Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
28--- INT. Ruang kelas. Pagi hari.
FADE IN
Cicit burung mengiringi tampak depan kelas. Frame bergeser dari jendela ke jendela hingga tertuju pada pintu kelas.
Frame beralih ke bangku Alex yang baru saja ditempati tasnya Alex. Frame bergeser, tampak Alex yang baru saja menyimpan tasnya, juga Erin yang berjalan mendekati Alex. Erin tampak gelisah.
Erin sudah berdiri di dekat Alex, memilin-milin tali tasnya, sekedar ekspresi kegelisahannya. Lalu Erin memberi isyarat supaya Alex mengikutinya.
29---EXT. Pinggir lapangan sekolah. Pagi.
Suasana sekolah sebelum kegiatan belajar mengajar. Terdengar cukup ramai oleh suara murid.
Frame menampakkan daun-daun di pohon, bergeser menuju tampak samping Alex dan Erin, diiringi dialog Erin.
Erin dan Alex berdiri berhadapan, di bawah pohon sekitar pinggir lapangan sekolah; terbuka, namun cukup terjaga privasi mereka. Erin merogoh saku seragamnya, mengeluarkan lipatan kertas.
Alex menerima kertas itu dan membukanya.
FLASHBACK
Erin duduk di meja belajar di kamarnya, di sampingnya kotak musik buatan ibunya dalam keadaan terbuka (sepertinya Erin mendengarkan musik yang keluar dari kotak itu). Lalu ada saat Erin beranjak, tanpa sengaja menyikut kotak kayu itu hingga terjatuh. Erin ambil kotak itu dan mengerenyit heran saat melihat sesuatu yang berubah dari kotak kayu itu. Ada bagian yang terbuka dan ada sesuatu di dalamnya. Ia raih bagian dalam kotak kayu itu dan menarik semacam lempengan kayu yang menutupi dasar kotak. Lalu, SHOT diambil dari belakang Erin, melewati bahu Erin dan memperlihatkan lipatan kertas di dalam kotak musik buatan ibunya setelah lempengan kayu itu dilepas. FLASHBACK itu diiringi dialog Erin berikut ini.
Alex melihat isi kertas itu. Mungkin SHOT di ambil dari balik bahu Alex atau CLOSE UP pada kertas yang dipegang Alex. Bagaimanapun frame menampakkan sebuah gambat yang digambar hanya menggunakan pensil, tapi tampak detil bahkan seolah nyata. Gambar sebuah pesawat terbang yang sedang melayang di antara awan … dan sedang terbakar. Tidak yakin apa bagian ini perlu, tapi bisa dibayangkan frame mendekati gambar itu, diiringi degup jantung Alex yang tidak loud, tapi intensify. Frame sempat beralih CLOSE UP wajah alex yang makin mendekat, lalu kembali ke kertas itu dan fokus kian mendekat, ZOOM pada sebuah jendela pesawat di gambar. Jendela itu menunjukkan raut wajah perempuan yang sedang berteriak sambil menempelkan tangannya di jendela. Adegan ini berakhir dengan cepat seolah teralihkan oleh suara Erin yang dengan cepat menarik perhatian Alex.
Meski heran, Erin menurut. Erin tarik nafas dalam-dalam.
BEAT
Erin termenung menatap Alex, tapi kemudian merunduk. Matanya bergerak-gerak memberi isyarat Erin sedang berpikir sebelum menjawab Alex. Mata yang perlahan mulai berkaca-kaca.
Alex mengangguk, melipat gambar itu dan menyimpannya di saku seragamnya.
CUT
DISSOLVE TO
30--- INT. Ruang kerja ibunya Erin. Siang. Sepulang sekolah.
MONTAGE
Frame yang bergerak perlahan dari lukisan ke lukisan. Lalu frame membingkai lemari yang penuh piala. Tumpukan kanvas yang bersandar di dinding. Meja workshop yang berantakan dengan serpihan kayu dan cat. Perangkat komputer desktop di sudut ruangan.
MONTAGE berakhir dengan frame bergeser dan berhenti pada Alex di pintu, memperhatikan ruang rahasia milik mamanya Erin. Sementara Erin berdiri di samping Alex, memperhatikan Alex.
Erin mengerenyit heran dan tidak menjawab.
Erin beranjak masuk ke dalam ruangan, menghampiri lemari dan mengambil sebuah album foto. Meletakan di meja workshop ibunya lalu membukanya.
Frame beralih menjadi tampak depan Erin yang menghadap album foto, lalu Alex melangkah memasuki frame dan berdiri di samping Erin. Ikut melihat album foto itu.
Erin menunjuk ke album untuk memperlihatkannya ke Alex. Alex mendekat dan melihat ke album foto.
MOUNTING MUSIC (music lembut. Piano atau biola.)
Musik lembut menggantikan suara Erin yang meredup dan memudar. Musik itu mengiringi Alex yang mendengarkan Erin menjelaskan foto-foto ibunya, namun Alex lebih sering memperhatikan Erin; curi-curi pandang, pura-pura memperhatikan penjelasan Erin saat Erin berpaling ke arahnya.
Musik meredup dan menghilang saat Erin menutup album foto itu. Tampak ada air mata mengalir di pipi Erin.
BEAT
Alex hanya mengangkat bahu dan menarik nafas panjang.Ia memalingkan wajah, kembali memperhatikan ruangan itu.
Erin termangu. Tangan mengusap sampul album foto.
Alex mendadak terdiam, tidak melanjutkan perkataannya seolah apa yang ada di benaknya dengan cepat mencuri perhatiannya. Ia tampak mendadak berpikir.
Mata Erin terbelalak.
Erin merunduk dan tampak berpikir keras. Tapi Alex memotong alur berpikirnya.
Erin menatap Alex agak lama dan menampakan air muka yang tidak menentu; terkejut, takut, heran, tapi lebih dari itu Erin berpikir.
Alex termenung makin dalam. Tangan kanannya mengusap-usap dagu. Sementara Erin mendadak terkekeh pelan.
Alex tersenyum tapi bukan karena senang dan menangkap perkataan Erin sebagai pujian, porsi perhatiannya untuk senang tersita oleh berpikir.
Erin merunduk dan berpikir, tangan kanan ikut-ikutan mengusap-usap dagu, meniru Alex. Lalu Erin teringat sesuatu.
Alex terpana dan mendadak salah tingkah. Alex benar-benar tidak menyangkanya.
Erin meraih lengan Alex dan mencengkramnya, seolah memohon kepada Alex.
Erin berpaling dan keluar dari ruangan. Meninggalkan Alex yang terpana menatap Erin menjauh. Frame beralih memperlihatkan tampak depan wajah Alex, lalu frame bergeser agak ke samping, memberi ruang untuk muncul satu kata yang mengambang dari benak Alex.
CUT
DISSOLVE TO