SC.26.INT. KANTOR. PAGI
Suasanan kantor sudah ramai karena semua karyawan di kantor Jean sudah datang, semua sedang sibuk dengan pekerjaan mereka. Kimi juga tampak sedang sibuk di depan komputernya.
JEAN
Selamat pagi! (tersenyum)
Semua karyawan terkejut, karena baru kali ini mereka melihat bosnya menyapa sambil tersenyum.
Semua karyawan saling berbisik.
SFX (PERCAKAPAN KARYAWAN SAMAR)
Kau lihat dia baru saja tersenyum?
Ya aku melihatnya.
Apa ada yang salah dengan kepalanya karena sakit?
Kurasa berada di rumah sakit adalah hal yang bagus.
Dia ternyata cantik saat tersenyum.
Aku harap dia seterusnya seperti itu.
KIMI
Jean, bukankah harusnya kau keluar besok dari rumah sakit?
JEAN
Aku meminta dokter untuk mngijinkanku pulang. Aku tidak betah di sana lama-lama karena makannanya tidak enak.
KIMI
Seharusnya kau istirahat dulu, kenapa langsung bekerja.
JEAN
Aku merindukanmu
KIMI
Kenapa tak bilang, aku pasti akan langsung datang ke rumah sakit kapanpun jika kau merindukanku.
JEAN
Aku juga merindukan pekerjaan.
KIMI
Kau yakin sudah sehat?
JEAN
Tentu saja, kalau tidak kenapa dokter mengijinkanku pulang.
KIMI
Baiklah, tapi untuk sementara kau cukup mengawasi saja biar kami yang mengerjakan semuanya.
JEAN
Baiklah, beruntungnya aku karena punya teman yang bisa diandalkan sepertimu.
Sementara itu seseorang masuk ke dalam kantor membawa buket bunga lili.
PENGIRIMAN PAKET
Ada kiriman untuk Bu Jean.
JEAN
Saya?
PENGIRIM PAKET
Mohon tanda terimanya (memberikan buket bunga)
JEAN
Terima kasih!
Pengirim bucket pergi.
KIMI
Dari siapa?
JEAN
Entahlah
KIMI
Ada kartu ucapannya.
JEAN
(membuka kartu ucapan) oh dari pak Samuel.
KIMI
Samuel? Oh klien VIP kita? Dia bilang apa?
JEAN
Dia minta maaf karena tak bisa menjenguk selama aku berada di rumah sakit.
KIMI
Apa kau memberi tahunya?
JEAN
(menggeleng) Tidak
KIMI
Lalu bagaimana dia tahu bahwa kamu sakit?
JEAN
Entahlah (mengengkat kedua bahunya)
Kimi dan Jean saling memandang penuh curiga.
KIMI
Mungkinkah dia menguntitmu selama ini?
JEAN
(teringat perkataan Deon yang melihat seseorang sedang mengintip ke kamarnya saat ia di RS) Untuk apa?
KIMI
Jangan-jangan kakek tua itu menyukaimu jean? (merinding)
JEAN
Hei itu tidak mungkin, dia sudah punya istri.
KIMI
Punya istri bukan berarti dia tak bisa menyukai wanita lain, ayahmu saja begitu.
Jean terdiam, yang dikatakan kimi memang tidak salah.
KIMI
Maaf jean aku tidak bermaksud.. (menggaruk kepala)
JEAN
Tidak apa kau hanya mengatakan kebenaran.
KIMI
Tidak jean, aku benar-benar minta maaf.
CUT TO:
SC.27.INT. KANTOR. PAGI
Jean duduk termenung, Perkataan kimi tentang ayahnya sebenarnya tak membuat jean terganggu, namun perkataan mengenai pak Samuel jelas sangat mengganggu pikirannya.
JEAN (V.O)
Tidak mungkin seperti itu kan?
Tidak, tidak mungkin. (menggelengkan kepala)
SFX (suara getar handphone)
Jean terperanjat mendengar suara itu, ia mencari ponsel, ia merogoh tasnya setelah ingat dia belum mengeluarkan ponselnya dari tadi karena terlalu sibuk dengan pikiranya sendiri.
Di layar ponselnya terlihat nama VIP Samuel memanggil. Jean menerima panggilan dengan sedikit ragu.
JEAN
Hallo Pak!
SAMUEL (V.O)
Apa kau telah menerimanya?
JEAN
Ya saya telah menerima kirimannya. Bunganya cantik, terima kasih!
SAMUEL (V.O)
Istri saya yang memilihnya, apa kau menyukainya?
JEAN
Tentu saja saya menyukainya, terima kasih Pak! Tolong sampaikan juga ucapan terima kasih saya untuk istri anda.
Mmhh.. sebenarnya ada yang saya ingin tanyakan pada anda.
SAMUEL
Silahkan tanya saja
JEAN
Bagaimana bapak tau kalau saya masuk rumah sakit.
SAMUEL (V.O)
Oh itu karena anak buah saya sedang ada di sana ketika kamu pingsan.
JEAN
Oh begitu (tersenyum)
SAMUEL (V.O)
Kami tak bisa menjengukmu karena kami baru tiba di Indonesia hari ini.
Kalau kau tidak sibuk mampirlah ke rumah hari ini, ada sesuatu yang ingin kami berikan padamu. Istriku sangat menyukai hasil dekorasimu.
JEAN
Baiklah, nanti siang saya akan mampir ke sana.
Jean menutup telponnya.
CUT TO:
SC.28.EXT/INT. RUMAH SAMUEL. SIANG
Mobil suv parkir di depan rumah Samuel, Jean dan Kimi keluar dari dalam mobil dan memecet bel rumah. tak lama seseorang membuka pintu rumah itu, Jean dan Kimi bisa melihat sosok laki-laki tua yang seumuran ayahnya.
JEAN
Selamat siang Pak!
SAMUEL
Jean, masuklah!
JEAN
Ini rekan kerja saya.
KIMI
Saya Kimi Pak.
SAMUEL
Ayo mari masuk!
Pak samuel berjalan ke dapur menghampiri pengurus rumah, memintanya membawakan air minum dan beberapa cemilan.
JEAN
Apakah ada yang kurang dari pekerjaan kami pak?
SAMUEL
Tidak sama sekali, sudah sempurna sesuai dengan keinginan istri saya.
JEAN
Dimana istri anda? Apa kami bisa bertemu?
SAMUEL
Dia sedang istirahat, sepertinya ia kelelahan karena perjalannan kami. Lain waktu saya pasti akan mengenalkannya padamu.
Pengurus rumah datang membawa minuman dan cemilan.
SAMUEL
Silahkan di nikmati.
JEAN/KIMI
Terima kasih (mengambil minuman)
SAMUEL
Saya permisi sebentar
Samuel pergi menuju kamarnya
KIMI
Ternyata dia orang yang baik.
JEAN
Sesuai yang bilang kan?
KIMI
Ya, sepertinya dia juga sangat mencintai istrinya.
Pak Samuel keluar dari kamarnya membawa dua buah kotak ukuran besar.
SAMUEL
Ini oleh-oleh untuk kalian
JEAN
Untuk kami?
SAMUEL
Istriku yang memilihnya, kami tak tau selera kalian. Kami harap kalian menyukainya.
JEAN
Seharusnya anda tak perlu repot-repot membawakan kami oleh-oleh seperti ini.
SAMUEL
Kami hanya melakukan yang ingin kami lakukan, sama sekali tak merepotkkan.
KIMI
Kami sangat bersyukur, terima kasih atas hadiahnya pak.
JEAN
Iya, saya tak tau harus berkata apa lagi. terima kasih!
SAMUEL
Tidak perlu dipikirkan
CUT TO:
SC.29.EXT/INT.MOBIL.SIANG
dalam mobil yang sedang melaju, Kimi dan Jean tampak senang.
JEAN
Terima kasih sudah menyetir untukku
KIMI
Terima kasih telah mengajakku, berkatmu aku mendapatkan sebuah tas edisi terbatas.
JEAN
Kau sesenang itu?
KIMI
Tentu saja, tadinya kupikir dia laki-laki bajingan. ternyata aku salah.
JEAN
Sudah ku bilang kan dia orang yang sangat baik.
KIMI
Beruntung sekali jika jadi anaknya.
JEAN
Kau mau jadi anaknya.
KIMI
Jika bisa (terkekeh) tapi sayangnya kita tidak bisa memilih di keluarga mana kita ingin dilahirkan.
CUT TO:
SC.30.EXT/INT, KANTOR PROYEK.SIANG
Di proyek pembangunan cuaca panas seperti biasanya. Sieta melambaikan tangannya saat meliahat sosok Deon yang sedang menunggunya di depan kantor proyek.
DEON
Ada apa kau ke sini?
SIETA
Aku mau mengajak kakak makan siang bareng (mengacungkan tas berisi makanan)
DEON
Di sini sangat panas, kamu pasti tak akan nyaman.
SIETA
Tidak apa kak, aku juga ingin tau kantor proyek kakak seperti apa.
DEON
Masuklah sebelum kulitmu gosong.
SIETA
Kakak lupa kalau aku dokter kecantikan (tertawa)
CUT TO:
SIETA
Selamat makan kak.
DEON
Terima kasih, kau juga makan lah (menyuap sendok pertama)
Oya bagaimana keadaan kakakmu?
SIETA
(berpikir) dia baik-baik saja.
Memangnya kenapa?
DEON
Kudengar dia sudah masuk kerja padahal baru keluar dari rumah sakit.
SIETA
Bagaimana kakak tau? Apa kakak sering berhubungan dengannya?
DEON
Kau tak tahu kalau aku yang membawanya ke rumah sakit?
SIETA
Aku baru dengar.
DEON
Kebetulan kami juga mengerjakan proyek ini bersama, ia pingsan saat ia mangantarkan berkas ke kantorku.
SIETA
Oh begitu
SIETA (O.S)
Kak Jean tak pernah cerita kalau ia mengerjakan proyek yang sama dengan ka Deon? ah sudah mungkin dia lupa mengatakannya.
CUT TO:
SC.31.INT.RUMAH.MALAM
Sesampai di kamarnya jean membuka kembali kotak yang diberikan pak Samuel untuknya, sebuah tas edisi terbatas. Di bagian bawah kotak itu ia juga menemukan alat gambar dan sebuah buku sketsa. Jean mengeluarkannya.
SFX (suara pintu di ketuk)
SIETA
Kakak ini Sieta
JEAN
Masuklah!
Sieta membuka pintu kamar
JEAN
Ada apa sieta?
SIETA
Apa kakak baik-baik saja? Aku dengar kakak masuk rumah sakit.
JEAN
Ya, kakak baik-baik saja. Aku hanya kelelahan, tak perlu khawatir.
Tahu dari mana kalau kakak di rawat?
SIETA
Kak Deon memberitahuku.
JEAN (V.O)
Dasar anak itu.
JEAN
Kakak sudah sembuh sekarang, jadi kau tidak perlu cemas.
SIETA
Maafkan aku karena baru tahu.
Oya aku dengar, kakak juga menengani proyek yang sama dengan kak Deon?
JEAN
Ya benar,proyeknya baru saja di mulai. kami baru mulai kerjasama akhir-akhir ini.
SIETA
Kakak jagalah kesehatan, jangan terlalu capek.
JEAN
Baiklah, terima kasih atas perhatianmu. Kamu memang adik yang baik (memeluk)
SIETA
Oya, ini apa kak?
JEAN
Ini hadiah dari klien, kakak baru saja membukanya. Kata kimi ini tas edisi terbatas.
SIETA
Boleh aku melihatnya?
JEAN
Tentu saja.
Sieta membuka kotaknya.
SIETA
Waaah,, bukankah tas ini keluaran terbaru, ini memang tas edisi terbatas. Aku dan teman-temanku bahkan tak mendapatkannya karena hanya beberapa yang di jual di sini.
JEAN
Oya? Klien kakak baru kembali dari luar negeri. Dia memberikannya sebagai oleh-oleh.
SIETA
Waah.. kakak sangat beruntung.
JEAN
Apa kau sangat menyukainya?
SIETA
Iya (mengangguk)
JEAN
Ambillah jika kau menginginkannya.
SIETA
Bolehkah?
Tidak, tidak, tidak, sebelumnya aku sudah memakai gaun hadiah kakak, aku tidak bisa meminta yang ini juga.
JEAN
Tidak apa, lagi pula ini bukan selera kakak. Kakak pasti tak akan menggunakannya. Lebih baik kau yang memakainya.
SIETA
Beneran kak? (jean mengangguk)
Terima kasih kakak (memeluk)
JEAN
Sama-sama
CUT TO:
Sieta keluar dari kamar jean sambil membawa kotak berisi tas, wajahnya terlihat sangat senang.
UTAMI
Sieta kenapa kau keluar dari kamar Jean.
SIETA
Aku ingin meminta maaf padanya karena baru tau kalau ia di rawat di rumah sakit. apa ibu tahu?
UTAMI
Kau tahu dari mana?
SIETA
Kak Deon yang cerita
UTAMI
Deon? Bagaimana dia bisa tahu?
SIETA
Katanya dia yang membawa kakak ke rumah sakit, karena kakak pingsan di depan kantornya.
UTAMI
Sebaiknya kau hati-hati, jika tak ingin Deon direbut oleh Jean. Dia itu gadis pencari perhatian sama seperti ibunya.
SIETA
Tapi kak Jean itu baik bu?
Bahkan dia memberikanku tas edisi terbatas miliknya padaku?
UTAMI
Bagaimana dia bisa membeli tas itu?
SIETA
Katanya ini hadiah dari kliennya.
UTAMI
Kau lihat? Kliennya pasti sudah tergoda oleh rayuannya, bagaimana bisa ia memberikan barang mahal seperti itu secara cuma-Cuma.
SIETA
Kak Jean bukan orang yang seperti itu bu.
UTAMI
Jangan sampai kau menyesal nanti karena tak mendengarkan kata-kata ibu, sebaiknya kau jaga Deon baik-baik jika tak ingin menyesal nanti.
CUT TO: