Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
76. INT. RUMAH RAHMA – PAGI
DEPAN KAMAR MANDI
Rahma baru saja keluar dari kamar mandi. Dia sangat bahagia. Dia pun meneriaki Harun yang sedang berpakaian di kamar.
RAHMA
Sayang!
HARUN (O.S)
Ada apa? Ke sini!
KAMAR
Rahma segera menghampiri Harun di kamar dengan senyum yang amat lebar.
RAHMA
Sayang, coba lihat ini!
Rahma menunjukkan tespack dengan dua garis biru itu dengan mata berkaca-kaca.
Harun langsung menoleh. Dia mengambil tespack itu lalu memperhatikannya cukup lama dengan ekpresi yang bingung.
HARUN
Ini maksudnya apa, Sayang?
Rahma yang sempat tersenyum lebar jadi merengut. Dia gemas.
RAHMA
Aduh, Sayang. Ini maksudnya saya lagi mengandung anak kita, Sayang.
HARUN
Kamu hamil, Sayang?
Rahma mengangguk-angguk sambil tersenyum.
Harun langsung kehilangan kata-kata. Dia syok. Dia pun menangis karena saking bahagianya. Lantas, dia mendekap Rahma sambil menangis haru.
HARUN
Alhamdulillah ya Allah.
Mereka pun berpelukan erat, cukup lama dan dramatis.
Kemudian…
RAHMA
Sayang, kita harus hubungi mama. Mama pasti senang sekali.
Harun mengangguk sambil tersenyum.
Rahma lalu mengambil HPnya, kemudian menghubungi nomor Fatma.
HARUN
Loudspeaker, Sayang, saya juga mau dengar tanggapan mama.
RAHMA
Iya, Sayang.
Bunyi tuts terdengar, Fatma akhrinya menjawab panggilan itu.
RAHMA (cont’d)
Halo, Ma. Asalamualaikum.
FATMA (PHONE)
Waalaikumsalam. Ada apa?
RAHMA
Ma, Rahma mau kasih kabar bahagia. Rahma hamil.
FATMA (PHONE)
Serius?
RAHMA
Iya, Ma. Rahma baru saja cek, dan hasilnya positif.
FATMA (PHONE)
Alhamdulillah, Nak, semoga kamu sama anakmu sehat-sehat sampai lahiran.
RAHMA
Aamiin. Makasih, Ma.
FATMA (PHONE)
Mama nanti ke sana, ya!
RAHMA
Iya, Ma.
Rahma mengakhiri panggilan itu.
RAHMA (cont’d)
Sayang, andai Narti masih ada, dia pasti ikutan senang.
HARUN
Iya, sayang. Mulai sekarang, saya akan jadi suami siaga.
RAHMA
Calon bapak.
HARUN
Iya, Sayang, calon bapak.
Mereka tersenyum bahagia dan kembali berpelukan.
Saat berpelukan, Rahma lalu melihat sesosok yang berdiri beberapa meter di belakang Harun. Sosok buruk rupa yang dulu selalu dilihatnya tatkala melihat wajah Harun.
Rahma mengedipkan mata. Dia melihat lagi ke arah itu, dan sosok itu masih berdiri di sana. Rahma langsung menjerit ketakutan.
Harun ikut kaget.
HARUN (cont’d)
Ada apa, Sayang?
RAHMA
Nggak, Sayang, nggak apa-apa.
Rahma melihat ke arah itu lagi dan sosok buruk rupa itu sudah berubah menjadi Narti. Narti sedang berdiri sambil tersenyum memandangi mereka.
FADE OUT
THE END