Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
98. EXT. JALANAN - SIANG
Astrid berjalan dengan angkuh. Tapi tak lama kemudian dia menghentikan langkah, memejamkan mata sebentar, menyesali sesuatu.
ASTRID (V.O)
(memikirkannya)
(melanjutkan langkah)
POV ASTRID : Dunia di depan Astrid berputar.
Astrid kembali menghentikan langkah karena kehilangan keseimbangan.
ASTRID
(menggeleng cepat, mencoba memperjelas pandangan)
Astrid menghela napas, lalu melangkah lagi.
Dariel yang duduk di atas mobil, menggerakkan telapak tangannya ke arah Astrid.
Astrid kembali terhuyung. Kali ini ke tengah jalan.
SFX : Suara klakson keras mobil.
Astrid bergegas menepi, lalu duduk di satu sisi.
Dariel menggerakkan tangannya lagi.
BCU : Sejumlah uang sudah ada di tangan Dariel.
Dariel menyimpan uangnya, lalu menghampiri Astrid yang memejamkan mata sambil memijat kepalanya, pusing.
Lo
(berbisik pada Astrid)
CU : Astrid membuka mata.
Astrid melihat tidak ada siapapun di sekitarnya.
ASTRID
(bingung)
CUT TO :
99. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - SORE
Heira baru saja datang, lalu menutup pintu kamar dari dalam. Dia menghela napas panjang, lalu matanya mulai berkaca-kaca.
SFX : Suara jendela yang berayun keras.
Heira melihat jendela itu membuka dan menutup sendiri. Dia lalu mengulurkan tangan ke luar jendela.
HEIRA
(lalu melihat ke dalam ruangan)
Tidak ada jawaban.
HEIRA
(melihat sekeliling)
Hening.
Heira terduduk di kursi. Dia lalu tersentak melihat sejumlah uang yang ada di bawah novelnya.
Heira segera mengambil dan menghitung uang itu, lalu terpikir sesuatu.
Dariel berdiri sambil bersandar pada dinding, melihat Heira.
DARIEL (V.O)
DISSOLVE TO FLASHBACK :
100. INT. RUANGAN BERNUANSA MEWAH - MALAM
Heira sedang bermain kartu dengan seorang wanita berpenampilan glamour (Mira, 35 THN).
Heira melihat deretan kartu di tangannya, berpikir keras.
Dariel berdiri di belakang Mira, mengamati kartu di tangan wanita itu.
Heira menghela napas, menarik satu kartu.
DARIEL
(tiba-tiba muncul di samping Heira)
Heira mulai ragu.
MIRA
Heira melihat Mira, lalu mengeluarkan satu kartu di meja.
Mira tersentak, sementara Dariel tersenyum puas.
FADE OUT & FADE IN :
101. INT. RUMAH ASTRID - MALAM
Heira menghitung banyak uang. Dia tersenyum senang, lalu melihat Astrid.
HEIRA
(memberikan sejumlah uang pada Astrid)
ASTRID
(menerima uang itu)
(lalu mengalihkan pandangan)
HEIRA
(menyimpan uang di tas, lalu mengambil ponsel, mengetikkan sesuatu)
ASTRID
(hampir tertawa melihat Heira masih fokus dengan ponsel)
HEIRA
FADE OUT & FADE IN :
HEIRA
(lalu melihat uang di tangannya)
Dariel tersentak melihat Heira.
HEIRA
(mengingatnya)
(melihat ke sekeliling sebentar)
Dariel terenyak memikirkannya.
CUT BACK TO ASTRID :
SFX : Dering ponsel Astrid.
Astrid mengambil ponsel, tercekam melihat siapa yang menelfon. Dia tidak menjawab panggilan itu, memikirkan sesuatu.
SFX : Denting ponsel Astrid
Astrid kembali melihat ponselnya.
BCU : Layar ponsel Astrid : Pesan dari Bu Dini :
Kenapa nggak buka pintunya?
Saya tau kamu di dalam.
Atau saya terpaksa merusak pintunya keluarin barang-barang kamu sekarang.
Astrid tersentak, segera membalas pesan, lalu bergegas pergi setengah berlari.
CUT TO :
102. EXT. DEPAN CAFE - SORE
Astrid menghentikan langkah. Napasnya masih terengah, melihat Bu Dini berdiri di depan pintu.
POV ASTRID : Bu Dini tampak tidak sabar menunggu, lalu melihat Astrid.
Astrid menghela napas panjang, cemas.
CUT TO :
103. INT. CAFE - SORE
Astrid duduk berseberangan dengan Bu Dini.
BU DINI
Astrid terdiam memikirkannya.
BU DINI
(lalu melihat Astrid)
ASTRID
BU DINI
(kesal melihat Astrid)
(jeda)
(lalu melangkah pergi)
CUT TO :
104. EXT. DEPAN CAFE - SORE
POV ASTRID : Bu Dini masuk ke mobil, lalu sopirnya melajukan mobil itu pergi.
Astrid melihat mobil Bu Dini menjauh dengan tatapan sedih. Dia lalu masuk ke cafe, menutup pintunya dari dalam.
CUT TO :
105. INT. CAFE - SORE
Astrid terduduk di lantai, bersandar pada dinding sambil melihat ponsel.
ASTRID
(tidak habis pikir melihat ponsel)
BCU : Layar ponsel Astrid : Tampilan foto profil WhatsApp saat penggunanya memblokir kontak Astrid.
Astrid menggulir layar ponselnya.
BCU : Layar ponsel Astrid : Nomor lainnya menampilkan foto profil yang sama.
ASTRID
(menyandarkan kepala di dinding, memikirkan sesuatu)
(memejamkan mata, menyesal)
SFX : Suara ketukan pintu.
Astrid menoleh melihat pintu.
CUT TO :
Astrid membuka pintu. Sebuah amplop cokelat jatuh tepat di kakinya. Dia mengambil amplop itu, lalu melihat ke sekitar.
POV ASTRID : Tidak ada seorang pun di sekitar Astrid.
Astrid kembali melihat amplop.
BCU : Tulisan pada Amplop : HEIRA (V.O)
To : Astrid
Lo nggak perlu jadi lo yang dulu buat dapetin apa yang lo pengen sekarang.
Heira.
ASTRID
(mencoba mengingat)
CUT TO :
Astrid menutup pintu dari dalam, lalu duduk sambil membuka amplop cokelat. Dia tersentak melihat isinya.
BCU : Sejumlah uang yang baru saja dikeluarkan Astrid dari amplop.
ASTRID
(masih tidak percaya, kembali melihat amplop)
(mencoba mengingat, lalu pergi ke ruangan lain)
CUT TO :
106. INT. CAFE. KAMAR ASTRID - SORE
Astrid membuka laci, lalu mengeluarkan sebuah buku.
BCU : Buku di tangan Astrid bertuliskan : ASTRID (V.O) :
*Foto-foto Astrid dan teman-temannya yang hadir dalam acara pembukaan cafe.
Astrid mengingatnya.
DISSOLVE TO FLASHBACK :
107. INT. CAFE - MALAM
Di meja tersaji berbagai makanan enak.
ASTRID
(makan dengan lahap)
HEIRA
ASTRID
(kesal menatap Heira)
HEIRA
(tersentak melihat Astrid)
ASTRID
(masih kesal menatap Heira)
Heira hampir tertawa, lalu makan.
ASTRID
(sambil mengunyah makanan)
Heira terbahak mendengarnya.
FADE OUT & FADE IN :
ASTRID (V.O)
Astrid melihat amplop berisi uang di tangannya, lalu teringat sesuatu.
ASTRID
(heran)
(tersenyum singkat)
(lalu teringat sesuatu)
Astrid bergegas menelfon Bu Dini.
ASTRID
(berbicara di telfon)
(jeda)
CUT TO :
108. EXT. PENGINAPAN DI PEGUNUNGAN. TERAS - SORE
Heira sedang melihat berita di ponsel, sementara Ochi duduk di sampingnya, sibuk dengan ponselnya sendiri.
HEIRA
(menunjukkan ponselnya pada Ochi)
OCHI
(lalu membaca artikel di ponsel Heira)
HEIRA
(ngeri memikirkannya)
OCHI
(mengembalikan ponsel Heira)
HEIRA
OCHI
(mengangguk melihat Heira)
(tersenyum melirik Heira)
HEIRA
(hampir tertawa)
OCHI
Heira cemberut, sementara Ochi tertawa melihatnya.
OCHI
(mengirim pesan di ponsel, lalu tersenyum meletakkan ponselnya di meja)
Heira lalu melihat Ochi.
OCHI
(jeda)
HEIRA
OCHI
(tidak habis pikir)
HEIRA
(tersentak)
OCHI
HEIRA
OCHI
(antusias melihat Heira)
HEIRA
(mengingatnya)
OCHI
(mengerti)
Heira tersenyum.
OCHI
HEIRA
(tidak habis pikir, kembali fokus pada buku)
OCHI
(tersenyum)
HEIRA
(tersentak, lalu melihat Ochi)
OCHI
(lalu melihat Heira)
Heira mengalihkan pandangan, tidak setuju.
OCHI
HEIRA
OCHI
Heira tertawa.
OCHI
ELS : Ochi terus memaksa, sementara Heira menolaknya.
CUT TO :
109. EXT. PUNCAK GUNUNG - FAJAR
ESTABLISH : MATAHARI TERBIT
Heira terpana melihat pemandangan matahari terbit. Dia lalu tersenyum kecil.
Heira melihat sekeiling, tapi tidak menemukan Ochi di manapun.
HEIRA (V.O)
(kembali melihat matahari terbit)
(memikirkannya)
Heira lalu tersentak melihat segelas kopi di depannya. Dia menoleh, melihat siapa yang mengulurkannya.
JULIAN
(tampak dari belakang)
(jeda)
HEIRA (V.O)
(terpaku menatap Julian)
DISSOLVE TO FLASHBACK :
DARIEL
HEIRA
(terenyak)
DARIEL
(bersandar di sofa, berpikir sebentar)
(jeda)
FADE OUT & FADE IN :
Julian—yang memiliki wajah mirip dengan Dariel, tersenyum melihat Heira.
DARIEL (O.S)
Julian menegaskan pemberiannya.
Heira menerima kopinya, masih terenyak.
HEIRA
(kembali melihat Julian)
Julian mengangguk, lalu meminum kopinya sendiri.
Ochi yang berada tak jauh di belakang Heira dan Julian, kini tersenyum.
Heira dan Julian melihat pemandangan matahari terbit sambil minum kopi. Mereka bersamaan melihat satu sama lain, lalu tersenyum.
ZOOM OUT : Julian memulai pembicaraan dan Heira menanggapinya.
THE END
Thanks For Reading :)