Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
STORGE
Suka
Favorit
Bagikan
2. Cinta Pertama#2

SC.06 INT.KANTOR. SIANG 

SFX (musik)

Pemandangan pusat kota terlihat dari atas, mengikuti deretan gedung gedung tinggi. masuk ke sebuah gedung 2 lantai bercat putih.

CLOSE UP kaki mengenakan sepasang sepatu heels berjalan dengan cepat dan tergesa-gesa.

Punggung Seorang wanita mengenakan setelan formal sedang berjalan seolah sedang mengejar sesuatu, sepatu heels yang ia kenakan terlihat sangat mengganggu langkah kakinya. Ia masuk ke sebuah ruangan dan segera melepas sepatu high heelsnya dan mengantinya dengan sepatu karet berwarna navy.

Jean duduk di kursi sambil memijat-mijat kakinya. 

JEAN

Aku benar-benar tak terbiasa dengan sepatu ini.

Terdengar suara ketukan pintu ruangannya.

JEAN

Masuklah!

Kimi membuka pintu dan melongokan kepalanya sambil tersenyum. Jean melihatnya sebentar kemudian fokus lagi dengan kakinya. Kimi masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa dalam ruangan itu.

KIMI

(berdehem) bagaimana kencannya? 

JEAN

Biasa saja (masih fokus memijat kakinya) 

KIMI

Kenapa, apa dia tidak tampan? 

JEAN

Memangnya itu penting? 

KIMI

Tentu saja 

JEAN

Aku tak habis pikir, padahal kau sudah di hianati 3 kali oleh laki-laki tampan. Kau masih menyukai mereka? 

KIMI

Yaah tetap saja, tidak semua orang tampan itu brengsek. Aku hanya tidak beruntung saja. 

JEAN

Baiklah terserah padamu. 

KIMI

Jadi bagaimana hasilnya?(masih penasaran) 

JEAN

Entahlah, aku benar-benar tak tahu. Aku juga tak begitu tertarik. Aku hanya mengikuti keinginan ayah saja. 

KIMI

Heeii.. Kau lupa usiamu sekarang? 

JEAN

Memang apa masalahnya dengan usiaku, kepala 3 itu masih muda. Banyak wanita yang lebih tua dariku juga yang belum menikah. 

KIMI

Apa kau tidak mau menikkah karena melihat temanmu ini gagal 3 kali? 

JEAN

(tersenyum) Apa masalahnya bercerai 3 kali karena laki-laki brengsek. Aku hanya sedang menikmati kesendirianku saja, tak ada hubungannya denganmu. 

KIMI

Atau kau masih menunggunya? Cinta pertamamu? (bercanda) 

JEAN

Apa maksudmu, untuk apa aku menunggu orang yang tak tau dimana keberadaannya?
(melototi kimi) Apa kau mau terus disini? Apa kau tidak akan bekerja? (berusaha mengalihkan pembicaraan) 

KIMI

Maaf bos, saya akan pergi sekarang 

Kimi pergi dari ruangan.

Sementara Jean berdiri dari tempat duduknya menghadap jendela kaca di ruangannya, memandang keluar dengan tatapan kosong.

FLASHBACK

INT/EXT. SEKOLAH. PAGI

Jean masuk ke dalam kelas, setelah absen selama 3 hari.

KIMI

Jean kemana saja kau?(penasaran) 

JEAN

Aku ada urusan makanya izin tidak masuk. 

KIMI

Urusan apa? 

JEAN

Aku pergi liburan dengan ibuku (berbisik) 

KIMI

Haahh... 

JEAN

Ssssttt... (menempelkan jari tangan di mulutnya) 

KIMI

Ah maaf, aku hanya terkejut mendengarnya. 

KIMI

Oya, apa kau tau Deon pindah sekolah?

JEAN

Apa? (terkejut) 

KIMI

Jadi kau juga baru tau? 

Jean berpikir sejenak, lalu berdiri dari tempat duduknya. 

JEAN

Kimi aku mau mengatakan sesuatu yang penting padamu (menarik kimi keluar kelas)

Mereka berjalan dengan cepat ke samping kelas, dimana tak ada satu orangpun yang bisa melihat mereka.

KIMI

Kenapa? Ada apa? (bingung sekaligus penasaran) 

JEAN

Sebenarnya 3 hari lalu Deon menyatakan cintanya padaku. 

KIMI

Apa? (mengecilkan suaranya, sambil melirik sekitar) Lalu bagaimana? 

JEAN

Tentu saja aku menolaknya, maksudku.. Aku bilang padanya bahwa aku sedang tidak ingin berpacaran.

beat

(menerka-nerka)apa mungkin gara-gara itu dia pindah? 

KIMI

Tentu saja bukan, orang tuanya pindah tugas. Makanya dia ikut pindah. 

JEAN

Aahh.. Syukurlah, tapi kenapa ia tak memberi tahuku? (heran) 

KIMI

Kenapa dia harus memberi tahumu? Kau kan sudah menolaknya. 

JEAN

Tapi kan kita teman 

KIMI

Ya, sebelum kau menolaknya. 

JEAN

Heei... Apa kau sedang meledekku?
(menghembuskan napas) Aku kecewa dia pergi tanpa pamit padaku.

KIMI

Jean.. Apa kau juga menyukainya? 

Menjawab ya dengan wajahnya 

KIMI

Lalu kenapa kau menolaknya? 

JEAN

Entahlah, wajah ibuku tiba-tiba muncul dalam pikiranku saat itu.

CUT TO:

SC.07 INT.RUANG MAKAN. MALAM

Meja makan sudah di penuhi makanan, seluruh anggota keluarga Adiyoso masuk satu persatu. Seperti biasa Raka selalu masuk pertama diikuti oleh Jean dan Sieta. Tak lama masuk Utami menggandeng tangan suaminya (Anwar). Mereka mulai menyantap hidangan dengan santai.

ANWAR

Sudarso menghubungi ayah tadi (menatap jean), Dia bilang katanya anaknya senang bertemu denganmu.
Ayah senang kamu melakukannya dengan baik hari ini. Ayah harap kalian berjodoh dan segera menikah. 

JEAN

Ya ayah (dalam hati berkata aku sama sekali tak menyukai laki-laki itu) 

ANWAR

Sieta bagaimana dengan pembukaan klinikmu? 

SIETA

Semuanya lancar ayah, berkat kakak seniorku aku tak sulit mengurus perizinan. Dia mengenalkan pada orang yang bisa membantuku mengurus semuanya.
(melihat jean) Dan aku juga suka interiornya kak Jean. Terima kasih! 

JEAN

Aku senang karena kau menyukainya. 

ANWAR

Baguslah, ayah senang sekali mendengarnya.
Bagaimana dengan sekolahmu? (menatap Raka) 

RAKA

Baik-baik saja ayah. 

ANWAR

Ayah harap kamu tidak berulah lagi di sekolah seperti sebelumnya. 

RAKA

Ya ayah.. 

BU UTAMI

Sudah sudah, ayo lanjutkan makan kalian (berusaha memotong percakapan)

CUT TO:

SC.08 INT.CAFE. SORE

Di sebuah cafe Sieta sedang menunggu seseorang, ia duduk sambil memeriksa riasannya dan merapihkan rambutnya.

INTERCUT

(terdengar suara pintu cafe di buka)

Deon membuka pintu cafe, ia bisa melihat Sieta yang sedang menunggunya di kursi paling pojok sedang memasukan sesuatu ke dalam tasnya. ia segera menghampirinya.

DEON

Apakah kau sudah lama menunggu 

SIETA

Tidak kak, aku juga baru saja sampai. 

DEON

Ah syukurlah kalau begitu begitu.(menarik kursi, kemudian duduk)

Sieta melambaikan tangannya memanggil pelayan. Pelayan menghampiri dan memberikan buku menu.

SIETA

(Membuka buku menu) aku mau hot chocolate dan french fries. Kakak mau pesan apa? 

DEON

Capucino panas 

Pelayan meninggalkan meja mereka.

DEON

Ada perlu apa kau mau bertemu denganku

SIETA

Aku hanya ingin berterima kasih pada kakak, karena sudah banyak membantuku untuk persiapan pembukaan klinik. 

DEON

Bukan hal besar, aku hanya membantu semampuku.

SIETA

Meskipun begitu aku tetap ingin berterima kasih.

Pelayan cafe kembali ke meja mereka sambil membawa pesanan dan meletakannya di meja mereka.

SIETA

Oya, aku juga ingin mengundang kakak ke acara pembukaan klinikku akhir pekan ini. Apa kakak bisa datang? 

DEON

Baiklah aku akan datang. 

 SIETA

Benar ya, aku akan menunggu. 

DEON

Iya 

SIETA

Janji ya, jangan sampai ga datang.

DEON

Baiklah (tersenyum)

CUT TO:

SC.09 INT/EXT.KLINIK SIETA. SIANG

Acara pembukaan sedang berlangsung terlihat beberapa orang ternama hadir di sana dan juga Deon. Di sudut lain terlihat keluarga Sudarso, keluarga yang anaknya dijodohkan dengan Jean hadir di sana memenuhi undangan dari Anwar. Seluruh keluarga Adiyoso juga hadir, namun jean tak terlihat di manapun.

Sesi potong pitapun di laksanankan, di lanjutkan dengan beberapa sambutan.

ANWAR

Kemana kakakmu? 

SIETA

Dia sedang di jalan ayah, katanya dia habis bertemu klien penting. 

ANWAR

Kenapa dia masih bertemu klien akhir pekan begini? 

SIETA

Entahlah

ANWAR

Dasar anak itu

semuanya tepuk tangan saat MC memanggil nama Sieta untuk memberikan sambutannya.

Sieta memandang ayahnya sambil tersenyum dan melangkah ke depan untuk memberikan sambutannya.

Sementara itu Jean masuk dan berjalan menghampiri ayahnya.

ANWAR

Kenapa kau terlambat? (berbisik) 

JEAN

Maaf ayah! Jalanan macet 

ANWAR

Kenapa kau masih bekerja akhir pekan begini?

JEAN

Aku terpaksa karena klienku tak ada waktu lain, dia juga harus segera pergi ke luar negeri.

Audiens bertepuk tangan saat sieta menyelesaikan sambutannya.

SIETA

Selamat menikmati hidangannya (berjalan sambil sesekali menundukan kepalanya menyapa para tamu, berjalan menghampiri ayahnya dan Jean. 

JEAN

Maaf kakak terlambat. 

SIETA

Tidak apa, aku tau kakak pasti sibuk. 

ANWAR

Ibumu terlihat senang mengobrol dengan ibu-ibu lain.

SIETA

Sepertinya selama ini ibu bosan di rumah terus(tersenyum) 

ANWAR

Sepertinya begitu 

SIETA

Oya, aku ingin mengenalkan seseorang pada kalian (melambaikan tangan pada Deon) 

Anwar dan Jean mengarahkan pandangannya pada Deon yang sedang berjalan menghampiri mereka. 

JEAN (V.O)

(tersentak) Deon? 

DEON (V.O)

Jean? (memandang jean dengan bingung)

SIETA

Ayah kenalkan ini kak Deon, kakak senior di kampusku dulu. Dia yang sudah membantuku selama ini. 

DEON

(tersadar) saya Deon om, senang bertemu anda (menganggukan kepala sambil tersenyum) 

SIETA

Dan ini kakakku,Jean

JEAN

Halo, saya Jean (pura-pura tak mengenal Deon) 

DEON

Deon,senang bertemu denganmu. (berusaha mengikuti alur)

SIETA

Kakakku seorang arsitek, selain itu dia juga bisa menangani desain interior. Jika kakak butuh seorang arsitek untuk proyek kakak bisa menghubungi kak Jean.
Ya kan kak (ditujukan pada jean)

JEAN

Tentu saja silahkan menghubungi kantor kami jika kau membutuhkannya.
(melirik sieta) Kalau begitu kalian berdua mengobrollah, kakak harus menyapa Ryan dan keluarganya. 

SIETA

Baiklah kak (tersenyum)
Dia calon suami kakakku (mengatakannya pada Deon) 

Jean pergi meninggalkan mereka. 

SIETA

Apa ayah tidak akan menemani ibu? 

ANWAR

Ah iya, ayah lupa membiarkan ibumu telalu lama.

Anwar pergi meninggalkan Sieta dan Deon.

DEON

Aku tidak tahu kau punya kakak? 

SIETA

Ah itu karena kakakku sangat tertutup, saat kuliah dia jarang sekali keluar dari kamarnya dan hanya sibuk belajar. Dulu aku sedikit membencinya karena dia terlalu rajin. Karena dia aku selalu tak diizinkan bermain. makanya aku tak pernah menceritakannya pada orang lain. 

DEON (V.O)

Seingatku jean anak tunggal, bagaimana bisa dia menjadi kakaknya Sieta. Apa dulu dia berbohong padaku? (menduga-duga)

SIETA

Kak.. Kak.. Apa yang sedang kakak pikirkan?

DEON

Tidak, aku tidak sedang memikirkan apapun. Kenapa? 

SIETA

Sepertinya aku harus menyapa tamu lain, apa kakak mau ikut denganku?

DEON

Tidak, kau pergilah. Aku akan menikmati makanan dan minuman di sini 

CUT TO:

JEAN (V.O)

Bagaimana aku bisa bertemu dengannya disini. 

RYAN

Hai jean!

JEAN

Hai.. (Berusaha tersenyum)

RYAN

Aku mencarimu dari tadi

JEAN

A.. Aku datang terlambat karena harus mengurus beberapa pekerjaan. 

RYAN

Kau juga bekerja di akhir pekan?

JEAN

Jika ada klien penting kenapa tidak? Aku tak bisa melewatkan sesuatu yang menghasilkan uang pergi bergitu saja. 

RYAN

Itu lah yang membuat aku tertarik padamu

JEAN

Ya? (mengerutkan alis, merasa heran dengan yang dikatakan Ryan)

RYAN

Kau benar-benar wanita yang menarik Jean.

Mereka berdua tertawa, dari kejauhan terlihat sosok Deon yang sedang memperhatikan mereka berdua.

JEAN

Sepertinya aku harus ke toilet (hanya alasan untuk pergi) 

RYAN

Tentu, silahkan 

Jean pergi ke arah toilet namun dia pergi keluar gedung melalui pintu samping. Sementara itu Deon mengikutinya dari belakang.

Jean duduk di kursi panjang yang ada di halaman dan melepaskan sepatu high heels yang sudah ia kenakan seharian.

JEAN

Huh. Aku benar-benar tak tahan. (meluruskan kakinya, memandang kakinya dengan tatapan kosong) 

DEON

Jean! 

JEAN

Oh Deon (memakai kembali sepatunya) 

DEON

Lama tak bertemu (senang)

JEAN

Ah iya sudah lama sekali (berusaha tersenyum) 

Deon duduk di samping Jean. 

DEON

Bagaimana kabarmu? 

JEAN

Baik, kabarku baik. Bagimana dengamu? 

DEON

Aku juga baik-baik saja.
(berusaha mencari topik pemicaraan) Sejak kapan kau pidah ke sini? 

JEAN

Sudah lama sekali, kurasa tak berselang lama setelah kepindahanmu. 

DEON

Maaf waktu itu aku tak sempat pamit padamu 

JEAN

Sudah lama sekali, lagi pula itu hanya masa lalu. Tidak usah terlalu dipikirkan. (berusaha tenang) 
Senang bertemu lagi denganmu, tapi sebaiknya kita pura-pura saja tidak pernah kenal seperti sebelumnya di hadapan Sieta dan keluargaku. 

DEON

(berpikir,kemudian mengangguk walau tak tau maksud dari kata-kata tersebut)
Baiklah jika itu maumu. Aku akan melakukannya. 

JEAN

Kalau begitu aku masuk duluan

Jean berdiri kemudian berjalan pergi meninggalkan Deon

DEON

Dia sama sekali tidak berubah, sikapnya masih tetap dingin seperti dulu (tersenyum). 

CUT TO:

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar