Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Mom War
Suka
Favorit
Bagikan
2. Scene 11-20 (Pekerjaan IRT)

11.INT. RUMAH CITRA. KAMAR BAYU - MALAM                           

Bowo duduk di ranjang Bayu, memperhatikan Bayu yang sedang belajar di meja belajarnya.

BOWO

Mau Papa bantu kerjain PRnya?

BAYU

Enggah usah, Pah. Tinggal sedikit lagi kok. Tadi siang aku udah kerjain setengahnya.

Setelah Bayu menyimpan buku-bukunya di tas dan meletakkannya di pinggir meja belajar, Bowo menepuk sisi ranjang di sebelahnya.

BOWO

Sini, Bay. Papa mau ngomong sebentar.

Bayu menurut dan duduk bersebelahan dengan Bowo.

BOWO (CONT’D)

Hari ini, kamu lagi kenapa sih? Kok keliatan nggak semangat gitu. Biasanya Bayu yang papa dan mama tau selalu ceria dan riang.
(beat)
Ada yang mau Bayu ceritain enggak ke papa?

Bayu menoleh ke arah Bowo. Dia memandangi papanya sebentar.

BAYU

Tadi siang Via kasih aku makanan enak, Pa.

Bowo tampak bingung.

BOWO

Wah, lezat dong. Tapi kok, anak Papa malah sedih gitu?

BAYU

Via bilang aku disuruh sering-sering makan di restoran. Biar bisa makan yang enak-enak.

Bowo merangkul bahu Bayu dan menggoyangkannya pelan.

BOWO

Emangnya masakan Mama nggak enak? Menurut Papa, masakan Mama itu nggak kalah sama koki restoran. Dan bukannya papa pernah ajak kamu makan di restoran juga?

BAYU

Tapi itu udah lama, Pah. Bayu juga udah lupa. Bayu kan, mau kayak Via yang sering makan di restoran bagus.

BOWO

Oke. Nanti kalau waktunya pas, kita makan di restoran ya. Gimana?

Wajah Bayu berubah berseri.

BAYU

(antusias)

Bener ya, Pah?

Bowo mengangguk sambil tersenyum. Dia mengusap sisi bahu Bayu dengan lembut.

CUT TO:

12.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - MALAM                

Bowo menyibak selimut dan duduk bersandar di samping Citra yang sedang membaca novel. Citra meletakkan bukunya dan menghadap Bowo.

CITRA

Gimana, Mas? Bayu mau cerita? Apa katanya?

BOWO

Masalah anak-anak biasa aja.

CITRA

Biasa gimana? Kok sampe bete gitu sih dia. Dari siang lho.

BOWO

Dia dikasih makanan sama temannya, tapi temannya bilang Bayu harus sering makan di restoran biar bisa makan-makanan enak.

CITRA

Siapa sih yang ngomong begitu? Enggak sopan banget. Emangnya nggak diajarin orang tuanya apa?

BOWO

Udah, kamu enggak perlu emosi gitu. Ini cuma masalah sepele, kok.

CITRA

Kok sepele sih? Mas, ini baru urusan makanan lho. Gimana nanti kalau Bayu nggak ikutan tur? Bisa minder dia. Jangan-jangan dia nanti nggak mau sekolah lagi.

BOWO

Kalau kita bisa kasih pengertian ke Bayu, dia nggak akan minder. Aku bisa bela-belain sekolahin Bayu di sekolah mahal untuk masa depannya, tapi untuk tur nggak. Hal kayak gitu ada di nomor sekian

CITRA

Tapi, Mas. Apa kamu enggak kasihan sama Bayu kalau cuma dia sendiri yang enggak ikut tur?

BOWO

Coba deh kamu pikirin lagi. Biaya tur ke Bali kemarin aja habis berapa? Itu yang lokal, apalagi ini yang ke luar negeri?

CITRA

Tapi, Mas ….

BOWO

Udahlah, Cit. Jangan bahas masalah ini lagi. Keputusanku tetap sama. Untuk tur ini Bayu nggak akan pergi. Aku capek, mau istirahat.

Bowo merebahkan badannya di ranjang, lalu mematikan lampu di samping tempat tidurnya. Sementara itu Citra kembali memegang novelnya.

CUT TO:

13.INT. RUMAH CITRA. DAPUR - SIANG                         

Kita melihat Citra sedang memotong buah apel. Dari arah dapur terlihat Bowo dan Bayu yang sedang bermain game konsol. Lalu ponsel Citra yang ia letakan di dekatnya, berdering. Di layar tertera nama 'Sofi'. Citra pun menerima panggilan tersebut.

CITRA

Iya, Sof?

SOFI (O.S)

Cit, kita jalan ke Mall, yuk. Belanja, makan, atau nyalon. Gue butuh refresing nih. Biar gue yang traktir kali ini. Gimana?

CITRA

Duh, Sof. Enggak bisa deh, kayaknya. Gue harus full time ada di rumah kalo weekend gini. Elo kan tau sendiri soal itu. Kalo pun gue ada keperluan di luar, paling enggak sehari sebelum gue harus bilang dulu sama Mas Bowo.

INTERCUT TO:

14.INT. RUMAH SOFI. HALAMAN BELAKANG - SIANG               

Kita melihat Sofi sedang bertelepon dengan Citra. Dari posisinya, Sofi melihat Via yang sedang menggambar sesuatu di meja makan.

SOFI

Emang ngapain sih, di rumah? Bukannya Bayu bisa ditemenin sama Bowo? Atau Bowo yang minta ditemenin elo seharian? Lagian ribet banget sih mau pergi aja pake ijin sehari sebelum dulu. Udah kayak minta cuti kerja aja.

CITRA

Enggak gitu, Sof. Gue kan, emang selalu bagi waktu buat mereka saat weekend gini. Gue juga masih banyak kerjaan nih.

SOFI

Yaelah, Cit. Weekend ini doang waktu lo buat gue. Dan apa sih yang dikerjain ibu rumah tangga kayak lo? Paling bersih-bersih doang, kan? Yaudah, gue tunggu setengah jam lagi, deh.

CITRA

(intonasi suara agak meninggi)

Bersih-bersih doang? Ya, enggak gitu jugalah, Sof. Maaf deh, pokoknya gue enggak bisa.

Terdengar jika Citra tidak terima ucapan Sofi. Panggilan pun terputus.

SOFI

Dih, malah dimatiin.

CUT TO:

15.INT. RUMAH CITRA. RUANG TENGAH - SIANG

Kita melihat Bayu dan Bowo sedang asyik bermain game konsol. Keduanya duduk di karpet bulu depan tv. Di layar tv terlihat pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh Bayu dan Bowo. Citra datang membawa piring berisi potongan apel yang kemudian ia letakan di meja. Citra duduk di sofa dan mengambil dua potong apel dengan garpu, lalu ia sodorkan ke Bayu dan Bowo.

CITRA

Siapa yang menang? Papa atau Bayu?

BAYU

Aku dong, Ma.

BOWO

Itu karena papa sengaja ngalah dari kamu, Bay.

BAYU

Ah, papa bisa aja ngelesnya.

Mereka semua tertawa. Kemudian Citra mengambil ponsel di saku celananya. Dia membuka salah satu akun social medianya dan melihat-lihat.

INSERT : SEBUAH KONTEN TENTANG PENDAPATAN BESAR SEORANG IBU RUMAH TANGGA BERKAT USAHA ONLINENYA

Kita fokus pada wajah Citra tampak tertarik dengan konten tersebut.

DISSOLVE TO:

16.INT. RUMAH SOFI. RUANG TV - MALAM                             

Kita melihat Sofi dan Indra sedang menonton tv. Lalu dari arah dapur MARNI (40) datang menghampiri.

MARNI

Maaf, Bu, Pak. Ada yang mau saya bicarakan sebentar.

INDRA

Bicara apa, Mbak?

MARNI

Besok saya mau ijin pulang kampung karena ibu saya sakit keras.

SOFI

Lho, kok mendadak? Terus siapa nanti yang beresin kerjaan rumah?

INDRA

Mih, jangan gitu ngomongnya. Mbak Marni lagi kesulitan gini, kamu malah cemasin masalah kerjaan. Nanti kita bisa cari pengganti sementara untuk Mbak Marni.
(beat)(ke Marni)
Berapa lama mbak Marni ijin?

MARNI

Saya juga belum tau, Pak. Kondisi ibu saya makin memburuk.

Indra terlihat cemas. Berbeda dengan Sofi yang tampak kesal.

INDRA

Yaudah, Mbak Marni boleh pulang dulu. Nanti kalau ibunya sudah membaik, Mbak Marni bisa balik lagi ke sini ya.

MARNI

Iya, Pak. Saya permisi kalau begitu.

Mbak Marni bergegas pergi.

SOFI

Mas, nyari ART yang bagus tuh susah jaman sekarang. Ada yang kerjanya lelet, ceroboh, malah suka curi barang-barang. Kamu kan tau buat dapetin Mbak Marni itu juga susah banget.

INDRA

Ya abis mau gimana lagi? Kasia kan Mbak Marni kalau tetap dipaksain buat bekerja dengan kondisi ibunya yang lagi sakit. Udah ya, nanti kamu coba telpon yayasan lagi buat cari pengganti Mbak Marni.

Wajah Sofi masih kesal dan cemberut.

 CUT TO:

17.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - PAGI                    

Kita melihat Citra yang masih berbaring sambil menggunakan selimut sampai atas dada. Wajah Citra tampak pucat. Lalu Bowo datang dan duduk di sebelah Citra.

BOWO

Kok, tumben kamu belum bangun?

CITRA

Aku lagi enggak enak badan, Mas.

Bowo meletakan telapak tangannya di kening Citra. Tangannya terasa panas.

BOWO

Badan kamu panas lho ini. Kita ke dokter yuk?

CITRA

Enggak usah, Mas. Nanti aku minum obat aja. Abis tidur sebentar juga udah mendingan, kok.

Lalu Bayu datang menghampiri kedua orang tuanya.

BAYU

Ma, Pa, ayo sarapan!

BOWO

Sebentar ya, Bay. Mama lagi demam, nih.

Wajah Bayu terlihat cemas. Lalu Bayu seperti memiliki ide secara tiba-tiba.

BAYU

(Bersemangat)

Pah, gimana kalo hari ini kita bantuin mama buat selesain kerjaan rumah?

CITRA

Enggak usah, Bay. Kamu main aja sama papa.

BOWO

Anak punya ide bagus gitu kok, ditolak.

Bowo berdiri.

BOWO (CONT’D)

Yaudah, ayo kita kerja bakti. Papa juga akan buatin bubur untuk mama biar cepet sembuh.

Citra tersenyum simpul.

CITRA

Makasih ya, Pah, Bay.

BOWO

Kamu istirahat dulu ya.

Bowo membenarkan selimut Citra.

BAYU

Mama cepat sembuh ya.

CITRA

Iya, Sayang.

DISSOLVE TO:

18.INT. RUMAH SOFI - SORE                                  

MONTAGE : Terlihat Indra baru pulang kerja. Dia melihat ruang tamu yang berantakan. Lalu Indra berjalan ke ruang keluarga dan menemukan banyak bekas cemilan di meja. Dari situ Indra  bergerak ke dapur dan geleng-geleng kepala saat melihat area dapur yang kotor, serta wastafel yang dipenuhi piring kotor.

CUT TO:

19.INT. RUMAH SOFI. KAMAR VIA - SORE                       

Kita melihat Indra masuk ke kamar Via. Dia terkejut saat melihat Via yang sedang meringkuk sambil memegangi perutnya dan mengerang kesakitan. Indra segera menghampiri Via dan terlihat khawatir.

INDRA

Kamu kenapa, Sayang?

VIA

Perut Via sakit, Pi.

INDRA

Kenapa bisa sakit? Terus mami ke mana?

VIA

Tadi Mami bilang pulang telat. Via dititipin ke mbak Yati di sebelah.

INDRA

Tapi kamu udah makan?

VIA

Udah. Via makan mie instan.

Via terus mengerang kesakitan. Wajahnya pucat dan berkeringat. Lalu akhirnya Via pingsan. Indra pun panik.

CUT TO:

20.INT. RUMAH SAKIT. IGD - MALAM                           

Kita melihat Via yang sudah sadarkan diri terbaring di salah satu ranjang pasien yang tertutupi dengan tirai. Di sebelahnya ada Indra dan SEORANG DOKTER.

INDRA

Gimana keadaan anak saya, Dok?

DOKTER

Putri bapak salah makan. Asam lambungnya naik. Kalau saya tadi bertanya, ternyata adek ini makan mie instan lebih dari satu bungkus. Satu dua hari ini ada baiknya putri bapak dirawat saja dulu agar semakin membaik.

INDRA

Baik, dok. Terimakasih.

Dokter bergegas pergi. Kemudian Indra memandang Via dengan cemas sambil menggenggam tangan Via.

INDRA

Perutnya masih sakit, sayang?

Via menggeleng. Dia terlihat lemas.

VIA

Udah enggak begitu, Pi. Mami mana, Pi?

INDRA

Mami baru dapat ijin dari kantor. Pasti sekarang mami udah di jalan ke sini.

Via mengangguk pelan dengan senyuman yang tipis. Sementara Indra mengusap punggung tangan Via.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar