ACT 2
31.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - SORE
Citra masuk kamar dengan tergesa-gesa. Dia langsung menuju laci nakas dan mengambil buku rekening tabungannya. Citra mengecek lagi buku rekening yang lain di dalam laci.
ZOOM IN: NOMINAL REKENING SEBESAR 60jt.
Citra mengembuskan napas berat sambil meletakan buku rekening yang masih di tangannya ke pangkuan. Dia terlihat bingung dan dilema.
CUT TO:
32.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - MALAM
Kita melihat Bowo sedang fokus pada laptop yang berada di pangkuannya. Bowo duduk bersandar di kasur. Lalu Citra datang menghampiri dan duduk di sebelah Bowo.
CITRA
Mas, ada yang mau aku omongin ke kamu.
BOWO
Kalau soal tur sekolah Bayu, keputusanku tetap sama.
CITRA
Ayolah, Mas. Berangkatnya juga masih lama, kok. Kita masih bisa cari tambahan lagi. Atau pakai tabungan yang ada dulu. Terus nanti kita bisa tutup lagi sama uang hasil warung. Gimana?
Bowo menutup laptop dan menoleh ke arah Citra. Bowo menatap Citra dengan serius.
BOWO
Kenapa sih, kamu jadi maksa gini? Biasanya kamu selalu setuju sama semua keputusan aku.
CITRA
Aku cuma enggak suka ada orang yang ngerendahin aku, Mas.
BOWO
(sedikit terkejut)
Siapa yang ngerendahin kamu? Bilang sini sama aku.
Citra mengembuskan napas kasar.
CITRA
Lupain aja, deh. Aku cuma asal ngomong.
BOWO
Sekali lagi aku tegasin ya sama kamu. Keputusanku tetap sama. Dan tabungan kita, enggak boleh diutak-atik karena itu cuma buat keperluan darurat. Oke?
CITRA
Iya-iya.
Citra bangkit dari duduknya. Lalu berjalan menuju sisi ranjang bagiannya. Dia merebahkan diri dengan wajah yang masih tampak bete.
CUT TO:
33.EXT. SEKOLAH. HALAMAN - PAGI
Kita melihat Citra baru saja mengantar Bayu yang sudah berlari ke area dalam sekolah. Lalu Citra melihat tidak jauh dari posisinya, YESSY (33) yang baru saja mengantar anaknya juga. Citra tampak memikirkan sesuatu. Lalu Citra berjalan menghampiri salah satu wali murid anak kelas 4 itu.
CITRA
Mbak Yessy!
Yessy berhenti dan menoleh ke arah Citra.
YESSY
Ada apa, Mbak Citra?
CITRA
Saya boleh ngobrol sebentar gak?
YESSY
Soal apa ya, Mbak Citra?
CITRA
Gimana keadaan butik, Mbak Yessy?
Sesaat wajah Yessy tampak heran dengan pertanyaan Citra yang menurutnya aneh.
YESSY
Baik-baik aja, kok. Malah akhir-akhir ini banyak pelanggan baru berdatangan. Ada apa? Kok Mbak Citra nanya soal butik saya?
Citra tampak berpikir sambil bergumam kecil.
CITRA
(sedikit ragu)
Kira-kira ... apa bisa kalau saya jadi reseller untuk produk di butik Mbak Yessy?
Yessy mengerutkan keningnya memandang Citra. Dia tampak sedikit bingung.
CITRA (CONT'D)
Saya mau jualan online, Mbak
YESSY
(sedikit kaget)
Mbak Citra mau jualan online?
Citra mengangguk antusias sambil tersenyum lebar.
YESSY (CONT’D)
(Ragu)
Emangnya Mbak Citra punya pengalaman jualan online?
CITRA
Belum sih, Mbak. Tapi kan, saya udah biasa jualan. Pasti sistemnya juga enggak beda jauh. Gimana, Mbak? Bisa enggak ya?
Yessy diam sambil memperhatikan Citra yang juga memandangnya penuh harap.
YESSY
Saya juga belum yakin mau kasih jawaban apa soal itu. Karena sejujurnya, butik saya belum pernah ada online shopnya gitu. Selama ini ya, yang mau beli langsung ke toko aja.
CITRA
Nah, justru itu Mbak Yessy. Berarti online shop ini bisa jadi trobosan baru untuk butiknya Mbak Yessy. Saya yakin butik Mbak Yessy semakin maju nantinya.
Melihat Citra yang tampak begitu yakin, membuat Yessy memikirkan ucapannya dengan serius.
YESSY
Kalau gitu, Mbak Citra coba aja dateng dulu ke butik saya Sabtu nanti. Tau kan, tempatnya?
Citra mengangguk senang.
DISSOLVE TO:
34.INT. RUMAH CITRA. RUANG TAMU - MALAM
Tampak Citra membawakan teh untuk Bowo yang sedang menonton TV. Dia pun duduk di sebelahnya.
CITRA
Mas, aku titip Bayu sama warung ya Sabtu nanti. Aku mau ke butiknya Mbak Yessy, salah satu wali murid di kelasnya Bayu.
BOWO
Mau beli baju? Tumben banget ke butik segala.
CITRA
Enggak, Mas. Aku mau mulai bisnis online. Nanti aku mau jualan online gitu dan barangnya aku ambil dari tempatnya Mbak Yessy.
Bowo menghadap Citra dan menatapnya dengan serius.
BOWO
Buat jualan online? Emangnya kamu kurang sibuk di rumah? Kamu aja sering keteteran di warung, apalagi kalau sampai nambah kerjaan lain.
CITRA
Kamu ngerti nggak sih, Mas? Aku tuh capek dipandang sebelah mata karena jadi IRT doang. Katanya kerjaanku cuma sumur, dapur, sama kasur.
BOWO
Justru karena aku ngerti, makanya aku nggak kasih kamu ambil kegiatan lain. Karena aku mikirin kamu, aku nggak mau kamu kecapean. Terus nantinya malah jadi gampang emosi.
Citra membuang muka. Dia tampak kesal karena Bowo tidak mendukung rencananya.
BOWO (CONT’D)
Coba kamu pikirin baik-baik. Jangan tergesa-gesa. Kalau kamu cari kegiatan baru, bukannya waktu kamu malah banyak kesita?
CITRA
Tapi kan aku ngerjainnya dari rumah, Mas. Namanya juga online, ya bisa dari mana aja. Aku bisa nyambi jaga warung buat kelola toko onlinenya.
(Merengek)
Boleh ya, Mas. Biar pemasukan kita nggak cuma dari gaji kamu dan warung aku aja.
Bowo tampak berpikir. Dia masih terlihat bimbang.
DISSOLVE TO:
35.INT. BUTIK YESSY - SIANG
Tampak Yessy sedang mengobrol di telepon di meja kasir. Seorang karyawannya sedang merapikan baju-baju yang dipajang di dalam butik. Lalu Citra datang.
CITRA
Permisi.
KARYAWAN BUTIK
Selamat siang, Kak. Silakan masuk dan dilihat-lihat dulu. Banyak koleksi baru datang kemarin.
CITRA
Saya bukan mau beli, tapi sudah punya janji sama Bu Yessy. Beliau ada?
KARYAWAN BUTIK
Ada. Mari ikuti saya.
Citra mengekor Karyawan Butik menuju meja kasir. Yessy menyadari kehadiran Citra.
YESSY
Nanti aku kabari lagi ya, Jeng Heni. Maaf nih, ada tamu di butik.
Yessy menutup telepon dan karyawannya kembali ke kegiatannya tadi.
YESSY (CONT’D)
Hai, Mbak Citra. Susah nggak sampe sini? Terus gimana? Jadi jualan onlinenya?
CITRA
Jadi, Mbak. Makanya saya ke sini.
YESSY
Oke. Saya langsung aja, ya. Saya nggak keberatan sama kerja sama ini, tapi saya mau menginfokan beberapa syarat dan ketentuan. Biar kita sama-sama enak dan tidak ada pihak yang dirugikan.
CITRA
Saya setuju, Mbak. Syaratnya apa aja, ya?
YESSY
Butik saya tidak terima utangan dan pembayaran dengan cicilan. Sistemnya cash and carry. Ada uang, ada barang.
CITRA
Saya ngerti soal itu. Setelah terima pembayaran dari pelanggan, saya pasti langsung setor lunas ke Mbak Yessy. Soal harga gimana?
YESSY
Ya itu terserah, Mbak Citra. Kan yang jualan Mbak Citra.
CITRA
Maaf sebelumnya, Mbak. Butiknya Mbak Yessy kan udah cukup terkenal, kalau saya matok harga lebih tinggi, pasti pelanggan akan lebih milih belanja ke sini dong. Saya nggak mungkin bersaing harga dengan Mbak.
YESSY
Jadi … maunya Mbak Citra gimana?
CITRA
Biasanya, reseller atau marketer gitu dapet potongan harga. Sekitar 10-20% tergantung kesepakatan. Biar harga produknya seragam.
YESSY
Kalau 10% saya nggak bisa kasih, Mbak. Palingan mentok 5%. Saya juga nggak mau packing atau mengantar ke ekspedisi. Nanti saya bawakan pesanannya sesuai dengan standar butik.
CITRA
Oke deh, Mbak. Saya setuju. Berarti saya udah boleh foto-foto bajunya?
CUT TO :
36.INT. BUTIK YESSY - SIANG (MOMENTS LATER)
Tampak Citra sedang memilih baju-baju yang akan difotonya. Citra mengeluarkan buku catatan dan pulpen dari tas. Tidak jauh dari sana terlihat Yessy seperti sedang menunggu seseorang menerima panggilan ponselnya.
YESSY
Halo, Mbak Sof! Kamu nggak akan percaya siapa yang ada di butikku sekarang.
SOFI (O.S)
Siapa? Artis? Pejabat?
YESSY
Itu mah biasa. Yang ini luar biasa.
SOFI (O.S)
Siapa sih? Bikin penasaran aja deh.
YESSY
Bestimu, Jeng. Mbak Citra.
SOFI (O.S)
Citra? Mau ngapain dia?
YESSY
Mau jadi marketer butikku dia. Sekarang lagi foto-foto tuh.
Yessy terus melihat ke arah Citra sambil menelepon Sofi. Sesekali Yessy tampak tersenyum kecil penuh arti.
CUT TO:
37.INT. RUMAH SOFI. RUANG MAKAN - MALAM
Kita melihat banyak menu yang sudah tersaji di meja. Sofi, Indra, dan Via siap menyantap makan malam. Ada ART baru, Bik TUTI (30) sedang meletakan wadah berisi sayur sop, lalu kembali ke dapur. Sofi mulai mencicipi makanan yang tersaji. Dia langsung meneguk air putih karena merasa makanan tersebut tidak enak.
SOFI
Makanan apaan nih? Bik!
Datanglah Bik Tuti ke ruang makan dengan tergopoh-gopoh.
TUTI
Iya, Bu.
SOFI
Ini kenapa rasa makanannya hancur begini?
TUTI
(ketakutan)
Maaf, Bu. Biasanya saya masak memang seperti itu.
INDRA
Udah-udah, enggak apa-apa. Ini lumayan, kok. Bik Tuti balik ke dapur aja, ya.
Bik Tuti hanya mengangguk dan kembali ke belakang.
SOFI
Mas, makanan begini kok dibilang lumayan. Udah, pokoknya jangan dimakan. Nanti Via sakit perut lagi. Kita pesan makanan di restoran aja.
Via yang sedang menyantap makanannya dengan lahap tiba-tiba piringnya diambil oleh Sofi.
VIA
Ih, mami! Via kan, lagi makan.
Indra hanya menghela napas pasrah melihat Sofi yang terlalu berlebihan.
DISSOLVE TO:
38.INT. RUMAH CITRA. RUANG MAKAN - PAGI
Kita melihat Bowo dan Bayu yang baru duduk di kursi makan. Bowo membuka tudung saji yang di bawahnya tidak ada satupun makanan.
BOWO
Mama ke mana, Bay?
BAYU
Abis anterin seragam Bayu ke kamar tadi, katanya mama mau buka warung.
Bowo berdiri dan menuju ke arah warung di bagian garasi.
CUT TO:
39.INT. RUMAH CITRA. WARUNG - PAGI
Kita melihat warung sudah terbuka. Citra duduk di sana sambil fokus pada layar ponselnya. Dia tampak serius. Lalu Bowo datang menghampiri.
BOWO
Kamu belum bikin sarapan buat aku dan Bayu?
Citra tidak menoleh. Dia masih melihat ke arah layar ponselnya.
CITRA
Aku enggak sempat masak, Mas. Toko online ku lagi mulai rame nih. Kamu sama Bayu beli makan di luar dulu aja ya.
BOWO
(Agak marah)
Bukannya aku udah bilang kalau kamu enggak perlu jualan online segala?
Citra menoleh ke Bowo.
CITRA
Mas … dengerin aku dulu deh. Jualan online gini lumayan lho, kalo pembelinya terus rame kayak begini. Apalagi aku enggak perlu keluar rumah buat cari tambahan yang lumayan. Malah lebih gampang dari jualan di warung.
BOWO
Tetap aja kamu udah enggak mau dengerin keputusan aku.
Bayu datang dan memegang tangan papahnya.
BAYU
Pa, berangkat yuk. Nanti Bayu kesiangan.
Bowo memandang Bayu, lalu mengembuskan napasnya berusaha menenangkan emosi.
CUT TO:
40.INT. SEKOLAH. KANTIN - SIANG
Kita melihat suasana kantin yang ramai. Bayu sedang membeli sebungkus roti dan susu di salah satu lapak jajanan. Lalu Bayu duduk di bangku yang kosong. Beberapa teman sekelas Bayu datang menghampiri.
TEMAN 1
Bay, tumben kamu enggak bawa bekal?
Bayu hanya diam sambil menggeleng kecil.
TEMAN 2
Kita makan bareng aja yuk, nih aku dibawain bekel banyak sama mama aku.
BAYU
Enggak usah. Aku udah kenyang makan roti sama susu ini.
Bayu tampak murung ketika melihat teman-temannya yang membawa bekal.
TEMAN 3
Oiya, Bay. Kata mamaku, kamu enggak ikut study tour tahun ini ya?
BAYU
Iya.
TEMAN 1
Kenapa? Biasanya kamu selalu ikut.
BAYU
Kata papa dan mamaku, ikut turnya nanti aja pas kelas 6.
TEMAN 2
Berarti kamu enggak bisa ikut seneng-seneng dong nanti sama kita?
BAYU
Enggak apa-apa. Malah aku bisa puas main PS di rumah pas liburan nanti.
CUT TO:
40.A.EXT. SEKOLAH - SIANG
Kita melihat anak-anak sudah keluar dari dalam gedung. Sebagian besar dari mereka sudah dijemput oleh orang tua atau supir. Namun, di satu sisi tampak Bayu yang masih menunggu dijemput oleh Citra. Dari arah belakang, Bu Santika datang menghampiri Bayu.
BU SANTIKA
Bayu belum dijemput Mama?
BAYU
Belum, Bu.
BU SANTIKA
Coba Bu guru telponin mama ya?
Bayu menggangguk. Bu Santika pun mengambil ponselnya di saku dan menghubungi ponsel Citra.
INSERT : Ponsel Citra yang bergetar di atas meja. Citra sedang melayani pembeli di warung.
BU SANTIKA (CONT'D)
Enggak diangkat, Bay.
Kemudian Mobil Via yang dikendarai Pak Ujang pun berhenti di depan Bayu dan Bu Santika. Dari arah dalam mobil, Via berteriak ke Bayu.
VIA
Kamu belum dijemput, Bay?
BAYU
Belum.
VIA
Bareng sama aku aja yuk!
BU SANTIKA
Ide yang bagus, Via. Enggak apa-apa kan, Bayu pulang bareng kamu? Soalnya keadaan sekolah udah mulai sepi.
VIA
Iya, Bu. Via malah seneng kalo Bayu bareng sama Via. Mama kita berdua kan, sahabatan.
BU SANTIKA (KE BAYU)
Bayu bareng sama Via ya?
Bayu hanya mengangguk dengan wajah yang murung.
CUT TO:
40.B.EXT/INT. MOBIL. DALAM PERJALANAN - SORE
Kita melihat Pak Ujang sedang fokus mengendarai mobil. Sementara di bagian tengah ada Via dan Bayu yang duduk bersebelahan.
VIA
Emangnya mama kamu ke mana, Bay? Kok tumben enggak jemput kamu?
BAYU
Aku juga enggak tau, Via.
VIA
Hemm ... tapi masih mending kamu karena dijemput setiap hari sama mama kamu. Kalo aku, mamiku sibuk terus di kantor.
BAYU
Mami kamu kerja kan buat cari uang. Terus uangnya buat beli semua keperluan kamu, Via.
VIA
Tapi aku lebih suka mami ada di rumah pas aku TK waktu itu. Aku bisa sering main sama mami.
BAYU
Kita kan udah 10 tahun. Jadi udah bisa main sendiri.
Via terdiam dengan wajah sedikit cemberut. Namun kemudian Via kembali nyeletuk sebuah ide yang tiba-tiba membuatnya bersemangat.
VIA
Bay! Gimana kalau sekarang kita main di mall dulu?
BAYU
Aku enggak bisa, Via. Kata mamaku, abis pulang sekolah harus langsung pulang. Aku enggak boleh ke mana-mana kalau enggak sama mama. Emang kamu enggak dicariin sama mami kamu?
VIA
Pasti mami juga belum pulang. Cuma bibik baru yang ada di rumah.
Lagi-lagi wajah Via tampak bete dan murung.
CUT TO: