Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PERFECT STALKER
Suka
Favorit
Bagikan
7. Tujuh

74. INT. RUMAH KHIER - MALAM

BCU : Sebotol air berwarna putih yang diletakkan Khier di meja. 


KHIER 

Kalau suamimu bangun besok, suruh dia minum itu.

(berjalan menuju tempat tidurnya yang terbuat dari bambu)

Biar cepat sadar. 


HEIRA

Terima kasih. 

(lalu teringat sesuatu)

Siapa namamu?


KHIER

(duduk di tempat tidur)

Khier.


Heira lalu melihat Dariel kini tertidur pulas. 


KHIER 

Bagaimana kalian menikah?


Heira kembali melihat Khier.


KHIER

Kau ditumbalkan atau memang mencari pesugihan?


HEIRA

(tersentak memikirkannya)

Kami tidak sengaja bertemu.


KHIER

Kau benar-benar jatuh cinta?


Heira mengangguk. 


KHIER

(tersenyum mengerti)

Cinta memang buta. 
Tidak peduli dia bukan manusia. 
Bagaimana dengan orang tuamu?


HEIRA

Mereka...
Tidak merestui. 


KHIER

Itu alasan kalian pindah ke desa ini?


HEIRA

Ya.
Kami kabur. 


KHIER

Ck Ck Ck..
Anak muda memang tidak ada duanya. 
Kalau sudah cinta,
Rela menderita. 

(lalu berbaring di tempat tidurnya)


Heira lalu melihat Dariel. 


POV HEIRA : Dariel yang tertidur pulas. 


HEIRA

Suami?

(memikirkannya, lalu tersenyum singkat)

Andai kita bisa beneran menikah.

(lalu tersentak saat teringat sesuatu, kembali melihat Dariel)


CUT TO : 


Heira menggelar tikar di satu sudut, lalu tidur di atasnya


KHIER

(tersentak melihat Heira)

Kenapa tidur di sana?


Heira tersentak, lalu duduk melihat Khier.


HEIRA 

Aku tidak bisa tidur di dekatnya kalau dia mabuk. 


KHIER

(memikirkannya sebentar, lalu turun dari tempat tidur)

Kenapa tidak bilang dari tadi?
Kalau tidur di tanah kau bisa sakit. 

(berjalan membuka pintu belakang, lalu melihat Heira)

Bisa membantuku mengangkatnya?


Heira menghampiri Khier, mengikutinya mengangkat bangku panjang dari bambu yang ada di luar rumah. 


CUT TO : 

75. INT. KOS BARU HEIRA - SORE

Heira mengetik di laptop.


HEIRA

Pesta itu meriah. 
Dan Dariel mabuk parah. 


DARIEL 

Heira!

(tidak habis pikir melihat Heira)


HEIRA

Wajahnya kemerahan seperti matanya.

(berbicara dengan nada dramatis)


Dariel mengalihkan pandangan. 


HEIRA

Dia jelek sekali saat tidur. 


DARIEL

(kembali melihat Heira)

Kenapa lo nulis cerita kayak gitu. 
Nggak bakal ada yang mau baca!


HEIRA

(tersenyum melihat Dariel)

Sekarang Dariel menyesali perbuatannya. 


Dariel menutup laptop Heira. 

Heira tertawa. 


HEIRA

Bilang aja lo menyesal udah mabuk-mabukan,
Kalo nggak, gue bakal terbitin ceritanya lengkap sama foto lo di cover buku!


DARIEL

(tersentak)

Lo fotoin gue?!

(bergegas mengambil ponsel Heira, lalu memeriksa galeri foto)


Dariel mengetahui Heira berbohong, lalu menghela napas kesal melihat Heira.


HEIRA

Emangnya lo bisa difoto?

(membuka laptop)

Kenapa setakut itu?


Dariel lalu duduk.


DARIEL

Gue nyesel udah mabuk-mabukan.


HEIRA

(tersentak melihat Dariel)

Lo beneran takut ceritanya gue publish?


DARIEL

Gue beneran nyesel.

(terlihat sedih)

Harusnya gue jagain lo.
Maaf.


HEIRA

(terenyak memikirkannya)

Minta maafnya bukan ke gue..
Tapi ke diri lo sendiri.
Gue nggak tahu akibatnya buat lo.
Tapi buat manusia, minum minuman yang memabukkan itu nggak baik buat kesehatan.


DARIEL

(terenyak memikirkannya)

Apa lo berharap kita menikah sungguhan?

(lalu melihat Heira)


HEIRA

(terenyak melihat Dariel) 

Emang bisa?


DARIEL

Bisa.

(mengalihkan pandangan, mulai ragu)

Tapi risikonya berat. 


HEIRA

(penasaran)

Risiko?


DARIEL

(menyesal sudah bertanya pada Heira)

Hidup lo terlalu singkat buat menanggung beban itu. 


HEIRA

Apa risikonya?


DARIEL 

Gimana kalo kita jalan-jalan?


HEIRA

Dariel. Apa risikonya?


Dariel kembali melihat Heira. 


CUT TO : 

76. EXT. JALANAN PEDESAAN - SORE

Heira berjalan bersama Dariel. 


HEIRA (V.O)

Gue udah biasa.


DARIEL

Nggak seperti yang lo fikir. 


HEIRA (V.O)

(melihat Dariel)

Tapi semua orang udah anggep gue gila!
Kenapa harus takut?


DARIEL

Dianggap gila nggak sama dengan beneran gila. 


Heira menghentikan langkah, kesal. 


CUT TO : 

77. EXT. PASAR MALAM - MALAM

Heira membeli makanan di satu stan. Dia lalu melihat pedagang pernak-pernik.


CUT TO : 


Heira mengambil bando dengan dua tanduk yang bisa menyala. Dia tersenyum memakai bando itu, lalu melihat Dariel. 


HEIRA

Sekarang kita sama!


Pedagang tersentak melihat tidak ada siapapun di sekitar Heira. 


HEIRA

Yang ini aja, Pak. 

(lalu mengambil uang dari dompet)


CUT TO : 

78. EXT. JALANAN PEDESAAN - MALAM

ESTABLISH : Langit malam yang penuh bintang—Ladang luas yang dipenuhi tanaman.


Heira masih memakai bando tanduknya, berjalan bersama Dariel. 


DARIEL 

(melihat bando Heira)

Kenapa tanduk lo warna warni?


HEIRA

(lalu melihat Dariel)

Itu karena gue keturunan Unicorn. 


DARIEL

(tersenyum, tidak habis pikir melihat Heira)

Apa itu Unicorn? 


HEIRA

255 tahun di bumi lo nggak tahu apa itu Unicorn? 


DARIEL

(hampir tertawa, megalihkan pandangan)

Gue cuma tau Popcorn. 


HEIRA

(tertawa)

Ketahuan kan lo suka nonton di bioskop. 


Dariel tersenyum melihatnya. 


LS : Tampak dari belakang : Heira berjalan bersama Dariel.


HEIRA

Lo suka film?


DARIEL

Kadang.. gue suka. 

 

CUT TO : 

79. INT. KOS BARU HEIRA - PAGI

Heira duduk di depan laptop. 


HEIRA

(menghela napas, lalu melihat Dariel yang duduk di sudut ruangan)

Lo mau kan keluar dulu?


DARIEL

(lalu melihat Heira)

Oke. 


HEIRA

Dua jam. 


Dariel beranjak dari duduk.


HEIRA

(memikirkannya lagi)

Bukan. 
Tiga jam setengah?


DARIEL 

(tersenyum melihat Heira)

Empat jam?


HEIRA

Oke. 

(tersenyum)


Dariel pergi, lalu menutup pintu kamar dari luar. 

Heira meminum secangkir kopi, lalu mulai mengetik. 


BCU : Jam di lemari Heira menunjukkan Pukul 1, 2 : 30, lalu 3 : 05


Tiba-tiba Dariel muncul di samping Heira. 


HEIRA

(terkejut)

Dariel!

(tidak habis pikir melihat Dariel)


DARIEL

Sorry. 


HEIRA

Emang udah empat jam?


DARIEL

Ada mobil di luar. 


Heira tersentak, lalu melihat ke halaman melalui jendela. 


POV HEIRA : Ochi keluar dari mobilnya. 


Dariel lalu melihat Heira

Heira tercekam melihat Ochi.


DARIEL

Udah waktunya pulang.


HEIRA

(tersentak melihat Dariel)

Nggak. 


DARIEL

Tapi lo harus pulang.


HEIRA 

Gue nggak mau lo pergi..


DARIEL

Gue nggak akan pernah pergi.

(jeda)

Sampai kapanpun. 


Heira terenyak menatap Dariel. 


DARIEL

Gue bahkan selalu nemenin lo..
Sejak lo masih bayi.


Heira tersentak, tidak mengerti. 


DARIEL

(mengalihkan pandangan)

Gue berubah jahat, karena lo yang mulai. 


HEIRA

Maksud lo?


DARIEL 

Lo jadi sering bohong sama orang tua lo. 
Tentang banyak hal.


Heira terenyak memikirkannya. 


DARIEL

Lo terobsesi dengan dunia. 
Dengan impian lo. 
Bahkan semakin jauh dari Sang Pencipta. 


Heira termenung sedih. 


DARIEL

Gue..
Sama kayak lo. 


Heira kembali melihat Dariel. 


DARIEL 

Punya sisi lain yang gelap. 


DISSOLVE TO FLASHBACK (Scene 59) :


DARIEL 

Pergi.


Tangan Zurziel mengepal, kesal. 


DARIEL

Gue bilang pergi!!

(mendorong Zurziel hingga menabrak meja)


CU : Zurziel—memiliki wajah yang sama dengan Dariel—menatap kesal Dariel. 


FADE OUT & FADE IN : 


DARIEL

Gue bertarung sama pikiran gue sendiri. 
Di satu sisi, gue sayang sama lo. 
Di sisi lain, gue benci dan pengen hancurin lo. 

(lalu melihat Heira)


Heira terdiam memikirkan kata-kata Dariel. 


SFX : Suara ketukan pintu. 


Heira dan Dariel bersamaan melihat pintu. 

Dariel menggerakkan tangannya ke arah pintu. 

Pintu membuka sendiri.  

Heira terenyak melihat Ochi ada di depan kamarnya. 


OCHI

Heira!

(menghampiri Heira, lalu memeluknya)

Gue seneng lo baik-baik aja. 

(melepaskan pelukannya)


Heira melihat sekeliling, sepi. Dariel sudah pergi. 


CUT TO : 


Heira dan Ochi duduk di tempat tidur. 


HEIRA

Orang tua gue tau?


OCHI

Sebenernya, ayah lo yang ngelacak lewat GPS. 
Tapi dia nggak mau maksa lo pulang karna..
Dia memilih nunggu. 
Seperti yang paranormal bilang. 
Katanya, lo bakal balik kalau itu emang keinginan lo sendiri.

(lalu melihat Heira)

Tapi gue nggak bisa cuma nunggu, Heira. 


HEIRA

Lo dikejar deadline?


OCHI

(tersentak, lalu tersenyum masam)

Lo tau itu. 


Heira tidak habis pikir melihat Ochi. 


OCHI

Pemilik website-nya nelfonin gue terus. 
Gue nggak mungkin tanda tangan kontrak kalo lo nggak ada. 


HEIRA

(mengalihkan pandangan)

Lo emang nyebelin. 


OCHI

Heiraa..
Orang tua lo juga khawatir.


HEIRA

Sorry.


Ochi tampak kecewa.


HEIRA

Udah bohongin lo waktu itu. 

(tampak menyesal)


OCHI

(tersentak mengingatnya)

Nggak apa-apa kok. 


CUT TO : 

80. EXT. JALAN RAYA PEDESAAN. MOBIL OCHI - SORE

Ochi menyetir mobil. Heira duduk di kursi di sampingnya, sementara Dariel duduk di kursi belakang di samping tas Heira. 


HEIRA

Dia.. ada di sini sekarang. 


OCHI

(tersentak, lalu melihat Heira)

Dia?

(kembali melihat jalan di depan)

Lo jangan nakut-nakutin gue.


Heira tersenyum, melihat ke luar jendela. 


OCHI

Mimpi apa gue tambah satu lagi temen kayak gini. 


HEIRA

(lalu melihat Ochi)

Sebelumnya siapa?


OCHI

Nindya.

(melihat Heira sebentar)

Dia suka tiba-tiba bilang..
Ada sesuatu di ruang tamu..
Atau.. 
Ada sesuatu yang nggak suka kita di sini. 
Pokoknya kalau dia udah bilang sesuatu, 
Hawanya jadi nggak enak. 


HEIRA

(memikirkannya)

Tapi dia nggak serem kok.


OCHI

(lalu melihat Heira)

Oh ya?


HEIRA

Wajahnya mirip manusia. 


OCHI

(melihat jalanan di depan, tampak penasaran)

Tunggu!
Dia laki-laki atau perempuan?


Heira melihat Ochi, belum menjawab. 


OCHI

(melihat tatapan Heira sebentar)

Pasti laki-laki?!


Heira tersenyum, mengalihkan pandangan. 


OCHI

Ganteng nggak?


HEIRA

Lumayan. 


OCHI

Heiraa..
Gue pengen lihat!


Dariel tertawa. 


HEIRA

Seneng lo.


OCHI

Apa?


HEIRA

Gue lagi ngomong sama dia. 


OCHI

(antusias melihat Heira)

Apa gue minta bantuan Nindya aja biar mata batin gue dibuka juga?


HEIRA

(tidak habis pikir melihat Ochi)

Gue bakal suruh dia sembunyi dari lo. 


OCHI

(kembali fokus menyetir)

Heiraa..
Lo pelit banget sih!


ELS : Mobil Ochi melaju di jalanan sepi. 


OCHI (O.S)

Gue juga mau kalo dia mirip Edward Cullen. 


HEIRA (O.S)

(tertawa)


CUT TO : 

81. INT. RUMAH HEIRA. RUANG KELUARGA - SORE

Heira dan Pak Ilyas duduk di sofa. 


PAK ILYAS

Di antara semua cucu kakek, 
Penjaga itu memilih kamu. 


Heira terenyak mendengarnya. 


PAK ILYAS

Ayah sendiri baru tau.
Karna.. ibu kamu bilang,
Kamu jadi agak aneh. 
Lebih banyak menyendiri. 
Ayah juga merasa,
Kamu berbeda dari Heira yang dulu. 

(jeda)

Ayah sama ibu udah cari tau ke banyak orang. 
Dan jawaban mereka sama. 


Heira menghela napas memikirkannya. 


PAK ILYAS

Karna kondisi kamu sudah seburuk ini..
Makhluk itu harus dipindah ke medium lain. 


Heira tersentak, melihat ayahnya.


PAK ILYAS

Biar kamu bisa menjalani hidup normal seperti orang biasa. 


HEIRA

Nggak. 


PAK ILYAS

(tersentak)

Makhluk itu harus dipindah, Heira.. 
Ini demi kebaikan kamu.


HEIRA

Heira bisa atasin semua ini sendiri. 

(memikirkannya)

Heira bakal coba..
Lebih dekat dengan Sang Pencipta. 
Jauhin hal-hal buruk. 

(lalu melihat ayahnya)

Makhluk itu sendiri yang bilang ke Heira, 
Dia sebenernya nggak jahat, Yah. 


PAK ILYAS

Di mana ada penjahat mau ngaku?


HEIRA

(mengalihkan pandangan)

Tapi dia beneran bisa bersikap baik. 


Pak Ilyas tidak tahu harus berkata apa lagi. 


HEIRA

Heira nggak mau ayah diam-diam kasih Heira minuman nggak jelas.


PAK ILYAS

Itu dari orang yang lebih tau.
Banyak yang sembuh berkat bantuan orang itu. 
Bisa dipercaya. 


HEIRA

(tercekam memikirkannya)

Tapi Heira nggak mau.
Minuman ataupun bunga-bungaan—

(lalu melihat ayahnya)

Kecuali ayah lebih percaya mereka dibanding Heira. 


Pak Ilyas menghela napas, memikirkannya. 


CUT TO : 

82. INT. RUMAH HEIRA. KAMAR HEIRA - MALAM

Heira duduk merenung di tempat tidur. 


HEIRA (V.O)

Kadang.. 
Gue emang aneh. 

(jeda)

Tapi, kesel aja rasanya kalau denger itu dari orang lain. 


DARIEL 

Gue juga yang pengaruhin cara berpikir lo. 


Heira lalu melihat Dariel yang duduk di lantai, bersandar pada dinding. 


DARIEL

Se-aneh apapun itu.
Bahkan se-bagus apapun itu. 


HEIRA (V.O)

(melihat Dariel)

Lo mau bilang itu semua bukan kesalahan gue?


DARIEL

(mengingat)

Prestasi lo di sekolah..


HEIRA (V.O)

(mengernyitkan dahi)

Itu juga bukan kerja keras gue?


DARIEL

(tertawa sebentar)

Kecuali murid yang sering tidur di kelas wajar se-pintar itu. 


Heira mengingatnya. 


DISSOLVE TO FLASHBACK : 

83. INT. SEKOLAH SMA. KELAS HEIRA- SIANG

Teman-teman Heira sibuk mengerjakan soal matematika. Sementara Heira tidur di mejanya. 

Sylvia, teman sebangku Heira mencoba membangunkan Heira. 


SYLVIA

Lo nggak ngerjain tugas?
Udah mau dikumpulin!


Heira bangun, melihat tulisan di bukunya. Dia lalu mulai mengerjakan. 


KARIN

(duduk di bangku di depan Heira)

Nomor 7 udah belum?

(melihat jawaban Sylvia di buku)


SYLVIA

Belum. Duh!
Kerjain gih!

(menyenggol Heira)


Heira melihat soal nomor 7, lalu mulai mengerjakan. 


HEIRA

Jawabannya B.


KARIN

Ketemu?!

(tersentak senang meraih buku tulis Heira)

Daebak!

(melihat Heira)

Gue pinjem ya!


SYLVIA

Heh! Gue yang nyuruh!

(mendorong bangku Karin)


KARIN 

Bentar doank!

(sambil menyalin jawaban di buku)


SALLY

(teman sebangku Karin melihat Heira)

Jadi lo dari tadi tidur nyari wangsit ya!
Ck.. Ck.. Ck..


Sylvia dan Karin tertawa, sementara Heira tersenyum saja. 


FADE OUT & FADE IN : 


HEIRA (V.O)

Emang lo bisa ngerjain soal matematika SMA?


DARIEL 

(mengalihkan pandangan)

Jadi lo pikir itu hasil pemikiran lo sendiri?


HEIRA (V.O)

(tidak bisa menerima)

Tapi gue mikir.


DARIEL

Iya. Kadang gue bantuin juga. 


HEIRA (V.O)

Tunggu.

(teringat sesuatu)

Waktu masih SD..
Gue pernah menang lomba lari antar sekolah. 
Lo juga yang bantuin?


Dariel menggerakkan alisnya lucu. 


HEIRA

(menghela napas kecewa)

Jadi sebenernya gue nggak bisa apa-apa?


DARIEL

Gue kan cuma bantuin.
Kalau lo nggak berusaha ya nggak bisa.


Heira tidak habis pikir melihat Dariel. 

Dariel mengalihkan pandangan, mengingat sesuatu. 


DISSOLVE TO FLASHBACK : 

84. INT. SEKOLAH SMA. DEPAN KELAS HEIRA - SIANG

Heira berseragam putih-abu-abu, duduk sendirian sambil melihat tanaman hias.


INSERT : Kenzo berjalan bersama Bagas.


BAGAS 

(melihat Heira, lalu menyikut Kenzo)

Tuh pujaan hati lo. 


Kenzo melihat Heira, lalu menghentikan langkah. Bagas ikut berhenti. 


BAGAS

Masa seorang Kenzo cuma ngelihatin. 
Cemen..!

(lalu pergi)


Kenzo tidak habis pikir melihat Bagas, lalu Heira. Dia tersenyum sambil mengusap rambutnya, lalu menghampiri Heira. 


CU : Dariel kesal melihat Kenzo. 


Dariel menghampiri Kenzo yang sedang berjalan lalu meninju perutnya. 

Kenzo tersentak menghentikan langkah sambil memegangi perut.


KENZO

Kenapa perut gue tiba-tiba mules?


DARIEL

(berbicara di samping Kenzo)

Pergi sekarang atau gue pukul lagi?


KENZO

Argh!!

(berbalik dengan kesal, lalu melangkah pergi)


Dariel tersenyum, lalu menoleh melihat Heira. 


CUT TO : 

85. INT. SEKOLAH SMA. KELAS HEIRA - PAGI

Heira duduk di bangku sambil mengerjakan PR. 

Kenzo baru datang. Dia tersenyum melihat Heira, lalu menghampirinya. 

Kenzo meletakkan tas di meja sebelah Heira.

Heira lalu melihat Kenzo mengalihkan pandangan cool, bermaksud duduk. Tapi Dariel menarik bangkunya ke belakang, membuat Kenzo jatuh terduduk di lantai. 


KENZO

Aduh!!

(berguling kesakitan)


HEIRA

(tersentak melihat Kenzo)

Lo nggak apa-apa?


CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar