Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
68. EXT. KANTOR INVESTASI — PAGI
Keesokan harinya, Dian, Mila, Faishal, dan Yusuf berdiri di depan pintu masuk kantor. Hari ini tak ada aktivitas lain di kantor investasi, semua karyawan mendapat jatah istirahat. Sedangkan Tim Mila mendapat bonus berlibur. Mereka semua membawa tas traveling yang disimpan di lantai. Satu buah mini bus tiba di area parkir untuk menjemput mereka.
MILA
YUSUF
(mengangkat tas)
MILA
FAISHAL
(melihat Dian)
DIAN
MILA
YUSUF
DIAN
MILA
DIAN
MILA
Baru beberapa langkah mereka berjalan menuju mini bus, tiba-tiba mobil Sinar melewati mereka dari arah belakang. Sinar dengan cepat memarkirkan kendaraan. Sambil membawa tas ransel, Sinar setengah berlari menghampiri teman-temannya.
SINAR
Dian, Mila, Faishal, dan Yusuf berhenti berjalan. Mereka kompak menggeleng tanpa sepatah kata pun.
SINAR (CONT’D)
MILA
(menunjuk mini bus)
Mereka melanjutkan langkah menuju mini bus, sedangkan Sinar menghampiri Dian yang berjalan di bagian belakang. Tangan Sinar mengambil tas travel yang sedang Dian pegang, lalu membawakannya.
DIAN
(melihat ke arah Sinar, dan membiarkan Sinar membawakan tasnya)
SINAR
DIAN
(tertawa kecil)
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
(tersenyum)
SINAR
DIAN
(meniru cara bicara Sinar)
69. EXT. JALAN MENUJU PANTAI UJUNG GENTENG — SIANG
Mobil mini bus yang ditumpangi Sinar bersama teman-teman melewati jalanan yang cukup sepi.
70. EXT. BUNGALO PANTAI UJUNG GENTENG — MALAM
Sinar bersama teman-teman duduk di sebuah bangku taman berbentuk lingkaran di depan bungalo yang telah kantor sediakan. Di atas meja bangku itu, terdapat lima boks styrofoam bekas makan malam, dan beberapa botol plastik air mineral yang kosong.
YUSUF
(mengangkat satu botol plastik minuman kosong)
MILA
(menyimpan styrofoam ke bawah meja)
Yusuf memutar botol di atas meja. Putaran botol itu terhenti dan menunjuk ke arah Mila.
FAISHAL
(tertawa)
MILA
YUSUF
FAISHAL
MILA
(melihat ke arah Dian)
YUSUF
MILA
FAISHAL
(tertawa kencang)
MILA
YUSUF
(memutar botol)
Putaran botol berhenti dan menunjuk ke arah Sinar.
YUSUF (CONT’D)
SINAR
MILA
(tertawa)
Sinar berdiri, sementara yang lain menyimak dengan seksama. Sinar menyanyikan lagu fix you dengan nada tak beraturan. Tak enak didengar. Teman-teman yang lain tertawa keras.
YUSUF
(berusaha berhenti tertawa)
Dengan wajah datar, Sinar kembali duduk.
FAISHAL
(berusaha berhenti tertawa)
Dian, Mila, dan Yusuf tertawa mendengar gurauan itu.
YUSUF
(memutar botol)
Putaran kembali berhenti tepat ke arah Sinar. Raut wajah Sinar yang kaget langsung mengundang tawa teman-temannya.
FAISHAL
SINAR
MILA
YUSUF
MILA
SINAR
(berdiri)
Mila dan Dian saling tatap, sedangkan Faishal dan Yusuf tampak berpikir mencari jawaban.
SINAR (CONT’D)
MILA
SINAR
(kembali duduk)
Suasana hening sesaat, tak ada satupun suara yang merespon jawaban Sinar.
SINAR (CONT’D)
Mendadak mereka semua tertawa keras, termasuk Sinar yang tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Sinar ikut terbawa suasana ceria yang dibangun oleh teman-temannya itu. Tanpa disadari oleh siapapun, Dian diam-diam mengamati wajah Sinar yang tertawa lepas. Pelan-pelan, mata Dian jadi berkaca-kaca. Ini pertama kali dalam hidupnya melihat Sinar yang benar-benar bahagia.
71. EXT. PANTAI UJUNG GENTENG — SIANG
Sinar bersama teman-teman bermain ombak di pinggiran pantai. Sinar dan Dian duduk di tepian pantai, sedangkan Faishal dan Yusuf tak henti-hentinya mengganggu Mila dengan cara mencipratkan air. Mila tak tinggal diam, dia mencoba membalas meskipun selalu gagal. Melihat itu, Sinar dan Dian hanya bisa tertawa.
72. EXT. PENANGKARAN PENYU UJUNG GENTENG — SIANG
Sinar bersama teman-teman mengunjungi sebuah penangkaran penyu. Yusuf berlari-lari menghindari Faishal dan Mila yang membawa penyu kecil ke arahnya. Pelarian Yusuf terhenti ketika dia mendekati Sinar, dan ditangkap oleh Sinar dengan tawa yang lepas.
73. EXT. BUNGALO PANTAI — SORE
Di teras bungalo, tanpa kehadiran Sinar dan Dian, Mila duduk di lantai sambil memotong ikan dan daging untuk makan malam, Faishal sedang menuangkan kecap ke dalam mangkuk, dan Yusuf berusaha menyalakan bara api di alat pembakaran.
74. EXT. PANTAI UJUNG GENTENG — SORE
Sinar dan Dian berdiri berdampingan di tepian pantai yang sepi untuk menikmati senja. Sesekali kaki mereka disentuh ombak yang datang dan pergi. SAMAR-SAMAR TERDENGAR SUARA DEBURAN OMBAK DAN BURUNG PANTAI.
DIAN
SINAR
(menghadapkan tubuhnya pada Dian)
DIAN
(menghadapkan tubuhnya pada Sinar)
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
(menghadapkan tubuh pada senja. Lalu berjalan beberapa langkah hingga membelakangi Sinar)
SINAR
DIAN
(membalikkan tubuh jadi menghadap Sinar, lalu menarik pakaian yang menutupi bagian bawah bahu tangan kanannya)
Sinar melotot kaget ketika melihat tattoo yang selama ini Dian sembunyikan. Tattoo kecil bergambar kepala singa dengan angka 91. Tattoo yang sama dengan milik Robi, hanya berbeda angkanya saja.
FLASHBACK TO:
75. INT. APARTEMEN SINAR — MALAM
Kembali pada Scene Head 17. Sinar mengambil novel dari kotak boks yang Bos Besar kirim. Membuka cepat lembar demi lembar novel itu. Sinar melihat ada lipatan kecil pada halaman 80 dan 91.
76. INT. RUMAH DIAN — SORE
Kembali pada Scene Head 33. Sinar bersalaman dengan Jack dan melihat tattoo kepala singa tanpa angka. Sinar lalu bersalaman dengan Robi dan melihat tattoo kepala singa dengan angka 80.
BACK TO PRESENT:
77. EXT. PANTAI UJUNG GENTENG — SORE
Sinar mengernyitkan dahi dengan tangan yang mengepal keras.
DIAN
SINAR
DIAN
(mengusap tattoo dan tersenyum)
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
(menggeleng)
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
(menunduk)
DIAN
SINAR
DIAN
Sinar menundukkan kepala. Menutupi wajah bersalahnya pada Dian.
DIAN (CONT’D)
SINAR
DIAN
SINAR
Dian berjalan mendekati Sinar. Tangan Dian sedikit mendorong bahu Sinar dari depan.
DIAN
SINAR
DIAN
(tersenyum)
SINAR
DIAN
(menggeleng)
SINAR
DIAN
SINAR
(membalikkan tubuh)
78. INT. BUNGALO PANTAI UJUNG GENTENG — SUBUH
Dian dan Mila tertidur di kamar yang memiliki tiga ranjang. Setiap ranjang itu diselingi oleh meja tidur yang dilengkapi oleh laci. Dian tidur di ranjang paling kiri, sedangkan Mila paling kanan. ALARM PUKUL 5 PAGI DARI PONSEL DIAN BERBUNYI. Dian segera bangun, memakai jaket, dan berjalan pelan ke luar dari kamar, melewati ruang tengah, lalu mengetuk kamar yang dihuni oleh laki-laki. Tak begitu lama, pintu dibuka oleh Faishal.
FAISHAL
(mengusap mata)
DIAN
FAISHAL
(melirik ke arah ranjang, dan kembali melihat ke arah Dian)
DIAN
FAISHAL
79. EXT. PANTAI UJUNG GENTENG — SUBUH
Keadaan langit sudah mulai terang saat Sinar berdiri menatap luasnya lautan. Sinar berada di lokasi yang sama dengan tempat kemarin bersama Dian menikmati Senja. Tangan Sinar mengepal, rambutnya berantakan karena ditiup angin yang kencang.
SINAR
(berbisik)
Sinar menghela napas dalam, tubuhnya jadi sedikit layu, begitupula dengan mata yang jadi sayu. Tiba-tiba tangan Sinar digandeng oleh Dian dari belakang. Dian berdiri di sebelah kanan, Sinar melirik sebentar, lalu tersenyum dengan paksa.
DIAN
Sinar diam tak menjawab.
DIAN (CONT’D)
Sinar kembali tak menjawab. Sinar mencoba kembali tersenyum meskipun terlihat sedikit dipaksakan.
DIAN (CONT’D)
Sinar tak bisa menahan tangisnya, tangan kirinya langsung mengusap dan menutup mata.
DIAN (CONT’D)
(ekspresi khawatir)
Kaki Sinar lemas, dan langsung terduduk di bawah. Dian lalu berjongkok di depan Sinar.
DIAN (CONT’D)
SINAR
(menangis)
DIAN
(menghapus air mata Sinar)
SINAR
Dian tersenyum kecil, lalu berpindah posisi kembali ke samping Sinar, menggandeng tangan kanan Sinar dan menyandarkan kepalanya pada bahu Sinar.
DIAN
SINAR
(saling tatap dengan Dian)
DIAN
SINAR
Dian tersenyum, dan menggandeng tangan Sinar dengan lebih erat. Lebih kuat.