Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Mom War
Suka
Favorit
Bagikan
4. Scene 31-40 (Berusaha Keras)

ACT 2

31.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - SORE                          

Citra masuk kamar dengan tergesa-gesa. Dia langsung menuju laci nakas dan mengambil buku rekening tabungannya. Citra mengecek lagi buku rekening yang lain di dalam laci.

ZOOM IN: NOMINAL REKENING SEBESAR 60jt.

Citra mengembuskan napas berat sambil meletakan buku rekening yang masih di tangannya ke pangkuan. Dia terlihat bingung dan dilema.

CUT TO:

32.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - MALAM                    

Kita melihat Bowo sedang fokus pada laptop yang berada di pangkuannya. Bowo duduk bersandar di kasur. Lalu Citra datang menghampiri dan duduk di sebelah Bowo.

CITRA

Mas, ada yang mau aku omongin ke kamu.

BOWO

Kalau soal tur sekolah Bayu, keputusanku tetap sama.

CITRA

Ayolah, Mas. Berangkatnya juga masih lama, kok. Kita masih bisa cari tambahan lagi. Atau pakai tabungan yang ada dulu. Terus nanti kita bisa tutup lagi sama uang hasil warung. Gimana?

Bowo menutup laptop dan menoleh ke arah Citra. Bowo menatap Citra dengan serius.

BOWO

Kenapa sih, kamu jadi maksa gini? Biasanya kamu selalu setuju sama semua keputusan aku.

CITRA

Aku cuma enggak suka ada orang yang ngerendahin aku, Mas.

BOWO

(sedikit terkejut)

Siapa yang ngerendahin kamu? Bilang sini sama aku.

Citra mengembuskan napas kasar.

CITRA

Lupain aja, deh. Aku cuma asal ngomong.

BOWO

Sekali lagi aku tegasin ya sama kamu. Keputusanku tetap sama. Dan tabungan kita, enggak boleh diutak-atik karena itu cuma buat keperluan darurat. Oke?

CITRA

Iya-iya.

Citra bangkit dari duduknya. Lalu berjalan menuju sisi ranjang bagiannya. Dia merebahkan diri dengan wajah yang masih tampak bete.

CUT TO:

33.EXT. SEKOLAH. HALAMAN - PAGI                            

Kita melihat Citra baru saja mengantar Bayu yang sudah berlari ke area dalam sekolah. Lalu Citra melihat tidak jauh dari posisinya, YESSY (33) yang baru saja mengantar anaknya juga. Citra tampak memikirkan sesuatu. Lalu Citra berjalan menghampiri salah satu wali murid anak kelas 4 itu.

CITRA

Mbak Yessy!

Yessy berhenti dan menoleh ke arah Citra.

YESSY

Ada apa, Mbak Citra?

CITRA

Saya boleh ngobrol sebentar gak?

YESSY

Soal apa ya, Mbak Citra?

CITRA

Gimana keadaan butik, Mbak Yessy?

Sesaat wajah Yessy tampak heran dengan pertanyaan Citra yang menurutnya aneh.

YESSY

Baik-baik aja, kok. Malah akhir-akhir ini banyak pelanggan baru berdatangan. Ada apa? Kok Mbak Citra nanya soal butik saya?

Citra tampak berpikir sambil bergumam kecil.

CITRA

(sedikit ragu)

Kira-kira ... apa bisa kalau saya jadi reseller untuk produk di butik Mbak Yessy?

Yessy mengerutkan keningnya memandang Citra. Dia tampak sedikit bingung.

CITRA (CONT'D)

Saya mau jualan online, Mbak

YESSY

(sedikit kaget)

Mbak Citra mau jualan online?

Citra mengangguk antusias sambil tersenyum lebar.

YESSY (CONT’D)

(Ragu)

Emangnya Mbak Citra punya pengalaman jualan online?

CITRA

Belum sih, Mbak. Tapi kan, saya udah biasa jualan. Pasti sistemnya juga enggak beda jauh. Gimana, Mbak? Bisa enggak ya?

Yessy diam sambil memperhatikan Citra yang juga memandangnya penuh harap.

YESSY

Saya juga belum yakin mau kasih jawaban apa soal itu. Karena sejujurnya, butik saya belum pernah ada online shopnya gitu. Selama ini ya, yang mau beli langsung ke toko aja.

CITRA

Nah, justru itu Mbak Yessy. Berarti online shop ini bisa jadi trobosan baru untuk butiknya Mbak Yessy. Saya yakin butik Mbak Yessy semakin maju nantinya.

Melihat Citra yang tampak begitu yakin, membuat Yessy memikirkan ucapannya dengan serius.

YESSY

Kalau gitu, Mbak Citra coba aja dateng dulu ke butik saya Sabtu nanti. Tau kan, tempatnya?

Citra mengangguk senang.

DISSOLVE TO:

34.INT. RUMAH CITRA. RUANG TAMU - MALAM                     

Tampak Citra membawakan teh untuk Bowo yang sedang menonton TV. Dia pun duduk di sebelahnya.

CITRA

Mas, aku titip Bayu sama warung ya Sabtu nanti. Aku mau ke butiknya Mbak Yessy, salah satu wali murid di kelasnya Bayu.

BOWO

Mau beli baju? Tumben banget ke butik segala.

CITRA

Enggak, Mas. Aku mau mulai bisnis online. Nanti aku mau jualan online gitu dan barangnya aku ambil dari tempatnya Mbak Yessy.

Bowo menghadap Citra dan menatapnya dengan serius.

BOWO

Buat jualan online? Emangnya kamu kurang sibuk di rumah? Kamu aja sering keteteran di warung, apalagi kalau sampai nambah kerjaan lain.

CITRA

Kamu ngerti nggak sih, Mas? Aku tuh capek dipandang sebelah mata karena jadi IRT doang. Katanya kerjaanku cuma sumur, dapur, sama kasur.

BOWO

Justru karena aku ngerti, makanya aku nggak kasih kamu ambil kegiatan lain. Karena aku mikirin kamu, aku nggak mau kamu kecapean. Terus nantinya malah jadi gampang emosi.

Citra membuang muka. Dia tampak kesal karena Bowo tidak mendukung rencananya.

BOWO (CONT’D)

Coba kamu pikirin baik-baik. Jangan tergesa-gesa. Kalau kamu cari kegiatan baru, bukannya waktu kamu malah banyak kesita?

CITRA

Tapi kan aku ngerjainnya dari rumah, Mas. Namanya juga online, ya bisa dari mana aja. Aku bisa nyambi jaga warung buat kelola toko onlinenya.
(Merengek)
Boleh ya, Mas. Biar pemasukan kita nggak cuma dari gaji kamu dan warung aku aja.

Bowo tampak berpikir. Dia masih terlihat bimbang.

DISSOLVE TO:

35.INT. BUTIK YESSY - SIANG                                

Tampak Yessy sedang mengobrol di telepon di meja kasir. Seorang karyawannya sedang merapikan baju-baju yang dipajang di dalam butik. Lalu Citra datang.

CITRA

Permisi.

KARYAWAN BUTIK

Selamat siang, Kak. Silakan masuk dan dilihat-lihat dulu. Banyak koleksi baru datang kemarin.

CITRA

Saya bukan mau beli, tapi sudah punya janji sama Bu Yessy. Beliau ada?

KARYAWAN BUTIK

Ada. Mari ikuti saya.

Citra mengekor Karyawan Butik menuju meja kasir. Yessy menyadari kehadiran Citra.

YESSY

Nanti aku kabari lagi ya, Jeng Heni. Maaf nih, ada tamu di butik.

Yessy menutup telepon dan karyawannya kembali ke kegiatannya tadi.

YESSY (CONT’D)

Hai, Mbak Citra. Susah nggak sampe sini? Terus gimana? Jadi jualan onlinenya?

CITRA

Jadi, Mbak. Makanya saya ke sini.

YESSY

Oke. Saya langsung aja, ya. Saya nggak keberatan sama kerja sama ini, tapi saya mau menginfokan beberapa syarat dan ketentuan. Biar kita sama-sama enak dan tidak ada pihak yang dirugikan.

CITRA

Saya setuju, Mbak. Syaratnya apa aja, ya?

YESSY

Butik saya tidak terima utangan dan pembayaran dengan cicilan. Sistemnya cash and carry. Ada uang, ada barang.

CITRA

Saya ngerti soal itu. Setelah terima pembayaran dari pelanggan, saya pasti langsung setor lunas ke Mbak Yessy. Soal harga gimana?

YESSY

Ya itu terserah, Mbak Citra. Kan yang jualan Mbak Citra.

CITRA

Maaf sebelumnya, Mbak. Butiknya Mbak Yessy kan udah cukup terkenal, kalau saya matok harga lebih tinggi, pasti pelanggan akan lebih milih belanja ke sini dong. Saya nggak mungkin bersaing harga dengan Mbak.

YESSY

Jadi … maunya Mbak Citra gimana?

CITRA

Biasanya, reseller atau marketer gitu dapet potongan harga. Sekitar 10-20% tergantung kesepakatan. Biar harga produknya seragam.

YESSY

Kalau 10% saya nggak bisa kasih, Mbak. Palingan mentok 5%. Saya juga nggak mau packing atau mengantar ke ekspedisi. Nanti saya bawakan pesanannya sesuai dengan standar butik.

CITRA

Oke deh, Mbak. Saya setuju. Berarti saya udah boleh foto-foto bajunya?

CUT TO :

36.INT. BUTIK YESSY - SIANG (MOMENTS LATER)                

Tampak Citra sedang memilih baju-baju yang akan difotonya. Citra mengeluarkan buku catatan dan pulpen dari tas. Tidak jauh dari sana terlihat Yessy seperti sedang menunggu seseorang menerima panggilan ponselnya.

YESSY

Halo, Mbak Sof! Kamu nggak akan percaya siapa yang ada di butikku sekarang.

SOFI (O.S)

Siapa? Artis? Pejabat?

YESSY

Itu mah biasa. Yang ini luar biasa.

SOFI (O.S)

Siapa sih? Bikin penasaran aja deh.

YESSY

Bestimu, Jeng. Mbak Citra.

SOFI (O.S)

Citra? Mau ngapain dia?

YESSY

Mau jadi marketer butikku dia. Sekarang lagi foto-foto tuh.

Yessy terus melihat ke arah Citra sambil menelepon Sofi. Sesekali Yessy tampak tersenyum kecil penuh arti.

CUT TO:

37.INT. RUMAH SOFI. RUANG MAKAN - MALAM                           

Kita melihat banyak menu yang sudah tersaji di meja. Sofi, Indra, dan Via siap menyantap makan malam. Ada ART baru, Bik TUTI (30) sedang meletakan wadah berisi sayur sop, lalu kembali ke dapur. Sofi mulai mencicipi makanan yang tersaji. Dia langsung meneguk air putih karena merasa makanan tersebut tidak enak.

SOFI

Makanan apaan nih? Bik!

Datanglah Bik Tuti ke ruang makan dengan tergopoh-gopoh.

TUTI

Iya, Bu.

SOFI

Ini kenapa rasa makanannya hancur begini?

TUTI

(ketakutan)

Maaf, Bu. Biasanya saya masak memang seperti itu.

INDRA

Udah-udah, enggak apa-apa. Ini lumayan, kok. Bik Tuti balik ke dapur aja, ya.

Bik Tuti hanya mengangguk dan kembali ke belakang.

SOFI

Mas, makanan begini kok dibilang lumayan. Udah, pokoknya jangan dimakan. Nanti Via sakit perut lagi. Kita pesan makanan di restoran aja.

Via yang sedang menyantap makanannya dengan lahap tiba-tiba piringnya diambil oleh Sofi.

VIA

Ih, mami! Via kan, lagi makan.

Indra hanya menghela napas pasrah melihat Sofi yang terlalu berlebihan.

DISSOLVE TO:

38.INT. RUMAH CITRA. RUANG MAKAN - PAGI                    

Kita melihat Bowo dan Bayu yang baru duduk di kursi makan. Bowo membuka tudung saji yang di bawahnya tidak ada satupun makanan.

BOWO

Mama ke mana, Bay?

BAYU

Abis anterin seragam Bayu ke kamar tadi, katanya mama mau buka warung.

Bowo berdiri dan menuju ke arah warung di bagian garasi.

CUT TO:

39.INT. RUMAH CITRA. WARUNG - PAGI                         

Kita melihat warung sudah terbuka. Citra duduk di sana sambil fokus pada layar ponselnya. Dia tampak serius. Lalu Bowo datang menghampiri.

BOWO

Kamu belum bikin sarapan buat aku dan Bayu?

Citra tidak menoleh. Dia masih melihat ke arah layar ponselnya.

CITRA

Aku enggak sempat masak, Mas. Toko online ku lagi mulai rame nih. Kamu sama Bayu beli makan di luar dulu aja ya.

BOWO

(Agak marah)

Bukannya aku udah bilang kalau kamu enggak perlu jualan online segala?

Citra menoleh ke Bowo.

CITRA

Mas … dengerin aku dulu deh. Jualan online gini lumayan lho, kalo pembelinya terus rame kayak begini. Apalagi aku enggak perlu keluar rumah buat cari tambahan yang lumayan. Malah lebih gampang dari jualan di warung.

BOWO

Tetap aja kamu udah enggak mau dengerin keputusan aku.

Bayu datang dan memegang tangan papahnya.

BAYU

Pa, berangkat yuk. Nanti Bayu kesiangan.

Bowo memandang Bayu, lalu mengembuskan napasnya berusaha menenangkan emosi.

CUT TO:

40.INT. SEKOLAH. KANTIN - SIANG                          

Kita melihat suasana kantin yang ramai. Bayu sedang membeli sebungkus roti dan susu di salah satu lapak jajanan. Lalu Bayu duduk di bangku yang kosong. Beberapa teman sekelas Bayu datang menghampiri.

TEMAN 1

Bay, tumben kamu enggak bawa bekal?

Bayu hanya diam sambil menggeleng kecil.

TEMAN 2

Kita makan bareng aja yuk, nih aku dibawain bekel banyak sama mama aku.

BAYU

Enggak usah. Aku udah kenyang makan roti sama susu ini.

Bayu tampak murung ketika melihat teman-temannya yang membawa bekal.

TEMAN 3

Oiya, Bay. Kata mamaku, kamu enggak ikut study tour tahun ini ya?

BAYU

Iya.

TEMAN 1

Kenapa? Biasanya kamu selalu ikut.

BAYU

Kata papa dan mamaku, ikut turnya nanti aja pas kelas 6.

TEMAN 2

Berarti kamu enggak bisa ikut seneng-seneng dong nanti sama kita?

BAYU

Enggak apa-apa. Malah aku bisa puas main PS di rumah pas liburan nanti.

CUT TO:

40.A.EXT. SEKOLAH - SIANG

Kita melihat anak-anak sudah keluar dari dalam gedung. Sebagian besar dari mereka sudah dijemput oleh orang tua atau supir. Namun, di satu sisi tampak Bayu yang masih menunggu dijemput oleh Citra. Dari arah belakang, Bu Santika datang menghampiri Bayu.

BU SANTIKA

Bayu belum dijemput Mama?

BAYU

Belum, Bu.

BU SANTIKA

Coba Bu guru telponin mama ya?

Bayu menggangguk. Bu Santika pun mengambil ponselnya di saku dan menghubungi ponsel Citra.

INSERT : Ponsel Citra yang bergetar di atas meja. Citra sedang melayani pembeli di warung.

BU SANTIKA (CONT'D)

Enggak diangkat, Bay.

Kemudian Mobil Via yang dikendarai Pak Ujang pun berhenti di depan Bayu dan Bu Santika. Dari arah dalam mobil, Via berteriak ke Bayu.

VIA

Kamu belum dijemput, Bay?

BAYU

Belum.

VIA

Bareng sama aku aja yuk!

BU SANTIKA

Ide yang bagus, Via. Enggak apa-apa kan, Bayu pulang bareng kamu? Soalnya keadaan sekolah udah mulai sepi.

VIA

Iya, Bu. Via malah seneng kalo Bayu bareng sama Via. Mama kita berdua kan, sahabatan.

BU SANTIKA (KE BAYU)

Bayu bareng sama Via ya?

Bayu hanya mengangguk dengan wajah yang murung.

CUT TO:

40.B.EXT/INT. MOBIL. DALAM PERJALANAN - SORE

Kita melihat Pak Ujang sedang fokus mengendarai mobil. Sementara di bagian tengah ada Via dan Bayu yang duduk bersebelahan.

VIA

Emangnya mama kamu ke mana, Bay? Kok tumben enggak jemput kamu?

BAYU

Aku juga enggak tau, Via.

VIA

Hemm ... tapi masih mending kamu karena dijemput setiap hari sama mama kamu. Kalo aku, mamiku sibuk terus di kantor.

BAYU

Mami kamu kerja kan buat cari uang. Terus uangnya buat beli semua keperluan kamu, Via.

VIA

Tapi aku lebih suka mami ada di rumah pas aku TK waktu itu. Aku bisa sering main sama mami.

BAYU

Kita kan udah 10 tahun. Jadi udah bisa main sendiri.

Via terdiam dengan wajah sedikit cemberut. Namun kemudian Via kembali nyeletuk sebuah ide yang tiba-tiba membuatnya bersemangat.

VIA

Bay! Gimana kalau sekarang kita main di mall dulu?

BAYU

Aku enggak bisa, Via. Kata mamaku, abis pulang sekolah harus langsung pulang. Aku enggak boleh ke mana-mana kalau enggak sama mama. Emang kamu enggak dicariin sama mami kamu?

VIA

Pasti mami juga belum pulang. Cuma bibik baru yang ada di rumah.

Lagi-lagi wajah Via tampak bete dan murung.

CUT TO:




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar