Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
110. EXT. WISATA BALON UDARA, KAMPUNG GAJAH — AFTERNOON
Davela dan Tristan berjalan menuruni bukit.
Kita melihat mereka berjalan menuju BALON UDARA yang terikat dalam posisi tinggi.
Davela dengan sangat gembira naik menaikinya, Tristan menyusul di belakangnya.
111. EXT. DALAM BALON UDARA, KAMPUNG GAJAH — AFTERNOON
Davela naik balon yang sudah diisi gas. Balon perlahan meninggi tetap dalam prosisi terikat.
Davela menatap ke arah bawah.
POV Davela: Kamera LS pada pemandangan PERBUKITAN HIJAU yang asri. BACK TO:
Davela menatap sekeliling dengan penuh senyuman dan berhenti pada SATU TITIK, lurus ke depan. Sedetik kemudian, ekspresinya berubah sedih.
Davela mengeluarkan ponselnya dan membuka galeri.
DAVELA
(menunjukkan sebuah foto pada Tristan)
Tristan melihat sebuah foto. Foto yang memperlihatkan Radif, Iriska, dan Rio mengenakan seragam SMA dengan tag nama.
Kemudian pada Radif, kita melihat ada guratan pena merah berbentuk HATI yang membingkai wajahnya.
DAVELA (CONT’D)
Tristan terdiam.
DAVELA (CONT’D)
(terisak)
TRISTAN
Tangis Davela makin menjadi.
Tristan bingung dan mengeluarkan sapu tangan dari kantongnya.
Davela menerimanya dan menyeka lagi air matanya yang membanjiri pipi.
DAVELA
TRISTAN
DAVELA
TRISTAN
(menghela napas)
Davela merenung sejenak. Seperti mendapat pencerahan.
DAVELA
TRISTAN
DAVELA
Tristan tersenyum sambil memotret pemandangan di depannya dengan kamera DSLR-nya.
TRISTAN
(bunyi jepret)
Tristan kemudian menyalakan recording pada kameranya.
Davela menyadari Tristan sedang merekamnya dan buru-buru menyeka matanya yang sembab.
DAVELA
(menutup muka)
TRISTAN
DAVELA
(tersenyum melihat pemandangan)
Tristan menurunkan kamera. Mematikan rekamannya.
Tristan menatap Davela yang sedang memejamkan mata menghirup udara segar dengan wajah cerah terkena sorot matahari.
Balon udara perlahan merendah.
DAVELA (CONT’D)
TRISTAN
DAVELA
Balon udara akhirnya kembali ke tanah. Petugas membuka pintunya.
Tristan turun lebih dulu, setelahnya mengulurkan tangan dan menarik Davela keluar.
Davela kemudian turun dan berdiri di samping Tristan. Davela tersenyum lagi.
DAVELA (CONT’D)
TRISTAN
Ketika Tristan melangkah, Davela sengaja ikut menyamakan langkahnya, di mulai dari KAKI KIRI.
Davela tertawa lepas.
DAVELA
Tristan ikut tertawa.
FADE OUT
112. INT. KAMAR DAVELA, RUMAH IBU DAVELA — NIGHT
TITLE CARD: “2 Hari Kemudian.”
Davela sedang bicara di HP.
DAVELA
Kita melihat dari jendela kamar BULAN PURNAMA bersinar terang.
MOYA (O.S.)
DAVELA
MOYA (O.S.)
DAVELA
Telepon berakhir.
Davela baru saja hendak menarik selimut, telepon berbunyi. Davela mengangkat HP.
Kamera CU pada layar HP, menampakkan adanya panggilan telepon dari Tristan.
Davela langsung melompat dan cepat mengangkatnya.
DAVELA (CONT’D)
Tiba-tiba ucapannya terhenti, selama beberapa waktu ia sibuk menyimak suara dari seberang. Raut wajahnya pun berubah.
Davela langsung bangkit dan bergegas keluar kamar.
113. INT. KAMAR RAWAT TRISTAN, RUMAH SAKIT — MORNING
Tristan membuka mata.
Kita melihat pandangannya dipenuhi oleh wajah Davela.
Tristan masih dengan oksigen di hidung, tak dapat menyembunyikan senyumnya.
TRISTAN
DAVELA
(menangis)
Pandangan Tristan lurus tertuju pada seorang wanita berambut pendek memakai sweater pink dan celana kulot hitam.
LIDIA (57) yang merupakan Ibu Tristan, berjalan ke arah pembaringan Tristan.
TRISTAN
LIDIA
Tristan hanya menghela napas.
Tiba-tiba seorang PERAWAT mengetuk pintu dan masuk.
PERAWAT
LIDIA
DAVELA
Lidia pun keluar kamar bersama perawat.
Setelah pintu tertutup, Davela menatap Tristan tajam.
DAVELA (CONT’D)
Tristan hanya tersenyum lalu meraih tangan Davela.
TRISTAN
Davela mengamati dada Tristan yang masih ditutup perban.
DAVELA
TRISTAN
DAVELA
(tertawa haru)
TRISTAN
(terbatuk)
DAVELA
TRISTAN
Tristan mengangkat jempol.
Davela mengangguk dan ikut menempelkan jempolnya. KITA melihat itu tanda janji mereka.
BLACK OUT:
114. INT. RUMAH TRISTAN — NIGHT
Kita melihat rumah Tristan ramai dengan beberapa mobil.
DAVELA (V.O.)
Beberapa orang BERPAKAIAN SERBA HITAM keluar dari rumah itu sambil membawa tumpukan kardus.
DAVELA (V.O.)
(bergetar)
Davela dipeluk Moya. Dido dan Tiyo pun ikut berpelukan dan mereka semua berkaca-kaca.
DAVELA (V.O.)
Davela tiba-tiba menangis keras-keras.
DIDO
Namun Dido malah menangis lebih kuat daripada Davela.
Tiba-tiba orang tua Davela keluar dari dalam rumah dan mengahmpiri.
LIDIA
Lidia lalu menatap Davela dan mendekat pada gadis itu.
LIDIA (CONT’D)
(memegang tangan Davela)
Lidia lalu menyerahkan sebuah buku pada Davela. Davela melihat pada buku.
Kamera CU pada buku, menampakkan judul SAYAP-SAYAP PATAH yang ada sticky note bertuliskan: “JANGAN LAMA-LAMA BALIKINNYA!” - DAVELA -
LIDIA (CONT’D)
DAVELA
(kaget)
Kemudian Davela dan teman-teman mengiring kepergian orang tua Tristan.
115. INT. RUANG TENGAH, APARTEMEN MOYA — NIGHT
Establish memperlihatkan apartemen milik Moya yang bernuansa minimalis.
Davela duduk murung di sofa.
Moya memberinya segelas air putih.
MOYA
DAVELA
(menerima gelas)
MOYA
DAVELA
Davela melihat ke arah meja.
Kamera MCU pada meja, pada tumpukan BUAH PALSU di meja di depannya. Kamera CU ke APEL.
FLASHBACK TO:
(BAGIAN DARI SCENE 68)
116. EXT. PUNCAK MONAS — NIGHT
Kamera CU pada Apel.
Davela dan Tristan saat di puncak Monas.
DAVELA
(memandangi apel)
Davela kemudian tertawa.
TRISTAN
DAVELA
TRISTAN
KITA melihat Davela menatap APEL dan Tristan bergantian.
TRISTAN (CONT’D)
BACK TO PRESENT:
117. INT. RUANG TAMU, APARTEMEN MOYA — NIGHT
Davela mengambil apel itu, lalu menatapnya dan tak mampu menahan tangis.
DAVELA
(teriak)
Moya pun langsung memeluk Davela dan berusaha menenangkannya.
BCU Davela mengenggam apel di tangannya kuat-kuat.
FADE OUT.
118. INT. KAMAR TAMU, APARTEMEN MOYA — NIGHT
Sambil telungkup di kasur, Davela meraba pelan STICK NOTES yang menempel di buku puisinya.
Ia pun membuka lembaran bukunya satu demi satu.
Davela mengerutkan kening ketika melihat HURUF-HURUF tertentu di tandainya dengan stabilo kuning.
Davela langsung mencoba mengurutkan huruf demi huruf dan jadilah kalimat:
“Kalo buku ini udah di tangan lo lagi, segera ke studio lo.” Davela terkejut.
Ia segera bangkit dan keluar kamar.
119. INT - STUDIO DAVELA, SEBUAH RUKO — NIGHT
Pintu studio terbuka. Davela melangkah sambil mengatur napas yang tersegal-segal.
Pertama kali yang ia lihat adalah rak bukunya sudah terisi penuh.
CUT TO:
Lalu ada turntable.
Ada poster-poster Bossanova.
Davela menahan napas. Sambil menelan ludah, ia berjalan mendekati meja karena melihat sebuah handicam.
INSERT TO:
Davela mengambil handicam itu dan menyalakannya. Tak ada wajah Tristan, rekaman itu hanyalah layar hitam. Ia bingung.
