Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
STORGE
Suka
Favorit
Bagikan
8. Pengakuan#8

SC.38.INT. KANTOR PUSAT.SIANG/MALAM

Di balik meja deon sibuk dengan beberapa dokumenya.

SFX (suara nada dering standar)

Ada pesan masuk di ponselnya. 

Dilayar

SIETA

Kak, apa kakak sedang sibuk? 

DEON

Ada apa? 

SIETA

Ayahku mengundang kakak makan malam di rumah lagi malam ini

DEON

baiklah 

Deon kembali ke pekerjaannya,

FADE OUT

di balik jendela langit sudah menjadi gelap. Deon melirik jam tangannya.

DEON

Ternyata sudah jam segini

(memeriksa ponselnya, kemudian menelpon seseorang)

DEON

Jean kau sedang ada di mana sekarang?

SPLIT SCREEN

JEAN

Aku sedang di jalan pulang, ada apa?

DEON

Malam ini keluargamu mengundangku makan malam di rumahmu. 

JEAN

Oya? 

DEON

Aku hanya ingin memberitahumu, sampai jumpa di sana. (meletakan ponselnya)
(bergumam) Aku akan mengatakan yang sebenarnya hari ini pada semua orang.

 

CUT TO: 

Jean menghentikan mobilnya, terlihat keraguan di wajahnya.

Lalu ia menelpon seseorang

JEAN

Hallo Kim, ayo makan malam bersama. Aku akan ke rumahmu sekarang.

Dengan cepat Jean meutar balik mobilnya.

CUT TO: 

SC.39.INT.APARTMEN KIMI.MALAM

Jean menekan bel apartmen. Tak lama Kimi membuka pintu.

KIMI

Tumben sekali kau datang ke sini?

Jean melangkah masuk tanpa menjawab pertanyaan dari Kimi. Ia membongkar makanan yang ia beli di jalan.

KIMI

Ada masalah apa kali ini? Kau sedang menghindari siapa?

JEAN

(tercengang) bagaimana kau tau aku sedang menghindari seseorang. 

KIMI

Kau tau, kau itu sangat mudah di tebak.
Kau pasti akan datang ke sini setiap menghindari sesuatu. Kau ingat setiap kali di jodohkan kau selalu datang ke sini setiap teman kencanmu itu datang ke rumah dan berpura-pura bahwa kau sedang ada pertemuan dengan klien.
Jadi kali ini kau sedang menghindari siapa? 

JEAN

Deon 

KIMI

Hah? kenapa lagi dengan kalian? 

JEAN

Dia diundang makan di rumahku malam ini, tapi tentu saja ayahku mengundangnya untuk Sieta, aku hanya akan jadi pengganggu jika berada di sana. 

KIMI

(menghela napas) kau ini benar-benar, kenapa kau selalu mendahulukan perasaan orang-orang yang bahkan tak peduli padamu itu.
Aku juga tidak paham dengan Deon, sebenarnya siapa yang ia sukai? Beberapa saat lalu dia bilang padamu bahwa perasaannya masih sama kepadamu. Tapi kenapa ia menerima undangan Sieta, seolah dia juga menyukai gadis itu. 

JEAN

Mungkin aku yang salah sangka, maksud ia memiliki perasaan yang sama seperti dulu mungkin maksudnya perasaan sebagai seorang teman. 

KIMI

Sebaiknya kau cari saja laki-laki lain. 

JEAN

(gagap) a..aku juga tak terlalu mengharapkannya. 

CUT TO: 

SC.40.INT.RUMAH.MALAM

Di meja makan keluarga keluarga Adiyoso semua orang hadir kecuali Jean, tentu saja Deon juga ada di sana untuk memenuhi undangan keluarga itu.

Namun kali ini ia melihat jam tangannya beberapa kali dan sesekali memperhatikan ke arah lain, menunggu kedatangan Jean. 

ANWAR

Jadi kapan kalian akan meresmikan hubungan kalian.

SIETA

Ayah.. 

DEON

Ya om? (bingung) 

ANWAR

Kalian sudah sama-sama dewasa, kami juga mendukung kalian. jadi tunggu apa lagi? 

DEON

Begini om, sebenarnya saya datang ke sini hari ini untuk meluruskan semuanya.
Sepertinya om dan tante salah paham tentang hubungan saya dan Sieta, kami tidak sedang dalam hubungan seperti itu. saya datang waktu itu karena Sieta bilang ia igin berterima kasih atas bantuan yang saya berikan.
Lagi pula Sieta sudah saya anggap seperti adik saya sendiri.
Dan sebenarnya orang yang saya sukai adalah Jean, saya sudah menyukainya sejak dulu bahkan sebelum bertemu Sieta. Saya berharap om bisa merestuainya.

 ANWAR

Apa Jean tahu kau melakukan ini?

DEON

Tidak om, sepertinya dia sengaja tak datang ke pertemuan ini meski saya sudah memintanya untuk datang. 

Mendengar itu Sieta meneteskan air mata yang sudah berlinang sejak tadi, ia segera meletakan alat makan dan berlari ke kamarnya. Utami menyusulnya.

Anwar memegang kepalanya, ia tak percaya dengan apa yang didengarnya. si bungsu yang ada di sana diam-diam pergi meninggalkan meja makan. 

ANWAR

Sebaiknya kau pulang dulu untuk saat ini. 

DEON

Baik om, kalau begitu saya permisi.

deon beranjak dari kursinya. 

CUT TO: 

Di dalam kamar Sieta menagis tersedu-sedu. Utami berusaha menenangkannya.

UTAMI

Sudahlah (mengelus punggung Sieta)
Kau bisa mencari laki-laki lain yang lebih baik dari anak itu. 

SIETA

Aku sangat mencintainya bu 

UTAMI

Tapi dia tidak mencintaimu?

Sieta kembali menangis. 

UTAMI

Berhentilah menangis. Ini karena kau terlalu lemah makanya semua orang meremehkanmu.
Ibu sudah pernah bilang padamu kalau kau harus hati-hati dengan Jean, wanita yang kau anggap kakak itu persis seperti ibunya. 

SIETA

Ibu..... (memeluk ibunya) 

UTAMI

Sudahlah.. ibu akan mencarikanmu laki-laki yang lebih tampan dari Deon. 

CUT TO: 

Jean tiba di rumah hampir tengah malam, rumah sudah gelap lampu-lampu sudah di matikan hanya beberapa lampu saja yang menyala. ia berjalan dengan pelan agar tak membangunkan orang-orang di rumah itu. saat hendak naik ke atas tangga tiba-tiba lampu menyala. Utami menghampiri Jean dan menamparnya dengan keras.

UTAMI

Dasar anak tak tau diri.

Jean meringis kesakitan sambil memegang bekas tamparan di pipinya. Keluar darah dari sudut bibirnya.

Semua orang terbangun dan menghampiri mereka.

JEAN

Kenapa ibu tiba-tiba menamparku? Apa salahku? 

UTAMI

Siapa yang kau panggil ibu, aku bukan ibumu.
Dari awal aku sama sekali tidak menyukaimu. Beraninya kau membuat anakku menangis.
Kau hanya anak dari wanita rendahan yang menggoda suami orang, berani-beraninya kau mengacaukan kehidupan anakku.

Sieta mengahampiri ibunya.

SIETA

Sudahlah bu. 

UTAMI

Dasar wanita murahan 

ANWAR

Jean sebaiknya kau naik.

Jean hanya terdiam dan naik ke kamarnya. sementara Raka yang melihatnya dari depan kamarnya kembali masuk.

CUT TO: 

SC.41.INT.RUMAH.PAGI

Keesokan paginya Jean keluar dari kamar lebih awal, begitu juga dengan Raka. Mereka tak mau menghadapi kemarahan Utami yang tak mungkin reda dalam semalam.

JEAN

Kau mau berangkat? 

RAKA

Ya 

JEAN

Ayo kakak antar.

Mereka berdua berjalan keluar dari rumah menuju mobil Jean.

CUT TO: 

SC.42.INT/EXT. PERJALANAN.PAGI

Di dalam mobil Jean dan Raka terdiam cukup lama sampai akhirnya mereka bicara.

RAKA & JEAN

Ka...

RAKA

Kakak tidak apa? 

JEAN

Ya, kakak baik-baik saja.
Apa kamu tahu kan alasan ibu menampar kakak semalam? 

RAKA

(mengangguk) Itu gara-gara laki-laki yang datang makan malam tadi malam? 

JEAN

Bagimana bisa?(bingung) 

RAKA

Laki-laki itu bilang bahwa ia tidak menyukai kak Sieta, tapi menyukai kak Jean. 

JEAN

(mengerem mendadak) apa? Dia bilang begitu? 

RAKA

Iya 

JEAN

Di depan semua orang?

RAKA

Iya (mengangguk) 

JEAN

Oh my god (menghembuskan napas berat seraya melajukan kembali mobilnya) 

RAKA

Apa kak Jean juga menyukai laki-laki itu?

JEAN

(gagap) kami hanya teman seangkatan waktu sekolah. 

RAKA

Sepertinya kakak juga menyukainya, aku mengerti. 

JEAN

Kita sudah sampai (mengalihkan pembicaraan) 

RAKA

Terima kasih kak! 

JEAN

Apa kau mau sarapan dulu dengan kakak?

RAKA

Aku akan sarapan dengan teman-temanku saja. 

JEAN

Baiklah kalau begitu
(mengeluarkan uang dari dompet) belilah makanan enak bersama teman-temanmu.  

RAKA

(mengambil uangnya) terima kasih kak (keluar dari mobil) 

Jean mengambil ponselnya dan melakukan sebuah panggilan. 

JEAN

Kita harus bicara

CUT TO: 

SC.43.INT. CAFE 24 JAM.MALAM

DEON

Jean wajahmu kenapa (hendak menyentuh luka di bibir jean) 

JEAN

Kenapa kau melakukannya.

DEON

Aku tidak bermakasud macam-macam, aku hanya ingin mengecek lukamu. 

JEAN

Mengapa kau mengatakan hal itu di depan keluargaku semalam?

DEON

Karena itu kebenarannya, aku benar-benar menyukaimu Jean.

JEAN

Kau tahu Sieta pasti sangat sedih mendengarnya. 

DEON

Aku hanya mengatakan yang sebenarnya pada mereka, mereka salah mengira kalau aku dan Sieta adalah sepasang kekasih. 

JEAN

Kenapa kau tega pada Sieta, adikku benar-benar sangat menyukaimu. 

DEON

Lalu haruskah aku membohonginya dan bilang aku juga mencintainya? Itukah yang kau inginkan? 

JEAN

Mungkin sebaiknya seperti itu. 

DEON

Jean.. kau.. kau benar-benar (memegang kepalanya, merasa frustasi) 

JEAN

Kau tahu sekeras apa aku berjuang selama ini hanya untuk diakui oleh keluarga itu? Kau mungkin tak akan paham karena tak pernah mengalaminya?
(berlinang) Kau tahu apa yang paling menyakitkan? Tamparan itu tak seberapa jika dibandingkan dengan kata-kata buruknya tentang ibuku. 

DEON

Maafkan aku Jean, aku tak bermaksud begitu. 

JEAN

Sebaiknya kita tak usah bertemu lagi. 

Jean beranjak dari tempat duduknya  meninggalkan Deon. Deon  berusaha mengikutinya. 

DEON

Tunggu jean (berlari)
Jean tunggu!

Namun Jean sudah masuk ke dalam mobilnya dan pergi,Deon menghela napas dalam-dalam.

 

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar