76. EXT./INT. – RUMAH RINI – AFTERNOON
Katya dan Rini di dalam mobil. Rini menyetir dengan raut muka lelah. Rini memakirkan mobilnya di halaman rumah.
RINI
Maaf ya sekali lagi, ibu telat jemput kamu.
KATYA
Berulang kali, Nggak papa, Bu.
Rini berpikir Katya kesal padanya.
RINI
Ada apa? Kamu kesal karena ibu telat jemput kamu hari ini?
KATYA
Nggak, Bu. Dua jam nunggu nggak terasa. Kalau ibu sibuk banget aku bisa naik angkot terus jalan kaki.
RINI
(geleng) Besok ibu akan jemput kamu tepat waktu. (melirik HP Katya) terus dari tadi kamu kenapa nggak angkat telpon ibu?
KATYA
Ibu, aku capek nunggu dua jam. Yaudah. Aku jalan kaki.
RINI
Seharusnya kamu jawab telpon ibu. Untung ibu menemukanmu nggak jauh dari sekolah. Kamu mau jalan kaki sampai rumah?
Rini mematikan mesin mobil. Mereka berdua melepas seat belt.
KATYA
Iya. besok-besok aku naik angkot aja atau sama Puspa. Biar ibu fokus kerja.
Katya keluar dari mobil. Rini menyusulnya. Mereka berjalan ke depan pintu rumah.
RINI
Ibu akan resign dari kantor.
KATYA
(kaget) Apa? Kenapa?
RINI
Kita pindah.
KATYA
Ke mana?
RINI
Surabaya.
KATYA
Kapan?
RINI
Minggu depan. Ibu sudah urus sekolahmu. Lalu rumah ini ibu jual.
Rini mengambil kunci rumah lalu membuka pintu.
KATYA
Rumah ini ibu jual? Kita nggak tinggal di sini lagi?
Rini menggeleng. Katya tambah kesal
SFX pintu terbuka keras.
Katya mendahului Rini masuk ke dalam rumah. Dia masuk ke kamarnya dan menguncinya.
RINI
(menggedor pintu kamar Katya) Katya! Buka pintunya! kita belum selesai berbicara. Katya! Keluar. (jeda)
Seenggaknya dengar alasan ibu.
Katya membuka pintu. HP di genggamannya. Dia berdiri menempel pintu kamar. Sedangkan Rini berdiri dekat meja.
KATYA
Jelaskan padaku, ibu. Kita pindah rumah. Ke Surabaya?
RINI
Iya.
KATYA
Ke Surabaya? (mengulang)
RINI
Iya, Katya. Di sana banyak kampus bagus dan kamu bisa kuliah di sana.
KATYA
Kita tinggal di mana?
RINI
Ingat ibu bilang orang tua ibu tinggal di sana? Kita tinggal rumah mereka.
KATYA
(Menghela napas) Orang tua ibu yang dari dulu tidak mau tau keadaan kita? Nggak cukup kita berdua saja?
RINI
Yang penting kita tetap bersama, Katya.
KATYA
Apa karena jurusan yang aku mau biaya tinggi? Kalau gitu aku bisa ambil jurusan lain. Atau aku nggak kuliah dulu.
RINI
Kamu harus kuliah!
KATYA
Jadi karena biaya?
RINI
(geleng) Nggak, Katya. Ibu sudah ada tabungan kuliah untukmu.
KATYA
Jadi apa alasan sebenarnya, Bu? Sudah seminggu ibu bertingkah aneh.Nggak seperti ibu biasanya. Ibu menyembunyikan sesuatu dariku?
RINI
(mengusap mukanya)
(putus asa) Katya...
KATYA
Iya, kan? benar dugaanku. Ada apa, Bu?
RINI
Orang tua ibu ingin mengenalmu.
KATYA
(geram) ibu nggak jujur padaku! Mereka orang tua ibu - kakek dan nenek tiba-tiba ingin kenal aku? Ke mana mereka selama ini saat ibu susah?
RINI
Kita tetap akan tinggal di sana. Entah kamu mau atau tidak.
KATYA
Aku nggak mau tinggal di sana! Ngapain ibu pake acara resign kerja dan jual rumah ini Ibu mau jual semuanya? Mobil dan motor juga? Aku ngekos aja di sini sampai lulus SMA. Ibu saja yang ke sana!
RINI
Keluarga Ayahmu juga ingin bertemu kamu! (bentak)
KATYA
(bentak) Aku nggak punya ayah! Ibu juga nggak perlu kenalin aku dengan mereka! Kenapa? Ibu lelah ngurus aku? Jadi ngehubungi mereka?
RINI
Ibu nggak pernah lelah membesarkanmu! Sudah saatnya kamu mengenal keluarga Ayahmu.
KATYA
Aku nggak perlu mereka! Ibu yang kukenal pantang menyerah dan kuat! (kesal)
Entah kenapa Ibu benar-benar telah berubah seperti bukan ibuku. Aku nggak mau ke mana-mana. Aku mau di sini. Titik!
RINI
Terus kamu mau ninggalin ibu?
KATYA
(teriak) Ibu yang mau ninggalin aku di sini jadi nggak usah ajak aku ikut! Pergi saja sendiri!
CLOSE ON Katya melempar hpnya mengenai gelas di samping meja Rini berdiri.
SFX suara gelas pecah.
Katya tertegun. Rini terkejut. Hendak berkata sesuatu. Tak ada kata keluar.
Rini pergi keluar rumah.
CLOSE ON wajah Katya sesal.
END FLASHBACK
77. INT. DISDUKCAPIL – DAY
PETUGAS
Mbak?
JUNI
Katya?
Juni hendak berdiri. Tapi kembali duduk melihat punggung Katya bergetar.
Kita lihat pertama kali Katya menangis.
Dimulai tanpa suara. Hanya air mata mengalir. Tatapannya masih menatap akta kematian dan KK.
Kemudian, suara isakan lirih terdengar bersamaan napas tertahan.
Petugas terdiam. Begitupula petugas lainnya. Beberapa orang di tempat duduk berhenti bicara.
Katya menangis tersedu-sedu melepas emosi kesedihan dan penyesalan yang menumpuk.
Juni menghapus air matanya. Dia mendatangi Katya dan menepuk bahu kanan Katya.
JUNI (CONT’D)
Ayo pulang... Ke rumah.
78. EXT. JALANAN – DAY - LATER
Juni menyetir mobil dengan fokus. Sedangkan Katya menatap kaca sampingnya. Kita bisa tahu suasana tidak sedingin sebelumnya walaupun tak ada kata di antara mereka.