Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
41. EXT. RUMAH DIAN — PAGI
Sinar duduk seorang diri di teras rumah Dian. Sekali, dua kali, Sinar mencuri pandangan ke arah penjaga gerbang yang serius mengamati keadaan jalanan. Sinar berpindah tempat duduk, mendekati sepatu Adidas NMD R1 Overkill Firestarter milik Jack. Sinar mengambil botol kecil bekas minuman energi yang berisikan ular cabai dari saku jaket, lalu memindahkan ular cabai ke dalam sepatu Jack, Sinar menyimpan kembali botol itu ke sakunya. Sinar melihat ke arah penjaga gerbang yang luput mengawasinya. Tak lama, pintu rumah terbuka. Dian bersama Robi menghampiri Sinar.
ROBI
(tersenyum pada Sinar)
SINAR
(berdiri dan bersalaman)
ROBI
(menepuk bahu Sinar)
SINAR
DIAN
Robi pergi menuju mobil sedan hitam dengan sticker kecil bergambar kepala singa 80. Tak begitu lama, Jack ke luar dari dalam rumah sambil menenteng kaus kaki.
JACK
(duduk dan menyimpan kaus kaki di kursi)
SINAR
(melihat ke arah Jack)
JACK
DIAN
JACK
DIAN
(mendekati Jack untuk bersalaman)
JACK
(bersalaman)
Sinar mengangguk.
42. INT. KANTOR INVESTASI — SIANG
Saat ini jam menunjukkan pukul setengah satu siang, keadaan kantin cukup penuh dengan karyawan yang sedang beristirahat. Dian sedang berdiri dan menerima dua kantung plastik makanan dari PENJAGA KANTIN. Saat akan berjalan kembali menuju ruang kerja, Mila menyapa Dian.
MILA
DIAN
MILA
DIAN
MILA
DIAN
(tersenyum malu)
MILA
DIAN
MILA
(tersenyum)
DIAN
MILA
DIAN
MILA
DIAN
MILA
DIAN
MILA
Dian berjalan menuju ruang kerja. Setibanya di sana, Dian menyimpan kantung plastik makanan di atas meja Sinar.
43. EXT. KANTOR ROBI — SIANG
Robi memiliki kantor yang menjulang tinggi. Sinar berjalan di area parkir sambil memakai topi, masker, dan membawa tas ransel berukuran 40 liter. Langkah Sinar terhenti tepat di depan mobil sedan hitam dengan sticker kecil kepala singa 80 milik Robi. Sinar melihat keadaan sekitar yang sepi. Sinar mengeluarkan penggaris, dan memasukkan penggaris itu ke dalam celah kaca pintu mobil depan. Pintu mobil langsung terbuka. Sinar segera masuk ke dalam mobil.
44. INT. MOBIL ROBI — SIANG
Sinar duduk di kursi kemudi. Dengan sangat cepat, Sinar mengeluarkan plastik klip berisi tepung terigu dari dalam tas ranselnya. Sinar menuangkan tepung terigu ke dalam lubang AC mobil. Sinar lalu mengambil kotak tissue mobil, mengganti tissue dengan tissue beracun yang dia bawa. Sinar segera ke luar dan kembali menutup pintu mobil.
45. KANTOR INVESTASI — SORE
Dian yang tampak serius mengetik tiba-tiba berhenti ketika Sinar duduk di meja kerja. Dian melihat ke arah Sinar.
DIAN
SINAR
(menundukkan kepala)
DIAN
SINAR
(melihat kantung plastik makanan di atas meja kerjanya)
DIAN
Sinar mengernyitkan dahi, dan sedikit menggelengkan kepala. PONSEL DIAN BERBUNYI. Ada pesan masuk. Dian membaca pesan itu, sementara Sinar mencuri-curi pandangan ke arah wajah Dian yang mendadak pucat dan mata yang berkaca-kaca.
DIAN (CONT’D)
(berdiri dan mengambil tas)
SINAR
Dian tak merespon. Dian setengah berlari menuju arah luar kantor.
SINAR (CONT’D)
(ikut berlari mengejar Dian)
DIAN
SINAR
DIAN
Sinar berhenti berlari, kepalanya tertunduk.
46. INT. MOBIL ROBI — SORE
Robi beserta empat orang lainnya bergegas menuju rumah. Robi duduk di kursi belakang bersama satu orang anak buahnya, sedangkan kursi depan di isi oleh anak buah dan supir. Mobil mereka melaju sangat cepat.
ROBI
(menggoyang-goyangkan kaki)
SUPIR
(menginjak pedal gas lebih dalam)
Mendadak tepung terigu berhamburan dari lubang AC mobil. Robi bersama empat orang lainnya segera melindungi wajah mereka dengan tangan. Secara spontan, anak buah yang duduk di depan memberikan kotak tissue pada Robi, lalu Robi mengambil beberapa helai tissue untuk menutup hidungnya. Wajah Robi langsung pucat. Sementara di depan, supir kewalahan untuk mengusap matanya yang terkena tepung terigu, hingga pada akhirnya tak lagi bisa mengendalikan kendaraan. Mobil Robi menabrak pembatas jalan. Berbalik dan hancur parah.
47. EXT. BUKIT KOTA — MALAM
Keadaan bukit benar-benar sepi ketika Sinar duduk termangu di bawah pohon besar. Tangannya melempar-lempar batu kecil ke arah pemandangan cahaya kota. Raut wajahnya sangat sedih dan kecewa. PONSEL SINAR BERBUNYI, dia langsung melihat ada panggilan masuk dari Bos Besar.
SINAR
BOS BESAR (O.S.)
SINAR
BOS BESAR (O.S.)
SINAR
BOS BESAR (O.S.)
Sinar melotot kaget.
BOS BESAR (O.S.) (CONT’D)
SINAR
BOS BESAR (O.S.)
SINAR
(melotot marah)
BOS BESAR (O.S.)
Mata Sinar berkaca-kaca. Tangan kirinya menjambak rambutnya sendiri.
BOS BESAR (O.S.) (CONT’D)
Sinar tak menjawab.
BOS BESAR (O.S.) (CONT’D)
Sinar menutup panggilan telepon itu, tubuhnya lemas dan tersandar ke pohon besar. Sinar menangis sejadi-jadinya.
48. INT. RUMAH DIAN — MALAM
Suasana rumah sedang penuh duka. Beberapa orang mencoba menghapus air mata, termasuk Dian yang tampak terpukul dengan kepergian Robi dan Jack. Dian sedang duduk bersila di lantai bersama para pelayat. Di tengah kesedihan itu, Dian dihampiri oleh seorang PETUGAS KEPOLISIAN.
PETUGAS KEPOLISIAN
(menepuk bahu Dian)
DIAN
(menoleh)
Dian dan petugas kepolisian berjalan memisahkan diri dari kerumunan, lalu berdiri berhadap-hadapan.
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
Petugas kepolisian nampak ragu untuk melanjutkan.
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
(ekspresi tidak suka dengan ucapan petugas kepolisian)
Dian berbalik dan beranjak pergi, namun langkah kakinya terhenti.
PETUGAS KEPOLISIAN
DIAN
49. INT. APARTEMEN SINAR — SUBUH
Sinar duduk di kursi kerja yang diputar ke arah belakang, sementara Ricky duduk di sofa. Mereka menonton berita dini hari yang menyiarkan kematian Robi.
PRESENTER (O.S.)
Ricky langsung berlari menghampiri Sinar, dan memukul tepat di pipi kanan Sinar. Sinar tersungkur jatuh dari kursi.
RICKY
Sinar berdiri lemas sambil memegang pipi. Matanya berkaca-kaca.
RICKY (CONT’D)
(memukul pipi Sinar sampai tersungkur)
Sinar kembali berdiri sambil memegang pipi.
RICKY (CONT’D)
(meremas kerah pakaian Sinar)
Sinar mengangguk tanpa mengatakan apapun.
RICKY (CONT’D)
Sinar lagi-lagi hanya mengangguk.
RICKY (CONT’D)
(memukul pipi Sinar sampai tersungkur)
Sinar berdiri, dan langsung memeluk Ricky. Sinar menangis. Mendapat perlakuan itu, Ricky sedikit kaget.
RICKY (CONT’D)
SINAR
RICKY
SINAR
RICKY