Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PERFECT STALKER
Suka
Favorit
Bagikan
4. Empat

31. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - PAGI

Heira duduk di depan meja belajar, menjawab telfon dari Ochi sambil mengaduk sereal di mangkuk.


OCHI (O.S)

Lo nggak apa-apa, kan?
Apa lo ngelihat sesuatu?
Ngerasain sesuatu?


Heira hampir menjawab.


HEIRA

Nggak!


Heira tersentak mendengar suaranya berubah mengerikan, lalu melihat Dariel.


OCHI (O.S)

Heir..
L.. Lo masih di sana, kan?


HEIRA

(mengalihkan pandangan dari Dariel)

Ya..
Gue nggak apa-apa kok. 
Gue makan dulu ya, Chi.


OCHI

Kalo ada apa-apa telfon gue, oke?

(khawatir)


HEIRA

Oke.

(lalu menutup telfonnya)


Heira melanjutkan makan. 


DARIEL 

Lo nggak bilang karna nggak percaya sama temen Ochi, kan?


HEIRA

(meletakkan sendok, menatap Dariel)

Bukan berarti gue percaya sama lo. 


DARIEL 

(lalu bersandar di dinding dekat jendela)

O..ke.


CUT TO :

32. INT. MINIMARKET - PAGI

Heira sedang berbelanja makanan. Dia lalu membuka chiller, mencari minuman. 

Dariel antusias memilih juga.

Heira melihat Dariel sebentar, lalu mengambil minuman rasa jeruk. 

Dariel mengambil minuman, lalu menaruhnya di keranjang tanpa sepengetahuan Heira. 


CUT TO :


Kasir mengeluarkan barang-barang dari keranjang, lalu men-scan-nya satu persatu. Sementara Heira mengeluarkan uang dari dompet, melihat komputer kasir, lalu tersentak saat melihat sekaleng minuman beralkohol yang sedang di-scan. 


HEIRA

Maaf. 

(mengambil minuman beralkohol dari kasir)

Yang ini nggak jadi. 

(menepikan minuman itu, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari Dariel)

 

Kasir melanjutkan pekerjaannya. 


HEIRA (V.O)

Dariel.. 
Awas lo!

(kesal, lalu memberikan sejumlah uang pada kasir)


CUT TO :

33. EXT. TAMAN - PAGI

Heira berjalan sendirian. 


HEIRA (V.O)

(melihat sekeliling)

Ke mana lo?
Nggak berani nemuin gue sekarang?
Asal lo tau—

(matanya berkilat tajam melihat jauh ke depan)

Sekali lagi lo gangguin gue.
Gue bakal—


DARIEL

(muncul di depan Heira)

Bakal apa?


Heira tersentak menghentikan langkah. 


HEIRA

Bakal bales.

(menatap kesal Dariel, lalu berjalan melewatinya)


Dariel tersenyum geli. 


HEIRA (V.O)

A!!!


Dariel tersentak, lalu berbalik untuk melihat Heira. 

Heira terjatuh ke lubang galian di tanah. 


DARIEL

(melihat kondisi Heira)

Lo harusnya ikutin semua kata-kata gue.
Lihat sendiri akibatnya!


HEIRA

Ergh!!

(kesal melihat Dariel pergi)


Tapi belum jauh melangkah, Dariel lalu berhenti, memikirkan sesuatu. 

Heira mencoba memanjat keluar dari tanah, tapi gagal. Lalu dia melihat tangan yang terulur padanya. 

Ternyata, Dariel yang mencoba menolong. Tapi Heira masih ragu menyambutnya.  

Heira akhirnya meraih tangan Dariel. 

Sejenak, Dariel dan Heira saling pandang. 

Sebelum Dariel sempat menyadari, tangan Heira menariknya dengan kuat. 

Dariel terjungkal, jatuh ke sisi Heira. 


DARIEL (V.O)

Manusia sialan!!


CUT TO :

34. INT. RUMAH KOS - PAGI 

Dariel mengikuti langkah Heira menaiki tangga menuju lantai 3. Penampilan mereka agak lusuh, terkena tanah. 


HEIRA

Mulai sekarang jaga jarak dari gue.


DARIEL

Dan lo bakal kena masalah bertubi-tubi. 


HEIRA

Dan gue bakal nyeret lo ke masalah itu. 


Dariel menghentikan langkah, tidak habis pikir melihat Heira, lalu Tiffany yang berdiri di puncak tangga. 

Heira tersentak menghentikan langkah saat melihat Tiffany. 


HEIRA

Tiffany? 
Kamu sama siapa?

(menghampiri Tiffany)


TIFFANY

Ternyata bener yang mama bilang. 

(jeda)

Kakak udah gila.


Heira tersentak, lalu melihat ke belakang. 


POV HEIRA : Tidak ada siapapun di belakang Heira. 


DARIEL

(muncul di samping Tiffany, melihat Heira)

Tampar dia! 


Heira lalu melihat Dariel.


DARIEL 

Atau gue yang tampar?


HEIRA 

Dia sepupu gue!


Dariel lalu menggendong Tiffany.


TIFFANY

A!!

(berteriak histeris karena tubuhnya melayang-layang di udara)


HEIRA

(panik, berusaha melepaskan Tiffany dari Dariel)

Lepasin dia!!


Dariel menjauhkan Tiffany dari Heira. 


TIFFANY

Aku terbaaang!


Heira dan Dariel bersamaan melihat Tiffany. 


TIFFANY

Kak Heira..
Aku bisa terbang!!

(berseru senang sambil merentangkan tangan)


CUT TO :

35. INT. RUMAH KOS. DEPAN KAMAR HEIRA - PAGI

Heira melihat Dariel membawa Tiffany "terbang" ke sana kemari. 


TIFFANY

Yuuhuu!!

(membuat gerakan seperti kupu-kupu)


Heira hampir tertawa melihatnya, lalu Dariel yang ikut senang melihat Tiffany.


SFX : Suara langkah kaki dari arah tangga. 


Dariel segera menurunkan Tiffany, sementara Heira terenyak melihat ibunya muncul dari tikungan. 


BU NAMI

(melihat Heira)

Ibu tunggu dari tadi. 


TIFFANY

Bibi..

(menghambur ke Bu Nami)

Tadi aku bisa terbang tau!


Bu Nami lalu melihat Tiffany. 


CUT TO :

36. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - PAGI

Heira dan Tiffany duduk di karpet. 


BU NAMI

Ini dari ayah kamu.

(menaruh sekantong makanan ringan dan sebotol air mineral di meja belajar, agak cemas melihat Heira)


Heira melihat Bu Nami membawa kantong lain berisi makanan, lalu duduk di dekat Heira. 


BU NAMI

Ibu takut kamu sakit. 

(lalu menata makanan di piring)

Sesusah itu buat telfon ke rumah?
Ngasih kabar. 

(jeda)

Anak-anak lain—


HEIRA

(mengalihkan pandangan, kesal)

Heira bukan anak-anak lain.


Bu Nami tersentak melihat Heira. 

Heira mulai makan, sementara Tiffany menghabiskan es krim sampai belepotan. 


HEIRA

(mengusap pipi Tiffany yang terkena es krim dengan tisu)

Yang ini buat kakak ya?

(mengambil sebungkus es krim dari kantong plastik)


TIFFANY

(manyun, tapi tak lama kemudian tersenyum mengangguk)

Boleh.


HEIRA

(tersenyum, mencubit pelan pipi Tiffany)

Makasih..


Dariel yang duduk di sebelah kantong makanan di meja belajar, tersenyum melihat Heira mulai makan es krim.


SFX : Dering ponsel Tiffany.


Tiffany menjawab panggilan dari mamanya dengan mode Loudspeaker.


TIFFANY

Mama..


BU LISTA (O.S) 

Kenapa belum pulang?


TIFFANY

Tiffany masih makan..


BU LISTA (O.S)

Mana Bibi?


Bu Nami melihat ponsel yang baru saja diambil Tiffany. 


TIFFANY

(berbicara di ponsel)

Mama.. Tadi Tiffany terbang!


BU NAMI

(melanjutkan makan, lalu melihat Heira)

Terbang apa sih?


Heira mengangkat bahu, pura-pura tidak tahu. 


BU LISTA (O.S)

Terbang apa?
Kamu jangan lama-lama di sana.
Nanti ikutan gila. 


Heira dan Bu Nami tersentak mendengarnya. 


TIFFANY

Ini nih. 
Telfonnya aku kasih Bibi. 

(memberikan ponsel pada Bu Nami)


Sementara Bu Nami berbicara di telfon, Tiffany makan es krim, Heira terdiam sedih. Dariel ikut sedih melihat Heira dari jauh. 


CUT TO :

37. EXT. DEPAN RUMAH KOS - SIANG

Bu Nami dan Tiffany sudah ada di dalam mobil. 


TIFFANY

(membuka jendela mobil, melambaikan tangan pada Heira)

Da, Kak Heira..


HEIRA

Da..

(tersenyum, membalas lambaian tangan Tiffany)


Bu Nami berusaha tersenyum melihat Heira, lalu mobil membawanya pergi. 

Heira menghela napas, melihat mobil itu menjauh. 


INSERT : Dariel melihat Heira dari jendela kamar.


CUT TO :

38. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - SIANG

Heira duduk sambil membaca buku. Tapi dia tampak tidak fokus. 


POV HEIRA : Dariel duduk di sofa, memperhatikan Heira.


HEIRA

Apa lihat-lihat?


DARIEL

Tiap hari gue juga di sini. 


HEIRA

(menutup bukunya)

Lihatin gue?


Dariel mengangguk. 

Heira mengalihkan pandangan, tidak habis pikir. Dia lalu berbalik, melanjutkan membaca buku. 


CUT TO :


Heira mengambil sebungkus cokelat, lalu memakannya. Dia kembali ke meja belajar untuk menulis. 


JUMP CUT TO :


Buku Heira masih kosong. Dia hanya mengetuk-ngetukkan bolfoin, frustrasi. 


HEIRA

Kalo lo di situ terus gue nggak bisa nulis...!


Dariel tersentak.


CUT TO :


Heira memasang tirai di satu sudut, lalu meletakkan kursi di sana. 


HEIRA

(melihat Dariel yang duduk di sofa)

Duduk di sini aja. 


Heira tersentak karena Dariel tiba-tiba muncul di kursi di sampingnya. 


HEIRA

(menghela napas)

Oke. 

(lalu kembali ke tempatnya menulis)


DARIEL

Di sini gue nggak bisa lihat lo. 


HEIRA

Emang itu tujuannya. 

(lalu menuliskan sesuatu di buku)


CUT TO :


Heira membaca ulang tulisannya. 


HEIRA

(menghela napas, kesal. Meletakkan buku di meja)

Tetep aja lo ada di situ. 
Gue nggak bisa konsen...!

(mengacak rambutnya sebentar)


DARIEL (V.O)

Gimana kalo jalan-jalan?
Mungkin lo butuh udara segar!


Heira lalu melihat tirai yang menyembunyikan Dariel.


SFX : Denting ponsel Heira. 


Heira mengambil ponselnya, melihat pesan masuk dari BU NAMI (O.S) : 

Heira..
Kalau nggak nyaman tinggal di kos, kamu pulang aja.


HEIRA 

(melempar ponsel ke tempat tidur)

Belum juga sebulan, udah disuruh pulang. 


Dariel tertawa. 

Heira semakin kesal melihat tirai. 


DARIEL 

(duduk dengan santai, membaca buku catatannya)

Itu karna ibu lo nggak percaya sama lo. 
Dia yakin lo nggak bakal bertahan di luar rumah. 


Heira membuka tirai, menatap Dariel. 


HEIRA

(heran)

Yakin?


DARIEL

(menutup buku catatan, menerawang jauh ke depan)

Di mata ibu lo, 
Lo sama sekali belum dewasa. 

(lalu melihat Heira)

Kekanak-kanakan!


HEIRA 

(menjatuhkan diri ke sofa)

Itu karena gue emang anaknya. 


DARIEL

Tapi kenapa sikapnya beda ke anak orang lain?


HEIRA

(kembali melihat Dariel)

Itu karena mereka bukan anaknya. 


DARIEL

Bagi ibu lo..
Lo nggak lebih baik dari mereka!


Heira cemberut. 


DARIEL

(heran melihat Heira)

Kenapa nggak bales lagi?


HEIRA

(terenyak memikirkannya)

Karena itu fakta. 


Dariel tersentak. 


HEIRA

Bagi ibu..
Gue nggak lebih baik dari keponakannya. 
Nggak se-pinter temen-temen gue yang punya pekerjaan tetap dan gaji banyak.
Yang bisa kasih apapun yang orang tuanya mau.

(jeda)

Bahkan di pertemuan pertama.
Ibu udah komentar.
Kenapa gue nggak bisa se-rapi Ochi. 


Dariel terenyak mendengarnya. 


HEIRA

Ibu suka banget sama anak yang banyak omong. 
Kayak Ochi.

(jeda)

Ekstrover. 
Mandiri. 
Tapi giliran gue yang coba mandiri, 
Di suruh pulang mulu. 


DARIEL

Lo lebih mirip ayah lo.


Heira lalu melihat Dariel. 


DARIEL

Dari dulu ayah lo pendiam. 
Beda sama ibu lo yang periang. 
Ibu lo juga punya banyak fans.


HEIRA

(tersentak)

Fans?


DARIEL 

Hmm..

(mengangguk)

Karna ibu lo mudah bergaul.
Cantik lagi.
Nggak heran kalau banyak yang suka. 


HEIRA

Jadi gue nggak cantik?


Dariel lalu melihat Heira. 


HEIRA

(mendadak sedih)

Nggak ada seorang pun yang pernah nyatain cinta ke gue. 


DARIEL

Tapi banyak yang suka sama lo. 


HEIRA

Oh ya?

(kembali melihat Dariel)


DARIEL

(mengangguk)

Kakak kelas lo sewaktu SMA. 


HEIRA

(penasaran)

Siapa?


DARIEL

Namanya Zidan. 


HEIRA

Kak Zidan?
Anak OSIS itu?

(tampak tidak percaya)


DARIEL

Hmm.

(mengangguk)


HEIRA

(tersenyum)

Mana mungkin?


DARIEL

Dia sering perhatiin lo dari jauh. 


HEIRA

Tapi gue bahkan nggak kenal dia. 

(lalu melihat Dariel)

Cuma tau aja. 


DARIEL

Dia sama pendiamnya.


HEIRA

(agak menyesal mengenangnya)

Padahal gue juga suka. 


DARIEL

Ada lagi. 


Heira kembali melihat Dariel. 


DARIEL

Kenzo. 


HEIRA

(hampir tertawa)

Jangan bercanda!
Ken si trouble maker itu suka sama gue?


DARIEL

Karna lo trouble maker juga.


HEIRA

(tidak habis pikir)

Gue nggak pernah buat masalah di sekolah.


DARIEL

Kata siapa?
Dia bahkan pertama kali suka sama lo waktu ketemu di lapangan. 


HEIRA

Lapangan?

(mencoba mengingat)


DARIEL

Kalian sama-sama datang telat waktu upacara. 
Lo dihukum sama anak-anak lain di depan tiang bendera.


HEIRA

(tertawa mengingatnya)

Gimana lo bisa tau?


DARIEL

(bersedekap)

Sejak itu, dia suka perhatiin lo.
Kalo kebetulan lewat aja. 


HEIRA

Semua orang tau dia playboy. 

(lalu terfikir sesuatu)

Tapi kenapa dia nggak berani deketin gue?


Dariel tersenyum.


HEIRA

(lalu melihat Dariel)

Gue juga nggak mau kali sama dia!
Tapi aneh, kan?
Kalau Kak Zidan, gue tau dia pendiam. 


DARIEL

Kan udah ada gue sekarang. 


HEIRA

(tersentak)

Maksud lo?


Dariel tersenyum, melangkah pergi. 


HEIRA

(tersenyum juga, tapi berubah cuek lagi saat Dariel melihatnya)

Kenapa juga gue harus suka sama lo?


DARIEL 

(mengalihkan pandangan ke luar jendela)

Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. 


HEIRA

(tersentak, melihat Dariel)

Itu dia. 


Dariel kembali melihat Heira. 


HEIRA

(memikirkan sesuatu)

Dia harusnya bilang, 
Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin!

(bergegas mengambil buku, lalu mulai menulis)


Heira bersemangat melanjutkan tulisannya di meja belajar. 

Dariel tersenyum, lalu mengembalikan pandangan ke luar jendela.


JUMP CUT TO :


Heira tersenyum, membaca tulisannya di buku. Dia lalu melihat Dariel yang duduk di sofa, menulis di buku catatan. 


HEIRA

Apa lo penulis juga?


Dariel lalu melihat Heira. 


HEIRA

Itu buku apa?


DARIEL

(menutup bukunya, lalu mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan)

Buku yang nggak boleh lo baca. 


HEIRA

(tertawa)

Singkat. Padat. Nggak jelas. 


DARIEL

(lalu tersenyum)

Apa maksudnya?


HEIRA

Jawaban lo. 

(melihat buku di tangannya, lalu terfikir sesuatu)

Apa lo bisa baca tulisan gue?


DARIEL

(mengangguk)

Membaca, menulis huruf-huruf manusia. 

(jeda)

Bangsa kami yang levelnya tinggi bahkan bisa berubah wujud jadi manusia. 
Atau apapun yang kami mau. 


HEIRA

(terenyak)

Maksud lo.. Hidup?


DARIEL

(bersandar di sofa, berpikir sebentar)

Nggak selamanya.

(jeda)

Kami bisa melihat masa lalu, bahkan masa depan manusia.


HEIRA

(mengerti, mengalihkan pandangan memikirkan sesuatu)

Besok gue ke perpustakaan. 

(lalu tersentak mengingatnya)

Perpustakaan!

(melihat Dariel)


Dariel memandangnya penuh tanya. 


CUT TO :

39. EXT. DEPAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 24 JAM - PAGI

BCU : Plang di depan gedung bertuliskan "DIJUAL. Hubungi nomor berikut : "


Heira terenyak melihatnya, lalu Dariel yang ada di sampingnya. 


HEIRA

Lo tau sesuatu?


Dariel mengangkat bahu, tidak tahu. 

Heira kembali melihat gedung itu. 


CUT TO :

40. INT. PERPUSTAKAAN UMUM KOTA. RUANG BACA - PAGI

ESTABLISH : Suasana di dalam perpustakaan.


Heira duduk sambil membaca buku. Dariel duduk di sampingnya, tampak bosan.


DARIEL

Ayo pulang aja..
Enakan tidur di rumah!


Heira menahan tawa. 


DARIEL

(lalu melihat Heira)

Kenapa ngetawain gue?


HEIRA (V.O)

Lucu lihat lo bilang secara langsung. 


Dariel masih tidak mengerti. 


HEIRA (V.O)

Selama ini, gue kira itu suara hati gue sendiri. 


DARIEL

Ya. Gue yang bisikin dan lo setuju. 


HEIRA (V.O)

(menatap Dariel sembari menaikkan alis)

Sekarang nggak mempan!

(lalu tersenyum, kembali membaca buku)


Dariel tidak habis pikir melihatnya.


HEIRA (V.O)

Lo harus banyak baca buku tentang manusia.
Biar lo tau, manusia nggak se-lemah itu.


CUT TO :


Dariel melihat buku-buku di rak, lalu mengambil satu buku. 


BCU : Buku di tangan Dariel berjudul "UPGRADE DIRI KE LEVEL YANG LEBIH TINGGI".


Dariel lalu membaca Blurb buku itu. 


CUT BACK TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar