Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
19. INT. KANTOR INVESTASI — PAGI
Sinar, Dian, MILA, YUSUF, dan FAISHAL sedang berada di ruang rapat, mereka duduk saling berhadapan di depan meja yang berbentuk oval. Mereka semua mendengarkan ATASAN yang sedang menjelaskan proyek pembangunan perumahan. Diam-diam, Sinar memperhatikan Dian yang duduk berseberangan dengannya. Dian terlihat tak bisa berkonsentrasi, matanya lebih sering terlihat kosong.
ATASAN
SINAR
ATASAN
(melihat ke arah Mila)
MILA
ATASAN
(melihat ke arah Dian)
Dian tak menanggapi. Dian malah mengernyitkan dahi dengan tatapan mata yang kosong, seolah sedang memikirkan hal lain.
ATASAN (CONT’D)
Dian masih diam.
ATASAN (CONT’D)
(menggebrak meja)
DIAN
(kaget)
ATASAN
Dian menunduk.
SINAR
ATASAN
(menghela napas dalam)
SINAR
Dian menatap Sinar dengan raut wajah terkejut.
ATASAN
Dian sedikit menggeleng. Mulutnya mengambil ancang-ancang untuk bicara tapi terpotong oleh suara Sinar.
SINAR
ATASAN
(berjalan ke arah luar dengan wajah kesal)
20. INT. KANTOR INVESTASI — SIANG
Jam dinding menunjukkan pukul setengah satu siang. Beberapa karyawan sudah beranjak menuju kantin untuk makan siang, dan sisanya masih sibuk bekerja di mejanya masing-masing, termasuk Dian.
SINAR
(menyimpan kantung plastik makanan di atas meja Dian)
DIAN
(melihat ke arah Sinar)
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
Dian tersenyum ketika melihat Sinar kembali duduk di meja kerjanya.
21. INT. AREA PARKIR APARTEMEN SINAR — SORE
Mobil Sinar memasuki area parkir apartemen, di sana sudah banyak mobil yang terparkir rapi. Sinar melihat ke kanan dan kiri mencari tempat kosong. Perhatian Sinar teralihkan oleh suara radio mobil yang sedari tadi menyala, dan memberitakan sebuah peristiwa tak biasa.
PENYIAR (O.S.)
Sinar mengambil secarik kertas pemberian Bos Besar yang disimpan di saku belakang celana. Sinar membaca kertas itu, terdapat tulisan Bear Jaya, Jaya Raya, dan Putra Jaya.
SINAR
Sinar memutar kemudi mobil, melaju meninggalkan apartemen menuju perumahan-perumahan tersebut.
22. EXT. PERUMAHAN BEAR JAYA — MALAM
Mobil Sinar melaju pelan memasuki gapura bertuliskan Bear Jaya. Jalanan tampak sudah kosong, tak ada lagi aktivitas dari para penghuninya.
23. INT. MOBIL SINAR — MALAM
Sinar melihat ke arah kanan dan kiri dengan teliti. Sinar berhenti tepat di depan sebuah rumah bernomor 6 yang di bagian pagarnya terdapat tanda cat semprot merah bertuliskan angka -1. Dia lalu mencatat nomor rumah itu pada selembar kertas. Dia kembali melaju pelan, dan terhenti lagi di rumah bernomor 25 yang memiliki tanda cat semprot merah bertuliskan angka 2. Sinar kembali mencatat nomor rumah itu.
24. EXT. PERUMAHAN JAYA RAYA — MALAM
Mobil Sinar memasuki kawasan perumahan Jaya Raya yang sudah sangat sepi.
25. INT. MOBIL SINAR — MALAM
Sinar menginjak pedal rem, lalu mencatat nomor rumah 33 dengan tanda cat semprot merah bertuliskan angka 5. Sinar melihat ke secarik kertas yang sudah tertulis kombinasi angka -6.253333.
SINAR
Sinar menyandarkan kepala, lalu memijat-mijat dahi. Matanya mendadak sangat tajam. Rambut Sinar dibuat sedikit berantakan. Sinar tersenyum dan berbisik.
SINAR (CONT’D)
Sinar tertawa sebentar, lalu diam. Raut wajahnya kembali serius.
SINAR (CONT’D)
Sinar mengambil ponsel dari saku celana. Membuka aplikasi pesan, dan mengetik pesan pada Dian.
SINAR (CONT’D)
(mengetik)
Sebelum menekan tombol kirim, Sinar menoleh ke kanan. Menerawang rumah dengan cat semprot merah, tapi mendadak pikirannya kembali tertuju pada Dian.
FLASHBACK TO:
26. INT. KANTOR INVESTASI — SIANG
Kembali pada Scene Head 19. Dian menunduk ketika atasan menjelaskan proyek pembangunan perumahan. Dian menyeka air mata. Dian tak sengaja melihat Sinar yang sedang melihatnya juga. Dengan mata yang masih basah, Dian mencoba tersenyum pada Sinar.
BACK TO PRESENT:
27. INT. MOBIL SINAR — MALAM
Lamunan Sinar terpecah, kepalanya menggeleng. Sinar kembali mengetik pesan di ponsel.
SINAR
(mengetik)
Ketika akan menekan tombol kirim, Sinar melihat ke arah kertas yang bertuliskan kombinasi nomor-nomor rumah. Sinar justru langsung menghapus pesan yang tadi dia buat.
28. INT. KANTOR INVESTASI — PAGI
Beberapa karyawan sudah berada di mejanya masing-masing. Persiapan proyek pembangunan sudah harus diselesaikan secepatnya, tapi hari ini Sinar tak masuk kantor. Dian duduk di depan meja kerja. Dian menyandarkan dagu di tangan kiri, dan tangan kanannya mengklik mouse berkali-kali. Dian hanya menyegarkan laptopnya. Dian lalu melihat ke arah samping, ke arah meja kerja Sinar yang kosong. Dian melihat kertas memo kecil di atas tumpukan buku Sinar yang bertuliskan huruf D. Dian tersenyum.
MILA
(menepuk kedua bahu Dian dari belakang)
DIAN
(kaget dan berbalik melihat Mila)
MILA
Dian menggeleng.
MILA (CONT’D)
DIAN
MILA
DIAN
MILA
DIAN
MILA
(tersenyum menggoda Dian)
DIAN
(tersenyum malu)
29. INT. APARTEMEN SINAR — SIANG
ALARM PUKUL DUA SIANG BERBUNYI PADA PONSEL SINAR YANG BERADA DI ATAS RANJANG. Sinar terbangun dan mematikan alarm itu. Sinar berdiri dan mengambil secarik kertas yang tersimpan di atas meja tidur. Sinar melihat secarik kertas yang berisikan kombinasi nomor rumah -6.253333 106.76972. Sambil menenteng ponsel dan kertas, Sinar berjalan menghampiri laptop yang berada di atas meja kerja. Sinar duduk, membuka aplikasi maps dan memasukkan kombinasi angka yang semalam dia catat pada kolom koordinat. Sambil menunggu hasilnya ditampilkan, Sinar melihat ponsel, membuka aplikasi pesan, dan memilih ruang obrolan dengan Dian.
SINAR
(mengetik)
Belum selesai mengetik, Sinar melihat ke arah laptop yang sudah menampilkan hasil. Sinar menyimpan ponsel di atas meja. Sinar melihat hasil pencariannya yang menampilkan sebuah rumah mewah berpagar putih, bertembok hitam, dan bernomor 15. Sinar melotot kaget, tanpa sadar dia mengambil ponsel dan membanting sekeras-kerasnya.
SINAR (CONT’D)
30. EXT KANTOR INVESTASI — PAGI
Keadaan masih tampak sepi, hanya ada beberapa orang saja yang hilir mudik sambil membawa laporan dan boks besar.
31. INT. KANTOR INVESTASI — PAGI
Ruang kerja masih dalam keadaan sepi. Pagi sekali Dian datang ke kantor dengan mata yang sembab, langkahnya tergesa-gesa menuju meja kerja, tapi langkahnya mendadak pelan saat melihat Sinar sudah duduk dan bekerja di mejanya. Dian duduk, dan menyapa.
DIAN
SINAR
(mengetik)
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
(membuka laptop)
SINAR
(melihat Dian)
DIAN
SINAR
Dian melihat ke arah Sinar. Menatap Sinar dalam-dalam.
SINAR (CONT’D)
(kembali mengetik)
DIAN
SINAR
Mata Dian berkaca-kaca. Ke dua tangan Dian menutupi wajah, lalu terdengar suara tangisan Dian.
SINAR (CONT’D)
(berhenti mengetik, melihat Dian, dan menutup laptop)
Sinar berdiri, dan mengambil tas Dian. Sinar menarik tangan Dian, menggiringnya melewati lobi kantor, menuju area luar.
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
32. EXT. BUKIT KOTA — SIANG
Sinar dan Dian berdiri bersebelahan di bawah pohon rindang. Mereka menatap pemandangan kota. SUARA BURUNG TERDENGAR SALING BERSAHUTAN.
SINAR
(menoleh ke arah Dian)
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
Dian mengangguk sambil melihat balik ke arah Sinar. Mereka saling tatap, lalu berdiri berhadap-hadapan.
SINAR (CONT’D)
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
(tersenyum)
SINAR
DIAN
(menunduk)
SINAR
DIAN
SINAR
Dian menggeleng.
SINAR (CONT’D)
(menundukkan kepala)
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
Sinar mengangguk.
DIAN (CONT’D)
SINAR
(melihat Dian)
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
33. EXT. RUMAH DIAN — MALAM
Mobil Sinar berhenti di depan pintu gerbang rumah Dian. Rumah mewah itu memiliki pagar berwarna putih, bertembok hitam, dan bernomor 15. Rumah yang sama dengan target Sinar berikutnya. Mobil Sinar didatangi oleh TIGA ORANG PENJAGA RUMAH bertubuh besar. Dian membuka jendela mobil dan tersenyum pada mereka. Pintu pagar segera dibuka. Mobil Sinar masuk ke dalam, lalu parkir di samping mobil sedan hitam dengan sticker kecil bergambar kepala singa 80. Sinar turun dari mobil dengan gugup, lalu setengah berlari membukakan pintu mobil agar Dian ke luar. Mereka berjalan menuju teras rumah.
DIAN
Sinar menggeleng.
DIAN (CONT’D)
SINAR
DIAN
SINAR
(kaget)
DIAN
(tertawa kecil)
Sinar mencoba tertawa namun ada kesan dipaksakan. Melihat itu, Dian semakin tertawa kecil. Mereka akhirnya tiba di teras rumah, di sana ada JACK yang tak lain adalah Paman Dian. Jack mengenakan kaus hitam bergambar Singa. Jack sedang menyimpulkan tali pada sepatu Adidas NMD R1 Overkill Firestarter miliknya.
JACK
DIAN
SINAR
(mengajak bersalaman)
JACK
(bersalaman dengan Sinar)
Mata Sinar memperhatikan tattoo yang bergambar kepala singa tanpa angka di tangan kanan Jack.
DIAN
JACK
Dian menggelengkan kepala dengan wajah yang memerah malu. Sementara perhatian Sinar terpecah ketika telinganya mendengar SUARA DEHAMAN KECIL DAN LANGKAH KAKI dari dalam rumah. Tak lama, ROBI yang merupakan ayah Dian ke luar menghampiri mereka. Tubuh Robi masih terlihat sangat gagah untuk ukuran orang yang berusia tua, padahal rambut, kumis dan jambanganya sudah berwarna putih.
ROBI
DIAN
(salam pada Robi)
ROBI
SINAR
(bersalaman dengan Robi)
ROBI
Sinar hanya tersenyum, matanya mencuri-curi pandang pada Tattoo di tangan kanan Robi yang bergambar kepala singa dengan angka 80.
DIAN
ROBI
(memegang bahu Sinar)
JACK
ROBI
(tersenyum pada Sinar)
DIAN
ROBI
(merangkul Sinar dari samping dan menggiring Sinar berjalan masuk)