Namun tiba-tiba wajahnya muncul dan Davela melebarkan bola matanya.
TRISTAN (O.S.)
Terdengar Tristan tertawa.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Di layar kamera terlihat rak buku.
Davela pun terkejut, lalu menatap rak buku di depannya.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Buat ngisi waktu kalo lo bosen.
Layar video berpindah dinding, memperlihatkan poster-poster Bossanova.
TRISTAN (O.S) (CONT’D)
Davela terus mengikuti arah gerak layar handicam, Tristan terus membawanya ke objek lain.
Selanjutnya objek berpindah ke foto-foto yang di TEMPEL DI KACA dan disusun menggunakan TALI PANJANG.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
SFX: INSTRUMEN MUSIK MELLOW
Davela memandangi deretan foto-foto itu dan mulai berkaca- kaca. Perlahan Davela menyentuhnya satu persatu.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Davela melihat lagi layar handicam. Kita melihat Tristan tersenyum.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Davela lalu melihat foto dirinya sedang mengikat sepatu Rico, anak kecil sekaligus tetangganya di komplek.
Kamera BCU: Davela amat terkejut.
INTERCUT:
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Davela melihat foto lain saat dirinya tak sengaja in-frame di studio.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Kamera CU pada foto Davela saat sedang maik perosotan di Houbii.
Kamera bergeser ke kanan dan memperlihatkan foto Davela sedang memandang hamparan rumput di atas balon udara.
TRISTAN (O.S) (CONT’D)
Tristan menghela napas.
TRISTAN (O.S) (CONT’D)
Davela buru-buru melihat ke arah layar. Ia menarik napas sambil menahan air matanya yang terus berjatuhan.
TRISTAN (O.S) (CONT’D)
INSERT TO:
Kita melihat wajah Tristan berkaca-kaca di layar. Davela juga meneteskan air mata.
TRISTAN (O.S) (CONT’D)
Davela kemudian melihat FOTO BUNGA BINTANG dengan background wajahnya yang agak blur.
KITA melihat di layar HANDICAM tangan Tristan menunjuk foto Davela bersama Radif sedang berpelukan di depan rumah.
TRISTAN (O.S) (CONT’D)
Bahu Davela berguncang. Air matanya bercucuran.
Kita melihat Tristan lalu memindahkan kameranya ke arah TANGGA.
Davela mengikutinya. Ia pun naik ke akses ROOFTOP.
120. EXT. ROOFTOP STUDIO DAVELA, SEBUAH RUKO — NIGHT
Masih dengan mata sembab, Davela tercengang.
Kamera CU pada rooftop di mana ada ayunan rotan, pot-pot berisi bunga bintang, dan lampu-lampu kecil yang dililitkan di tembok.
Davela berjalan ke tepi tembok untuk menyalakan lampunya.
Kita melihat sekeliling Davela jadi remang-remang dan indah.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
DAVELA
(menatap sekelilingnya sambil terisak)
Davela kembali menatap handicam.
INSERT TO:
Kita melihat di sana Tristan meletakkan handicam-nya, lalu ia merenggangkan otot-otot karena pegal.
Di layar, Tristan menenjukkan taman baru selesai ditata, dan ia mendudukan diri di ayunan.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Davela pun ikut duduk di BANGKU AYUNAN.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
BCU Davela teringat sesuatu
FLASHBACK TO:
(BAGIAN DARI SCENE 66)
121. EXT. ROOFTOP STUDIO DAVELA, SEBUAH RUKO — NIGHT
Tristan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Agak lama, hingga Davela bertanya.
DAVELA
TRISTAN
(menggeleng)
DAVELA
TRISTAN
DAVELA
TRISTAN
BACK TO PRESENT:
121A. EXT. ROOFTOP STUDIO DAVELA, SEBUAH RUKO — NIGHT
Davela melihat ke sekelilingnya lagi sambil menangis dan menutup mulutnya dengan satu tangan.
Davela menaruh handicam di atas meja di depannya, sambil menatap Tristan lagi di layar.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Kamera CU kepada Tristan menyeka air matanya sambil memberikan senyum terbaiknya.
TRISTAN (O.S.) (CONT’D)
Suara Tristan menghilang, begitu pula dengan dirinya. Layar handicam berubah BLACK OUT.
Davela menangis tersedu-sedu. Ia menutup mukanya dengan kedua tangan.
Kamera track down saat Davela menghabiskan malam dengan duduk di bangku ayunan sambil merenungkan hidupnya.
SFX MUSIC MELLOW
FADE TO BLACK.