60. EXT. SEKOLAH – GERBANG – ANOTHER MORNING
Katya di mobil melepas seat belt. Dia menarik napas panjang. Kita lihat dia memakai seragam putih abu-abu, dasi yang diikat longgar.
CLOSE wajah Juni hangat. Dia menepuk bahu Katya pelan 4 kali, 2 kali, 1 kali.
Katya tertegun. Dia mengingat sesuatu.
RINI (V.O)
Mau Ibu temani ke dalam kelas?
JUNI
Saya temani atau panggil Aakash?
KATYA
Aku bisa sendiri.
JUNI
Oke...
Katya keluar dari mobil. Dia berjalan pelan melewati halaman sekolah. Kita lihat dari background mobil Juni pergi.
CLOSE tangan Katya mengenggam rok abu lipit panjangnya erat. Rasa gugup dan takut memenuhi dirinya.
SFX langkah sepatu yang cepat. pandangannya ke ujung sepatunya.
dia tak sadar Aakash telah menunggu dan menghampirinya dari belakang.
AAKASH
Selamat pagi! Selamat datang kembali.
KATYA
(agak kaget) Apaan sih!
AAKASH
Akhirnya setelah sekian kali bumi berotasi, seorang Katya melangkahkan sepatunya di sini. (bangga) Om Juni memang hebat buat kamu sekolah.
KATYA
Lebay. lagipula aku nggak tau dia pro banget main congklak. Aish, seharusnya aku nggak milih kamu taruhannya. (menyesal)
AAKASH
Sorry! (tanpa bersalah)
Kamu tuh udah absen lama sampai ada menu baru di kantin. Kamu pasti suka.
KATYA
Terus kenapa?
AAKASH
Supaya gugupmu hilang. Agak berkurang, kan?
KATYA
(tak sadar) lalu?
Katya menyadari jadi pusat perhatian dari murid. Bahkan Puspa melihatnya.
AAKASH
Jangan pedulikan tatapan orang-orang. Tetaplah jadi Katya yang bengis.
KATYA
Mau kubanting?
AAKASH
Kataku terlalu berlebihan. Ehm, Jadilah ceria seperti dulu.
KATYA
Ngomong memang mudah sekali.
AAKASH
Daripada tenggelam dari ketakutanyang belum tentu terjadi?
Katya berhenti berjalan. Dia menatap tajam Aakash yang menyengir.
Puspa mendatangi mereka.
PUSPA
(dingin) Katya, dipanggil ke ruang BK.
KATYA
(menaikkan alis kanannya) Sekarang?
PUSPA
Iya. se-ka-rang.
KATYA
Tak mau menyapaku dulu? Menanyakan kabarku?
Puspa pergi tanpa menjawab maupun menoleh kembali. Suasana menjadi aneh.
KATYA (CONT’D)
Masalah dia apa ke aku? Seharusnya aku yang judes. Lihat, Kash? Hari pertama sudah dikasih surprise dari ‘teman semeja’. Bagaimana nanti di ruang BK?
Aakash mengambil ransel Katya.
AAKASH
Kubawa ini ke kelas. Ingat! Husnudzon dulu. Siapa tau mereka hanya ingin mendengar kabarmu aja.
KATYA
Ya ya ya.(tidak peduli)
61. INT. SEKOLAH – RUANG BK – LATER
Katya duduk di depan wali kelasnya, Bu Qomariyah, dan guru BK, Bu Tri (45 th) Terhalang oleh meja. Mereka menunjukkan khawatir yang berlebihan.
BU QOMARIYAH
Katya, bagaimana kabarmu? Pasti berat ya.
BU TRI
Bagaimana keadaanmu, Katya? Yang sabar ya.
KATYA
(nada datar) Saya sudah baik-baik saja. Terima kasih.
BU QOMARIYAH
Saya tahu kepergian ibumu meninggalkan rasa sedih untukmu. Maka dari itu Bu Tri sangat bersedia memberikan sesi bimbingan konseling untukmu.
KATYA
Tak perlu, Bu.
BU TRI
Dengar, Nak. Sudah sebulan kamu tidak masuk sekolah. Dan kamu tidak mau menerima kehadiran dari pihak sekolah. Kamu menutup rapat dirimu. Itu salah. Lalu, tidak seharusnya kamu bolos.
BU QOMARIYAH
Kamu boleh berduka, namun jangan malah menyakiti diri sendiri. Hubungi keluargamu dan teman-teman.
BU TRI
Kamu masih punya ayah, kan?
Katya tersenyum tawar. Terlihat dia ingin pergi dari sini.
BU QOMARIYAH
(menyikut lengan Bu Tri) Ehm.
KATYA
(menghela napas) Saya tak tahu di mana ‘Ayah saya’. Buat apa juga? Saya bersedih juga saya yang merasakannya. Untuk apa ibu bingung dengan absen saya?
BU TRI
Maaf, Katya. Tapi kesedihan dipendam itu tidak baik. Sebagian orang merasa lebih lega setelah menceritakannya ke orang. Mungkin kamu bisa cerita ke Ibu.
KATYA
Saya nggak mau cerita ke Ibu.
BU TRI
Katya! (emosi)
Bu Qomariyah menenangkan Bu Tri. Katya menikmati percakapan ini.
KATYA
Ibu tahu kan setiap orang mengatasi kesedihan dengan cara yang berbeda. Hargai cara saya yang seperti ini. jangan menghakimi dan menyuruh saya untuk ini-itu.
BU QOMARIYAH
Saya hanya khawatir denganmu, Katya. (terlihat tulus)
KATYA
Ibu lebih khawatir dengan nilai saya. Juga khawatir tentang lomba english debate yang digadang-gadang saya yang akan menang. Tenang saja, Bu. Saya keluar.
BU QOMARIYAH
(panik) Katya, bisakah kamu tenang dulu? Kita bicarakan baik-baik. Saya tahu kamu masih berduka.
BU TRI
(membujuk) Kita bisa mengurangi kesedihanmu dengan berbicara dari hati ke hati.
Katya tersenyum tipis. Kakinya di bawah meja terasa kesemutan.
BU TRI (CONT’D)
Jika kamu menutup diri, saya tidak bisa membantu pihak sekolah meringankan hukuman tentang absenmu.
KATYA
Saya tidak peduli. Mau dipindah atau dikeluarkan tidak masalah.
BU QOMARIYAH
Ibumu pasti kecewa karena kamu seperti ini.
KATYA
(terperangah lalu tertawa) Hahaha.
Maaf Bu tapi itu sangat lucu. Bagaimana ibu bisa tahu? Sedangkan ibu selalu sinis setiap kali ketemu ibuku yang single mother?
62. INT. SEKOLAH – LORONG – LATER
Katya berjalan. Kita lihat suasana sepi karena sedang jam pelajaran. Katya mendekati kelas XII MIPA 1.
62a. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – CONTINOUS
Guru Kimia, Pak Toni (50 th) sedang menulis di white board. Katya masuk tanpa mengetuk dan langsung ke mejanya.
Kita lihat beberapa muka temannya terkejut. Bahkan Pak Toni. Katya mengambil tasnya tanpa melirik Puspa melihatnya.
Dia berjalan melesat pergi melewati Pak Toni tanpa kata.
PAK TONI
Katya!
(ke siswa) Seseorang kejar dia!
AAKASH
Iya pak!
Aakash lari tergesa-gesa keluar pintu.
63. EXT. SEKOLAH – HALAMAN – MOMENTS LATER
Aakash mengejar Katya.
AAKASH (CONT’D)
Katya!!!
Katya terus berlari. Dia mendekati gerbang sekolah yang sedang terbuka. Pak satpam (40 th) sibuk mengarahkan mobil yang masuk.
Katya berhasil keluar. Dia melambaikan tangan menunggu angkot.
PAK SATPAM
Hei kamu yang di sana! Kembali! Jangan bolos!
Angkot menepi depan Katya. Dia segera naik lalu angkotnya jalan kembali.
PAK SATPAM
Hei! Hei! Kamu!
Aakash berhenti. Dia melihat motornya dekat Pak Satpam berdiri.
Dia merogoh kunci motor di saku celana. Menyalakan motor.
PAK SATPAM
Dia- dia kelas berapa? Kamu mau ke mana?!
AAKASH
XII MIPA 1. Dia teman saya, Pak. Saya disuruh ngejar dia sama Pak Toni. Ijin keluar sebentar, Pak!
Aakash langsung menarik gas dan melaju menyusul Katya.