Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perfect Strangers - Script
Suka
Favorit
Bagikan
2. ACT 2 (SCENE 22-40)

22. INT / EXT. TERAS DEPAN, RUMAH DAVELA — MORNING

Davela rapih dengan rabut dikuncir kuda, membuka pintu rumahnya dan melongo.

Kamera MCU pada Tristan yang sudah menunggunya di atas motor. BACK TO:

Dengan ogah-ogahan, Davela menutup pintu dan turun ke tepi jalan rumah.

DAVELA

(menyodorkan tangan) Balikin dulu buku kerja gue!


TRISTAN

Kalau udah sampe di Spathodea, gue kasih. Kalau sekarang, nanti lo kabur lagi.


DAVELA

(kesal)

Lo tuh... kenapa sih? Maksa banget!


Davela mengambil handphoneya di saku celana.

Kamera CU pada layar HP, jari Davela mencari kontak Moya dan menekannya. BACK TO:

Davela meletakkan HP di telinga, bicara di telepon.


DAVELA (CONT’D)

Halo, Moy...


Dengan satu gerakan cepat TRISTAN memantulkan PONSEL itu ke udara.

Kamera pada ponsel yang berputar slow motion di udara. Kamera CU pada Davela yang ternganga. BACK TO:

Di atas motor, Tristan mengangkat tangan kirinya lalu menangkap ponsel itu.


TRISTAN

(tersenyum)

Gue kan gak jahilin atau nyakitin lo. Gue justru pengen lo aman. Jaman sekarang kriminal udah gak kenal siang atau malem tau?


Tristan lalu memberikan BUKU dan PONSEL Davela. Davela langsung menarik paksa bukunya dan ponselnya.


DAVELA

(membuang napas) Terserah. Pokoknya, ini yang pertama dan terakhir!


Davela mengambil helm dan naik ke motor.

Kita melihat Tristan melirik Davela yang jutek dari spion lalu tertawa kecil sambil menstater motor.


23. EXT. TAMAN SPATHODEA — AFTERNOON

Beberapa MONTAGE:

Cuaca mendung.

Kita melihat suasana taman yang banyak pepohonan besar. Jembatan di atas kolam kecil.

Di rumput dekat air mancur, di kelilingi set kamera dan reflektor, Kita melihat Tristan sedang duduk di rumput bersama Moya, berdiskusi hasil foto.

Kita lalu mendekat pada Davela yang mendengarkan lagu dengan earphone sambil berjalan di atas gundukan rumput. Davela bersenandung kecil dan sesekali memejamkan mata.

Di bagian atas gundukan rumput, Tiyo tengah bersantai duduk di atas drum sambil selfie.


24. EXT. SEBUAH GUNDUKAN RUMPUT, TAMAN SPATODHEA — AFTERNOON

Kita melihat Dido membawa potongan selang dan berjalan mengendap-ngendap di belakang Tiyo.

Bahu Dido sedikit berguncang karena menahan tawa.

Tiyo tak menyadari ada Dido di belakangnya dan masih asik selfie-selfie.

Dido melempar potongan selang itu ke pangkuan Tiyo.


DIDO

(teriak)

Ular! Ada ular!-ularan!


TIYO

(menjerit)

Aa... mana? Ular! Astajim! Amitaba! Astafiloh...

 

Tiyo melompat, jatuh ke samping dan mengaduh kesakitan. Tiyo langsung kesal ketika melihat SELANG PUTIH yang tergeletak di sampingnya.

Dido tertawa keras-keras.


TIYO (CONT’D)

(bangkit berdiri sambil memegangi pantat)

Kurang ajar banget lo kamprettttt! Tunggu aja pembalasan gue!


Kita melihat Tiyo memungut ponselnya yang tertimpa DRUM. Perlahan DRUM itu menggelinding dan turun ke arah Davela.


DIDO

(berteriak)

Eh... drum! Mau kemana lo drum?


Dido langsung menarik tangan Tiyo dan mengejar benda itu.


TIYO

(teriak)

DAVELA...! Minggir! Omg...


DISSOLVE TO:


25. EXT. SEBUAH SISI DI BAWAH POHON, TAMAN SPATHODEA — AFTERNOON

Moya dan Tristan terkejut melihat Dido dan Tiyo yang sedang kepayahan mengejar drum.

Kita melihat Tristan langsung berlari sekuat tenaga ke arah Davela di dekat air mancur.

CUT TO:

 

26. EXT. AIR MANCUR, TAMAN SPATHODEA — AFTERNOON

Davela sedang mengganti musiknya ketika BAHUNYA ditarik Tristan.

Davela jatuh ke pelukan Tristan dan menahan napas.

Kita melihat DRUM setelahnya menabrak tong sampah di dekat Tristan dan menimbulkan suara.

Dengan gerakan lambat, Davela melirik ke drum sambil menganga.

INTERCUT:

Tristan memandangi Davela sambil menyipitkan sebelah mata ketika mendengar suara musik yang samar-samar dari headset Davela.

Davela melepaskan diri dari Tristan dan lari ke arah Moya sambil menutup wajah dengan sebelah tangan.

Tristan mengalihkan pandangan ke atas bukit, Tristan melangkah ke sana sambil menatap datar pada Dido dan Tiyo yang saling berpandangan ketakutan.


TRISTAN

(berteriak)

Lo berdua! Turun!


Dido dan Tiyo melangkah turun sambil ketakutan. Mereka menghampiri Tristan sambil menunduk.


27. EXT. DEKAT AIR MANCUR, TAMAN SPATHODEA — AFTERNOON


MOYA

It’s a wrap for today! See you tomorrow guys!


Tim pemotretan bubar.


DIDO

Vel, maafin yang tadi ya sekali lagi.


TIYO

Ia Vel. Kita nggak sengaja, beneran.


DAVELA

(senyum)

Gak apa-apa, guys! Serius! Gue juga gak ada luka sama sekali. (memperlihatkan tangannya, juga kakinya) Gue jajan dulu ya, laper nih. Bye!


Davela berbalik dan pergi ke satu sisi taman, menghampiri seorang nenek-nenek yang sedang menjajakan jajanan pasar.

Ia membeli beberapa camilan, setelah itu berjalanan melintasi pintu keluar.

Tristan yang melihat Davela, setengah berlari mengejar gadis itu.


TRISTAN

Kok nggak nungguin gue sih?


Davela hanya diam, sambil terus jalan sambil makan sebungkus donat mini.


TRISTAN (CONT’D)

Kan pulangnya sama gue?


Mereka di depan motor Tristan.


TRISTAN (CONT’D)

Lo...


Kamera CU dengan satu gerakan cepat tangan Davela menyempalkan tiga donat mini terakhir sekaligus ke mulut Tristan.

Tristan mematung dengan mulut menggembung.


DAVELA

Tolong jangan bawel. (menyerahkan plastik donat) Sekalian tolong buang sampahnya.


Tristan menahan tawa sambil mengunyah, ia menerima plastik itu dan membuangnya di tong sampah terdekat.

Davela pun sambil memakai helm sambil berusaha menahan tawa.


28. EXT. JALANAN RAYA — NIGHT

Establish jalanan area Pondok Indah yang ramai di penuhi motor dan mobil.

POV Tristan: melihat Davela dengan muka super lelah.

Dari spion Davela melihat Tristan sedang memperhatikannya. Ia pun langsung membuang wajah.

Motor sport itu terus melaju sampai akhirnya belok ke sebuah area gedung.

CUT TO:

 

29. EXT. AREA PARKIR DEPAN PINTU MASUK, HOUBII — NIGHT

Davela turun dari motor dan menengadah, menatap ke satu arah.

Kamera MCU pada papan nama TULISAN HOUBII yang dominan warna putih pada gedung tinggi.


DAVELA

(bingung)

Kenapa gue malah dibawa ke sini? Lo udah lupa rumah gue dimana?


TRISTAN

Tempat yang bakal bikin lo happy. Ayo masuk dulu, bentar aja.


DAVELA

(kesal)

Gila ya? Gue capek. Gue mau pulang. Lo lupa perjanjiannya apa?


TRISTAN

Inget kok. Perjanjiannya lo pergi dan pulang bareng gue hari ini. Tapi... tadi lo gak nyebutin kalo kita harus langsung balik kan? Jadi, gak salah dong kalau gue bawa lo mampir ke sini?


Davela kaget dan kehilangan kata-kata. Davela menghela napas menahan marah.


TRISTAN (CONT’D)

Bentar aja. Gue janji gak akan lama.


DAVELA

Ya tapi ini tempat apa?


TRISTAN

Tempat favorit gue melepas stress. Masuk aja, lihat sendiri. Kalau lo gak suka, gue langsung anterin pulang deh. Janji.


Tristan membentuk tanda swear dengan jarinya.

Davela pun turun dari jok kursi dan menyerahkan helm-nya.

CUT TO:


30. INT. TRAMPOLIN ARENA, HOUBII — NIGHT

Suasana tak terlalu ramai namun penuh teriakan seru.

Davela melangkah pelan dengan datar, namun sedetik kemudian matanya berbinar.

Ia melihat beberapa anak kecil sedang lompat-lompat di trampolin. Ada orang dewasa juga yang main perosotan tinggi.


TRISTAN

Betewe, walaupun gue baru kenal lo kemarin, gue tuh bisa ngeliat... kalo lo tuh orangnya terlalu serius.


DAVELA

(mengerinyit) Terlalu serius gimana maksudnya?

Tristan tak langsung menjawab. Tristan berjalan ke trampolin dan naik ke sana.


TRISTAN

(melompat-lompat)

Kerja, pulang. Kerja, pulang. Kapan mainnya? Lo masih muda... jadi lo harus hidup sewajar usia lo sekarang. Ayo naik! Lepasin semua stress lo!


Davela tak bergeming.


TRISTAN (CONT’D)

Ayo Vel! Coban sini! Gue jamin capeknya ilang abis ini!


Davela pun akhirnya mengikuti Tristan ke atas trampolin. Davela mulai melompat-lompat kecil. 


DAVELA

(jatuh) Aduh...


Tristan mengulurkan tangan dan membantunya berdiri. Namun Tristan melompat lagi hingga membuat Davela jatuh lagi.


DAVELA (CONT’D)

Ih... Rese ya lo!


Davela pun langsung bangkit dan melompat kuat-kuat. Gerakannya membuat Tristan oleng.

Melihat itu, Davela tertawa lebar. KAMERA CU: Davela makin keras melompat.


31. INT. ARENA PEROSOTANA, HOUBII — NIGHT

MONTAGE:

Kita melihat dari atas Davela berdiri di atas perosotan merah setinggi 7 meter. Davela menggeleng pada Tristan yang sudah menunggunya di bawah.

Tristan menyemangati.

Davela melihat senyum Trista . Akhirnya, ia memejamkan mata sambil mendorong tubuhnya turun. Davela berteriak sekeras- kerasnya.

Kita melihat Davela membuka mata dalam posisi tidur dan Wajah Tristan memenuhi padangannya.

Tristan tertawa dan menarik Davela bangun.

Davela menggelitik Tristan saat memanjat di arena NINJA COURSE sehingga Tristan terjatuh ke tumpukan balok busa.

Tristan membalas Davela dan Davela langsung susah payah berlari namun TRISTAN berhasil mengejar dan membalasnya.

FADE OUT

 

32. EXT. HALAMAN DEPAN, RUMAH DAVELA — NIGHT

Davela turun dari motor dan melepas HELM lalu menatap Tristan kikuk.


DAVELA

(berdeham)

Thanks ya Tan... udah ngajak gue ke Houbii dan ngasih tebengan pulang.


TRISTAN

Sama-sama.


DAVELA

Dan... thanks juga karena tadi siang lo udah nyelametin gue dari drum bar-bar.


Tristan tertawa.

Davela menoleh ke arah rumah.

Kamera MCU pada pintu rumah yang terbuka. Iriska muncul.


DAVELA (CONT’D)

(terkejut)

Kak Iris, kapan nyampe?


Iriska melangkah turun ke depan rumah, mendekati Davela dan Tristan.


IRISKA

(tersenyum)

Baru aja setengah jam lalu. Siapa nih?

 

DAVELA

Eh... iya. Kenalin. Ini Tristan, temen kerja gue.


Tristan menatap Iriska penuh senyum dan mengulurkan tangan.

TRISTAN

Tristan.

IRISKA

(membalas tangan Tristan) Oh, hai! Gue Iris, sepupunya Davela.


Kita melihat Radif yang masih mengenakan seragam pilot muncul dari dalam rumah dan diam-diam berjalan mendekat pada Davela dan Iriska yang sedang memunggunginya. 

Tristan sempat melirik Radif yang menggerakan telunjuk ke bibirnya dan langsung fokus kembali pada Iriska.

Radif berdiri di belakang Davela dan langsung menutup matanya.

DAVELA

(kaget) Aduh!


Davela kemudian memegang tangan di matanya dan langsung menebak.


DAVELA (CONT’D)

Pasti Radif!


Iriska menoleh.


Radif menatap Iriska lalu menggelengkan kepalanya sambil membentuk mulut “bukan”.


IRISKA

(menahan tawa) Bukan Vel.


DAVELA

Hem... Boong! Radif kan?


Davela menggerakan tangannya ke belakang dan mencoba menggelitik Radif.

Radif menyerah dan tertawa. Ia melepaskan tangannya.

Davela ikut tertawa. Ia membuka mata, berbalik, dan detik itu langsung memeluk Radif.


DAVELA (CONT’D)

Finally! Pulang juga! Kangen!


RADIF

Miss you a lot, sayang.


IRISKA

Hmm, mulai deh. Yang lain mah cuma ngontrak di bumi.

 

Davela menatap Iriska sambil tertawa. Ia lalu melepaskan pelukannya dan mengenalkan Radif pada Tristan.

INTERCUT TO:

DAVELA

Dif, kenalin... ini Tristan.

Tristan dan Radif sambil jabat tangan.

DAVELA (CONT’D)

Kita kerja bareng di pemotretan Moya. (berdeham) Hari ini kita agak overtime... Jadi aku sekalian nebeng Tristan karena ternyata dia tetangga kita. (sambil menunjuk rumah Tristan)

Iriska dan Radif mengikuti tangan Davela yang mengarah kepada rumah tiga blok di seberang posisi meeka. 

IRISKA

(kaget) Oh, waw?!

RADIF

(mengangguk dengan heran) Kok gue gak pernah liat lo ya?

TRISTAN

Ehm... Sebenernya itu rumah punya ortu gue yang udah hampir sepuluh tahun tapi selalu disewain. Nah... kebetulan gue baru pindahan ke sini tiga hari lalu. Pas ada project ini. Ya, aneh sih (beat) tapi faktanya gitu.


Semua mengangguk-angguk.

RADIF

(pada Tristan)

Anyway, thanks ya udah nganterin Vela pulang.


TRISTAN

No prob, bro. Sama-sama. (menatap Vela) Besok mau bareng gak, Vel?


DAVELA

(menggeleng cepat)

Nggak deh. Gue naik ojek aja. Thanks, Tan.


RADIF

(bingung)

Loh, kenapa? (menatap Vela) Kan searah juga? Ikut Tristan lagi aja. (menatap Tristan) Boleh nggak Tan, kalo misalnya Vela ikut lo selama project kalian berlangsung? Nanti bensinnya kita bisa...


TRISTAN

(menyela Radif)

Santai aja Dif. Santai. Gue malah seneng kalo lo izinin Vela bareng gue. Soalnya gue suka ngantuk kalo sendirian di jalan. (tertawa)


Ekspresi Davela bingung. Campur aduk.


RADIF

(tersenyum)

Thank you banget, Bro. I really appreciate it! Gue suka khawatir kalo Vela pergi sendirian. (kemudian mengusap kepala Davela) Yah, tau sendiri kan Jakarta kayak gimana?


Tristan mengangguk.


IRISKA

Wah.. Tapi inget ya, Tan (terkekeh) jangan sampe baper lo sama Vela... Ntar Radif bisa jatohin nuklir ke atap rumah lo.


RADIF

Sumpah, lebai lo! (pada Tristan) Kalo Iris yang ngomong anggep aja (kibas tangan) siskamling lewat.


Iriska mencubit Radif sambil melotot.


DAVELA

(mendesah)

Mulai deh. Mulai deh... Udah, udah, berantemnya di rumah aja. Malu gue sama Tristan.


Tristan tertawa lalu melirik jam tangan. Kamera CU pada arloji, menunjukkan 22.10.


TRISTAN

Anyway, udah malem nih, gue permisi dulu kalau gitu. Besok harus bangun pagi.


RADIF

See you, bro. Have a good night!


TRISTAN

Good night semua!


Semua membalas “good night”.

LS Davela, Iriska dan Radif masuk ke rumah. Lalu Tristan menyeberang jalan dan masuk ke rumahnya juga.


33. INT. RUANG TAMU, RUMAH DAVELA / IRISKA — NIGHT

Davela menatap dan menerima dengan antusias KANTONG KERTAS yang kemarin ditunjukkan Radif lewat Skype.

DAVELA

Bagus banget....! Thanks so much! 


Sambil berdiri, Davela mengeluarkan KAIN BATIK corak Papua warna biru dan langsung melebarkannya ke udara.

Davela melirik Radif yang mengetuk-ngetuk pipinya dengan telunjuk.

Davela mendesah dan langsung mencium pipi Radif yang duduk di sofa.


RADIF

Kamu tau ga? Ini kan batik tulis, which is cuma ada satu dan gak akan ada kembarannya.


Davela tersenyum. Menatap kainnya yang terasa sangat spesial.


DAVELA

Oke. Terus?


RADIF

Pas aku mau bayar, tiba-tiba ibu penjualnya punya motif serupa tapi beda warna. Yang bikin itu, tetangannya yang kebetulan lagi butuh biaya tambahan. Jadi aku beli lagi satunya deh buat Iris.


Tanpa Davela sadari senyumnya memudar.

INSERT TO:

KAMERA CHANGE FOCUS TO: Iriska mengacungkan kain batiknya yang warna merah dari ambang pintu kamar.


IRISKA

Yeay, kembaran!


RADIF

Ide ibu penjualnya bagus juga ya. Aku jadi bisa bantu tetangganya dan kalian juga bisa kembaran. Ya kan?


Davela mengangguk pelan sambil menatap kosong ke kain di pangkuannya. Tatapan yang menandakan kain itu tak lagi spesial.


34. INT. KAMAR DAVELA, RUMAH DAVELA / IRISKA — NIGHT

Davela sudah dalam posisi tidur dan siap mematikan lampu. Ponselnya bunyi dan ada chat masuk.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan pesan dari akun Tristan: “Karena tadi gue bisa bikin lo happy, harusnya lo berubah pikiran.”

Davela mengerutkan dahi. Ia mengetik di HP: “Ya lumayan. Thanks.”

Namun ia menghapus lagi tulisannya.

HP berbunyi. Davela melihat HP dan berkerut kening.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan pesan lagi dari Tristan: “Jadi ini bukan yang pertama dan terakhir kan?”

Davela mendesah dan buru-buru menarik selimut ke wajah.

Dari balik selimut, ia memanjangkan tangannya ke lampu di samping ranjang dan mematikannya.

Gelap total.


35. INT. RUANG MAKAN, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — MORNING

Kamera CU pada jam dinding, menunjukkan pukul 6.30.

Masih mengenakan piyama Davela sibuk menghidangkan nasgor di meja makan dan roti panggang untuk Radif.


RADIF

Makasih, Davela-ku sayang..


DAVELA

(memberikan minum)

Cepet makan, nanti keburu dingin.


RADIF

(mulai menyendok nasgor) Coba bisa kayak gini tiap hari ya. Mau gak, kalau misalnya kamu ikut kursus masak dan ngambil sertifikasi koki penerbangan? (beat) Jadi kan kita bisa lebih sering ketemu.


DAVELA

(bingung)

Bukannya dulu kamu bilang kalau kamu lebih suka cewek tipikal rumahan? Yang kerja, tapi lebih banyak ngabisin waktunya di rumah. Supaya bisa deket sama anak- anaknya. Supaya juga, kamu selalu ada alasan buat pulang...


Davela menambahkan nasi goreng ke Radif.


RADIF

(specheless) Well, well, well (berdecak) it’s too right.


Radif mengusap kepala Davela dan menciumnya.


RADIF (CONT’D)

I’m so thankful. To you, untuk dua tahun ini, dua tahun ke depan, bahkan untuk dua puluh tahun ke depan...


Radif menatap Davela sungguh-sungguh.


RADIF (CONT’D)

Karena kamu, Davela Aradhisa, sudah mencintaiku dengan cara luar biasa. Mencintaiku...


DAVELA DAN RADIF

(saling tersenyum)

... beserta seluruh kekhawatirannya.

 

36. INT. RUANG DAPUR, RUMAH DAVELA / IRISKA — MORNING

MONTAGE:

Davela dan Radif sibuk mencuci piring. Davela membuang gelembung sabun dan meniupnya ke Radif.

Radif menirukan Davela dan tertawa.

Davela kemudian membuat busa yang banyak dan memaparkannya ke pipi Radif. Davela langsung kabur supaya Radif tak bisa membalas.

Radif dan Davela kejar-kejar sambil mengitari meja makan.

KITA melihat Iris sedang sarapan di meja makan melihat mereka sambil menarik napas dalam-dalam.

CUT TO:


37. EXT / INT. RUANG TAMU, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — MORNING

KITA mendengar suara klakson mobil jemputan airport dari depan rumah.


37A. INT / EXT. PINTU DEPAN, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — MORNING

Radif dan Iriska keluar dengan pakaian crew sambil mendorong koper, sementara Davela dengan pakaian jogging.

Radif memeluk Davela. Davela lalu merapikan dasi Radif dan merapikan sedikit anak rambutnya yang turun ke dahi.


RADIF

Kebiasaan pekerjaan ya? Benerin style orang lain.


DAVELA

(Tertawa)

Iya. Susah diilangin.


IRISKA

Haduh... jangan mesra depan gue terus deh. Tega banget lo berdua ya.


RADIF

Makanya...


IRISKA

Udah tau. Stop ya! Yuk ah, bye Vel.


DAVELA

(tertawa)

Hati-hati kalian.


Radif juga tertawa, lalu ia dan Iriska masuk ke mobil. Davela melambaikan tangannya sambil tersenyum.

Setelah mobil melaju ke arah barat dan menghilang di tikungan, Davela mulai jogging ke arah timur.


38. EXT. JALANAN KOMPLEK PERUMAHAN — MORNING

Montage:

Davela keluar dari rumah dengan setelan olahraga jogging. Ia streching, sambil memasang earphonenya dan mulai berlari.

Ia tersenyum pada tukang sayur dan tukang sapu yang dilewatinya.

KAMERA CHANGE FOCUS TO: Tristan merekam kegiatan itu dari kejauhan sambil naik hoverboard sehingga Davela tak menyadarinya.


39. EXT. TAMAN KOMPLEK PERUMAHAN — MORNING

Davela kelelahan lalu berhenti taman.

Davela duduk di rumput sambil mengusap wajahnya dengan handuk.

Kamera CU pada tangan Tristan, membawa bunga dan menyodorkannya ke samping wajah Davela.

Tristan menjepret momen itu.

Davela kemudian terkejut menyadari bahwa Tristan ada di sana dan memotretnya. 


DAVELA

Lo ngapain?


Davela melirik BUNGA dalam genggaman Tristan dan bergeming.

Tristan tahu-tahu duduk di samping Davela dan in-frame bersama BUNGA-nya.


TRISTAN

Tau gak, ini namanya bunga bintang.


Tristan memberikan setangkai bunga itu pada Davela.


TRISTAN (CONT’D)

Cocok buat mereprentasikan diri lo.


DAVELA

(berdesis)

Hah? Emang artinya apa?


TRISTAN

Harapan.


Sambil tersenyum, Tristan bangkit berdiri dan naik ke hoverboardnya lagi, Tristan pergi tanpa pamit.

Davela menatap Tristan bingung sambil mengendikkan bahu.


40. INT. KAMAR DAVELA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — AFTERNOON

Sambil tiduran di kasur, Davela Skype sama Radif lewat ponsel.

Davela menapat desktop laptopnya yang menampilkan iklan konser Java Jazz 2017.


RADIF

Ngapain Vel, desak-desakan gitu. Gak seru ah!


DAVELA

Tapi tahun ini tuh ada Bossanova. Jarang-jarang kan mereka dateng ke sini. Plis banget, sekali ini aja Dif...


RADIF

Kan bisa nonton di youtube nanti. Percaya deh, di youtube sama di sana sama aja.


Davela menghembuskan napas keras-keras.


RADIF (CONT’D)

Kamu kan tau aku paling nggak suka konser-konser kayak gitu. Capek berdiri lama-lama, bising, sempit- sempitan. Kita nonton resital atau live di cafe aja ya?


Davela hanya terdiam.


RADIF (CONT’D)

Come on, Davela-ku. Jangan ngambek ya? Aku mau take off dulu, nanti kita omongin lagi ya. Bye, I love you.

 

DAVELA

Oke. Take care. Bye, love you.


Kamera CU ke layar ponsel Davela. Gadis itu memandangi poster Java Jazz 2017 dengan lesu.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar