Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sejak Juni Menjadi Dingin
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene 44 - 49

44. INT. HOTEL – ROOM – NIGHT

Suasana dalam kamar sepi. Kita melihat berantakan sana-sini. Juni duduk di lantai bersandar ke ranjang. Masih baju yang sama dari rumah Rini. Kotak kardus terbuka dan Juni mengambil sebagian kertas dan sibuk membacanya.

CLOSE wajah dingin Juni.

SFX HP berdering.

CLOSE layar HP panggilan masuk ‘Mama’.

Juni menatapnya saja sampai layar HP mati. Dia mengambil rokok dan pemantik api.

Kita lihat keraguan. Juni tak menyalakannya. Rokok itu hanya digigitnya saja.

Dia teringat ucapan terakhir Katya.

KATYA (O.S)

Sudah cukup. Lanjutkan besok saja. Aku lelah.

 

45. INT. RUMAH RINI – KAMAR KATYA – SAME TIME

CLOSE stiker bintang glow in the dark di langit kamarnya.

SFX lampu kamar dinyalakan.

Katya kembali ke ranjang. Matanya segar. dia masih memandang stiker bintang.

RINI (O.S)

Katya! Buka pintunya!

Katya menaikkan selimut hingga ke kepalanya.

 

46. EXT. RUMAH RINI – HALAMAN – DAY

Juni berdiri di teras.

SFX pintu terbuka oleh Katya. Katya hanya mengayunkan tangan kanannya memberikan ijin Juni masuk.

Juni tersenyum.

 

47. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU/DAPUR – NEXT

Posisi duduk Juni dan Katya sama seperti kemarin. Juni memegang map plastik bening. sedangkan Katya diam saja menampilkan ketidaktertarikannya.

JUNI

Bagaimana halamannya?

Katya menaikkan alis.

JUNI (CONT’D)

Halaman depan? Pot-pot tersusun rapi? Cat di pagarnya? Bunga mawar? indah, kan?

KATYA

Terus? (tidak peduli)

JUNI

Kamu suka?

KATYA

Nggak.

JUNI

(tak menyerah) Oke. Apa pagarnya harus dicat ulang?

KATYA

Biarkan saja.

JUNI

(mengangguk) baiklah. Kamu lapar? Sudah makan?

KATYA

Sudah.

Juni menatap dapur. Tak ada tanda-tanda telah digunakan.

JUNI

Saya lapar. Saya pinjam dapurnya.

Katya mengijinkannya dengan mengayunkan lengan kirinya ke arah dapur.

Juni ke dapur. SFX pintu kulkas dibuka.

CLOSE isi kulkas. Hanya ada air es, Kornet, mangkok dengan mie instan yang mengembang. Dan beberapa bungkus mie disusun rapi di pintu. Dia ingat, itu mie yang dia bawa. Di pintu kulkas ada beberapa telur ayam.

JUNI (CONT’D)

(gumam) tak ada sayur.
(ke Katya) Apa kamu mau juga, Katya?

Katya tak menjawab. Dia mulai menyalakan TV. Juni melihatnya hanya menarik senyum tipis.

MONTAGE:

- Juni membuka beberapa bungkus mie dan memasukkanya ke air mendidih. Sementara itu tangannya mencari bumbu-bumbu di sekitaran dapur.

- Dia mengocok telor. Mie yang sudah ditiriskan dimasukkan ke adonan telor. Juni menambahkan kornet sapi.

- Dia mencicipnya lalu meludah ke wastafel. Dia menambahkan bumbu mie instan dan bubuk lada.

- Katya melirik ke dapur dan cepat kembali fokus ke TV

- Juni menggoreng adonan martabak mie. Dia menyajikannya di piring serta kita bisa lihat asap panas dari makanan.

Selesai dengan Juni berjalan ke ruang tamu. Dia menawarkan ke Katya tapi Katya diam saja. Dia mengangkat bahu lalu makan dengan nikmat.

JUNI (CONT’D)

Beneran nggak mau?

KATYA

(menatap TV) Nggak mau.

Suapan terakhir akan masuk ke mulut Juni, Katya mematikan TV.

JUNI

(menaruh sendok di piring)
kamu ada pertanyaan. Silakan bertanya apapun.

KATYA

Kamu bilang ingin membantuku.

Juni menghembuskan napas kecewa mendengar dia dipanggil ‘kamu’.

JUNI

Seperti yang sudah saya katakan kemarin.

KATYA

Hanya dokumen saja. Tak ada yang lain?

JUNI

(yakin) iya. karena itu untuk sementara saya tinggal di sini. Jika kamu setuju. Untuk sementara saja.

KATYA

Sampai kapan?

JUNI

Sampai semua dokumen jadi.Setelah itu terserah kamu.

Hening.

JUNI (CONT’D)

Saya bisa tidur di sofa ini. Dan... saya sudah ijin Pak RT saya akan tinggal di sini sementara.

KATYA

(dingin) Mmm.

JUNI

Ada beberapa lagi yang saya inginkan.

Katya memasang raut tidak suka.

JUNI (CONT’D)

Beberapa berkas untuk melengkapi persyaratan.
(jeda)
Mungkin, KK, KTP, dan juga akta kelahiran dan semacamnya.

KATYA

Punya ibuku saja, kan?

JUNI

(geleng) punyamu juga.

KATYA

Sekarang?

JUNI

(tersenyum lembut) kapan pun kamu siap.

Jeda hening antara mereka. Kita lihat Katya menahan wajah sedihnya dengan mengusap mata.

KATYA

Oke. Kamu boleh tinggal di sini.

JUNI

(lega) Terima kasih. Sekarang harus ada yang kita lakukan.

Juni beranjak dari sofa. Katya bingung.

JUNI (CONT’D)

Bersih-bersih rumah? Di mana sapu, pel dan temannya?

KATYA

Hei! udah kubersihkan tau! lagipula ngapain habisin tenaga?

JUNI

(melihat sekeliling) Bersih katamu? berdebu gini.
(menatap lantai) Kalau lantai doang mah benar bersih. Hanya itu saja.

KATYA

Malas.

JUNI

Mending bersih-bersih atau manggil saya Paman?

Katya menyandarkan kepalanya ke sofa. Menjambak rambutnya kesal.


48. INT. RUMAH RINI – DAY

Juni melepas tirai vitrase dan gorden di ruang tamu. Keluar Katya dari kamarnya membawa tumpukan gorden dan bed cover.

Mereka saling melihat lalu Juni pindah mengambil taplak meja. Katya ke mesin cuci menaruhnya ke dalam. Sebelum menuangkan bubuk detergent, Juni menghentikannya.

JUNI (CONT’D)

Ngapain?

KATYA

(ke mesin cuci) ini.

JUNI

Tunggu!

KATYA

(kesal) Kan nyuruh cucian!

JUNI

saya hanya suruh kamu semuanya taruh di kresek besar. Apa gunanya tempat laundry di luar sana?

KATYA

Ke tempat laundry bawa barang sebanyak gini?

JUNI

Kan bisa dijemput ke rumah.

KATYA

Nggak bersih.

JUNI

(menunjukkan layar HP) Tempat laundry yang ini rekomendasinya bagus dan banyak yang puas.

KATYA

Siapa?

JUNI

Kata review orang.

KATYA

Yang nanya.

Juni menatap Katya dengan tersenyum sabar. Katya mengambil cucian dan menaruhnya di kresek besar.

Tatapan Juni pindah kamar Rini. Belum waktunya Juni bertanya.

 

49. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – DAY

JAM ISTIRAHAT.

CLOSE chat HP Aakash.

Kita bisa lihat Juni bertanya-tanya tentang sekolah. Dan jawaban panjang Aakash. Aakash menatap HPnya.

CLOSE chat Juni terbaru. ‘tolong berikan list tempat makan enak dan supermarket yang lengkap.’

Aakash mengetik cepat. Kita bisa lihat dia seperti mengusap layar seperti me-capture layar.

CLOSE chat Juni ‘Apakah sudah ada kabar dari pihak sekolah tentang absennya Katya?’

Aakash terlihat ragu untuk menjawab.

Puspa mendekati mejanya dengan dongkol.

PUSPA

Aakash, dipanggil ke ruang BK.

AAKASH

Sekarang? Serius?

PUSPA

Mereka nanyain tentang kunjunganmu kemarin.

AAKASH

Mereka?

PUSPA

Wali kelas kita, Guru BK, dan wakil kepala sekolah.

AAKASH

Thanks.

Puspa menahan Aakash yang beranjak dari kursi.

PUSPA

Mau kutemani?

AAKASH

Nggak usah.

CLOSE wajah kesal Puspa. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar