Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perfect Strangers - Script
Suka
Favorit
Bagikan
5. ACT 5 (SCENE 70-85)

70. EXT. BANDARA ABDUL RACHMAN SALEH (MALANG) — AFTERNOON

Establish pemandangan pesawat yang landing di landasan pacu.


70A. EXT/INT - APRON BANDARA - BANDARA (MALANG) — AFTERNOON

Kita melihat Davela, Moya, Tiyo, dan Tristan menuruni tangga pesawat.

Tiyo mau selfie sama Moya namun Tristan iseng gangguin mereka.

CUT TO:

Davela berdiri dekat tangga.

Kamera CU pada Radif, Iriska dan Orlif yang menggunakan seragam profesi turun dari tangga.

INTERCUT TO:

Radif langsung merangkul Davela dan menggandengnya.


71. EXT. BATU SECRET ZOO — AFTERNOON

SFX MUSIC HAPPY MONTAGE:

Di Batu Secret Zoo, Tristan sibuk merekam dan foto-foto hewan dan juga rombongan. 

Ketika lewat di depan KANDANG MACAN, ia mendorong-dorong Dido ke dekat macan yang galak sampai Dido teriak-teriak.

Semua orang tertawa-tawa.

Orlif melihat e-bike yang disewa.

Semua pada mau ikutan karena sudah pegel. Namun ternyata e-bikenya tidak cukup.


DAVELA

(menatap Radif)

Yah, kita gak kebagian Dif.


TRISTAN

Lo naik punya gue aja, Vel.


DAVELA

Gapapa lo aja.


TRISTAN

Udah, lo aja. Gue lebih suka jalan kaki kok.


DAVELA

Yaudah, thanks ya.


Davela dan Tristan saling tersenyum.

Iriska agak heran melihat pemandangan itu.

INSERT TO:


72. EXT. SUATU AREA, BATU NIGHT SPECTACULAR (BNS) — NIGHT

Establish suasana taman bermain yang penuh lampu-lampu.

Dido berdiri agak di depan karena ingin merekam teman-teman yang naik wahana bernama MEGA MIX.

Iriska dan Radif duduk di bangku kosong.

Dari pandangan mereka, kita melihat Davela dan Tristan duduk sebelahan.

Tristan dan Davela memegangi pegangan PENGAMAN permainan di depan dada sambil saling tertawa.

INSERT TO:

Dari jauh, Radif yang duduk berdampingan dengan Iriska memperhatikan Tristan dan Davela dengan tatapan serius.


IRISKA

(mengunyah popcorn)

Bantu abisin, Dif!


RADIF

(menoleh)

Oke.


Radif mengambil popcorn, sambil kembali melihat Tristan dan Davela yang berteriak bersama karena wahana permainan sudah dimulai.

CAMERA CHANGE FOCUS TO:

Iriska mengikuti arah pandang Radif.


73. INT. AREA FOODCOURT, BATU NIGHT SPECTACULAR (BNS) — NIGHT

Rombongan sudah duduk manis di meja masing-masing dengan makan malam mereka. 


DIDO

Makan semuaaaaanya!


TRISTAN

Makan aja paling cepet.


DIDO

Laper ye shay. Capek tau seharian. Kalori udah minus.


TRISTAN

Ya elah, cuma jalan segini doang. Coba suruh lari, boro-boro. Malah cuma jalan di tempat lo mah!


DIDO

(jengkel)

Lo seneng banget ngeledekin gue, ngerjain gue... Kenapa sih Tan? Jangan zolim terus!


TRISTAN

Canda Do... Canda!


MOYA

Duh, kalian ini apaan si? Mau makan aja malah ribut. Udah, makan-makan!

 

Semua hanya senyum-senyum dan mulai makan. Tiba-tiba lampu di foodcourt jadi redup. Semua menoleh heran.

MC (O.S.)

Pengunjung sekalian, sekarang tibalah saatnya pertunjukan air mancur!


Davela langsung kaget dan menoleh ke panggung.

Tak lama, air mancur mulai di putar diiringi lagu Barat.

Davela terpana dan menarik napas. Ia kemudian melirik Tristan yang duduk di depannya.


DAVELA

Air mancur favorit lo tuh!


Mendengar itu, Radif melirik Davela heran. BCU: Tatapannya cemburu.


74. EXT. HALAMAN BELAKANG, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — NIGHT

Suasana sudah sepi.

Radif duduk di halaman belakang. TRACK IN TO BCU tatapan kosong RADIF.

FLASHBACK TO:


75. EXT. HALAMAN BELAKANG, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — NIGHT

Saat BBQ, Dido menuangkan segelas soda ke gelas kosong dan memberikannya ke Davela.


TRISTAN

Lo gimana si, Do? Dia kan gak suka soda.


DIDO

(menepok jidat)

Oh iya ya. Sorry-sorry gue lupa.


DAVELA

(tertawa)

Yaudah, gue lanjut dulu deh.

BACK TO PRESENT:


76. EXT. HALAMAN BELAKANG, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG— NIGHT

Radif menggeleng pelan, tersentak oleh lamunannya sendiri.

FADE OUT

 

77. EXT. PINTU DEPAN, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — MORNING

Rombongan Davela sudah siap naik ke mobil van. Mereka hendak berwisata.

MONTAGES:

Selanjutnya menampilkan keseruan rombongan berwisata.

CUT TO:


77A. EXT. WISATA PARALAYANG BATU, PUNCAK BATU (MALANG) — MORNING

Davela, Radif, dan Iriska main paralayang. Dido sibuk merekam. Tiyo dan Orlin menyemangati.


77B. EXT/INT. MUSEUM ANGKUT — AFTERNOON

Davela and rombongan asik menjelajah dan berfoto-foto diberbagai spot yang menarik dan lucu.

Tiyo minta difotoin Tristan pakai ponselnya, tapi begitu melihat hasilnya ternyata itu isinya hanya selfie-nya Tristan.

Melihat itu Dido tertawa ngakak.

 

77C. EXT / INT. PASAR APUNG — AFTERNOON

Setelahnya keluar, mereka makan siang di PASAR APUNG sekaligus berbelanja.

Iriska membeli topi karena kepanasan. Davela juga ikut membeli topi.

Davela dan Orlin terlihat berbincang seru, namun saat Radif ingin menimpali mereka berdua kabur.


77D. EXT. JALANAN DI KOTA BATU — AFTERNOON

Mobil melaju di jalanan berliuk-liuk, menuju ke tempat lain lagi.


78. EXT. ARENA TAMAN LABIRIN — AFTERNOON

Kita melihat dari atas Davela dan teman-teman sedang berpencar di arena labirin.

Tak lama, Orlif berhasil keluar dan berteriak senang.


DIDO

(memegangi kepala)

Duh, pusing aing! Dimana pintu keluarnya sih?


Dido kemudian menemukan Iris dan bergabung.

Di tengah labirin, ada Tristan sendiri yang malah asik terjebak dan memotret BANGKU KOSONG.

Di sisi lain, kita melihat Iriska, Davela dan Radif sedang berusaha mencari jalan keluar.

Davela menyadari tali sepatunya lepas, lalu tahu-tahu terpisah dari Radif dan Iriska.


RADIF (O.S)

Vel! Dimana?


Dari udara, Davela bisa mendengar suara itu.


DAVELA

(menemukan jalan buntu) Gatau nih, kalian kok tiba-tiba ilang!


RADIF (O.S)

Aku udah sampe ke garis finish!


DAVELA

Wah... aku ditinggal sendiri! Yaudah gapapa, tunggu ya bentar lagi juga pasti bisa keluar!


IRISKA (O.S)

Semangat Vel!


Davela pun setengah berlari memutari labirin-labirin itu. Ia berdecak karena tak kunjung menemukan jalan keluar.

Tiba-tiba Davela tersandung dan jatuh. Punggung jarinya kena kerikil tajam.

Davela meringis kesakitan karena jarinya berdarah.


DAVELA

(meringis) Au...!


SPLIT SCREEN:

TRISTAN (O.S.)

Vel? Lo di samping? Lo kenapa?


DAVELA

Tangan gue...


Kamera mengikuti Tristan yang berusaha mencari jalan ke sisi kanan.

Tristan berhasil bertemu Davela yang juga berjalan ke arahnya sambil meringis.


TRISTAN

(meraih tangan Davela)

Kenapa tangan lo?


Kamera CU pada PUNGGUNG JARI KIRI Davela yang sobek dan berdarah.


DAVELA

(menahan perih)

Kena batu. Barusan gue kesandung.


Tristan langsung mengeluarkan botol air dan tasnya.

CU: tangan Vela disiram air.

BCU: Tristan lalu meraih punggung tangan Davela, dan meniupinya.


INSERT TO:

Saat itu, Radif muncul di belakang mereka dan amat sangat kaget dengan apa yang dilihatnya.


RADIF

(berteriak) Apa-apaan ini?


Davela reflek terkejut dan melepaskan tangannya.


DAVELA

Dif...


Radif menatap Davela lalu Tristan dingin.


RADIF

Aku kecewa Vel sama kamu!


Ia langsung berbalik dan meninggalkan mereka.


79. EXT. DI DEPAN ARENA LABIRIN — AFTERNOON

Davela mengejar Radif sambil berkaca-kaca. Tristan mengikuitnya dengan cepat.

Radif akhirnya berhenti.


TRISTAN

Dif, gue cuma bantu...


RADIF

(berbalik dan menunjuk Tristan)

Lo diem!


Iriska, Dido, dan Orlif bingung. Tristan mengangkat tangan.

Radif kembali berbalik dan berjalan meninggalkan rombongan.


IRISKA

(bingung)

Ini ada apa sebenernya?


80. INT. RUANG TAMU, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — NIGHT

Suasana sunyi.

Terdengar bunyi PINTU di buka.

Dido, Moya, Tiyo, TRISTAN, Davela, Orlin, juga Iriska yang berada di ruang tamu menghentikan aktifitas mereka yang sedang bermain ponsel masing-masing.

Mereka semua menatap Radif kikuk. Radif menghampiri Davela yang gugup.


RADIF

Vel, let’s talk.


Tristan hendak ikut berdiri.


RADIF (CONT’D)

(menatap Tristan tajam)

Just Vela and me.

 

Davela pun bangkit berdiri, menarik napas, dan masuk ke kamar Radif.

Pintu tertutup.

Dido kemudian ikut bangkit dan mau menguping dari balik pintu.

Moya kesal dan buru-buru menghampiri Dido, memukul kepalanya.

Semua orang pun akhirnya memilih berpencar dan menyisakan Iriska sendirian di sana.


81. INT. KAMAR PENGINAPAN RADIF, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — NIGHT

Davela menutup pintu dengan gugup.

Kita melihat Radif sudah berdiri di dekat jendela dengan posisi menyamping.

Davela pun mengikutinya.

Mereka sekarang berdiri berhadapan dengan latar bingkai JENDELA dan pemandangan gelap. Mirip lukisan sedih.


RADIF

(mendesah)

Tristan nolong kamu. Okay. (beat) Apa iya sampe harus sampe mesra banget kayak gitu?


DAVELA

Mesra darimananya? Tristan cuma berusaha bersiin luka aku. That’s all. (heran) Kenapa jadi dibesar- besarin sih?


RADIF

Awalnya aku kira ini cuma perasaan aku. Tapi ternyata... kalian memang punya sesuatu yang lebih dari sekedar teman.


DAVELA

(spechless)

What? Aku gak ngerti, Dif. Serius.


RADIF

Vel (beat) aku udah kenal kamu bertahun- tahun. Dan selama itu, aku sama sekali gak pernah liat kamu menghafal detail- detail kecil yang ada dalam diri aku. Tapi selama liburan ini, aku terkejut karena kamu bisa melakukan itu ke Tristan.


Davela menganga.


RADIF (CONT’D)

Kamu tau dia gak suka minum susu panas. Kamu tau dia suka air mancur, takut cicak, selalu melangkah dengan kaki kiri, gak bakal nangis ngupas bawang merah. Dan masih banyak lagi! Teman biasa? Kok sampe segitunya? Padahal kalian juga baru kenal.


Davela makin syok dan menelan ludah. Tidak bisa berkata-kata.


RADIF (CONT’D)

Itu artinya, udah banyak waktu dan hal yang kalian lewatin bersama kan? Bahkan mungkin lebih banyak daripada aku dan kamu selama 2 tahun ini. Iya kan?

 

Davela menunduk. Menahan air matanya yang mau tumpah.

Radif membasuh mukanya dengan sebelah tangan.


RADIF (CONT’D)

Liat sekarang, kamu bahkan cuma diem. Kalo semua yang aku omongin salah, seharusnya kamu bakal nyangkal.

 

DAVELA

Dif, aku minta maaf. Aku bisa perbaiki semuanya. Aku...


RADIF

Selama ini aku selalu percaya kalo kamu punya visi dan komitmen dengan hubungan kita. Tapi (beat) sepertinya kepercayaan aku harus berakhir sampai di sini.


Davela mengangkat kepala dan air matanya jatuh.


RADIF (CONT’D)

Sangat amat disayangkan karena kamu malah menyalah-gunakan kepecayaan yang aku kasih buat pergi pulang kerja sama Tristan. But it’s okay, itu membuktikan bahwa mungkin kita memang nggak berjodoh.


Air mata Davela bergulir lagi.


DAVELA

(memelas)

Dif... aku dan Tristan, nggak seperti yang ada dipikiran kamu. Kita cuma...


RADIF

Kita selesai, Vel.


Davela menahan napas, membelalak.


RADIF (CONT’D)

Dan aku juga gak akan nyalahin Tristan. Karena seharusnya kamu yang bisa jaga diri. Aku harap ke depannya kamu bisa tegas sama diri kamu sendiri.


Davela langsung memeluk Radif.


DAVELA

Please... don’t do this to us! Kamu salah! Aku bener-bener serius sama kamu. Aku punya cita-cita untuk nikah dan hidup selamanya sama kamu, Dif! Dif...


Radif melepaskan pelukan Davela dengan lembut.


RADIF

Tolong hargai keputusan aku. Lebih baik semua ini berakhir sekarang, daripada ke depannya kita cuma saling menyakiti.


Radif lalu melangkah ke pintu dan keluar.

Davela meluruhkan diri ke lantai. Bahuya bergetar hebat. Ia menangis sejadi-jadinya.


82. INT. KAMAR PENGINAPAN RADIF, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — NIGHT

MONTAGE:

Iriska masuk ke kamar Radif dan mendapati Davela yang menangis tersedu-tersedu.

SFX Music Mellow:

Davela menatap Iriska nanar sambil menggeleng kuat-kuat. Tanpa berkata-kata, Iriska langsung memeluk Davela.

 

83. INT. DALAM MOBIL RADIF VAN — NIGHT

Mobil melaju cepat di jalanan luar kota. Kita melihat Radif mengemudi dengan wajah keruh.

Tiba di jelanan sepi ia menepikan mobinya di pinggir jalan. Radif mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

Kamera CU pada tangan Radif yang memegang sebuah CINCIN.

Kemudian Radif mengepalkan cincin itu kuat-kuat dan memukul- muku setirnya.

Radif mengerang dan menangis sejadi-jadinya.


84. INT. RUANG TAMU, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — MORNING

Radif, Iriska, dan Orlin sudah berpakaian seragam profesi dan bersiap pergi dengan koper-koper mereka.

Moya yang sudah bangun pun menemani mereka sambil memegang cangkir kopi.


ORLIN

Kita pamit dulu ya, Moy.


MOYA

Gue panggilin yang lain dulu ya.


IRISKA

Gak usah, kasian masih pada tidur. Titip salam aja ya?


Radif tak berkata apapun, ia hanya tersenyum tipis.


MOYA

(menggaruk leher)

Eng.. (canggung) Yaudah deh kalo gitu, nanti aku sampaikan. Hati- hati ya semuanya.


Radif, Iriska, dan Orlin berjalan keluar pintu sambil mendorong koper masing-masing.


85. INT. KAMAR PENGINAPAN DAVELA, RUMAH VILLA PENGINAPAN MALANG — MORNING

Davela sebenarnya sudah bangun dan mendengar percakapan Moya di depan.

Davela meringkuk di selimut dengan mata panda. Ia bangkit dan berdiri di depan JENDELA.

Tepat saat itu, ia melihat Radif dengan pakaian pilotnya masuk ke mobil dan pergi.

Davela menatap kepergian itu dengan sejuta kepedihan. Ia pun kembali kekasurnya dan meringkuk di sana sambil menangis.

BLACKOUT.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar