SC.21.INT.KANTOR.SIANG
Di dalam ruang kantornya, jean duduk bersandar di kursi membelakangi meja kerjanya. Kepalanya masih terasa pusing karena ia tak bisa kembali tidur setelah mimpinya semalam.
Ia memagang kepalanya sambil memejamkan matanya.
Di luar ruangan Kimi terus mengetuk pintu ruangan Jean, namun tak ada jawaban dari dalam.
KIMI
(bergumam) Kenapa dia tak menjawab? Apa terjadi sesuatu, tidak biasanya dia begini.
Kimi membuka pintu, ia hanya bisa melihat setengah bagian belakang kepala bosnya yang bersadar di kursi.
KIMI
Jean!
Masih tidak ada respon. Kimi makin khawatir dan segera menghampirinya.
KIMI
Jean (sambil melangkah)
Jean terlihat sedang bersandar sambil menutup matanya.
KIMI
Apa kau sedang tidur? (menepuk pundak jean)
Namun masih tak ada respon dari jean. kimi semakin panik.
KIMI
Jean! (mengguncangkan badan jean)
Jean membuka matanya.
KIMI
Aahhh.. kau membuatku khawatir (mengelus dadanya)
JEAN
Ada apa kimi?
KIMI
Apa kau sedang sakit? (khawatir)
JEAN
Kepalaku hanya sedikit pusing.
KIMI
Apa kau sudah minum obat?
JEAN
Aku baru saja minum obat dan tiba-tiba mengantuk.
KIMI
Sebaiknya kau istirahat di rumah saja hari ini.
Mau kuantar pulang?
JEAN
Tidak, masih banyak pekerjaan yang harus kutangani.
KIMI
Biar aku yang mengerjakannya, kau istirahatlah.
JEAN
Tidak, aku juga tidak tenang beristirahat di rumah. Kau jangan terlalu khawatir aku hanya kurang tidur semalam. Lagi pula aku sudah tidur barusan. Sekarang aku sudah baik-baik saja.
KIMI
Baiklah, tapi jika kau merasa sakit segera bilang padaku. Ok!
JEAN
Baiklah.
KIMI
Oya, orang kontraktor yang minta revisi terbaru minta berkasnya dikirim hari ini. Aku akan pergi ke sana sekarang.
JEAN
Tidak, biar aku saja. Aku ingin sekalian menghirup udara luar.
KIMI
baiklah, kalau begiru aku akan menemanimu?
JEAN
Tidak perlu, lagi pula kau sedang banyak pekerjaan di sini. Tolong kau handle pekerjaan di kantor saja.
KIMI
Tapi kau sedang sakit.
JEAN
Aku sudah baikan, aku akan pergi naik taksi saja agar kau tidak perlu khawatir.
KIMI
Baiklah kalau begitu, jika ada apa-apa kau harus segera mengubugiku, kau mengerti!
JEAN
Baiklah
(bergumam) kau benar-benar lebih cerewet dari ibuku.
SC.22.INT.KANTOR DEON.SIANG
Jean sampai di depan kantor Deon dan keluar dari taksi di depan lobi. Berjalan menuju tempat resepsionis untuk memberikan berkasnya.
FLASHBACK.TAKSI
JEAN
Hallo, ku dengar kau membutuhkan berkas revisi itu hari ini. aku sedang dalam perjalan untuk mengantarnya.
DEON
Aku sedang di perjalanan ke sana, apa kau sudah dekat?
JEAN
Aku sampai sebentar lagi.
DEON
Sepertinya kau akan sampai duluan. jika kau sibuk, kau bisa menitipkannya di resepsionis.
JEAN
Baiklah, aku akan menitipkannya saja.
CUT BACK TO
JEAN
Permisi!
RESEPSIONIS
Ada yang bisa kami bantu bu?
JEAN
Bisakah saya menitip berkas untuk Pak Deon di sini, beliau sepertinya agak terlambat (menyerahkan amplop coklat)
RESEPSIONIS
(mengambil amplop) Baik bu kami akan menyampaikannya.
JEAN
Terima kasih.
Jean berjalan menuju keluar kantor, penglihatannya tiba-tiba kabur, ia mengerjapkan matanya namun pandangannya semakin buram dan menjadi gelap seketika.
Suara orang-orang berteriak terdengar samar kemudian menghilang.
CUT TO:
Mobil yang Deon kendarai baru saja parkir di halaman kantor, laki-laki itu turun turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa.
DEAN (V.O)
Semoga saja dia belum pergi.
Deon melihat sosok jean yang sedang berdiri di depan kantornya tiba-tiba ambruk. ia segera berlari menghampirinya. orang-orang sekitarpun ikut berkerumun. Deon meletakan kepala jean di atas pahanya dan menepuk pipinya dengan pelan.
DEON
Jean.. jean.. sadarlah! Badannya panas sekali.
Bisa bantu saya membukakan pintu mobil (menyerahkan kunci mobilnya kepada orang yang ada di depannya)
Deon mengangkat Jean dan segera membawanya ke dalam mobilnya di bantu oleh seorang pegawai yang membawa kunci mobilnya. membaringkan Jean di kursi belakang mobilnya. Pegawai mengembalikan kunci mobilnya.
DEON
Terima kasih! (segera masuk ke dalam mobil)
CUT TO:
SC.23.INT.RUMAH SAKIT.SIANG
Kimi berlari menuju ruang icu, terlihat kekhawatiran di wajahnya.
KIMI
Sus dimana pasien yang bernama jean, dia baru saja di bawa ke sini.
SUSTER
Oh dia ada di kasur paling ujung.
KIMI
Terim kasih sus!
Kimi berjalan dengan cepat dan membuka tirai, ia bisa melihat Jean yang sedang tidur di kasur dan Deon duduk di sampingnya.
KIMI
Bagaimana keadaannya?
DEON
Kata dokter dia harus di rawat beberapa hari. Dokter bilang ia kelelahan dan stress.
KIMI
Dasar anak ini, sudah ku suruh ia pulang tadi. kenapa dia tak mendengarkanku dan memaksa tetap bekerja.
Syukurlah kau mengangkat telpon di ponselnya tadi. terima kasih Deon.
DEON
Tolong hubungi keluarganya, aku sudah berusaha menghubungi Sieta, tapi nomernya sedang tiak aktif.
KIMI
Aku akan mengurusnya, kau kembalilah ke kantormu. Aku yakin kau meninggalkan pekerjaanmu. Biar aku yang menjaganya sekarang.
DEON
Tidak perlu, aku sudah menelpon kantorku tadi. jadi aku akan berada di sini setidaknya sampai dia sadar.
KIMI
Baiklah kalau begitu. Aku akan menghubungi rumahnya dan meminta keluarganya untuk membawakan kebutuhannya ke sini.
Kimi keluar untuk menelpon keluarga Jean.
UTAMI (V.O)
Hallo!
KIMI
Hallo tante. Ini Kimi teman Jean.
UTAMI
Jean sedang tidak ada di rumah Kim.
KIMI
Iya tante saya tahu, Jean sekarang sedang ada di rumah sakit dan harus di rawat beberapa hari.
UTAMI
Bagaimana keadaannya?
KIMI
Dokter sudah menyuntikan obat tidur, jean sekarang sedang beristirahat.
UTAMI
Kalau begitu bisa bantu kami menjaganya?
KIMI
Ah iya tante..
UTAMI
Tante akan mengirim sopir untuk mengantar pakaiannya.
KIMI
Baik tante, terim kasih!
Panggilan terputus. Kimi memiringkan kepalanya, tak habis pikir dengan apa yanag baru didengarnya.
KIMI
Kenapa aku jadi kesal ya? bukannya ia harusnya segera datang ketika mendengar anaknya sakit. walaupun jean anak tirinya tapi bukankan itu terlalu kejam.
beat
mengirimkan pakaiannya dengan menyuruh sopir? (tertawa kesal)
(bergumam) Selama ini kupikir jean hidup bahagia di keluarga itu.
CUT TO:
Hari sudah mulai gelap, Jean sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Kimi tertidur di atas sofa, sementara Deon tertidur di kursi samping tempat tidur sambil memegang tangan Jean.
Mata jean perlahan terbuka, ia melihat langit-langit yang tampak asing. Ia merasakan seseorang sedang menggenggam tangannya. ia menoleh dan mendapati Deon yang sedang tertidur. ia juga melihat Kimi yang berbaring di sofa.
Jean menarik tangannya perlahan, dan turun dari tempat tidurnya, berjalan menuju kamar mandi.
Deon tersadar saat Jean sudah tidak ada di tempat tidurnya, ia tampak terkejut dan khawatir, namun seketika ia lega ketika mendengar suara air dari kamar mandi.
Kimi pun terbangun.
KIMI
Dimana Jean?
DEON
Sepertinya dia sedang di kamar mandi
KIMI
Oh.. (lega)
Jean keluar dari kamar mandi, ia melihat Deon dan Kimi sedang berdiri menunggunnya.
JEAN
Ada apa dengan kalian
KIMI
(menghampiri jean, memukulnya) dasar kau membuatku khawatir.
JEAN
Aw.. sakit
KIMI
Kau pantas mendapatkannya (menggerutu).
Untung ada Deon yang membawamu ke sini, bagaimana jika kau pingsan di jalan? Huh?
JEAN
Kalau pingsan di jalan sopir taksi pasti akan membawaku ke rumah sakit.
KIMI
Siapa tahu, bisa saja supir taksi itu membuangmu di jalan karena kau pingsan di dalam taksinya.
JEAN
Hei.. hei.. kau menyebalkan.
KIMI
Lain kali jika kelelahan beristirahatlah, jangan memaksakan diri.(memeluk Jean)
JEAN
Baiklah.
Deon tersenyum melihat mereka, Jean hanya bisa tersenyum sambil memalingkan wajahnya dari Deon karena malu.
Saat itu terdengar suara pintu diketuk.
Setelah melepas pelukannya, Kimi segera membuka pintunya dan mendapati seorang pria yang tiada lain adalah sopir yang dikirim Utami untuk membawakan pakaian Jean.
Kimi mengambil barang dari sopir itu.
KIMI
Terima kasih!
Kimi kembali menutup pintu kamar sambil membawa sebuah tas besar.
JEAN
Apa itu?
KIMI
Pakaianmu, ibumu yang mengirimkannya.
JEAN
Ibu? Ah maksudmu ibuku...
DEON
Apa beliau tidak datang
KIMI
(melirik jean merasa tak tega jika ia mengatakan yang sebenarnya) ah dia juga sedang kurang sehat saat ku telpon tadi (berbohong)
JEAN
Ibuku memang agak sakit-sakitan (berusaha tersenyum)
(mengalihkan pembicaraan) Oya aku belum berterima kasih atas bantuanmu, terima kasih karena kalian mau membatu dan juga menjagaku.
KIMI
(meletakan tas di sofa) Kau ini sedang bicara apa, tak perlu berterima kasih pada sesama teman, kalau aku sakit kau juga akan melakukan hal yang sama.
Btw aku lapar, aku akan membeli makanan. Deon apa kau juga mau makan di sini?
DEON
Ya aku ingin di sini sebentar lagi, belikan untukku sekalian.
KIMI
Baiklah
Kimi pergi meninggalkan kamar. Sementara jean dan Deon terlihat canggung.
DEON
Kau berbaring lah lagi (hendak memapah Jean)
JEAN
Aku bisa sendiri (melepaskan tangan Deon)
DEON
Baiklah
Jean kemabali naik ke tempat tidurnya.
DEON
apa kau ingin duduk saja? Aku akan menaikan sandaran kasurnya.
JEAN
Ya, terima kasih
DEON
Sudah selesai (menyimpan remote)
JEAN
Kau tidak pulang? orang tuamu pasti akan khawatir.
DEON
Kau pikir aku anak kecil?
lagi pula, aku sudah tidak tinggal dengan orang tuaku sekarang, aku hanya megunjungi mereka di akhir pekan saja.
JEAN
Benarkah, itu pasti menyenangkan.
Maksudku menyenangkan bisa tinggal di rumah sendiri.
DEON
Kau juga bisa melakukannya jika kau mau.
JEAN
Entahlah, ayah kami tak akan mengijinkannya. Di keluarga kami, kami hanya bisa keluar dari rumah jika sudah menikah.
DEON
Kalau begitu kau menikah saja.
JEAN
Jika semudah itu (bergumam)
DEON
apa?
JEAN
Bukan apa-apa
Bagaimana hubunganmu dengan Sieta?
DEON
Hubungan? (mengerutkan kening)
JEAN
Ya, bukankah kalian berpacaran?
DEON
Berpacaran? Aku? dengan Sieta?
Kami tidak berpacaran, aku hanya menganggapnya sebagai adik.
JEAN
Sieta pasti akan sakit hati jika mendengar ini.
DEON
Sekarang aku mengerti kenapa selama ini kau terus menghindariku.
JEAN
Sebaiknya kau pulang!
DEON
Jean perasaanku padamu masih seperti dulu.
Mendengar itu jean sangat terkejut.
mereka saling memandang satu sama lain tanpa berkata-kata. Sampai tak menyadari bahwa Kimi masuk ke ruangan itu.
KIMI
Makanan datang!
Menyadari keberadaan Kimi mereka melepas pandangan satu sama lain, Jean memalingkan wajahnya yang memerah.
KIMI
Jean kenapa wajahmu merah sekali, apa kau demam lagi? (mendekati jean dan meletakan tanganya di kening Jean). Wajahmu panas sekali, mau kupanggilkan dokter.
JEAN
Tidak perlu, aku hanya sedang merasa kepanasan saja. (mengibas wajah dengan tangannya)
KIMI
Benarkah, kenapa kau tidak turunkan saja suhu ac nya jika kepanasan. (mengambil remot ac)
Kau juga kenapa sangat tidak peka jika pasien sedang kepanasan (melototi Deon)
JEAN
Sudahlah, kenapa kau ngomel-ngomel terus? Kalian makanlah dulu setelah itu kalian harus pulang.
KIMI
Iya sebaiknya kau pulung dulu Deon, kau harus membersihkan dirimu. Kau sudah seharian di sini.
JEAN
Kau juga Kimi, sebaiknya kalian berdua pulang saja agar aku bisa beristirahat dengan tenang.
KIMI
Tapi..
JEAN
Aku ingin sendiri. Kau juga tidak perlu datang besok, ada banyak pekerjaan yang kau harus urus di kantor selama aku di sini.
CUT TO:
SC.24.INT.RUMAH SAKIT.SORE
Keesokan harinya, di lorong rumah sakit tampak deon berjalan hendak menjenguk kembali jean. Saat itu ia melihat seorang laki-laki menggunakan topi dan pakaian serba hitam sedang mengintip dari kaca kecil di pintu ruang rawat Jean.
Laki-laki itu menyadari keberadaan Deon lalu segera pergi dari sana tanpa menunjukan wajahnya.
DEON
Hei.. (berteriak)
Laki-laki itu berlari, dalam sekejap ia menghilang dari pandangan Deon.
Deon segera masuk ke dalam untuk mengecek keadaan Jean, mungkin saja terjadi sesuatu padanya.
DEON
Jean kau tidak apa? (mengecek Jean dengan panik)
JEAN
Aku tidak apa? Kenapa memangnya?
DEON
Syukurlah! (menghembuskan napas lega)
DEON (V.O)
Siapa orang itu, kenapa ia mengintip ruang rawat Jean?
JEAN
Ada apa sebenarnya? Kenapa kau panik seperti itu?
DEON
Aku melihat seseorang sedang mengintipmu dari balik pintu itu tadi, dan ia berlari saat melihatku datang.
JEAN
Mungkin dia sedang mencari seseorang dan mengecek setiap ruangan, tak usah berlebihan.
DEON
Kalau begitu kenapa dia langsung lari saat melihatku? Sungguh aneh.
JEAN
Apa kau penggemar drama seperti Kimi?
Deon menatap Jean karena tidak mengerti maksud pertanyaannya?
JEAN
Imajenasimu luar biasa (tertawa)
DEON
Kau sedang meledekku ya? Aku sedang mengkhawatirkanmu tau.
JEAN
Siapa yang akan melakukan hal-hal seperti itu padaku, untuk apa dia melihatku diam-diam.
DEON
Pikirkanlah, siapa yang mungkin melakukan hal itu padamu. Mungkin saja ada orang yang membencimu dan hendak menjahatimu.
JEAN
Jadi maksudmu aku memiliki banyak musuh?
DEON
Bukan begitu maksudku, aku hanya ingin kau lebih waspada.
JEAN
Aku tak mengerti kenapa kau datang ke sini hari ini, padahal kemarin sudah ku minta untuk tidak datang? apa kau bermaksud membuatku kesal?
Kalau itu tujuanmu, sebaiknya kau pulang. karena rencana mu untuk membuatku kesal sudah berhasil.
DEON
Bagaimana aku bisa meninggalkanmu sendirian di sini setelah melihat orang tadi? Aku akan menginap di sini malam ini dan menemanimu.
Jean memalingkan wajahnya kemudian menarik selimut dan pura-pura tidur.
DEON
Baiklah, maaf! maaf karena membuatmu kesal.
Apa kau tidak bosan terus berada di dalam kamar? Aku ingin mengantarmu berkeliling sambil menikmati udara di luar.
Ayolah!(menarik selimut jean)
CUT TO:
SC.25.EXT.TAMAN RUMAH SAKIT.MALAM
Langit malam tampak dipenuhi bintang, taman rumah sakit terlihat indah meski di lihat saat malam. Semuanya masih tampak jelas karena lampu halaman yang begitu terang terpasang di setiap sudut taman.
Jean yang duduk di atas kursi roda terlihat bahagia, senyuman yang tak biasa ia tunjukkan selama ini kini menghiasi wajahnya. Begitu juga dengan Deon ia terus tersenyum sambil mendorong kursi roda.
DEON
Bukankah langitnya sangat indah malam ini?
JEAN
Benar, sangat indah.
Rasanya menyenangkan menikmati langit malam dengan santai seperti ini?
DEON
Apa baru kali ini kau menikmati langit malam?
JEAN
Entahlah, apa bisa di katakan menikmati ketika hanya menatap saja. Aku sering melakukannya dari balik jendela kamarku, tapi kali ini rasanya sedikit berbeda.
Saat melihat langit malam biasanya aku teringat hal-hal menyedihkan yang telah ku lalui selama ini.
Aku tak pernah tahu bahwa menatap langit bisa membuatku bahagia juga.
DEON
Aku tak tahu ternyata kau banyak mengalami kesulitan selama ini?
JEAN
Bukankkah orang lain juga sama? kurasa bukan hanya aku, kita semua pasti sering mengalami kesulitan. Hanya saja kita selalu ingin terlihat bahagia di mata orang lain karena tak mau dianggap sebagai orang yang menyedihkan.
Deon melangkah ke hadapan jean dan berjongkok, kemudian memegang kedua tangan jean.
DEON
Mulai sekarang kau bisa berbagi kesulitanmu denganku.
Jean hanya terdiam.
CUT TO: