Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perfect Strangers - Script
Suka
Favorit
Bagikan
3. ACT 3 (SCENE 41-55)

41. INT. KABIN PENUMPANG PESAWAT, DALAM PESAWAT — AFTERNOON

Iriska tengah melayani penumpang business class dan memberikan welcome drink. Ia menoleh ke arah lain.

Kamera MCU pada buku jatuh di lantai pesawat.

BACK TO: Iriska melihat pada buku di dekat kakinya. Ia memungutnya.


EZRA

(menerima)

Thank you.


IRISKA

Sama-sama. Apple atau orange, Pak?


EZRA

Apple aja.


IRISKA

(memberikan gelas)

Kalau belum baca, Hear the Wind Sing juga bagus.


EZRA

Suka Murakami juga? 


IRISKA

(tersenyum)

Saya punya semua bukunya, Pak.


EZRA

(terkejut)

Wow, cool. Saya baru selesai baca yang Norwegian Wood, terus ini yang kedua.


Ezra lalu menyodorkan tangannya.


EZRA (CONT’D)

Ezra, nice to meet you...


IRISKA

Iriska. Nice to meet you too. Ada yang bisa dibantu lagi?


EZRA

That’s all. Thank you.


IRISKA

My pleasure. Saya permisi dulu, Pak Ezra.


Ezra tersenyum. Iriska melangkah ke jalur kelas ekonomi.

Sambil memeriksa kabin penumpang, ia menoleh sekilas ke arah tempat duduk Ezra.

Meskipun Ezra tak terlihat batang hidungnya, Iriska tersenyum.


42. INT / EXT. BALKON RUMAH DAVELA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — AFTERNOON

Davela tengah asik membaca buku SAYAP-SAYAP PATAH di balkon rumah.

KITA melihat ada drone kecil dari seberang dan melayang di wajahnya.

Davela mengangkat wajah dan kaget.

Kamera CU pada kertas yang dijepit pada drone. Tulisannya: “Udah hampir 5 jam lo baca melulu, gak takut jadi kutu?”

Davela lalu melihat ke arah lain.

Kamera LS pada Tristan senyum- senyum dari balkonnya.

INTERCUT TO:


43. INT / EXT. BALKON RUMAH, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

Sambil tetap melihat Davela, Tristan menelpon gadis itu.

INTERCUT TO:

 

44. INT / EXT. BALKON RUMAH, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — AFTERNOON

Kita melihat Davela dengan specheless mengangkat panggilan itu.


DAVELA (O.S.)

Apaan sih?


TRISTAN

Lo ke sini dong! Ada yang harus gue tunjukin.


Tristan melihat Davela menggeleng kuat-kuat.


TRISTAN (CONT’D)

Ini penting banget, Vel. Serius.


DAVELA

(menatap Tristan dikejauhan)

Ya lo aja yang ke sini. Mager gue.


TRISTAN

Barangnya gak bisa dipindah ke rumah lo. Serius gue.


DAVELA

Ada aja lo mah. Ya udah tunggu.


KITA melihat Davela mematikan ponselnya, mendesah, dan langsung berjalan turun ke rumah.


45. INT. DI LANTAI DASAR, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

Davela masuk ke rumah Tristan, melihat ke atas. Kamera MCU pada Tristan di lantai dua.


TRISTAN

Naik sini, Vel.

Davela berjalan menaiki tangga.


46. INT. LANTAI DUA, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON


DAVELA

Barang sepenting apa sih yang gak bisa dipindah?


Tristan berjalan lurus ke pintu di pojok ruang. Davela mengikuti di belakang.


TRISTAN

Monumen kebangsaan gue yang bakal lo kagumi.


DAVELA

Awas ya kalo...


Tristan kemudian membuka pintu itu. Davela membisu. Kaget.

CUT TO:


47. INT. KAMAR TRISTAN, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

KITA melihat Davela menarik napas ketika Tristan menggeser tubuhnya yang langsung memperlihatkan isi kamarnya.

Poster-poster Bosaa Nova yang memenuhi dinding langsung memenuhi pandangan.

Tristan tersenyum melihat Davela yang bengong namun berjalan pelan masuk ke kamar.


TRISTAN

Waktu insiden drum itu gue gak sengaja denger suara musik dari headset lo, terus gue makin heran aja sih, kok bisa selera musik kita sama. Apa kita ini sebenarnya kembaran yang kepisah gitu ya? (terkekeh)


Davela pun memandang pada Tristan specheless.

Tristan lalu menggirisng tubuh Davela ke rak koleksi CD nya.


TRISTAN (CONT’D)

Sebenernya kalo gue nurun dari bokap, dari masih di perut nyokap gue udah dikasih denger beginian. (tertawa) Jadi ya, sampe sekarang gue suka. Sebagian koleksi ini juga gue dapet dari bokap.


Davela menyentuh rak CD.


DAVELA

The real harta karun sih ini...


Dengan hati-hati, ia mengambil salah satu album CD berjudul Hey Sugar.


DAVELA (CONT’D)

Gue pertama kali suka karena album ini. Gue denger di toko kaset, terus tiba-tiba ya suka aja. Tapi sayang banget sekarang kaset udah punah...


TRISTAN

That’s why, gue selalu mempertahankan tuh barang. Biar esensi old music-nya tetep ada.


Tristan menunjuk turntable yang mirip trompet di sudut ruang.


TRISTAN (CONT’D)

Mau gue puterin album yang mana?


DAVELA

(menahan napas) Hmm... I give you. Ada?


TRISTAN

(mengangguk) Pastinya.


Tristan mengambil piringan hitam di lemari dan mulai memutarkan musik itu.

Tristan pun mulai berjoget-joget. Davela tertawa, kemudian mengikutinya. 

Semenit berikutnya, Tristan tiba-tiba meringis sambil memegangi dada.

Davela yang asik berjoget mendadak panik dan langsung mematikan turntable. 


DAVELA

(menghampiri Tristan) Tan, Tan lo kenapa?


TRISTAN

Lo bisa ambilin obat gue?


DAVELA

(panik)

Dimana?


TRISTAN

Di laci itu.


Tristan menunjuk laci meja samping kasurnya.

Davela langsung lari ke laci itu tapi tak menemukan obat. Yang ada cuma amplop putih.


DAVELA

Gak ada. Cuma amplop!


TRISTAN

(sambil memegangi dada)

Ya itu obatnya. Buka aja!


Davela pun membukanya dan kaget melihat isinya. 2 lembar TIKER JAVA JAZZ 2017.


DAVELA

Shit...


TRISTAN

(tersenyum)

Lo mau gak, nonton Bossanova bareng gue?

 

Davela benar-benar terkejut. Ia tak mampu berkata-kata dan memandangi tiket itu lekat-lekat.


DAVELA

Gak bisa nolak sih gue!!! 


FADE OUT

 

48. EXT. PARKIRAN, STUDIO PEMOTRETAN — MORNING

Motor Tristan tiba di parkirkan studio. Tristan mematikan stater motor. Davela turun dan melepaskan helm lalu menyerahkannya pada Tristan.

Kamera mengikuti mereka berjalan masuk ke studio bersama.


49. INT. RUANG PEMOTRETAN, STUDIO PEMOTRETAN — MORNING

Davela masuk bareng Tristan, semua orang pun senyum-senyum. Davela menaruh tasnya di meja tinggi samping Moya duduk.


MOYA

Eh, eh... gak suka sama suka itu batasnya tipis banget. Hati-hati, Vel.


DAVELA

(melotot)

Lo ngomong apaan sih Moy?


MOYA

(tertawa)

Ya lucu aja. Awal ketemu lo kayak ogah banget sama Tristan. Tapi sekarang? Pergi pulang bareng terus.

 

DAVELA

Ya itu kan karena kita tetanggaan. Terus juga emang Radif yang nyuruh. Emang salah?


MOYA

Gak salah... Justru itu, gue lucu aja. Kalian kayak... semacam takdir yang baru dipertemukan alam gitu deh.


DAVELA

Ngaco deh. Mau dikemanain Radif?


MOYA

(tertawa)

Buat gue aja. Boleh gak?


DAVELA

NGGGAK!


Satu studio melotot ke arahnya. Muka Davela merah padam.


DAVELA (CONT’D)

(nyengir ke segala arah)

Sori- sori...


MOYA

Becanda. Becanda. Jangan baper, shay. (beat) Tapi Vel, ini gue serius ya... Tristan tuh orang paling care yang pernah gue kenal loh.


Moya kemudian melirik Tristan yang akan menjahili Dido yang tengah tidur.

Davela ikut melirik ke Tristan. 

Kita melihat Tristan memasukkan penghapus kecil ke mulut Dido yang lagi mangap.

Dido kemudian bangun dan hampir keselek penghapus. Tristan ketawa-katawa sama Tiyo.


MOYA (CONT’D)

Ya walaupun tingkahnya tengil banget gitu, dia tuh selalu tau cara bikin orang ketawa. Tau cara bikin dunia lebih hidup.


Kita melihat Davela bergeming sambil menatap Tristan yang penuh tawa. 

Ketika matanya dan Tristan bertemu, Davela langsung tersadar dan mengalihkan pandangan.

FADE OUT


50. EXT / INT. RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Establish pemandangan rumah Davela yang diterangi oleh bulan sabit. Davela melambaikan tangan pada Tristan yang tengah memarkirkan motor di garasi depan rumahnya.

CROSSFADE:

Davela masuk ke rumah, dan meletakkan sepatu ketsnya di rak samping pintu. Kamera CLOSE UP pada sepatu heels hitam Iriska.

Davela mengambil minum. Lalu menuju kamar Iriska yang tertutup namun terang, tanda bahwa sepupunya itu sudah pulang.


51. EXT / INT. KAMAR IRISKA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Davela mengetuk pintu.


IRISKA (O.S.)

Masuk Vel!


Iriska tengah rebahan sambil memegang selembar foto. Ia langsung menaruhnya di bawah selimut ketika mendengar PINTU kamarnya di buka.


DAVELA

(muka lelah) Hai, hai!


IRISKA

(mengambil posisi duduk bersandar di kasur)

Kusut amat?


DAVELA

Last day, lembur.


Davela duduk di kursi meja rias.


DAVELA (CONT’D)

Gue di sini yak. Kotor belom mandi.


IRISKA

Hahaha... anak pinter.


DAVELA

(tarik napas lelah)

Kalah gue sama lo. Bangun pagi, terbang, nanti subuh pulang, besok sorenya terbang lagi, kadang malah nggak pulang... (beat). Gue aja yang ngeliat lo kayak capek sendiri.


IRISKA

(tertawa)

Ya... namanya juga udah tugas profesi. Mau gak mau lah. Udah kerjaan gitu.


DAVELA

Tetep aja. Gak semua orang bisa. Kalo gue udah masuk angin melulu kayaknya. Tapi untung lo bareng Radif, jadi ada yang bisa jagain juga.


IRISKA

(membenahi bantal sandaran)

Lo juga sama ah. Kayak gak ada capeknya. (beat) Meeting-meeting, presentasi, dan telpon-telponan sama klien-klien elo sebagai fashion stylist. Belom nanti harus bikin props, bikin konsep dan lain lain...


DAVELA

(tertawa)

Ya juga sih. Intinya, sepanjang kita cinta kerjaan, nggak ada terasa capeknya kali ya?


IRISKA

Iya. Dan beruntung lo dapet Radif (beat) yang selalu bisa nambah semangat lo. Support lo dalam segala situasi...


DAVELA

(mengangguk)

Tapi lo sendiri kapan? Dari sekian banyak penumpang, masa gak ada yang nyantol satupun? Atau pilotnya... atau pramugaranya kek.


IRISKA

(menggeleng pelan)

Ya nyatanya gue masih single aja kan?


DAVELA

Sebenernya... tipe lo tuh kayak gimana sih kak? Soalnya, jujur ya, lo daridulu misterius banget deh kalo soal cowok.


Jeda tiga detik. Iriska menatap langit-langit kosong. Davela menunggu.


IRISKA

(mendesah)

Ya yang bisa membuat gue tahan ngejalanin hidup kayak gini.


DAVELA

(bingung)

Hah? Gak paham gue.


IRISKA

Duh, susah deh jelasinnya. (menguap). Btw, gue ngantuk ah, besok lagi ngobrolnya.


DAVELA

Ye... selalu deh. (bangkit) Yaudah deh. Good night! Istirahat ya!


IRISKA

(mengangguk dan tersenyum)

You too...


Davela melangkah keluar dari kamar Iriska.

Setelah pintu tertutup, Iriska mengambil kembali foto yang tadi disembunyikannya di balik bantal.

INSERT TO:

FOTO itu memperlihatkan IRISKA, RADIF, dan laki-laki bernama RIO saat kelulusan SMA. Mereka bertiga saling merangkul bahagia dengan pakaian yang dicoret-coret.

Iriska memandang foto itu dengan tatapan rindu sambil tersenyum.

BLACK OUT.

 

52. EXT. KOMPLEK PERUMAHAN TRISTAN DAN DAVELA — AFTERNOON

Establish komplek perumahan asri dengan rumah TRISTAN dan DAVELA yang disinari oleh matahari sedikit tertutup awan.


52A. INT / EXT. KAMAR DAVELA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — AFTERNOON

SFX MUSIC CERIA MONTAGE:

Davela mengacak-acak isi lemarinya untuk mencari baju yang terbaik.

Davela mendapatkan kemeja tanpa lengan warna biru dan jeans pensil putih polos.

SPLIT SCREEN:

 

53. EXT / INT. LANTAI DUA, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

MONTAGE:

Di balkon, Tristan memotret 2 lembar TIKET JAVA JAZZ di tangannya berlatar rumah Davela.


53A. INT. KAMAR TRISTAN, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

Kamera FOLLOW: Tristan kemudian masuk dan meminum beberapa vitamin dan obat di atas nakas kamar.

Setelah menegak segelas air, Tristan bangkit dan membuka lemari bajunya. 

SFX musik berhenti.

CUT TO:

 

54. INT. KAMAR DAVELA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — AFTERNOON

KITA melihat Davela baru saja selesai mengepang rambutnya. Ia sudah sempurna dan siap pergi ke Java Jazz.

Davela melangkah ke jendela, ingin menutup kaca yang masih terbuka.

INSERT TO:

Tiba-tiba terdengar bunyi PESAWAT dari atas.

Kamera CU Davela menengadah dan bergeming selama dua detik. Kemudian ia menoleh ke arah meja kerjanya.

CLOSE UP TO:

Terlihat foto Davela dan Radif di atas meja. BACK TO:

Davela mengigit bibir sambil mengambil ponselnya yang terletak di sebelah figura itu.

INTERCUT TO:

 

55. INT. KAMAR TRISTAN, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

Tristan baru akan keluar kamar ketika ponselnya bunyi.

Kamera CU pada HP, menampilkan pesan chat dari Davela yang bertuliskan: Ta, sorry banget gue batal nonton Bossanova.

BACK TO:

Kamera CU pada Tristan yang mengerutkan kening. Lalu mengetik pesan.

DISPLAY chat antara Tristan dan Davela. Tristan: Kenapa? Ada masalah?

Davela: Gue tiba-tiba gak enak badan. Tristan: Mau gue anter ke dokter?

Davela: No thanks. Cuma pusing aja, gue tidur dulu. Tristan: Oke, get well soon.

Tristan menarik napas dan menggaruk kepalanya. Ia pun melapas kembali kemejanya.

KITA lalu melihat tangan Tristan menyentuh kalender dan membaliknya ke bulan November.

Kamera CU pada pada tanggal 17 yang dilingkari merah. Tristan menghela napas.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar