Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
13---EXT. Jalanan. Sore hari.
ESTABLISH. Suasana jalanan yang ramai namun lancar di sore hari.
14—--INT. Bagian dalam mobil mewah milik Adrian. Sore hari.
Adrian menyetir dan Alex duduk di kursi samping.
Mereka terdiam sebentar. Alex berpaling sesaat ke jendela, tapi mendadak berpaling lagi ke arah Adrian karena Adrian mendadak tertawa.
Alex berpaling ke jendela mobil menatap keluar.
INSERT.
Jendela samping mobil dari luar. Tampak wajah Alex yang menatap keluar jendela. Lalu muncul tulisan, mengambang dan melayang. Frame mengikuti tulisan itu hingga memudar di langit senja.
CUT TO
Kembali ke dalam mobil.
Tampak depan Alex yang berpaling ke arah Adrian.
DISSOLVE TO
15---EXT. Rumah Erin. Sore Hari.
Mobil Adrian memasuki pekarangan sebuah rumah yang terbilang mewah, menandakan Erin anak keluarga kaya. Mobil berhenti di carport. Alex dan Adrian keluar dari mobil. Alex mengikuti langkah Adrian menuju teras rumah. Mereka
16---INT. Ruang tamu rumah Erin. Sore hari.
Pintu terbuka. Adrian masuk. Diikuti Alex. Frame melebar dan mengikuti langkah Adrian dan Alex melangkah makin dalam di ruang tamu.
Erin muncul dari koridor. Tentu saja sudah tidak berseragam sekolah. Entah kenapa yang aku bayangkan, Erin mengenakan legging hitam dengan sweater pink yang kebesaran. Terkesan manis dan kasual. Tapi tentu saja ini tergantung trend yang ada.
Erin tampak kaget saat melihat Alex. Dan Alex hanya setengah melambaikan tangan, merasa kehadirannya tidak diharapkan oleh Erin.
Adrian
“Alex mau coba memecahkan password Mama. Papa punya firasat Alex bisa. Ayo, Al, sebelah sini.”
Erin mengerenyit, menatap tajam Alex yang seolah ingin membunuh Alex. Menatap terus mengiringi langkah Alex mengikuti Adrian. Erin pun mengikuti langkah Alex dan papanya.
17---INT. Koridor dengan salah satu sisi yang terdapat pintu baja mengkilat dengan panel tombol kunci kombinasi angka. Sore Hari.
Frame memperlihatkan ampak belakang mereka bertiga yang sedang menghadap pintu baja itu. Pintu itu tampak kontras dengan sekitarnya seolah tidak pantas berada di koridor itu. Frame bergerak dari bawah ke atas seolah memindai pintu baja itu.
BEAT
Erin dan Alex merespon bersamaan tapi dengan ucapan kata yang berbeda.
Adrian tersenyum, sedikit terkesan mendengus dan senyum Adrian itu juga terkesan menahan sedih.
BEAT
Adrian merentangkan lengan kanannya, memberi isyarat mempersilahkan Alex memeriksa pintu baja itu.
Alex menghampiri pintu baja itu dan mencoba angka 482881282 pada panel kunci kombinasi tapi tidak berhasil (Akan sangat membantu bila ada display yang menyebutkan : Invalid Password.)
Alex berpikir; melipat lengan kiri di dada dan jemari kanan menyentuh dagunya. Ia tatap panel kunci kombinasi itu.
BEAT.
Tak lama kemudian Alex berpaling kepada Erin dan Adrian.
Adrian dan Erin saling melempar pandangan satu sama lain, sebelum Adrian merespon.
Lalu beliau melirik Erin lagi. Kali ini air wajahnya sedikit memelas seolah meminta persetujuan putrinya.
Erin mengangguk meski terkesan enggan, lalu berpaling menghadap Alex. Kemudian Adrian pergi.
BEAT.
Setelah ayahnya pergi dan menghilang dari frame, Erin berpaling ke Alex
Alex terdiam sejenak.
BEAT.
Erin mendengus. Antara marah dan menertawakan lelucon Alex.
Lalu Adrian datang membawa bingkai besar sebuah lukisan, dan menempelkannya ke pintu baja itu. Lukisan itu menempel sempurna, menyihir hilang pintu itu seolah tidak pernah ada. Di bingkai kayu bagian atas lukisan itu terdapat ukiran rangkaian huruf CMXMMIXMX. Lukisan itu menampakkan punggung sosok perempuan yang melambai ke luar jendela, seolah melambai kepada sembilan burung yang terbang menjauh di luar jendela. Secara spesifik, sembilan burung itu terbagi dan terpisah oleh lambaian tangan perempuan itu—empat burung di sisi kiri, dan lima burung di sisi kanan, dan lambaian tangan perempuan itu hanya terlihat empat jari.
CLOSE UP wajah Alex yang tertegun.
BEAT
WIDE FRAME yang bergerak menyamping hingga lukisan itu di sisi frame untuk memberi ruang munculnya teks haiku.
CLOSE UP Alex yang melirik Erin.
Mata Erin tampak berkaca-kaca. Cukup jelas memberi gambaran kalau lukisan itu punya nilai sentimentil bagi Erin.
Alex juga melirik Adrian dan Adrian pun memasang air muka yang sama seperti Erin.
Kembali ke lukisan.
Alex mendekati lukisan itu.
Frame beralih ke tampak depan Erin dan ayahnya yang kembali saling menatap.
Kembali ke lukisan dan Alex mengangkat tangannya, mendekati lukisan itu, hampir menyentuhnya.
CLOSE UP Erin mengerenyit heran.
Erin mendekat dan melihat apa yang dilihat Alex.
Adrian juga mendekat dan memperhatikan.
Adrian pergi meninggalkan frame, lalu tampak belakang Erin dan Alex yang mengapit lukisan itu cukup dekat.
Alex melangkah mundur untuk melihat lebih luas lukisan itu. Frame pun melebar mengikuti langkah Alex yang menjauh dari lukisan.
Alex mengangkat tangan, meniru lambaian perempuan di lukisan. Lalu mengambil buku catatan dan pensil dari tasnya.
Melihat tingkah Alex, Erin mendekat dan penasaran saat Alex menulis sesuatu di buku catatannya.
Frame beralih menjadi SHOT yang melewati bahu Alex, memperlihatkan apa yang ditulis Alex.
Erin menatap buku catatan Alex lalu beralih ke lukisan, seolah mencocokan apa yanh ditulis Alex dengan lukisan.
Alex berpikir.
BEAT
Alex mulai menulis kembali.
Alex mengucapkan dialognya sambil menulis di bagian lain buku catatan.
Alex kembali menulis.
Alex menulis.
Alex menggaris bawahi 732329292.
Erin menatap Alex. Ada harapan dari sorot mata Erin.
Alex menyerahkan buku catatannya ke Erin dan Erin menerimanya. Erin mendekati Keypad dan menekan tombol hingga berbunyi.
Pintu pun terbuka.
Adrian telah kembali, tampak membawa alat sinar UV.
Erin dan Alex tampak terpana melihat pintu yang terbuka itu. Adrian menghampiri pintu dan menggapai saklar di sisi bagian dalam. Lampu menyala dan ruangan pun terang.
Erin masuk lebih dulu.
Yang segera menyita perhatian dari ruangan itu adalah dinding yang dipenuhi lukisan, ada yang sudah jadi sempurna, ada juga yang belum. Beberapa kanvas kosong berbagai ukuran bersandar ke dinding di salah satu sudut. Meja kerja yang berantakan oleh serpihan kayu dan cipratan cat yang sudah kering. Ada pula seperangkat komputer desktop di sudut ruangan yang relatif aman dari studio seni yang bisa dibilang berantakan. Di samping komputer itu juga terdapat lemari arsip. Lalu piano upright dengan case biola di atasnya, tampak berdebu.
DISSOLVE TO