor, bukan begitu pak? 

DEON

(mengangguk sambil tersenyum)
Benar sekali, jika ada beberapa kendala di lapangan silahkan menghubungi saya.

JEAN

Terima kasih pak karena telah memilih rancangan kami, kami senang anda menyukainya. Semoga kedepannya proyek ini berjalan dengan semestinya tanpa kendala apapun. Saya merasa terhormat bisa ikut berpartisipasi dalam proyek ini.

PERWAKILAN

Sebenarnya saya ingin mengajak kalian makan malam bersama, tapi saya harus segera pergi karena sudah memiliki janji lain.

JEAN

Tidak apa-apa pak.

PERWAKILAN

Kalau begitu begini saja, saya akan memesankan tempat untuk kalian. 

JEAN

Tidak perlu repot pak, sepertinya pak Deon juga sedang sibuk.

DEON

Tentu saja saya akan menerimanya dengan senang hati

PERWAKILAN

Baiklah, sekretris saya akan mengirimkan alamatnya. Anggap saja ini jamuan dari saya 

JEAN

Terima kasih pak.

PERWAKILAN

saya harus pergi sekarang.

Perwakilan melangkah keluar, Deon, Jean dan Kimi membungkukan kepalanya.

 

CUT TO:

SC.16 INT/EXT. RESTORAN.MALAM

Deon, Jean dan Kimi sudah berada di restoran, sebuah restoran mewah yang berada di pusat kota. Kimi dan Jean terkagum-kagum dengan restoran tersebut. terlihat jelas bahwa mereka baru pertama kali menginjakan kaki di sana.

Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dan mengantar ke ruang vip yang dipesankan untuk mereka.

KIMI

Waah ternyata ada restoran semewah ini di kota kita (melihat sekeliling)

 DEON

Apa kalian belum pernah ke sini? 

KIMI

Kita baru pertama kali ke sini, benar kan Jean.

Jean hanya menganngguk sambil tersenyum

DEON

Bukankah keluargamu sering makan di sini? Sieta memberitahhuku beberapa hari lalu dia makan dengan keluarganya di sini. 

JEAN

Ah itu, aku tidak ikut. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku tangani, aku juga tidak terlalu suka makan di tempat seperti ini.(Membuat alasan) 

DEON

Bukan hanya tempatnya yang bagus, makanan di sini juga enak. Makanya banyak orang kelas atas yang makan di tempat ini.

KIMI

Wah kita sangat beruntung

DEON

Bagaimana denganmu Jean, apa kau menyukai tempatnya. 

JEAN

Tentu saja aku sangat senang, perwakilan telah memilihnya khusus untuk kita. 

DEON

Bicaramu formal sekali, santai saja. Kita sedang berada di luar kantor. 

JEAN

Aku di sini karena pekerjaan  

DEON

Apa aku pernah menyinggungmu atau membuatmu marah Jean. 

JEAN

Tentu saja tidak, aku hanya bersikap sebagai mana mestinya.

DEON

Tapi sepertinya kau... 

KIMI

Cukup kalian berdua, kita ke sini untuk makan.
Kalian bisa membicarakan masalah pribadi kalian berdua saja, mengerti!

Jean menundukan kepala membuang muka, sementara Deon menatapnya.

KIMI

Ah makanan datang, ayo kita makan.

CUT TO

Setelah selesai makan mereka keluar dari restoran menuju tempat parkir. Jean mengeluarkan kunci mobilnya.

KIMI

Sini kunci mobilmu (merampas dari tangan jean)
Deon, tolong antar Jean pulang. 

DEON

Dengan senang hati (tersenyum) 

JEAN

Apa-apaan ini, kembalikan kunci mobilku

KIMI

Tidak, aku yang akan membawa mobilnmu sekarang
Kalian berdua (menunjuk dengan jarinya) selesaikanlah urusan kalian yang belum selesai. Kedepannya kita akan sering bertemu karena proyek ini.
(melihat Jean dan Deon secara bergantian) kalau begitu aku pergi dulu.

DEON

Hati-hati di jalan Kim.  

Jean hanya bisa melihat Kimi pergi membawa mobilnya.

JEAN (V.O)

Dasar wanita jahat, awas saja.. Aku akan memberimu pelajaran besok. 

DEON

Ayo Jean aku antar kau pulang. 

JEAN

Sebaiknya aku naik taksi saja. 

DEON

Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.
Masuklah! (membukakan pintu mobil) 

CUT TO:

Dalam mobil yang sedang melaju, Deon mengemudikan mobilnya dengan santai, Jean melihat jalan dari balik kac mobil yang tertutup.

JEAN (V.O)

Sebenarnya apa yang mau dia bicarakan?
Dia masih sama saja seperti dulu, selalu membuat orang menunggu. Apa sulitnya... (menggerutu dalam hati)

DEON

Begini(jeda)
Jean aku ingin meminta maaf padamu karena dulu saat aku pindah aku tak sempat berpamitan padamu. 

JEAN

Kenapa kau meminta maaf untuk itu.

DEON

Ya, hanya saja jika aku diposisimu. Aku pasti akan merasa sangat kecewa. Kupikir kau juga begitu.
(berpikir sejenak) Saat itu semuanya terjadi begitu tiba-tiba, aku sendiri bahkan terkejut saat itu.

JEAN

Kau tak perlu meminta maaf untuk itu.

DEON

Tidak, aku harus meinta maaf padamu. Melihat sikapmu sekarang sepertinya kau marah padaku karena hal itu.

JEAN

(dalam hati bila bagaimana dia tahu)
Tidak, aku tidak marah padamu karena hal itu (cemberut) 

DEON

Ternyata dugaanku benar (tersenyum)

JEAN

Benaran, bukan karena itu. 

DEON

Sebenarnya aku kembali ke sana sebulan kemudian dan berkunjung ke rumahmu, ibumu bilang bahwa kamu sudah pindah. Aku juga bertanya pada Kimi dan teman-teman lainya, meraka tak ada yang tahu tentang keberadaanmu. 

JEAN

Itu karena saat itu aku tak sempat berpamitan pada mereka. Aku bertemu lagi dengan Kimi 2 tahun lalu saat membuka kantorku. Kimi juga sempat marah padaku saat kami bertemu karena tak bilang padanya saat pindah, namun ia bilang ia sangat merindukanku dan memaafkanku begitu saja.

DEON

Aku juga sangat merindukanmu (tersenyum)
Bagaimana denganmu? Apa kau sama sekali tak merindukanku? 

JEON (V.O)

Aku sangat merindukanmu (melirik Deon lalu memalingkan muka)

DEON

Ah maaf membuatmu tak nyaman, hanya saja aku berharap kau benar-benar merindukanku karena selama ini itu yang kurasakan.
Kalau begitu kau juga harus memaafkanku seperti kimi memaafkanmu.

JEAN

Baiklah, lagi pula aku tak marah (pura-pura cuek) 

Mendengar itu Deon hanya bisa tersenyum. 

INTERCUT 

Mobil tiba di depan rumah, jean melepas sibuk pengamannya. 

JEAN

Terima kasih sudah mengantarku

DEON

Selamat beristirahat! 

JEAN

Kau juga, berhati-hatilah di jalan (membuka pintu mobil dan turun)

Deon membuka pintu kaca mobil dan melambaikan tangannya, melihat mobil bergerak, jean segera masuk.

 

CUT TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar