Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perfect Strangers - Script
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1 (SCENE 1-21)

1. INT / EXT. LANTAI DUA, RUMAH TRISTAN — AFTERNOON

Kamera CU pada tangan yang nantinya penonton ketahui milik TRISTAN RIVANDAR (26), memegang kamera mengarah ke arah atas.

Tangannya menjepret langit cerah beserta segerombol burung walet yang kebetulan lewat. SFX bunyi jepretan kamera sebanyak dua kali.

Kemudian ia menurunkan tangannya. Objeknya berganti menjadi bukit-bukit batu yang terlihat dari jauh.

KAMERA TRACK DOWN TO: Tristan fokus pada satu objek menarik di seberang rumahnya.

ZOOM IN hingga CU pada wajah seorang gadis cantik yang nantinya kita ketahui sebagai DAVELA ISYANI (24), tengah berjongkok sambil mengikat tali sepatu anak laki-laki kecil.

Kamera MCU pada Tristan yang melepas kamera dari mata dan menyunggingkan senyum.

CUT TO:


2. INT / EXT. DALAM KAMAR, RUMAH DAVELA — AFTERNOON

Kita meliihat meja putih penuh barang. Benang, payet, manik, gunting, DUA lembar printing baju-baju fashion yang bertema liburan musim panas.

CAMERA CHANGE FOCUS TO: Davela masuk ke kamar lalu duduk di meja kerjanya, mengetik sesuatu di laptop.

INSERT TO:


Tiba-tiba PONSEL Davela di meja bergetar dan layarnya menyala.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan panggilan video dari akun bernama Radif Naraputra. BACK TO:

Davela langsung membukanya.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan RADIF NARAPUTRA (30) lengkap dengan baju pilot, dan mengenakan kaca mata hitam di ruang kemudi pesawat.

INTERCUT TO:


2A. INT. RUANG KEMUDI PILOT, DI PESAWAT — AFTERNOON

RADIF

(melambaikan tangan)

Hei, sayang! Bentar lagi aku take off ke Lombok. Terus ke Bali, Jogja, terakhir nanti baru Jakarta. Kamu jalan jam berapa ke pemotretan? Udah lunch kan?


POV Radif: Davela tersenyum di layar dan membalas lambaian Radif.

DAVELA

Iya, ini aku mau ganti baju, siap- siap, terus langsung jalan...

 

Radif lalu mengangkat PAPER BAG cokelat dan menggoyang- goyangkannya ke layar ponsel.

RADIF

Lihat nih... Can’t wait to give you this!


Davela melebarkan mata.

DAVELA

Whoaw... apa tuh?

RADIF

Kalo aku kasih tau sekarang kan bukan surpirse namanya. Sabar ya... tunggu aku pulang!

DAVELA

(pura-pura manyun)

Iya deh, iya. Cepetan ya, jangan lama- lama.


INTERCUT TO:


2B. INT. KAMAR DAVELA, RUMAH DAVELA — AFTERNOON

POV Davela: Kamera CU pada IRISKA (29), lengkap dengan seragam pramugari, muncul di belakang Radif.


IRISKA

Aduh duh... so sweet amat sih berdua. (menatap Vela).


RADIF

Iya lah. Memang elo, jomblo!


IRISKA

(menatap Radif jengkel)

Asem ah. Diem! (menatap Vela) Halo sepupuku sayang... Btw, powerbank kamu di tasku loh. Sorry lupa balikin.


DAVELA

(mengacungkan jempol)

It’s okey, kak. Kalian juga udah lunch kan?


Davela melihat Radif di layar membentuk mulut duck face dan menggeleng.


RADIF

Belum. (beat) Belum kamu suapin...


IRISKA

(mendorong bahu Radif)

Geli! Manja banget lo ah!


RADIF

Gapapa dong, kan ke pacar. Makanya kan gue bilang... jangan jomblo.


IRISKA

(mencubit Radif)

Apaan sih? Jombla, jomblo melulu yang lo bahas! Gue kan single high quality gitu loh! Dah ah, gue mau serving dulu. (bete) Pusing gue! (pada Davela) Bye Vel, see you!

 

POV: Irika lalu keluar dari ruang pilot.

Davela hanya meringis. Ia bangkit dari kursi, menuju lemari pakaian, sambil tetap menatap ponsel yang ia taruh di holder phone.


DAVELA

(buka lemari baju)

Jangan godain Kak Iris terus ah. Kasian tau?


RADIF

Biar seru! HAHAHA. Ya udah sana, siap-siap dulu. Talk to you later, Sayang!


Radif melambaikan tangan, tersenyum.

DAVELA

(melambaikan tangan dari jauh)

Love you! Take care!


Layar ponsel kembali BLACK OUT.

CUT TO:

Davela kembali menatap isi lemari dan memilih beberapa OOTD, memadu pandankannya.

Pilihan terakhir jatuh pada BLOUSE BIRU off shoulder dengan celana jeans pensil yang akan dipakai.

DAVELA

Perfecto!


3. EXT. JALAN RAYA — AFTERNOON

Matahari tinggi. Jalanan lumayan merayap. Motor dan mobil saling salip.

INSERT TO:


Motor berhenti sebentar di lampu merah.

Davela tersenyum haru melihat sepasang kakek dan nenek bergandengan menyebarang jalan.


DAVELA (V.O.)

Melihat pemandangan seperti ini kadanag bikin gue iri. Gue dan Radif... kami banyak dipisahkan oleh jarak dan waktu. Bahkan hubungan kami lebih kompleks dari LDR.


Lampu hijau. Motor pun kembali melaju lurus, lalu berbelok kiri.

Davela tepat tiba di lapangan parkir studio pemotretan dan turun. Kepalanya menengadah ketika mendengar bunyi pesawat melintas.


DAVELA (V.O.)

Awalnya, gue sendiri merasa nggak yakin bisa menjalani semuanya. (beat) Tapi ternyata gue bisa. Rahasianya? Hanya satu.


Davela lalu menurunkan kepalanya dan berjalan masuk ke studio.


DAVELA (V.O.)

Sabar... Gue percaya, kesabaran adalah jalan untuk segala keindahan yang bertahan lama.

 

4. INT. LOBI, STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Davela masuk ke studio ketika MOYA (26), sahabat kuliah DAVELA, baru saja selesai teleponan. KITA melihat Moya yang berambut cokelat ombre abu-abu, antusias dan langsung menghampiri Davela.

Davela tersenyum lebar dan teriak histeris.

Davela dan Moya langsung cipika cipiki sambil berpelukan.


MOYA

(melepas pelukan sambil mengamati Davela)

Lo kok kurus banget sih sekarang?


DAVELA

(mengerutkan dahi)

Masa? Perasaan sama-sama aja deh.


MOYA

(tertawa)

Seriously, yes. Eh, yuk gue kenalin sama anak-anak lain.


Moya lalu menggandeng Davela ke masuk ke bilik rias.

CROSSFADE:


5. INT. POWDER ROOM, DI STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Terlihat cowok kurus berkacamata, yang sedang membereskan beberapa perlengkapan hair do. Serta DIDO (29) cowok bertubuh gendut, sedang merias seorang model perempuan.

Dido melempar senyum terbaiknya, Davela membalas itu sambil melambaikan tangan.


MOYA

Guys, ini Davela udah dateng.


DAVELA

(menyapa)

Hai semuanya!


Davela kemudian beralih pada TIYO (26), penata rambut yang berpakaian cukup ketat.


DAVELA (CONT’D)

Ini pasti Mas Tiyo yang hair do, kan?


TIYO

Jangan panggil mas, gue masih 22 tahun loh, Shay...


DIDO

(menimpali)

Ditambah 8. Gak usah sok muda gitu deh, cyin. Udah tuwir ya tuwir aja.


TIYO

(menoleh pada Dido)

Nyamber aja lo kayak geledek, diem lo dugong!


DIDO

Diem lo cicak!


Davela mengerinyit dan menahan geli. Semua orang tertawa.


MOYA

Maklumin aja ya, mereka emang yah... (mengendikan bahu) gitu lah. Capedeh!


Davela kemudian terkekeh dan mengangguk.


DAVELA

Gak beda jauhlah sama Iris dan Radif. Btw, props fotonya dimana? Biar gue bantu cek dulu.


MOYA

Masa iya? (tertawa) Oke, yuk kita ke sebelah.

 

Moya mendorong pintu powder room di pojok ruang yang langsung terhubung ke ruang pemotretan.


CROSSFADE:


6. INT. RUANG PEMOTRETAN, DI STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Kita melihat suasana studio itu cukup tenang, namun banyak property seperti lighting dan sterofoam bernuansa laut bertebaran memenuhi set.

Davela terlihat puas melihat set-nya. Ia berjalan dan mematiskan beberapa ornamen lain seperti payung yang dihias kerang laut.


DAVELA

(senyum)

Oke nih. Nice. Kokoh. Gak perlu gue kasih lem tambahan.


Moya mengangguk senang.

Davela kemudian meletakkan tas-nya di sebuah meja panjang yang masih kosong di sudut ruang foto. Moya mengikuti.


MOYA

Anyway, thanks banget Vel, lo udah mau gabung ke project ini. Plus nyariin klien lagi!


DAVELA

Santai aja kali, Moy. Kayak apa aja deh lo! Gue malah seneng, abis resign langsung dapet job! (tertawa) Itung-itung ini reuni kita juga lah. Yakan? Yakan?


MOYA

(tertawa dan mengganguk)

Asli! Gue seneng banget pokoknya (memeluk Davela). Akhirnya ya, setelah 6 tahun... Oh ya. Terus lo udah berapa lama ya sama Radif? Udah lama banget loh gue gak ketemu doi.


DAVELA

Iya. Jalan 2 tahun. Doain aja ya, tahun depan rencananya kita nikah.


MOYA

AMIN!


DAVELA

(celingak-celinguk)

Fotografer mana?


MOYA

(tepok jidat)

Eh iya, gue sampe lupa sama si Tristan! Dia dulu temen kuliah gue di Singapura. Orangnya jago banget, tapi jangan kaget ya jahilnya kabangetan. Eh, eh, eh (heboh) tapi udah dimana ya dia? Kok belom nongol sih?


Moya langsung mengambil ponsel dari kantong.

Kamera CU pada layar HP, tampak panggilan telepon pada akun bernama TRISTAN FOTOGRAFER USIL. BACK TO:

Moya berwajah bingung melepaskan HP dari telinga.


MOYA (CONT’D)

Gak aktif lagi.


DAVELA

Paling lowbat terus kena macet dikit. By the way, toilet dimana ya sis? Pengen pipis.


MOYA

(sambil mengetik-ngetik ponsel)

Oh... di lantai dua. Lo naik dari tangga di belakang background. (menunjuk tembok bagian tengah)


DAVELA

Okay. Naik dulu gue.


Davela pun bergegas melangkah ke sisi barat dan menaiki tangga, meninggalkan Moya masih nyoba telepon Tristan.


7. EXT / INT. LAPANGAN PARKIR, AREA STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Tristan Rivandar mengendarai MOTOR NINJA HITAM dengan memakai helm full face HITAM, masuk ke lapangan parkir studio.

Ia memarkirkan motor ninjanya di bawah pohon, melepas helmnya, dan turun.

Tristan melangkah ke studio.

CUT TO:

 

8. INT. LOBI UTAMA, STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Tristan membuka pintu ruang pemotretan dan langsung disambut Moya yang melipat tangan.

Tristan melangkah mendekati MOYA sambil menyeringai lebar.


MOYA

(gusar)

Lo nih! Bisa-bisanya telepon malah gak aktif. Bikin gue parno aja!


TRISTAN

(mencubit pipi Moya)

Lupa gue cas semalem. Tumben lo khawatir sama gue. Fix hari ini maunya banyak nih...


Moya mencibir.


MOYA

Buruan set up kamera lo! Semuanya udah ready tau!


Tiba-tiba ada suara keras dari utara ruangan.


TIYO

TRISTAANNN.......!

INSERT TO:


KAMERA CHANGE FOCUS TO: Tiyo antusias melihat Tristan dan langsung cipika-cipiki.

Moya pun mendesah sambil kembali ke ruang pemotretan. Tristan dan Tiyo mengikuti langkah Moya.


TRISTAN

(riang)

Apa kabar lo, Yoyo?


TIYO

(gembira)

Baik dong. Baru sebulan gak ketemu, kok lo tambah ganteng aja sih say...

 

TRISTAN

(tertawa)

Jelas! Kalau lo bilang gue tambah jelek, nanti kena pidana pasal 314 loh. Tentang pemfitnahan.


TIYO

Dasar lo, jayus melulu. Tapi yaudalah, orang ganteng mah bebas...

CUT TO:


9. INT. POWDER ROOM, DI STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Dido baru aja selesai merias model. Dido sumingrah melihat Tristan.


DIDO

Eh cogan kita udah dateng...

 

Tristan membalasnya sambil mengedipkan mata.


TRISTAN

(melangkah ke ruang foto)

Gue siap- siap dulu deh...


10. INT. RUANG PEMOTRETAN, DI STUDIO PEMOTRETAN — AFTERNOON

Tristan meletakan tasnya di lantai. Tristan lalu duduk bersila dan memasang lensanya.

Ia mengangkat kameranya untuk melakukan tescam di depan layar putih kosong.

CAMERA CHANGE FOCUS TO: Davela tiba-tiba muncul dari belakang background.

POV LENSA KAMERA: Davela jadi tak sengaja IN FRAME di kamera Tristan.

BACK TO:

Tristan terlihat sangat terkejut, tangannya menurunkan kamera dengan gerakan lamban.


DAVELA

(kaget)

Eh... sorry-sorry! Gue gak lihat lo lagi tescam.


TRISTAN

(bergeming)

Gak... apa-apa.


Tristan lalu berdiri dan berjalan mendekati Davela.


DAVELA

(menyodorkan tangan)

Gue Davela. Lo pasti...


TRISTAN

(balas jabat)

Tristan Rivandar. Panggil Tristan aja. (senyum)

 

Tristan kemudian menatap Davela lurus-lurus selama lima detik. Ia memegang tangan Davela dan bergeming.

Davela pun salah tingkah dan berusaha menggerakan tangannya.

Dido pun menghampiri dan mengibaskan percikan air mangkok dengan pake daun kering yang menjadi properti foto pada Tristan.

Tristan kaget dan langsung melepaskan tangannya.


TRISTAN (CONT’D)

(kaget, mengelap wajah)

Aduh... lo apa-apaan deh, Dooo!


DIDO

Lo yang apa-apaan! Kalo kesambet jangan ngerugiin orang! Kasian Davela noh, (nunjuk tangan Tristan) dari tadi tangannya gak lo lepas- lepas!


Semua orang tertawa.

Davela berlalu dengan kikuk.


MOYA

(menepuk tangan tiga kali)

Ayo mulai-mulai... Durasi nih! Tan, pokoknya gue denda ya lo kalo jahil sama Davela! Udah ada cowok ya dia!


Tristan nyengir dan melirik ke arah lain.

Kamera MCU pada Davela yang sedang membenahi rambut model di sudut ruang. BACK TO:

Tristan masih menatap lekat.


TRISTAN

(bergumam)

Berapapun, gue siap bayar dendanya. (nyengir)

 

POV Tristan: Kamera MCU pada Davela yang melihat ke arah sini sesaat dengan wajah datar, lalu membuang muka.

Davela kembali sibuk pada model setinggi 170cm yang mengenakan gaun hitam.


DAVELA

Aduh, wait-wait! Ini rambutnya aku benerin bentar. (sambil menyemprotkan hairspray ke sisir)

 

Davela pun menata rambut dengan seksama. Model bingung. Celingukan mencari Tiyo yang seharusnya ada untuk merapikan rambutnya.


DIDO

Lah, kok jadi Vela? Tiyoooooo!!!!


KAMERA CU pada Tiyo yang sedang ketiduran di pojok ruang. Tiyo tersadar.


DIDO (CONT’D)

Touch up woy! Gila lo gabut!


Tiyo terbirit-birit sambil bawa hairspray dan sisir. Moya hanya bisa menarik napas.

FADE TO:


11. EXT - DEPAN GEDUNG, DI STUDIO PEMOTRETAN — NIGHT

Perlihatkan suasana senja. Jika perlu, tambahkan sound effect suara azan magrib dari kejauhan. 

Semua orang saling berpamitan dan berpisah di depan pintu studio. Moya dan Tiyo berboncengan pulang dan melambaikan tangan pada Davela.

Davela membuka ponsel.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan pesan Radif : Vel, aku delay dua jam. Kamu selesai jam berapa? BACK TO:

Davela mengetik di HP.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan pesan balasan Davela: Ini baru selesai. Okay, stay safe, jangan lupa makan malam, Dif! I love you. BACK TO:

Davela melangkah ke arah jalanan besar dan berdiri di pinggir trotoar.


12. EXT. PINGGIR JALAN DEPAN, STUDIO PEMOTRETAN — NIGHT

Davela fokus menoleh ke sebelah kanan jalan, menunggu bus lewat.

Kita melihat Tristan dengan motornya berhenti di belakang Davela dan membuat Davela terkejut.


TRISTAN

Bareng gue aja vel.


DAVELA

(menggeleng)

Thanks, Tan. Tapi gue bisa pulang sendiri. Lagian rumah gue agak jauh.


TRISTAN

No problem, kita searah kok...


Davela mengerinyitkan dahi. Ia mengabaikan TRISTAN dan langsung melambaikan tangan pada bus yang akhirnya melintas dari kejauhan.

Bus pun berhenti.


DAVELA

Gue duluan ya.


Davela menatap Tristan acuh tak acuh dan masuk ke bus. Tristan melihat penuh perhatian ke satu arah.

Kamera MCU pada BUKU JATUH DARI TAS DAVELA. BACK TO:

Tristan langsung turun dari motor dan memungutnya.

Tristan mau teriak ke Davela tapi batal. Sambil tersenyum ia memasukkan buku itu ke tas punggungnya dan kembali menaiki motornya.


DIDO

(menepuk Tristan)

Nah, daripada itu jok belakang mubazir, mendingan pantat gue yang nebeng.


Tristan menoleh pada Dido yang tahu-tahu ada di sampingnya.


TRISTAN

(menoleh)

Bener juga ya. Yaudah, cepetan naik!


Dido pun tersenyum senang dan mengangkat sebelah kakinya.

Tristan langsung injak gas sebelum Dido sempat naik. Hal itu membuat Dido hampir terjengkang karena kaget.


DIDO

(teriak sambil merengek)

Eh, sompret! Tungguin gue... Ah, awas lo ya! Anjrit! Kupret!


13. EXT. JALAN RAYA DEPAN, STUDIO PEMOTRETAN — NIGHT

Tristan yang sudah melaju beberapa meter di depan Dido pun berhenti.


TRISTAN

(tertawa dan menoleh ke belakang)

Orang gendut itu harus jalan kaki! Biar cepet kurus!!! Katanya lo mau diet? Jangan cuma wacana doang donggg! Byeeeeeee!!!


Tristan pun meninggalkan Dido yang mengeluarkan sumpah serapah.


DIDO

(berlari)

Gila ya! Tega banget lo! Besok minuman lo gue kasih racun kecoa baru tau rasa!


Tristan tertawa terbahak-bahak sambil melaju membelah jalan raya.


14. INT / EXT. DALAM BUSWAY — NIGHT

Davela menoleh ke belakang.

Kamera LS pada Dido yang mengejar-ngejar Tristan yang melaju santai dengan motor. BACK TO:

Davela mengerutkan dahi sambil menggeleng-geleng. Lalu ia tersenyum.

FADE TO:

 

15. EXT / INT. HALAMAN DEPAN, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Davela membuka pintu rumah dan merapikan sepatunya di rak. Davela berjalan ke kamar.


16. INT. KAMAR DAVELA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Davela meletakkan barang-barangnya di lantai. Ia lalu membuka lemari dan mengambil handuk.

Davela melangkah ke kamar mandi. Terdengar suara bel rumahnya berbunyi.

Davela langsung keluar kamar dan melangkah ke pintu utama.

 

17. INT / EXT. RUANG UTAMA, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Davela membuka pintu dan melongo.

Kamera MCU pada Tristan yang berdiri di ambang pintu.


TRISTAN

(tertawa)

Emang muka gue kayak setan Valak ya sampe lo shock gitu?


DAVELA

(sengak)

Bukanlah. Gue kaget. Lo kenapa di sini? (marah) Ngikutin gue lo ya?


TRISTAN

Geer ah. Gue cuma mau balikin ini... 


Tristan terdiam sebentar sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. BUKU COKELAT dengan inisial DI di pojok kanan.

Davela yang sudah hendak marah langsung diam melihat benda kesayangan miliknya ada di tangan Tristan.


TRISTAN (CONT’D)

Punya lo kan?


DAVELA

(kaget) Kok bisa di lo?


TRISTAN

Tadi jatuh pas lo buru-buru ke bus. Makanya, hati-hati. Untung gue yang nemu. Kalau tukang gorengan gimana? Udah dijadiin bungkus cabe rawit kali.


DAVELA

(meringis) Sorry... Sorry... Gak maksud gitu gue. Thanks, ya...


Davela mau mengambil bukunya dari tangan Tristan, namun Tristan meletakkan tangannya di belakang.


DAVELA (CONT’D)

Eh? Buku gue!


TRISTAN

Penemuan penting itu gak ada yang dibalas cuma-cuma.


DAVELA

(heran) Maksud lo?


TRISTAN

Gue balikin ini buku, dengan satu syarat. Besok, lo pulang dan pergi bareng gue. Deal?


DAVELA

(melotot)

Gue kan udah bilang, gue gak mau...


TRISTAN

Ngerepotin? Bahkan gue ke sini aja nggak pake motor saking deketnya.


Jawaban Tristan makin membuat Davela bingung.


TRISTAN (CONT’D)

Bukunya gue bawa dulu, sebagai jaminan...


Tristan langsung berbalik, meninggalkan Davela menganga seperti patung.

Davela melangkah pelan ke teras, melihat Tristan datang tak menggunakan motor.

Pandangan Davela terus mengikuti gerakan Tristan yang berjalan ke seberang rumahnya.

CUT TO:


18. INT / EXT. TERAS DEPAN, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Davela menggeser mata mengikuti jalannya Tristan menyeberangi jalan.

Kamera MCU pada Tristan yang menyeberangi jalan hingga tiba di rumah seberang jalan. BACK TO:

Davela melongo.


18A. EXT / INT. HALAMAN DEPAN, RUMAH TRISTAN — NIGHT


TRISTAN

Good night, tetangga baru! Sampai besok!

Tristan mengedipkan sebelah mata dan menutup pintu.

INTERCUT:


18B. EXT / INT. TERAS DEPAN, RUMAH DAVELA DAN IRISKA — NIGHT

Davela juga menutup pintu lalu bersandar di sana.


DAVELA

Anjir! Kok bisa sih?

FADE TO:


19. INT. KAMAR TRISTAN, RUMAH TRISTAN — NIGHT

Tristan merebahkan diri di kasur sambil menyilangkan kedua tangan di belakang kepala.

BCU Tristan mengingat kejadian tadi siang saat bertemu Davela.

 

FLASHED TO:

BAGIAN DARI SCENE 10

20. INT. RUANG PEMOTRETAN - STUDIO PEMOTRETAN — NIGHT


DAVELA

(menyodorkan tangan) Gue Davela. Lo pasti...


TRISTAN

(balas jabat) Tristan Rivandar. Panggil Tristan aja. (senyum)


Tristan kemudian menatap Davela lurus-lurus selama lima detik. Ia memegang tangan Davela dan bergeming.

BACK TO PRESENT:


21. INT. KAMAR TRISTAN, RUMAH TRISTAN — NIGHT

BCU Tristan menarik napas dan tersenyum penuh arti.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar