Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
STORGE
Suka
Favorit
Bagikan
7. Berbagi cerita#7

SC.32.EXT.PROYEK.SORE

Proyek pembangunan sudah mulai berjalan, tiang pancang sudah mulai di pasang. Jean memandang hamparan tanah proyek membayangkan bangunan yang ia rancang akan segera berdiri di sana saja membuatnya bahagia. Matahari juga sudah tak terlalu terik karena sudah sore.

DEON

Bukankah cuacanya pas untuk meninjau lokasi?

JEAN

Ah iya,, aku telah belajar dari pengalaman. Terakhir kali ke sini saat siang cuacanya sangat terik. Jadi aku menmutuskan untuk datang sore hari agar aku bisa meninjau dengan lebih nyaman.
Kau belum pulang? (melihat jam tangannya) bukankah sudah waktunya kau pulang? 

DEON

Tadinya begitu, tapi karena kau datang ke sini mari kita pulang bersama.

JEAN

Aku membawa mobilku. 

DEON

Baiklah kita pulang dengan mobilmu saja, aku bisa menyimpan mobilku di sini. 

JEAN

Aku tidak bilang bahwa aku bersedia pulang bersama? 

DEON

Kalau begitu kita tidak perlu pulang bersama, tapi antar aku pulang saja!
Bukankah kau harus berbaik hati mengantarkan orang yang sedang meminta bantuanmu ini? 

Mereka tertawa kecil 

CUT TO: 

SC.33.EXT.KOMPLEK APARTMENT.MALAM

Mobil jean berhenti di komplek apartment tempat tinggal Deon.

DEON

Apa kau mau mampir? 

JEAN

Tidak perlu. 

DEON

Mampirlah sebentar saja, aku bisa membuatkanmu kopi.

JEAN

Sebaiknya aku langsung pulang saja. 

DEON

Sebenarnya aku ingin mengobrol denganmu. Meskipun kita sering bertemu karena pekerjaan, kita tak mungkin mengobrol saat kita sedang bekerja. 

(Jean terdiam, ia terlihat sedang berpikir keras)

DEON

Kalau kau tidak nyaman di apartmentku, bagaimana kalau kita mengobrol di cafe dekat sini.

JEAN

Baiklah, aku ingat belum berterima kasih karena kau telah menjagaku selama di rumah sakit.
Aku yang akan mentraktirmu hari ini, pilihlah tempat yang kau inginkan.
Kecuali apartmentmu. 

DEON

Sepertinya kau bisa membaca pikiranku. (tersenyum) 

CUT TO: 

SC.34.INT.CAFE 24 JAM. MALAM

Sebuah cafe 24 jam di area komplek itu tak banyak orang yang makan di sana. hanya terlihat beberapa anak muda yang sedang menikmati kopi. Jean dan Deon terlihat sedang menyantap roti lapis yang mereka beli bersama 1 gelas kopi panas dan es coklat.

JEAN

Kupikir kita akan makan di tempat lain. 

DEON

Kenapa kau tak menyukainya? 

JEAN

Bukan begitu, hanya saja aku tak menyangka kalau kau akan meminta makan di cafe 24 jam. padahal aku ingin mentraktir makanan enak sebagai rasa terima kasih. 

DEON

Bukankah roti lapisnya enak? 

JAEN

Ya, ini memang enak sih. 

DEON

Aku sering makan di sini dengan teman-temanku sejak kuliah dulu.
Karena hanya aku yang sudah tinggal terpisah dari orang tua saaat itu, teman-temanku selalu datang berkunjung ke apartmentku.

JEAN

Jadi kau sudah tinggal di sini sejak kuliah? 

DEON

Ya, kau tahu kan sejak dulu aku selalu ingin hidup mandiri. Karena tak ada bedanya hidup dengan ayah dan ibuku, mereka jarang ada di rumah. 

JEAN

Ah iya 

DEON

Bagaimana denganmu?  

JEAN

Aku? Tidak ada yang spesial 

DEON

Ceritakanlah pengalaman setelah kau pindah ke Jakarta, aku sangat ingin sekali mendengarnya.

JEAN

Hmm.. dulu, tiba-tiba ibuku berkata bahwa aku akan mulai tinggal dengan ayahku aku sangat terkejut karena seingatku ayah bahkan tak menginginkan keberadaanku.
Sebelum aku tinggal dengan ayahku, ibu mengajakku berlibur selama tiga hari. Aku tak tahu kalau liburan itu adalah liburan perpisahan darinya.

DEON

Apa kau tak pernah bertemu ibumu lagi? 

JEAN

Semenjak itu, ayah melarangku untuk menemui ibu. ibuku juga bilang bahwa aku tak boleh mengungkit namanya ataupun meminta untuk bertemu dengannya.
Kau tau kan aku tak pernah membantah ibuku?

DEON

Ya, aku tahu.

JEAN

Tapi sekarang aku menyesalinya, seharusnya aku tetap menemuinya saat itu.
Sebenarnya beberapa bulan lalu aku berkunjung ke rumah kami dulu, tapi ternyata ibuku sudah tidak tinggal disana. (berlinang) 

DEON

Pasti sangat berat untukmu. 

JEAN

Aku tak tau harus mencarinya kemana, semua ini gara-gara aku. Semua salahku karena tak pernah mengunjunginya. (menangis) 

DEON

Ini bukan salahmu (memeluk jean) kau hanya ingin menjadi anak yang baik untuk ibumu. Semua ini bukan salahmu Jean. 

CUT TO: 

SC.35.EXT.AREA PARKIR APARTMENT. MALAM

DEON

Terima kasih traktirannya hari ini.

JEAN

Maaf karena aku merusak suasana dan menangis.

DEON

Tidak, aku justru sangat senang kau mau menceritakannya padaku.
Aku berharap kedapannya pun begitu. 

JEAN

terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku. Kalau begitu aku pergi sekarang. 

DEON

Apa kau yakin bisa menyetir sendiri?

JEAN

Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir.

DEON

Baiklah, berhati-hatilah di jalan Jean. 

JEAN

Sampai jumpa

Jean masuk ke dalam mobilnya dan pergi. Sementara Deon masih melihatnya sampai mobil gadis itu tak terlihat.

Seseorang menepuk pundah Deon.

ANDRE

Sedang apa kau di sini?

DEON

(berbalik) bukankah harusnya aku yang bertanya, sedang apa kalian di komplek apartmentku?

ANDRE

Tentu saja kami ingin mengunjungimu. 

TORO

Hei siapa wanita tadi? 

DEON

Wanita? Wanita yang mana? 

TORO

Jangan pura-pura bodoh kami melihatnya. 

DEON

Maksudmu melihat apa, kami bahkan tak melakukan apa-apa?

ANDRE

Kulihat kau akrab dengan wanita itu.

DEON

(mengalihkan pembicaraan) Udaranya dingin sekali, aku mau masuk sekarang. 

TORO & ANDRE

Hei tunggu... (mengikuti deon masuk ke apartmen) 

CUT TO: 

SC.36.EXT.APARTMENT DEON. MALAM

Sementara Deon mandi, Andre dan Toro main game di ruang tengah.

TORO

Hei kau pernah lihat wanita tadi? (sambil mengotak atik ponselnya) 

ANDRE

Tidak, ini kali pertama aku melihatnya.(bermain game) 

TORO

Menurutku teman kita menyukai wanita itu. 

ANDRE

Tau dari mana? 

TORO

Kau bisa lihat dari tatapannya, ia bahkan terus melihatnya sampai mobil wanita itu pergi. 

ANDRE

Yes... (gara-gara menang game) (mengacungkan kepalan tangan)

TORO

Aahhh sh**..... (kalah main game)  

ANDRE

Kau tak akan bisa mengalahkanku dalam permainan ini. 

TORO

Hah.. sepetinya aku memang tak bakat bermain game. 

Deon muncul dari kamarnya

DEON

Kau kalah lagi? 

TORO

Begitulah, tapi aku bisa mengalahkanmu dalam permainan ini. 

DEON

Aku sedang tidak mood bermain (meneguk air minum)

TORO

Jadi kau moodnya ngapain?? (meledek)

ANDRE

Aku benar-benar penasaran dengan wanita tadi, wanita itu benar-benar sesuai dengan seleraku. Lain kali mau kah kau mengenalkannya padaku? (mencoba memancing deon) 

DEON

Dia tak cocok untukmu, dia gadis baik-baik.

ANDRE

Apa maksudmu aku bukan pria baik? Bilang saja kalau kau menyukainya.

DEON

Ya, aku memang menyukainya.

TORO

Owoo... ternyata teman kita sedang jatuh cinta. akhirnya kau mengaku juga. 

DEON

Dia Jean, wanita yang sering aku ceritakan pada kalian sebelumnya. 

TORO

Maksudmu gadis yang kau sukai saat SMA itu? Cinta pertamamu? 

Deon mengangguk seraya menipiskan bibirnya

TORO

Wow... bagaimana kalian bisa bertemu?

DEON

Kalian tau Sieta kan?

TORO

Gadis yang mengejar-mengejarmu saat kuliah dulu?

ANDRE

Memangnya ada gadis seperti itu? aku bahkan tak tahu ada wanita yang berusaha mendekati Deon selama ini. melihat sikapnya yang dingin pada semua wanita, mana ada yang mau mendekat padanya.

TORO

Kau kan anak cupu yang kerjanya hanya belajar dulu, wajar saja jika kau tak tahu. 

(Andre cemberut)

DEON

Jean adalah kakaknya Sieta.

TORO

What?? (terkejut)
Jadi gadis yang kau sukai dan yang menyukaimu itu kakak beradik? 

ANDRE

Sepertinya kau akan segera mendapat masalah. 

DEON

Oya, apa kalian bisa membantuku mencari seseorang? 

ANDRE

Memangnya kau sedang mencari siapa? 

DEON

Ibu Jean. 

ANDRE

Maksudmu ibu gadis tadi? 

TORO

Tunggu.. tunggu.. bukankah kau bilang dia kakakya Sieta? 

DEON

Ya, tapi mereka memiliki ibu yang berbeda. 

TORO

Aaahh aku mengerti.. 

DEON

Aku hanya memiliki foto dan alamat tempat tinggalnya dulu, apa kalian bisa mencarinya hanya dengan itu? 

ANDRE

Serahkan pada kami 

TORO

Kau tidak perlu khawatir kami bahkan bisa menemukan jarum di tumpukan jerami. 

ANDRE

Tak usah dengarkan dia, dia memang selalu berlebihan. tapi kau tenang saja kau tahu kan aku bisa menemukan orang hanya dengan jari-jari ini.

DEON

(tersenyum) Aku akan sangat berterima kasih jika kalian berhasil menemukannya dengan cepat. 

CUT TO: 

SC.37.INT.WARUNG PAK WONG. SIANG

Seperti biasa Jean dan Kimi makan siang di warung pak wong.

KIMI

Akhirnya semua pekerjaan beres.

JEAN

Selagi menunggu proyek baru, bersantailah. 

KIMI

(mengangguk seraya menikmati makan siangnya) Bagaimana hubungnmu dengan Deon? 

JEAN

Baik-baik saja.

KIMI

Apa kalian sudah mulai pacaran? 

JEAN

Tidak, kami hanya berteman. Akhir-akhir ini kami sudah tidak canggung lagi saat bertemu. 

KIMI

Syukurlah sedang mendengarnya.
lalu.. apa kau sudah tak menyukainya lagi? 

JEAN

Entahlah, hanya saja aku tau kalau adikku sangat menyukainya. 

KIMI

Kenapa kau sangat peduli padanya? 

JEAN

Karena dia adikku 

KIMI

Lebih tepatnya adik tirimu (bergumam)

JEAN

Di keluarga itu hanya dia yang baik padaku, setidaknya aku tidak merasa kesepian di keluarga itu karena ada Sieta.

 KIMI

Jika dia sebaik itu, kenapa dia tak datang saat kau di rumah sakit. 

JEAN

Itu karena dia tak tahu, jika tahu dia pasti akan datang. Di bahkan meminta maaf padaku waktu itu. 

KIMI

Kurasa dia hanya memanfaatkanmu. 

JEAN

Bagaimana bisa kau bicara seperti itu tentang adikku? 

KIMI

Di bahkan mengambil semua barang yang di berikan pak Samuel untukmu. 

JEAN

Cukup Kimi, aku tak suka kau menjelekan adikku. Barang-barang itu aku yang sukarela memberikannya.   

KIMI

Baiklah, maafkan aku
Bagaimana dengan pencarian ibumu apa sudah menemukan titik terang? 

JEAN

Semuanya buntu, aku juga tak bisa sembarang menyuruh orang lain karena ayahku pasti akan mengetahuinya. 

KIMI

Jika kalian akhirnya bertemu, apa yang akan kau lakukan? 

JEAN

Aku belum memikirkannya, saat ini aku hanya ingin menemukannya dan memastiakan bahwa dia baik-baik saja.

 

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar