74. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU – NEXT MORNING
Juni duduk di sofa. Kita lihat wajah ngantuk dan lelah yang dia tahan. Dia siap menghadapi Katya.
Katya keluar kamar berjalan ke dapur.
JUNI
Katya. Saya ingin bicara.
Katya berhenti. Juni berjalan mendekati Katya berdiri.
JUNI (CONT’D)
Saya tahu kamu sudah bolos sekolah. Jika kamu tidak siap kembali sekolah jujur pada saya. Kita cari solusinya bersama-sama.
KATYA
(marah) Tahu darimana?
JUNI
Iya. Aakash memberitahu saya-
KATYA
Aakash Aakash melulu.
JUNI
Terus, mengapa kamu bohong ketika saya tanya?
KATYA
Kapan aku bohong?
JUNI
Belajar di sekolah. Kamu jawab iya.
KATYA
Terus kenapa? Terserah aku mau bolos atau nggak!
JUNI
(menahan amarah) Lalu kamu mau apa? Nggak sekolah? Nggak ngapa-ngapain?
KATYA
Ya suka-suka aku lah.
JUNI
Nggak bisa sesukamu itu, Katya! Kalau begini terus Bagaimana masa depanmu?
KATYA
Buang rasa sok pedulimu itu!
Suasana intens.
JUNI
Katya. (sedikit naik intonasi)
(melihat kresek pecahan gelas)
Kalau kamu begitu terus, saya buang kresek itu ke tempat sampah. Saya heran kenapa kamu tidak membuang sampah itu!
KATYA
(geram) kamu siapa berani mau melakukannya! Hah!
JUNI
Aku pamanmu!
KATYA
(teriak kencang) KAMU BUKAN PAMANKU!
Juni terdiam kaku. Katya berdecak.
KATYA (CONT’D)
Sekarang kamu yang jujur! (sangat marah)
Kamu bukan kakak kandung ibuku! Ibuku nggak punya saudara!
JUNI
(memohon) Katya... Dengarkan penjelasan saya-
Juni mencoba mendekati Katya, tapi dia mundur ke belakang.
KATYA
Siapa kamu?
JUNI
Saya bukan ayahmu.
KATYA
(tertawa keras) Mengerikan! Bagaimana aku bisa percaya begitu aja!
JUNI
Saya tidak berbohong.
KATYA
Dan aku nggak yakin bisa percaya omonganmu lagi. Lebih baik dari awal kamu menyakitiku dengan kebenaran, tapi jangan pernah membuatku nyaman dengan kebohonganmu. Itu sangat memuakkan!
(jeda)
Seenaknya memakai nama ibuku agar kamu leluasa masuk rumah ini! Pakai embel-embel bantu ngurus itulah. Lalu berhasil buat aku ke sekolah. Ah! Kamu merombak halaman depan yang ibuku buat susah payah! Lalu tidur di sofa yang biasa aku dan ibuku duduki! Dan, kamu gunakan dapur sesuka hati! Cuci motor ibuku!
Mengaturku semaumu!
Katya berhenti. Dia ngos-ngosan.
KATYA (CONT’D)
Kamu masih nggak jujur setelah aku tahu yang sebenarnya? (melihat tajam) Aku mau kamu pergi dari rumahku!
Kita melihat ketegangan mencekam di antara mereka. Juni memilih menyerah.
JUNI
Kita ke Disdukcapil dulu. Setelah itu, saya akan pergi sesuai kemauanmu.
75. INT. DISDUKCAPIL – DAY – MOMENTS LATER
Katya dan Juni duduk di bangku tunggu. Suasana ramai tapi tak bising. Hanya petugas memanggil nomor antrian dan nama lalu jalan.
Antara Katya dan Juni saling diam. Amarah Katya masih terlihat. Sedangkan Juni tak dapat terbaca.
Nomor urutan Katya dipanggil. Dia berdiri lalu berjalan ke salah satu loket.
Dia menerima akta kematian dan kartu keluarga terbaru.
CLOSE akta kematian dari atas sampai bawah. Kita lihat nama ‘Rini Amaliah Jasmine’. Berpindah CLOSE ke kartu keluarga baru. Berhenti di satu-satunya nama yang ada di situ : Katya Juni Amaliah. Hanya namanya sendiri tanpa Rini.
Katya diam menatap kertas itu.
PETUGAS
(memangil) Mbak?
FLASHBACK BEGIN: