Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUANG APARTEMEN SINAR — MALAM
Keadaan ruangan apartemen bertipe studio nampak rapi namun gelap, satu-satunya cahaya berasal dari lampu meja kerja. SINAR duduk tertegun di depan meja itu. Tangan kiri Sinar menggenggam secarik kertas yang bertuliskan "Aku jatuh cinta." Sinar menunduk, meremas kuat-kuat pada kertas. TERDENGAR SUARA PANGGILAN MASUK DARI PONSEL SINAR YANG BERADA DI ATAS MEJA. Sinar melirik ke arah ponsel, tertera panggilan masuk dari BOS BESAR.
SINAR
(menjawab panggilan masuk)
BOS BESAR (O.S.)
SINAR
BOS BESAR (O.S.)
SINAR
BOS BESAR (O.S.)
Panggilan telepon ditutup oleh Sinar, lalu ia membanting secarik kertas di tangan kirinya itu dengan sekuat tenaga ke tempat sampah yang berada tak jauh dari meja. Sinar berpaling, melihat ke meja lain yang berada di pojok ruang apartemen, di atas meja itu terdapat berbagai macam botol kaca kimia serta empat akuarium yang masing-masing berisi ular cabai, kalajengking, dan dua ekor ular kobra.
2. INT. KANTOR INVESTASI — PAGI
Ruangan terisi oleh 4 meja yang masing-masing memiliki panjang 5 meter. Pada setiap meja itu terdapat tiga bilik sekat yang memisahkan area kerja karyawan satu dengan lain. Masing-masing meja diisi oleh 5 karyawan. Sinar duduk di meja kerja yang berada paling pojok, dan sedang mengetik pekerjaan di laptop. kegiatan Sinar terhenti oleh tepukan bahu dari DIAN yang area kerjanya tepat di samping Sinar.
DIAN
SINAR
(melihat jam tangan)
Sinar berdiri memakai jaket harrington hitam miliknya, mengambil berkas-berkas dari atas meja kerja, dan memasukannya ke dalam tas ransel.
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
(menggendong tas ransel)
DIAN
3. INT. CAFE LEFTHANDS — SIANG
Cafe ini memiliki dua area, satu bagian teras, dan satunya lagi bagian dalam, kedua area itu dibatasi oleh dinding-dinding yang terbuat dari kaca. Keadaan saat itu cukup kosong, hanya terdapat dua pengunjung lain yang sedang serius memainkan ponsel. Sinar berjalan memasuki area dalam Cafe Lefthands, dia sesekali melihat ke arah jam tangan. Sinar mendekati sebuah meja yang sudah diduduki oleh DENI. Deni yang baru selesai makan langsung berdiri ketika melihat kedatangan Sinar.
Sinar
(mengajak bersalaman)
Deni
(bersalaman)
SINAR
(duduk)
Setelah duduk, Sinar mengangkat tangan ke arah PELAYAN CAFE, tak lama pelayan datang membawakan buku menu.
PELAYAN
(memberikan buku menu pada Sinar)
SINAR
(menolak buku menu)
PELAYAN
(mencatat pesanan)
SINAR
DENI
SINAR
Pelayan pergi meninggalkan meja.
SINAR (CONT'D)
DENI
SINAR
DENI
Perhatian Sinar teralihkan oleh kedatangan enam orang yang langsung duduk di bagian teras Cafe Lefthands. Mata Sinar melirik tajam dari balik dinding kaca.
CUT TO:
4. EXT. TERAS CAFE LEFTHANDS — SIANG
RUDY beserta LIMA ORANG ANAK BUAHNYA masuk ke dalam area luar Cafe Lefthands. Raut wajah mereka terlihat sedikit ceria namun tetap terkesan menyeramkan. Rudy memakai kemeja lengan pendek berwarna hitam, terlihat tattoo bergambar cakar singa pada bagian nadi tangan kanannya. Mereka lalu duduk, Rudy mengangkat tangan untuk memanggil pelayan.
CUT BACK TO:
5. INT. CAFE LEFTHANDS — SIANG
Sinar berpura-pura mendengarkan pendapat Deni tentang ketertarikannya berinvestasi, padahal dia masih fokus memperhatikan Rudy di luar. Sinar mencuri-curi pandangan, dan Deny tidak sadar dengan tingkah Sinar. Konsentrasi Sinar terpecah saat pelayan datang menyajikan secangkir kopi pesanannya.
PELAYAN
(menyimpan kopi di meja)
Pelayan menunjuk ke arah meja yang berada di pojok ruang. Di meja itu terdapat toples gula, cangkir kecil untuk gula, sendok, asbak, gelas besar, dan dispenser yang bertuliskan "air putih gratis."
SINAR
PELAYAN
SINAR
(berdiri)
DENI
Sinar berjalan pelan menuju pojok ruangan. Saat sampai, Sinar mengambil cangkir kecil untuk gula, menaruhnya di atas meja. Sinar membuka toples gula putih, lalu menuangkannya ke dalam cangkir gula sampai penuh. Sinar sengaja menyisakan sangat sedikit gula putih di dalam toples, lalu dia mengambil kertas yang terlipat kecil dari celah-celah jam tangan. Sinar membuka kertas yang berisi serbuk putih, dan menuangkannya ke dalam toples gula. Sinar menutup kembali toples dengan sangat rapat. Sekuat yang dia bisa. Sinar berbalik sambil membawa secangkir kecil gula putih, tangan kanannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Saat ponselnya ke luar, ada sebuah paku payung cukup panjang yang terjatuh dari saku celana. Sinar berjalan kembali menuju meja.
CUT TO:
6. EXT. TERAS CAFE LEFTHANDS — SIANG
Rudy menutup buku menu.
RUDY
PELAYAN
(mencatat pesanan)
RUDY
(melirik ke arah lima anak buahnya)
ANAK BUAH RUDY
RUDY
(melirik ke arah pelayan cafe)
CUT BACK TO:
7. INT. CAFE LEFTHANDS — SIANG
Sinar meminum kopi dengan mata yang masih tertuju pada Rudy. Terdengar jelas oleh Sinar suara Rudy yang berbicara dengan cukup keras.
RUDY (O.S.)
Kelima anak buah Rudy tertawa dengan keras. Sinar mengernyitkan dahi. Ekspresi wajahnya menunjukkan rasa tidak nyaman.
DENI
SINAR
DENI
SINAR
DENI
SINAR
(mengambil setumpuk kertas yang ada di dalam tas ransel, lalu menyerahkannya ke Deni)
DENI
(menerima berkas dari Sinar)
SINAR
DENI
(melihat-lihat sekilas lembaran kertas)
SINAR
(meminum kopi sambil melirik sebentar ke arah meja Rudy)
CUT TO:
8. EXT. TERAS CAFE LEFTHANDS — SIANG
Pelayan menaruh pesanan es cappucino Rudy dan kelima anak buahnya.
PELAYAN
(menunjuk ke arah pojok bagian dalam cafe)
RUDY
Pelayan tersenyum dan segera pergi.
RUDY (CONT'D)
(melirik ke salah satu anak buahnya)
ANAK BUAH
(berdiri)
CUT BACK TO:
9. INT. CAFE LEFTHANDS — SIANG
DENI
SINAR
DENI
SINAR
(meminum kopi)
DENI
Anak buah Rudy memasuki bagian dalam Cafe Lefthands. Melihat itu, Sinar segera berdiri dan pamit pada Deni.
SINAR
(bersalaman dengan Deni)
DENI
SINAR
DENI
SINAR
Sinar berjalan ke meja kasir untuk membayar tagihan, di sana ada seorang PENJAGA KASIR.
SINAR
(menunjuk meja Deni)
PENJAGA KASIR
(mencetak tagihan)
Sambil menunggu, Sinar melihat ke arah anak buah Rudy yang sedang berusaha membuka toples gula putih dengan sekuat tenaga. Dicobanya berkali-kali, tapi gagal. Membuat gula di dalam toples itu sedikit terguncang dan teraduk. Sampai pada percobaan ke tiga, toples itu berhasil dibuka. Anak buah Rudy menuangkan semua gula ke dalam cangkir kecil.
ANAK BUAH
(menoleh ke arah pelayan)
PELAYAN
(berjalan ke arah dapur)
ANAK BUAH
Baru dua langkah anak buah Rudy berjalan kembali menuju meja, kakinya tiba-tiba terangkat satu. Tanpa sengaja dia menginjak paku yang Sinar jatuhkan di lantai. Anak buah itu duduk di kursi terdekat dan mencabut paku dari sepatunya. Sinar tersenyum dari kejauhan, lalu membayar tagihan dan berjalan pergi meninggalkan cafe.
ANAK BUAH (CONT’D)
Dengan raut wajah yang kesal, anak buah Rudy kembali berjalan menuju mejanya sambil membawa secangkir gula.
10. INT. KANTOR INVESTASI — SORE
Beberapa karyawan sedang sangat serius mengerjakan sesuatu di mejanya masing-masing. Sinar berjalan menuju meja kerja, kemudian duduk dan melihat ke meja sebelah kiri, di sana ada Dian yang sedang duduk dan mengetik sesuatu dengan cepat.
SINAR
DIAN
(berhenti mengetik dan melihat ke arah Sinar)
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
(kembali melihat laptop dan mengetik)
TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA SIRINE AMBULANS YANG MELINTAS DI DEPAN KANTOR SINAR.
DIAN (CONT’D)
(mencoba tetap fokus menatap layar laptop)
SINAR
(mengetik pekerjaan)
DIAN
SINAR
DIAN
(melirik ke arah Sinar)
Sinar mengangguk. Dian mendekatkan kepalanya ke telinga Sinar dan berbisik.
DIAN (CONT’D)
SINAR
(mengetik dengan cepat)
DIAN
SINAR
Dian memegang tangan Sinar, membuat tangan Sinar berhenti mengetik.
DIAN
Sinar melihat ke tangan Dian yang menyentuhnya. Lalu melihat wajah Dian. Sesaat saling tatap.
SINAR
11. INT. APARTEMEN SINAR — SORE
RICKY berdiri di tengah apartemen yang sedang kosong, kepalanya melirik ke kanan dan kiri, melihat seisi ruang yang tertata rapi. Ricky berjalan menuju meja kerja Sinar, dia melihat amplop cokelat berukuran A4. Ricky membuka dan membacanya. Raut wajah Ricky berubah menjadi kaget ketika melihat kertas itu berisikan informasi lengkap tentang Rudy, mulai dari ciri-ciri tattoo cakar singa di tangan kanan, kebiasaan Rudy yang setiap hari senin sampai rabu makan siang dan minum kopi di Cafe Lefthands, di kertas itu pula terdapat keterangan batas akhir penugasan yang tak lain adalah hari ini. Ricky segera mengambil ponsel dari saku celana, mencari nama INFORMAN JON, dan meneleponnya.
JON (O.S.)
RICKY
JON (O.S.)
RICKY
JON (O.S.)
Ricky menutup panggilan telepon, dia duduk dengan gestur sedikit lemas.
RICKY
12. EXT. KANTOR INVESTASI — SORE
Beberapa karyawan berjalan ke luar kantor secara bersamaan. Sekarang adalah jam pulang. Begitupula dengan Sinar dan Dian yang sedang berjalan melewati pintu utama kantor. Tiba-tiba PONSEL DIAN BERBUNYI. Dian segera mengambil ponsel dari dalam tas, ada panggilan masuk dari ayahnya.
DIAN
(menunjukkan ponsel pada Sinar)
Sinar mengangguk. Dian berjalan sedikit menjauh. Tak lama, PONSEL SINAR BERBUNYI, ada pesan masuk dari Ricky yang bertuliskan, “Gue di apartemen lu. Cepet pulang.” Sinar tak membalas, malah langsung mematikan ponsel.
CUT TO:
13. INT. APARTEMEN SINAR — SORE
TERDENGAR SUARA KETUKAN PINTU DARI LUAR. Ricky berjalan pelan mendekat, dia mengintip pada door viewer sambil tangan kiri merogoh pistol yang diselipkan pada bagian belakang celana. Terlihat ada seorang KURIR yang membawa kotak boks cukup besar. Ricky membuka pintu.
KURIR
RICKY
(melepas genggaman pada pistol)
KURIR
RICKY
(melirik ke arah kotak boks)
KURIR
(memberikan boks dan menyiapkan kertas tanda terima)
CUT BACK TO:
14. EXT. KANTOR INVESTASI — SORE
Dian berjalan menuju Sinar yang sedang berdiri menunggunya di teras kantor.
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
DIAN
SINAR
Dian berjalan pergi menuju mobilnya, Sinar mengikuti dari belakang.
DIAN
(melihat ke belakang)
SINAR
DIAN
(tertawa kecil)
SINAR
(membukakan pintu mobil Dian)
DIAN
(masuk ke dalam mobil)
Sinar tak menjawab, dan langsung menutup pintu mobil Dian.
CUT TO BLACK:
15. INT. APARTEMEN SINAR — MALAM
Ricky membanting kotak boks kiriman untuk Sinar ke lantai, sementara Sinar hanya berdiri di dekat pintu apartemennya.
RICKY
Sinar menggeleng. Ricky berjalan menuju meja kerja. Mengambil amplop berukuran A4 dan membantingnya kembali ke atas meja.
RICKY (CONT’D)
SINAR
RICKY
Ricky berjalan mendekati Sinar.
RICKY (CONT’D)
(mencengkram kerah kemeja Sinar)
SINAR
(memegang tangan Ricky yang sedang menggenggam kerah kemejanya)
RICKY
SINAR
(melirik tangan Ricky yang masih menggenggam kerah kemejanya)
Ricky melepas genggamannya, dia berjalan ke tepian ranjang, lalu duduk.
RICKY
(mengusap wajah)
SINAR
RICKY
SINAR
RICKY
SINAR
RICKY
SINAR
RICKY
SINAR
(mendekati Ricky)
RICKY
SINAR
RICKY
(tertawa keras)
SINAR
RICKY
SINAR
RICKY
SINAR
CUT TO:
16. INT. KAMAR DIAN — MALAM
Kamar Dian terlihat cukup rapi dengan konsep yang minimalis dan luas. Tak terdapat banyak barang di dalam kamar itu, hanya ranjang, meja, rak gantung, lemari, dan meja rias. Dian terlihat sedang duduk dan menangis di atas ranjangnya.
CUT BACK TO:
17. INT. APARTEMEN SINAR — SUBUH
Jam dinding menunjukkan pukul 4 dini hari. Suasana khas subuh yang tenang membuat Ricky masih tertidur lelap di atas sofa, sedangkan Sinar sudah terbangun dan duduk di depan televisi. Sinar menonton berita dini hari yang menyiarkan kejadian-kejadian kriminal.
PRESENTER (O.S.)
SINAR
(tersenyum)
Sinar berdiri dan berjalan menuju meja kerja. Dia membuka kotak boks yang tadi siang dikirim oleh bosnya. Di dalam kotak boks itu terdapat uang 200 juta dan sebuah buku novel. Sinar mengambil buku itu, dan membuka tiap lembarannya dengan cepat, dia menemukan lipatan pada halaman 80 dan 91. Sinar juga menemukan secarik kertas pada halaman akhir novel, kertas itu bertuliskan nama Perumahan Bear Jaya, Jaya Raya, dan Putra Jaya. Di kertas itu pula terdapat simbol panah ke bawah dengan tinta berwarna merah dan tulisan "kepala singa." Wajah Sinar mendadak marah. Sinar mengambil ponsel dengan cepat, dan mencari nama Bos Besar.
INTERCUT TO:
18. INT. KAMAR BOS BESAR — SUBUH
Bos Besar terbangun ketika PONSELNYA BERDERING DI ATAS MEJA TIDUR. Bos Besar duduk, menyalakan lampu tidur, dan melihat ponsel yang terdapat panggilan masuk dari Sinar. Bos Besar menjawab panggilan masuk itu.
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
Sinar memegang rambutnya.
BOS BESAR (CONT’D)
SINAR
BOS BESAR
SINAR
BOS BESAR
SINAR