Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sinar yang Gelap
Suka
Favorit
Bagikan
7. Kebebasan Sinar

80. EXT. KANTOR INVESTASI — SORE

Sinar bersama teman-teman turun dari mini bus yang mengantarkan mereka pulang berlibur. Sambil membawa tas, mereka langsung saling berpamitan, dan menuju mobil masing-masing.

81. INT. MOBIL SINAR — SORE

Sinar berkendara dengan tatapan yang kosong. Sinar mengambil ponsel dari saku jaket, dan menyalakan ponselnya yang mati. PONSEL SINAR BERBUNYI menerima pesan masuk dari Ricky. Sinar membaca pesan itu.

SINAR (O.S.)

Semalam ada tiga orang dari Kelompok Singa Jantan yang memaksa masuk ke apartemen lu. Mereka bawa senjata, tapi lu jangan khawatir, semua udah gue atasin. Lu jangan pulang ke apartemen.

82. EXT HOTEL MATAHARI — SUBUH

Hotel mewah dengan cat putih ini memiliki bangunan yang menjulang tinggi. Di area parkir, terlihat ada beberapa mobil, termasuk mobil Sinar.

83. INT. HOTEL MATAHARI — SUBUH

Sinar ke luar dari kamar mandi sambil membawa handuk di bahunya. Langkah Sinar terhenti oleh suara televisi yang menyiarkan berita pagi hari.

PRESENTER (O.S.)

Telah ditemukan tiga jenazah di bawah Jembatan Semanggi, ketiga korban memiliki ciri-ciri yang sama yaitu memakai kaus bergambar singa, dan tattoo berbentuk cakar di bagian lengan, pihak kepolisian masih...

Sinar langsung mematikan televisi, lalu berjalan dan menatap ke arah luar jendela hotel. Sinar menghubungi Bos Besar.

SINAR

Halo.

BOS BESAR (O.S.)

Ada apa?

SINAR

Aku mundur.

BOS BESAR (O.S.)

APA LU BILANG?

SINAR

Aku tak bisa.

BOS BESAR (O.S.)

DEADLINE LU TINGGAL DUA HARI LAGI. LU JANGAN GILA!

SINAR

Aku tak peduli.

BOS BESAR (O.S.)

BODOH! POKOKNYA KALAU SAMPAI LU GA EKSEKUSI, GUA AKAN KIRIM PASUKAN ELIT, BUKAN CUMA BUAT NYIKSA TARGET SAMPAI MATI, TAPI BUAT BUNUH LU JUGA. GUA ADA KABAR BUAT LU, SEKARANG IDENTITAS LU UDAH GUA BOCORIN KE KELOMPOK SINGA JANTAN, JADI LU GA PUNYA PILIHAN LAIN. DIBUNUH ATAU MEMBUNUH! PENGECUT!

SINAR

(tertawa kecil)

Omong kosong.(pause)
Lihat saja nanti.

Sinar menutup panggilan teleponnya. Sinar memakai jaket dan membawa tas untuk meninggalkan kamar hotel.

84. EXT. RUMAH DIAN — PAGI

Mobil Sinar tiba di depan rumah Dian. Mobil Sinar didatangi oleh lima orang penjaga rumah. Sinar membuka pintu mobil. Sinar ditarik oleh salah satu penjaga, lalu dipukuli, dan Sinar tak melawan.

85. INT. RUMAH DIAN — PAGI

Dian sedang menyantap sarapan bersama Rian. TERDENGAR SAMAR-SAMAR SUARA KERIBUTAN DARI LUAR RUMAH. Dian dan Rian berlari ke luar untuk melihat sumber suara itu. 

86. EXT. RUMAH DIAN — PAGI

Dian berlari cepat ketika melihat Sinar dipukuli oleh penjaga rumah. Rian mengikuti Dian dari belakang.

DIAN

(mencoba melerai)

SUDAH! JANGAN! ADA APA?

Kelima penjaga itu diam sesaat, tapi tak lama mereka kembali memukuli Sinar yang terduduk di bawah.

DIAN (CONT’D)

BERHENTI!

RIAN

(melerai dan mendorong para penjaga rumah)

APA KALIAN LUPA SIAPA YANG JADI KEPALANYA SEKARANG? DIAN BILANG BERHENTI!

Kelima penjaga berjalan mundur menjauhi Sinar. Dian segera membantu Sinar berdiri.

RIAN (CONT’D)

(melihat ke arah Dian)

Aku akan kasih tahu siapa Sinar sebenarnya.(pause)
Bawa Sinar masuk.

Sinar dibantu Dian berjalan masuk ke dalam rumah dengan diawasi oleh Rian dan Para Penjaga dari belakang.

87. INT. RUMAH DIAN — PAGI

Sinar duduk di meja makan memanjang, Dian duduk di samping Sinar, sementara Rian duduk tepat di depannya. Di belakang tubuh Sinar, ada lima orang penjaga yang berdiri siaga mengawasi setiap gerak-gerik Sinar.

RIAN

KENAPA KAU KEMARI? PEMBUNUH!

DIAN

Pembunuh?

RIAN

(menunjuk Sinar)

Dia yang membunuh paman dan ayahmu, Dian. Dia juga yang membunuh anak buahku kemarin.

DIAN

(melihat Sinar dengan raut wajah terkejut)

Si... Sinar,(pause)
Apa benar?

Sinar diam, kepalanya menunduk.

RIAN

(menunjuk Sinar)

AKU SUDAH TAHU SEMUANYA. KAU ITU PEMBUNUH! AKU TAHU SEMUANYA! KORBANMU SUDAH TAK TERHITUNG! KENAPA KAU KEMARI? BELUM PUAS MEMBUNUH ORANG-ORANG DARI KELUARGA INI?

DIAN

Jawab, Sinar. Aku mohon.

Sinar mengangguk. Dian melotot, lalu berdiri dan menampar pipi Sinar.

RIAN

KAU BEKERJA UNTUK SIAPA?

SINAR

Aku tak tahu.

DIAN

(kembali menampar Sinar)

JANGAN BOHONG!

SINAR

(memegang pipi)

Maafkan aku. Aku tak pernah tahu bekerja untuk siapa dan untuk apa.

DIAN

(menggoyang-goyangkan bahu Sinar)

SINAR!

SINAR

Klien menghubungi Bos Besar, lalu Bos Besar menghubungiku.

RIAN

(mengeluarkan pistol dari belakang celana)

KENAPA KAU KEMARI?

SINAR

Mereka menginginkan kematian Dian.

RIAN

(mengokang pistol dan menodongkannya ke arah kepala Sinar)

APA?

SINAR

DEMI TUHAN AKU TAK AKAN MEM...

DIAN

(memegang pistol Rian)

RIAN, JANGAN!

SINAR

(membentak Rian)

DEMI TUHAN AKU TAK AKAN MEMBIARKAN SEORANGPUN MENYENTUH DIAN!

RIAN

OMONG KOSONG!(melihat ke arah Dian)
DIAN, AKU MOHON, BIARKAN AKU MEMBUNUHNYA!

DIAN

(menurunkan pistol Rian)

SINAR, KENAPA KAMU KE SINI?

RIAN

DIA MAU MEMBUNUHMU!

SINAR

(berbicara pelan)

Aku tak akan pernah menyakiti you.(pause)
Demi Tuhan, aku akan melindungi you dari mereka.

RIAN

KAMI AKAN MELINDUNGINYA!

DIAN

Aku akan baik-baik saja di sini.(menampar pipi Sinar)
PERGI!

SINAR

(menatap dalam-dalam wajah Dian)

Itu bukan berarti you aman. Mereka akan menurunkan pasukan khusus ketika tahu orang seperti aku tak bisa membunuh you.

RIAN

AKU TAK PEDULI, KALAUPUN HARUS MATI, AKU AKAN MENJAGA DIAN.

SINAR

(membentak Rian)

BODOH! KALAU YOU MATI, BERARTI DIAN JUGA AKAN MATI!(pause)
DEMI TUHAN, MEREKA SELALU MENYIKSA TARGET PELAN-PELAN. MEREKA JUGA MEMBUNUH UNTUK KESENANGAN!

RIAN

(menggebrak meja)

MAU APA KAU? MELINDUNGI DIAN? HAH! MENYURUH KAMI PERCAYA PADA ORANG YANG MEMBUNUH ANGGOTA KELUARGA INI?

SINAR

(berdiri dan membentak)

YOU TAK PUNYA PILIHAN LAIN! AKU AKAN MELINDUNGI DIAN!

RIAN

(berdiri dan membentak)

KAU INGIN AKU BUNUH, HAH!

Dari belakang, satu orang penjaga rumah memegang dan menekan bahu Sinar agar kembali duduk.

SINAR

(duduk)

Kalau you percaya, aku akan menguak siapa dalang yang membunuh keluarga you.(pause)
You bisa membalas dendam pada orang yang tepat, pada darah yang layak tumpah.

RIAN

KAU JANGAN CUCI TANGAN!

SINAR

Setelah semua selesai, apapun yang you mau, bahkan membunuhku, aku akan menerimanya. Asalkan Dian sudah dipastikan selamat.

RIAN

OMONG KOSONG!

DIAN

DIAM! SUDAH! DIAM!(pause)
Kenapa kamu jadi seorang pembunuh, Sinar?

SINAR

(melihat ke arah Dian)

Aku tak punya pilihan.(pause)
Awalnya mereka menculik keluargaku. Mereka berjanji akan membebaskan keluargaku asalkan aku membunuh seseorang. Aku menurutinya, dan mereka menepati janji. Keluargaku dibebaskan tapi tak lama, keluargaku dibunuh oleh kelompok dari korbanku sebelumnya. Aku pun mendapat tugas untuk membalas dendam, tapi aku menolaknya. Mereka mengancamku, kalau aku tak menuruti mereka, bukti pembunuhanku akan diserahkan pada polisi, dan aku diancam hukuman mati. Sampai sekarang, aku melakukan semua itu dengan terpaksa. Aku sempat memberontak, dan mereka akhirnya setuju untuk membebaskanku asalkan mau menjalani tugas terakhir.(pause)
Aku tak tahu kalau tugas terakhirku adalah membunuh you, Dian.

RIAN

KAU DIBAYAR!

DIAN

Sudah berapa banyak orang yang kamu bunuh?

Sinar menggeleng.

DIAN (CONT’D)

Jangan membuatku semakin marah.

SINAR

Mungkin 50, mungkin juga 55. Aku benar-benar lupa angka pastinya.

RIAN

(berdiri dan menunjuk Sinar)

DENGAN KORBAN SEBANYAK ITU, KAU MEMINTAKU PERCAYA PADAMU? KAU GILA!

DIAN

(berdiri)

Aku percaya.

RIAN

Dian, kau jangan gila!

DIAN

(melihat Rian)

Apa kamu ingin membantahku?(pause)
Apapun itu, aku udah janji untuk menuntaskan semua masalah bersama Sinar. Apapun resikonya, aku percaya pada Sinar.

RIAN

Jangan bodoh, Dian!

DIAN

Keluarga ini tak pernah ingkar janji, Rian!

RIAN

(duduk dan mendekatkan wajahnya pada Sinar)

Aku mohon, jangan bermain-main dengan nyawa Dian.

Sinar mengangguk.

DIAN

Apa rencana kamu, Sinar?

SINAR

Aku perlu bantuan kalian semua, dan yang terpenting, you harus segera pergi dari sini.

88. INT. RUMAH DIAN — PAGI

Keesokan harinya, Rian duduk di depan televisi bersama dua orang anak buahnya. Rian meminum secangkir kopi.

PRESENTER (O.S.)

Telah ditemukan jenazah perempuan muda di area pertokoan. Korban diduga mengalami kekerasan yang mengakibatkan banyak memar ditubuhnya. Identitas korban belum ditemukan. Korban memiliki ciri-ciri tattoo bergambar kepala singa dengan angka 91 di bagian tangannya. Polisi masih mendalami kasus guna mendapat informasi pelaku.

89. INT. HOTEL AGOM — PAGI

Sinar mematikan televisi yang menyiarkan berita kematian Dian. Dia lalu berdiri, berjalan mendekati jendela, dan menghubungi Bos Besar lewat ponselnya.

SINAR

Selesai.

BOS BESAR (O.S.)

Bagus! Itu baru Sinar yang gua kenal! Gua akan hapus semua barang bukti pembunuhan lu secepatnya.

SINAR

SEKARANG!

90. EXT. RUMAH DIAN — SIANG

Tujuh hari berselang, rumah Dian terlihat kosong, tak ada penjaga yang siaga di depan pintu pagar. Tiba-tiba tujuh mobil mini bus hitam dengan logo Kelompok Naga berhenti di depan rumah. Para penumpang yang kurang lebih berjumlah 40 orang mengenakan kaus bergambar naga serentak turun dan masuk ke dalam rumah.  

91. INT. RUMAH DIAN — SIANG

Rian duduk di ruang tamu. Tangannya memain-mainkan pisau. Tiba-tiba pintu rumah didobrak dari luar. Rian melihat banyak Kelompok Naga yang masuk dan langsung mengepungnya. Rian tetap duduk dengan tenang.

RIAN

Ternyata cuma kalian.

ANGGOTA KELOMPOK NAGA

Sekarang tinggal lu yang tersisa. Gue habisin Kelompok Singa Jantan sekarang juga!

Dari dalam ruang tengah, berhamburan pasukan Rian yang memasuki ruang tamu.

CUT TO:

92. EXT. RUMAH DIAN — SIANG

Dari arah jalanan, banyak sekali orang-orang yang mengenakan kaus singa jantan merengsek masuk ke area depan rumah Dian, mereka mengepung Pasukan Naga yang sekilas terlihat panik.

CUT BACK TO:

93. INT. RUMAH DIAN — SIANG

RIAN

(berdiri)

Kalau tahu hanya kalian, aku tak akan menyiapkan pasukan sebanyak ini.(pause)
SERANG!

Rian berlari ke luar kepungan Pasukan Naga. Kelompok Singa Jantan dengan sigap langsung memukuli Pasukan Naga dari berbagai arah. Keributan sudah tak terhindarkan lagi. 

94. EXT. RUMAH DIAN — SIANG

Pasukan Rian segera berlari masuk ke dalam rumah untuk bertarung. Digempur dari dalam dan luar membuat Pasukan Naga hanya memberikan sedikit perlawanan. Pasukan Naga dipukuli habis-habisan. Kendaraan Pasukan Naga pun tak luput dari pengrusakan. Dengan jumlah yang sangat banyak, Pasukan Rian bisa menaklukan Pasukan Naga dengan mudah.

95. INT. APARTEMEN SINAR — MALAM

Sinar menatap ke luar jendela apartemen ketika ponselnya mendapat panggilan masuk dari Bos Besar. Dengan senyuman sinis, Sinar segera menjawabnya.

SINAR

Apa lagi?

BOS BESAR (O.S.)

Sinar, gua minta bantuan lu sekali lagi.

SINAR

No.

BOS BESAR (O.S.)

Sekali lagi! Gua bersumpah demi apapun, ini yang terakhir! Berapapun bayaran yang lu mau, gua bakal kasih.

SINAR

Membunuh?

BOS BESAR (O.S.)

Bukan! Kelompok yang kemarin. Klien meminta tolong supaya lu ikut nyerang mereka.

SINAR

Aku tak mau!

BOS BESAR (O.S.)

Dengar, Sinar. Berkas pemnbunuhan lu masih ada di gua, lu lakukan atau lu bakal mati.

SINAR

(tertawa)

Aku mulai bosan dengan cara lama you itu.(pause)
Kirim aku sepuluh orang pasukan elit untuk membantu.

BOS BESAR (O.S.)

Bagus, sekarang juga mereka berangkat.

96. INT. RUMAH DIAN — MALAM

Rian berjalan ke sana ke mari di depan Pasukan Naga yang dia tawan. Pasukan Naga duduk bersila di lantai.

RIAN

Kali ini, aku maafkan kalian. Dalam 10 menit, aku tak ingin melihat wajah kalian di wilayahku. Sampaikan salamku pada bos kalian.

Pasukan Naga segera berdiri dan setengah berlari menuju arah luar, beberapa orang Kelompok Singa Jantan menendang mereka dari belakang, sementara Rian membalikkan tubuh sambil mengecek ponsel. Dia mendapat pesan masuk dari Sinar yang berisi “Sekarang hubungi Bos Besar,” Rian segera menghubungi Bos Besar.

RIAN (CONT’D)

(berjalan ke sana ke mari)

Halo.

BOS BESAR (O.S.)

Ya, siapa?

RIAN

Rian dari Kelompok Singa Jantan. Aku ingin bekerja sama.

BOS BESAR (O.S.)

Ada apa?

RIAN

Kemarin kelompok lain menyerang wilayah kami. Aku dengar, kau memiliki Pasukan Elit yang bisa diandalkan.

BOS BESAR (O.S.)

Gua gak bisa. Kelompok itu klien gua.

RIAN

Kirimkan saja 20 pasukan elit. Berapapun biayanya.

BOS BESAR (O.S.)

Ini masalah etis. Gua ga bisa!

RIAN

Kau tahu luas wilayah Kelompok Singa Jantan? Dan berapa penghasilan kami dari sewa bangunan di wilayah ini?

BOS BESAR (O.S.)

Gua ga peduli!

RIAN

40% wilayah ini akan jadi milikmu. Apa itu kurang?

Bos Besar diam, belum menjawab apa-apa.

RIAN (CONT’D)

Kalau kami kalah, kami akan kehilangan semua wilayah. Lebih baik kami kehilangan 40% saja.(pause)
Kalau pasukan Naga menang, kau akan tetap dapat uang dari mereka. Kalau kami menang, kau akan dapat wilayah yang sangat luas dari kami. Kenapa tak bertaruh di dua sisi saja?

BOS BESAR (O.S.)

Lu,(pause)
Perlu kapan?

RIAN

Hari ini.

97. EXT. RUMAH DIAN — PAGI

Rumah Dian tampak lenggang, tidak ada satu pun penjaga rumah yang ditugaskan untuk mengawasi keadaan luar. Sinar bersama sepuluh orang Pasukan Elit memasuki rumah Dian dengan santai. Mereka berjalan ke arah teras dan hendak memasuki bagian dalam rumah.

98. INT. RUMAH DIAN — PAGI

Rian berdiri di depan dua puluh orang Pasukan Elit yang Bos Besar kirim. Mereka berkumpul di ruang tamu. Rian tampak mencoret-coret sesuatu pada selembar kertas. Kegiatan Rian terhenti ketika Sinar bersama sepuluh orang Pasukan Elit masuk ke dalam ruang tamu. Hampir semua dari dua puluh orang Pasukan Elit milik Rian kaget dan bereaksi. Mereka sudah siap untuk saling menyerang.

RIAN

(melihat kedatangan Sinar)

Kau sudah datang.

SINAR

(meilhat ke arah pasukan elit Rian)

Kalian tenang.(pause)
Biar aku menjelaskan sesuatu.

IMAM, salah satu Pasukan Elit membentak Sinar.

IMAM

APA YANG LU MAU?

SINAR

Kalian diadu domba oleh Bos Besar.

IMAM

BOHONG!

SINAR

Tenanglah, You ingin bukti apa lagi? Bos Besar hanya peduli dengan uang. Dia bermain dua kaki, dia tega membenturkan pasukannya sendiri.

IMAM

GAK MUNGKIN!

SINAR

Rian punya rekaman suara bos ketika ditawari uang untuk membenturkan kalian.(pause)
Lambat laun, kalian akan disingkirkan.

IMAM

Lu mau apa?

SINAR

Aku ingin you semua hidup bebas. 

RIAN

Nanti kalian juga bisa bekerja di sini.

IMAM

Kami tak bisa bebas dari bos dengan mudah.

SINAR

You tahu reputasiku. Sekarang aku mempertaruhkan itu demi kebebasan kalian.

IMAM

Gimana caranya?

99. INT. RUMAH BOS BESAR — MALAM

Ruang keluarga ini memiliki beberapa sofa mewah berwarna hitam, dinding-dindingnya ditempeli oleh banyak lukisan. Bos Besar sedang berdiri di depan akuarium berukuran 3 x 2 meter. Dia memperhatikan dan memberi makan ikan arwana miliknya. Perhatian Bos Besar teralihkan oleh suara langkah beberapa orang dari belakang. Tubuh Bos Besar berbalik, dia melihat lima orang Pasukan Elit yang kemarin dikirim untuk Sinar.

BOS BESAR

Kalian kenapa ke sini? Apa Sinar berulah lagi?

Pasukan Elit tak menjawab. Raut wajah mereka datar. Tiba-tiba bahu Bos Besar ditepuk oleh Sinar dari samping kiri. Bos Besar menoleh dan kaget. Sinar langsung membekap mulut dan hidung Bos Besar dengan kain. Bos Besar seketika tak sadarkan diri. Sinar memberi kode gestur tangan pada Imam agar kembali menuju mobil, sedangkan Sinar bersama empat orang Pasukan elit berjalan memasuki sebuah ruangan yang berisi banyak sekali loker.

100. EXT. RUMAH BOS BESAR — MALAM

Imam berlari melewati pintu utama, di sana terdapat tiga orang penjaga rumah Bos Besar yang tergeletak tak sadarkan diri. Imam segera menuju mobil Sinar, membuka bagasi dan mengambil jerigen minyak tanah. Imam berlari ke arah bagian dalam rumah.

101. INT. RUMAH BOS BESAR — MALAM

Sinar bersama empat orang Pasukan Elit melihat ada banyak sekali loker yang bertuliskan nama-nama pembunuh bayaran milik Bos Besar, termasuk nama Sinar, Ricky, dan Imam. Mereka mengeluarkan isi berkas dari semua loker, melemparnya menjadi satu tumpukan besar. Imam masuk ke dalam ruangan sambil membawa jerigen minyak tanah, lalu menuangkan isi jerigen ke arah tumupkan berkas. Sinar segera mengeluarkan korek api, dan membakar semua barang bukti kasus pembunuhan mereka.

102. INT. RUMAH DIAN — PAGI

Bos Besar masih belum sadarkan diri, dia sedang duduk di sebuah kursi dengan keadaan tangan dan kaki yang terikat. Tak lama, Bos Besar siuman. Bos Besar melihat keadaan ruangan yang berukuran 5 x 6 meter, tampak tak ada satu pun barang di sana. Bos Besar panik, dia mencoba berontak melepas ikatan. Rian bersama Sinar membuka pintu dan memasuki ruangan.

RIAN

(berjalan mendekat)

Jadi ini yang telah memaksa orang lain untuk membunuh keluargaku!

Rian memukul pipi Bos Besar dua kali.

BOS BESAR

(melihat ke arah Sinar)

SINAR! LU KURANG AJAR!

SINAR

(mendekatkan wajahnya pada Bos Besar)

BAGAIAMANA RASANYA SENJATA MAKAN TUAN?

BOS BESAR

AMPUN SINAR. AMPUN. MAAFIN GUA.

Sinar menjambak rambut Bos Besar, sementara tangan kanannya mengepal keras bersiap memukul. Tangan Sinar terayun, tapi ayunan itu tertahan oleh Dian yang tiba-tiba sudah ada di belakang Sinar.

DIAN

(memegang tangan Sinar)

Jangan, Sinar.(pause)
Ini kesempatan kamu untuk merubah keadaan.

BOS BESAR

(tertawa)

Lu ga eksekusi cewek itu. Lu palsuin berita.

RIAN

(menodongkan pistol ke kepala Bos Besar)

Kau konyol karena percaya pada orang yang menyimpan dendam!

BOS BESAR

(melihat ke arah Rian dengan wajah penuh ketakutan)

Gua mohon... Ampunin gua...

DIAN

(memegang pistol Rian)

Kita buat kesepakatan saja.(pause)
Jangan pernah berurusan lagi dengan keluarga ini dan Sinar.

RIAN

APA? DIAN, KAU JANGAN GILA!

SINAR

(berbisik pada Rian)

Tak apa.(pause)
Orang ini sudah tak memiliki apa-apa. 

RIAN

(menendang Bos Besar sampai tersungkur ke belakang)

SIAL! LU BERUNTUNG KARENA AKU HARUS MENURUTI DIAN!

CUT TO BLACK:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar