Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PERFECT STALKER
Suka
Favorit
Bagikan
6. Enam

59. EXT. JALANAN. MOBIL PICK-UP - MALAM

Pak Ilyas duduk di samping temannya yang sedang menyetir mobil. 


PAK ILYAS

(berbicara di telfon)

Kenapa nggak langsung bilang, Bu?


INTERCUT WITH BU NAMI :

60. INT. RUMAH HEIRA. TOKO ATK - MALAM

Bu Nami duduk mencatat stok barang sambil berbicara di telfon. 


BU NAMI

Nggak bisa, Yah. 
Tau-tau—
Aku bahkan nggak berani lama-lama lihat dia. 

(menghela napas cemas)

Kamu aja yang bilang. 
Dia kan lebih nurut sama kamu?


PAK ILYAS

Ya udah. 
Kalau kerjaan selesai, aku ke kos Heira. 

(lalu menutup telfon)


TEMAN AYAH

Heira nggak di rumah?


PAK ILYAS

(melihat temannya sebentar)

Nggak. Sekarang dia kos. 
Urusan kerjaan. 


TEMAN AYAH

Oh..

(mengangguk, kembali fokus dengan jalanan di depan)


Pak Ilyas mengalihkan pandangan, memikirkan sesuatu. 


CUT BACK TO HEIRA


Heira duduk sendirian di sofa. 


HEIRA 

Jadi ibu juga tau? 

(lalu melihat tulisan yang muncul di layar laptop)


BCU : Tulisan di layar laptop :

"Iya."


HEIRA

Dari mana mereka tau tentang lo?


BCU : Tulisan yang muncul di layar laptop :

"Dari orang-orang seperti teman Ochi."


HEIRA

(terenyak)

Jadi, gue nggak bisa lihat lo lagi? 


Dariel tersentak, melihat wajah sedih Heira. 


HEIRA

Gimana.. 

(matanya mulai berkaca-kaca)

Biar gue bisa lihat lo lagi? 


BCU : Tulisan di layar laptop :

"Minta tolong temen Ochi."


HEIRA

Yang bener aja!

(tidak habis pikir)


Dariel kembali mengetik. 


DARIEL (V.O)

Kenapa lo sedih?
Bukannya lo mau gue pergi?


HEIRA 

(terenyak)

Nggak adil rasanya. 
Lo bisa lihat gue.
Sementara gue nggak bisa lihat lo. 


Muncul tulisan di laptop Heira. 


BCU : Tulisan di layar laptop :

"Bohong."


Heira tersentak, lalu meninggalkan Dariel, minum segelas air. 


BCU : Bungkus snack di meja membuka sendiri. 


HEIRA 

(mengambil snack itu, lalu melihat ke samping)

Apa gunanya tanya sementara lo bisa baca pikiran gue?

(menaruh snack di meja, kesal)


Heira mematikan lampu, lalu bergegas tidur. 


CUT TO : 


Dariel memperhatikan Heira yang tertidur pulas. 


ZURZIEL (O.S)

Dia menyukaimu.


Dariel tersentak.


ZURZIEL (O.S)

Kalau kau tidak bisa membuatnya jahat.
Jadikan dia pengantinmu. 
Kau juga menyukainya, kan?


Dariel terenyak memikirkannya.

Zurziel muncul di satu sisi. Sosoknya hanya diperlihatkan dari belakang. 


ZURZIEL 

Kalau kau tidak bisa, aku yang akan menggantikanmu!


DARIEL

(tersentak, menghampiri Zurziel)

Kau??

(jeda)

Ini bukan urusanmu!


ZURZIEL

(tertawa licik)

Terus diam saja seperti manusia bodoh. 
Sebentar lagi mereka akan melenyapkanmu dari pikirannya!


DARIEL 

Pergi.


Tangan Zurziel mengepal, kesal. 


DARIEL

Gue bilang pergi!!

(mendorong Zurziel hingga menabrak meja)


Barang-barang di meja jatuh berantakan.

Heira terbangun, melihat barang-barang itu berserakan di lantai. 


HEIRA

Dariel?

(mencoba mencari keberadaan Dariel)

Lo di mana?


Heira lalu mengambil barang-barang dari lantai.


CUT TO :


Barang-barang sudah kembali tertata rapi di meja.

  

HEIRA

(duduk di tempat tidur)

Kenapa lo diem aja? 

(terlihat khawatir)


Dariel terduduk di lantai, bersandar pada dinding. Dia kehabisan kata-kata.


CUT TO : 

61. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - PAGI

Heira sedang membuat sereal, lalu terfikir sesuatu.


CUT TO :

62. INT. RUMAH OCHI. RUANG KERJA OCHI - SIANG

Heira dan Ochi baru saja masuk ke dalam ruangan. 


OCHI

Tunggu. 

(lalu duduk)


Heira duduk di samping Ochi. 


OCHI

Jadi sekarang, lo nggak bisa lihat hantu itu?


HEIRA

Dia bukan hantu, Chi. 


OCHI

Oke. Whatever.
Bukannya itu bagus?


HEIRA

(menggeleng)

Lo mau bantuin gue sekali lagi? 


OCHI

(menghela napas)

Gue nggak ngerti kenapa lo harus lakuin ini. 
Seenggaknya jelasin dulu, 
Kenapa.. lo mau lihat makhluk itu lagi?


HEIRA

Oke. Gini. 
Lo bantu gue lihat dia lagi. 
Habis itu, lo boleh bantu gue usir dia?


OCHI

(memijat keningnya)

Gue pusing, Heir. Sumpah. 


HEIRA

Chi..
Please?
Ada yang mau gue omongin ke dia. 


OCHI

Dia?

(menatap Heira)

Lo bilang seolah-olah dia temen kita yang sama-sama manusia. 


HEIRA

Yaudah. Makhluk.

(menatap Ochi)

Whatever. 

(jeda)

Please..!

(memohon dengan sungguh-sungguh)


Ochi menghela napas, memikirkannya. 


CUT TO : 

63. INT. RUMAH NINDYA - SIANG

Heira melihat Nindya memantrai sebotol air mineral. 


CUT TO : 


Heira meminum air dari botol itu, lalu melihat Ochi dan Nindya. 


OCHI

Lo bisa lihat?


Heira menggeleng. 

Ochi lalu melihat Nindya. 


NINDYA

Makhluk itu emang nggak di sini sekarang. 


HEIRA

Makasih ya, Nindya.


NINDYA

Kalau ada apa-apa langsung bilang ya. 
Gue bakal bantuin lo. 


Heira mengangguk.


CUT TO : 

64. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - SORE

Heira masuk ke kamar, lalu menutup pintu di belakangnya. 


POV HEIRA : Tidak ada siapapun di dalam ruangan. 


HEIRA 

(lalu duduk di kursi)

Gue bakal pergi malam ini. 


INSERT : Dariel tersentak mendengarnya dari kamar mandi. 


Heira mengambil tas, lalu memeriksa isinya. 


CUT TO : 

65. EXT. JALANAN. BUS - MALAM

Heira sedang dalam perjalanan menggunakan bus. Dariel duduk di sampingnya. 


DARIEL 

Lo pindah kos?


HEIRA (V.O)

Hmm..
Gue bakal cari kerja lain. 


DARIEL 

Jangan bodoh!


Heira tersentak melihat Dariel menatapnya.


DARIEL

Lo nggak pernah suka pekerjaan selain menulis.


HEIRA (V.O)

Hidup nggak selalu tentang apa yang kita suka. 

(mengalihkan pandangan)

Masih ada pekerjaan menulis lainnya. 
Gue bisa terbitin novel sendiri..
Tanpa Ochi. 


Dariel terenyak memikirkannya. 


CUT TO : 

66. INT. RUMAH NINDYA - MALAM

Ochi dan Nindya sedang menonton film. 


NINDYA

(terfikir sesuatu)

Kenapa perasaan gue nggak enak ya?


OCHI

(lalu melihat Nindya)

Kenapa?


NINDYA

(melihat Ochi)

Heira..
Mungkin nggak sih dia bohongin kita?


OCHI

(memikirkannya)

Lo mau kita ke tempat dia sekarang?


CUT TO : 

67. INT. RUMAH KOS. DEPAN KAMAR HEIRA - MALAM


OCHI

(mengetuk pintu kamar Heira)

Heira..


Tidak ada jawaban.  


OCHI

(agak cemas melihat Nindya, mengetuk pintu lagi)

Heir..

(lalu mencoba menelfon Heira)


Nindya melihat Ochi, lalu suasana di sekitarnya. 


OCHI

(berhenti menelfon Heira)

Nomornya aktif, tapi nggak diangkat.


NINDYA

Harusnya kedengeran nada deringnya, kan?

(jeda)

Kalau dia di dalem?

(melihat Ochi)


OCHI

Kadang handphone-nya di-silent.

(lalu mengetuk pintu lagi)

Heira!!


Tetangga kos Heira (Perempuan 23 thn) keluar dari kamarnya, melihat Ochi dan Nindya. 


TETANGGA

Kayaknya orangnya pergi.


Ochi dan Nindya bersamaan melihat tetangga Heira. 


TETANGGA

Tadi bawa tas gede gitu. 


OCHI

Udah dari tadi perginya?


TETANGGA

(mencoba mengingat)

Sekitar jam 6 sore..?


Ochi dan Nindya saling pandang. 


CUT TO : 

68. EXT. JALAN RAYA. BUS - MALAM

Bus yang ditumpangi Heira berhenti mendadak. 

Sopir dan kondektur bus keluar untuk mencari tau masalahnya. 


JUMP CUT TO : 


Suasana di dalam bus mulai ramai. 


KONDEKTUR BUS

Maaf.. Bapak-Ibu sekalian. 
Ada sedikit kerusakan. 
Perjalanannya terpaksa ditunda. 


Terdengar keluhan kecewa di sekitar. 


DARIEL

Lo yang maksa gue ngelakuin semua ini. 


Heira tersentak melihat Dariel. 


HEIRA

Gue cuma nggak mau kehilangan lo, apa gue salah?


Dariel terenyak. 


SFX : Getar ponsel Heira. 


Heira masih melihat Dariel. 


CUT TO : 

69. INT. RUMAH HEIRA - MALAM

Pak Ilyas mencoba menelfon Heira. Setelah menunggu beberapa saat, dia mengakhiri panggilannya. 


PAK ILYAS

(melihat Bu Nami)

Nggak diangkat. 


BU NAMI 

(cemas)

Heira.. 
Kamu ini kenapa sih?!


OCHI

(menyesal melihat Bu Nami)

Maaf, Tante..
Seharusnya saya nggak bantuin dia. 


BU NAMI

(lalu melihat Ochi)

Selama di kos, apa Heira sering pergi?


OCHI

Setau saya sih nggak.
Paling cuma ke perpustakaan. 

(berfikir sebentar)

Tapi nggak mungkin juga dia ke sana bawa tas besar. 


Nindya ikut berpikir, mencari jalan keluar. 


PAK ILYAS

(lalu duduk di samping Bu Nami, melihat Nindya)

Kamu bilang punya kemampuan supernatural, kan? 


NINDYA

(melihat Pak Ilyas)

Iya, Om.


PAK ILYAS

Apa nggak bisa menerawang di mana Heira sekarang?


NINDYA

Maaf.
Kemampuan saya belum setinggi itu. 


Pak Ilyas terlihat kecewa, tapi segera memikirkan cara lain. 


NINDYA

Tapi feeling saya..
Heira akan kembali kalau suasana hatinya sudah lebih baik. 


PAK ILYAS

Sampai kapan?


NINDYA

(menggeleng)

Saya belum bisa pastikan waktunya.
Tapi, saya rasa nggak akan berhasil kalau terus memaksa Heira sekarang. 


Pak Ilyas, Bu Nami dan Ochi terenyak memikirkannya. 


CUT TO : 

70. INT. RUMAH OCHI. KAMAR OCHI - SORE

Ochi duduk melihat ponsel, ingin menghubungi Heira. Tapi dia lalu meletakkan ponselnya di meja. 

Ochi menghela napas panjang, memikirkan sesuatu. 


CUT TO : 

71. INT. KOS BARU HEIRA - SORE

Heira mengelap jendela, lalu duduk. 


HEIRA

Pemandangan di sini lebih bagus. 

(tersenyum melihat keluar jendela) 


Dariel ikut melihat apa yang dilihat Heira. 


POV DARIEL : Pemandangan bukit berlatar langit senja.


HEIRA

Gue bakal dapat banyak inspirasi di sini. 

(menghela napas, lalu menyiapkan alat tulis di meja)


JUMP CUT TO : 


Heira duduk, mengetukkan bolfoin di buku. 


DARIEL 

(duduk di kursi di sudut ruangan, memperhatikan Heira)

Udah mau dua jam.


HEIRA

(meletakkan bolfoinnya kecewa)

Kenapa nggak ada ide yang bagus..? 


DARIEL 

(menutup buku tulis di depan Heira)

Pemandangan sebagus itu dan lo cuma duduk di sini.
Mencari inspirasi?


Heira lalu melihat Dariel. 


CUT TO :

72. EXT. BUKIT - PAGI

Heira berjalan sendirian, menenteng tas sambil melihat pemandangan sekitar.


CUT TO : 


Heira melewati jalanan menurun, lalu mencari tempat yang nyaman untuk duduk. 


INSERT : Seorang pria (35 thn) melihat Heira dari jauh. 


POV PRIA : Heira memasang tikar, lalu duduk. Dia mengeluarkan kotak makanan dan minuman, lalu tersenyum. 


Pria itu melihat Heira dengan tatapan aneh. Tapi dia memilih pergi.


CUT TO : 


Heira makan cemilan sambil melihat pemandangan alam.

Dariel duduk di sampingnya, tersenyum melihat Heira. 


HEIRA

(lalu melihat Dariel)

Oh iya. 
Gue nggak pernah lihat lo makan.


DARIEL

Dari tadi gue makan. 


Heira tidak mengerti. 


DARIEL

(menghirup udara segar)

Aroma bunga liar di tempat ini buat gue kenyang. 


HEIRA

(terperangah)

Jadi gitu cara lo makan.

(mengalihkan pandangan)


DARIEL

(melihat sekeliling)

Nanti di sini bakal ada pesta. 


HEIRA

(kembali melihat Dariel)

Pesta apa? 


DARIEL

(melihat ke atas)

Lihat dari dekorasinya, 
Ini pesta keluarga. 


Heira ikut melihat ke atas. 


POV HEIRA : Puncak pepohonan. 


Dariel lalu melihat Heira. 

Heira tampak heran. 

Dariel tertawa sembari mengalihkan pandangan. 


JUMP CUT TO — MALAM


Dariel menutup mata Heira dengan telapak tangannya. 


HEIRA

(menjauhkan tangan Dariel)

Beneran nggak apa-apa?


DARIEL

Iya. 
Kalau lo nggak percaya sama gue, percuma. 
Lo nggak bakal bisa lihat. 


Heira menghela napas, lalu memejamkan mata. 


CUT TO : 

73. EXT. BUKIT. TEMPAT PESTA MAKHLUK HALUS - MALAM


POV HEIRA : Jalan setapak di hutan yang dilaluinya. 


SFX : Suara serangga dan hewan liar lainnya. 


HEIRA (V.O)

Apa mereka nggak bakal marah kita di sini?


DARIEL (V.O)

Selama lo selalu di deket gue. 


Heira berjalan bergandengan tangan dengan Dariel. 

Dariel lalu melihat Heira memejamkan mata. 


DARIEL

Kalo kayak gitu lo bakal kesandung!


HEIRA

(membuka mata, melihat Dariel)

Gue takut..


KHIER (MAKHLUK TUA (LAKI-LAKI))

Huaa!!

(muncul di samping Heira)


HEIRA

A!!!

(berteriak histeris, memalingkan wajah pada Dariel)


DARIEL

(mengusap kepala Heira, melihat Khier)

Maaf..
Istriku agak pemalu. 


Heira tersentak, melihat Dariel.

Dariel mengedipkan mata dua kali pada Heira, memberikan isyarat. 

Heira memberanikan diri melihat Khier. 


KHIER

(mengamati Heira)

Kau punya istri manusia?

(lalu melihat Dariel)


Dariel tersenyum mengangguk. 


KHIER

Hebat!!!

(lalu tertawa mengerikan)


Heira menutup telinga kirinya sebentar, cemas. 


KHIER

Tapi aku tidak pernah melihatmu sebelumnya.


DARIEL

Kami baru pindah.
Sebelumnya tinggal di kota. 


KHIER

Makhluk kota rupanya. 
Kebetulan sekali ada pesta. 
Tapi kami tidak sedang menyambut kalian. 

(lalu melihat jauh ke depan)


Dariel dan Heira ikut melihat apa yang dilihat Khier.

Makhluk perempuan yang masih bayi dalam gendongan ibunya. 

Sang ayah membasuh muka bayi itu dengan air dari cawan yang dipenuhi kelopak bunga.

Mereka dikelilingi anggota keluarga lain yang menyaksikan upacara itu dengan haru. 


DARIEL

Ada anggota keluarga baru.


Khier tersenyum mengangguk sambil masih melihat upacara di depan. 


CUT TO : 


SFX : Suara alat musik.


Suasana ramai makhluk berlalu lalang, mengobrol, tertawa, dan kadang-kadang mengamati Heira. 


DARIEL 

(makan cemilan)

Lo nggak usah takut. 
Pak tua itu udah nyebar gosip kalau lo pengantin gue. 


HEIRA

(lalu melihat Dariel)

Tapi kita kan bukan anggota keluarganya?


DARIEL 

Pak tua itu juga bukan.

(lalu melihat Heira)

Pesta ini buat umum. 
Siapa aja boleh gabung.

(minum sebentar)


Heira melihat segelas minuman di tangan Dariel. 


DARIEL

(melihat Heira, lalu minuman di tangannya)

Mau?


Heira menggeleng. 


DARIEL

Coba aja dulu! 


HEIRA

(menatap kesal Dariel)

Itu bukan minuman manusia. 


Dariel tertawa, mengalihkan pandangan. 


HEIRA

(tidak habis pikir melihat Dariel)

Jadi lo sengaja mau ngerjain gue?


DARIEL

(kembali melihat Heira)

Gue cuma nawarin. 

(minum lagi, lalu tersenyum)


HEIRA

(mulai curiga)

Lo nggak lagi mabuk, kan?


CUT TO : 


DARIEL

Makasih buat makanannya!!

(berseru pada penyedia pesta, berjalan mundur, agak sempoyongan karena mabuk)


Heira berusaha keras menahan Dariel agar tidak terjatuh. 

Khier hanya duduk mengamati Dariel dari jauh. 


DARIEL 

(melihat Khier)

Da.. Pak Tua..!!


LS : Heira membantu Dariel berjalan meninggalkan tempat pesta. 


DARIEL 

Apa lo inget jalan pulang?


HEIRA

Lo nggak inget?


DARIEL

Nggak begitu.. 
Jelas. 


CUT TO : 


Heira duduk di pinggir jalan, sementara Dariel tidur dalam posisi duduk, bersandar pada pohon. 


HEIRA

(kesal melihat Dariel)

Lo bener-bener nggak tanggung jawab.


MAKHLUK LAKI-LAKI

Ey, pasangan muda!


Heira menoleh melihat makhluk laki-laki yang ada di tengah jalan dengan makhluk wanita di sampingnya, menggandeng tangannya. 


MAKHLUK LAKI-LAKI

Mau menginap di rumah kami?


Makhluk wanita menginjak kaki makhluk laki-laki itu. 


MAKHLUK LAKI-LAKI

A!!

(lalu melihat istrinya)

Kenapa?


MAKHLUK WANITA

Jangan dekat-dekat dengan manusia!

(berbisik, menarik suaminya pergi)


MAKHLUK LAKI-LAKI

Tapi kasihan..

(berjalan mengikuti istrinya)


MAKHLUK WANITA

Bukan urusan kita. 


Heira menghela napas, melihat pasangan suami istri itu pergi. 


KHIER

Ey! Bantu dia!

(berseru pada makhluk laki-laki yang masih remaja)


Heira menoleh melihat makhluk remaja yang kini bergegas menopang Dariel, membantunya berdiri. 


KHIER 

(melihat Heira)

Ikut ke rumah ku saja. 


CUT TO : 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar