11.INT. RUMAH CITRA. KAMAR BAYU - MALAM
Bowo duduk di ranjang Bayu, memperhatikan Bayu yang sedang belajar di meja belajarnya.
BOWO
Mau Papa bantu kerjain PRnya?
BAYU
Enggah usah, Pah. Tinggal sedikit lagi kok. Tadi siang aku udah kerjain setengahnya.
Setelah Bayu menyimpan buku-bukunya di tas dan meletakkannya di pinggir meja belajar, Bowo menepuk sisi ranjang di sebelahnya.
BOWO
Sini, Bay. Papa mau ngomong sebentar.
Bayu menurut dan duduk bersebelahan dengan Bowo.
BOWO (CONT’D)
Hari ini, kamu lagi kenapa sih? Kok keliatan nggak semangat gitu. Biasanya Bayu yang papa dan mama tau selalu ceria dan riang.
(beat)
Ada yang mau Bayu ceritain enggak ke papa?
Bayu menoleh ke arah Bowo. Dia memandangi papanya sebentar.
BAYU
Tadi siang Via kasih aku makanan enak, Pa.
Bowo tampak bingung.
BOWO
Wah, lezat dong. Tapi kok, anak Papa malah sedih gitu?
BAYU
Via bilang aku disuruh sering-sering makan di restoran. Biar bisa makan yang enak-enak.
Bowo merangkul bahu Bayu dan menggoyangkannya pelan.
BOWO
Emangnya masakan Mama nggak enak? Menurut Papa, masakan Mama itu nggak kalah sama koki restoran. Dan bukannya papa pernah ajak kamu makan di restoran juga?
BAYU
Tapi itu udah lama, Pah. Bayu juga udah lupa. Bayu kan, mau kayak Via yang sering makan di restoran bagus.
BOWO
Oke. Nanti kalau waktunya pas, kita makan di restoran ya. Gimana?
Wajah Bayu berubah berseri.
BAYU
(antusias)
Bener ya, Pah?
Bowo mengangguk sambil tersenyum. Dia mengusap sisi bahu Bayu dengan lembut.
CUT TO:
12.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - MALAM
Bowo menyibak selimut dan duduk bersandar di samping Citra yang sedang membaca novel. Citra meletakkan bukunya dan menghadap Bowo.
CITRA
Gimana, Mas? Bayu mau cerita? Apa katanya?
BOWO
Masalah anak-anak biasa aja.
CITRA
Biasa gimana? Kok sampe bete gitu sih dia. Dari siang lho.
BOWO
Dia dikasih makanan sama temannya, tapi temannya bilang Bayu harus sering makan di restoran biar bisa makan-makanan enak.
CITRA
Siapa sih yang ngomong begitu? Enggak sopan banget. Emangnya nggak diajarin orang tuanya apa?
BOWO
Udah, kamu enggak perlu emosi gitu. Ini cuma masalah sepele, kok.
CITRA
Kok sepele sih? Mas, ini baru urusan makanan lho. Gimana nanti kalau Bayu nggak ikutan tur? Bisa minder dia. Jangan-jangan dia nanti nggak mau sekolah lagi.
BOWO
Kalau kita bisa kasih pengertian ke Bayu, dia nggak akan minder. Aku bisa bela-belain sekolahin Bayu di sekolah mahal untuk masa depannya, tapi untuk tur nggak. Hal kayak gitu ada di nomor sekian
CITRA
Tapi, Mas. Apa kamu enggak kasihan sama Bayu kalau cuma dia sendiri yang enggak ikut tur?
BOWO
Coba deh kamu pikirin lagi. Biaya tur ke Bali kemarin aja habis berapa? Itu yang lokal, apalagi ini yang ke luar negeri?
CITRA
Tapi, Mas ….
BOWO
Udahlah, Cit. Jangan bahas masalah ini lagi. Keputusanku tetap sama. Untuk tur ini Bayu nggak akan pergi. Aku capek, mau istirahat.
Bowo merebahkan badannya di ranjang, lalu mematikan lampu di samping tempat tidurnya. Sementara itu Citra kembali memegang novelnya.
CUT TO:
13.INT. RUMAH CITRA. DAPUR - SIANG
Kita melihat Citra sedang memotong buah apel. Dari arah dapur terlihat Bowo dan Bayu yang sedang bermain game konsol. Lalu ponsel Citra yang ia letakan di dekatnya, berdering. Di layar tertera nama 'Sofi'. Citra pun menerima panggilan tersebut.
CITRA
Iya, Sof?
SOFI (O.S)
Cit, kita jalan ke Mall, yuk. Belanja, makan, atau nyalon. Gue butuh refresing nih. Biar gue yang traktir kali ini. Gimana?
CITRA
Duh, Sof. Enggak bisa deh, kayaknya. Gue harus full time ada di rumah kalo weekend gini. Elo kan tau sendiri soal itu. Kalo pun gue ada keperluan di luar, paling enggak sehari sebelum gue harus bilang dulu sama Mas Bowo.
INTERCUT TO:
14.INT. RUMAH SOFI. HALAMAN BELAKANG - SIANG
Kita melihat Sofi sedang bertelepon dengan Citra. Dari posisinya, Sofi melihat Via yang sedang menggambar sesuatu di meja makan.
SOFI
Emang ngapain sih, di rumah? Bukannya Bayu bisa ditemenin sama Bowo? Atau Bowo yang minta ditemenin elo seharian? Lagian ribet banget sih mau pergi aja pake ijin sehari sebelum dulu. Udah kayak minta cuti kerja aja.
CITRA
Enggak gitu, Sof. Gue kan, emang selalu bagi waktu buat mereka saat weekend gini. Gue juga masih banyak kerjaan nih.
SOFI
Yaelah, Cit. Weekend ini doang waktu lo buat gue. Dan apa sih yang dikerjain ibu rumah tangga kayak lo? Paling bersih-bersih doang, kan? Yaudah, gue tunggu setengah jam lagi, deh.
CITRA
(intonasi suara agak meninggi)
Bersih-bersih doang? Ya, enggak gitu jugalah, Sof. Maaf deh, pokoknya gue enggak bisa.
Terdengar jika Citra tidak terima ucapan Sofi. Panggilan pun terputus.
SOFI
Dih, malah dimatiin.
CUT TO:
15.INT. RUMAH CITRA. RUANG TENGAH - SIANG
Kita melihat Bayu dan Bowo sedang asyik bermain game konsol. Keduanya duduk di karpet bulu depan tv. Di layar tv terlihat pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh Bayu dan Bowo. Citra datang membawa piring berisi potongan apel yang kemudian ia letakan di meja. Citra duduk di sofa dan mengambil dua potong apel dengan garpu, lalu ia sodorkan ke Bayu dan Bowo.
CITRA
Siapa yang menang? Papa atau Bayu?
BAYU
Aku dong, Ma.
BOWO
Itu karena papa sengaja ngalah dari kamu, Bay.
BAYU
Ah, papa bisa aja ngelesnya.
Mereka semua tertawa. Kemudian Citra mengambil ponsel di saku celananya. Dia membuka salah satu akun social medianya dan melihat-lihat.
INSERT : SEBUAH KONTEN TENTANG PENDAPATAN BESAR SEORANG IBU RUMAH TANGGA BERKAT USAHA ONLINENYA
Kita fokus pada wajah Citra tampak tertarik dengan konten tersebut.
DISSOLVE TO:
16.INT. RUMAH SOFI. RUANG TV - MALAM
Kita melihat Sofi dan Indra sedang menonton tv. Lalu dari arah dapur MARNI (40) datang menghampiri.
MARNI
Maaf, Bu, Pak. Ada yang mau saya bicarakan sebentar.
INDRA
Bicara apa, Mbak?
MARNI
Besok saya mau ijin pulang kampung karena ibu saya sakit keras.
SOFI
Lho, kok mendadak? Terus siapa nanti yang beresin kerjaan rumah?
INDRA
Mih, jangan gitu ngomongnya. Mbak Marni lagi kesulitan gini, kamu malah cemasin masalah kerjaan. Nanti kita bisa cari pengganti sementara untuk Mbak Marni.
(beat)(ke Marni)
Berapa lama mbak Marni ijin?
MARNI
Saya juga belum tau, Pak. Kondisi ibu saya makin memburuk.
Indra terlihat cemas. Berbeda dengan Sofi yang tampak kesal.
INDRA
Yaudah, Mbak Marni boleh pulang dulu. Nanti kalau ibunya sudah membaik, Mbak Marni bisa balik lagi ke sini ya.
MARNI
Iya, Pak. Saya permisi kalau begitu.
Mbak Marni bergegas pergi.
SOFI
Mas, nyari ART yang bagus tuh susah jaman sekarang. Ada yang kerjanya lelet, ceroboh, malah suka curi barang-barang. Kamu kan tau buat dapetin Mbak Marni itu juga susah banget.
INDRA
Ya abis mau gimana lagi? Kasia kan Mbak Marni kalau tetap dipaksain buat bekerja dengan kondisi ibunya yang lagi sakit. Udah ya, nanti kamu coba telpon yayasan lagi buat cari pengganti Mbak Marni.
Wajah Sofi masih kesal dan cemberut.
CUT TO:
17.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA - PAGI
Kita melihat Citra yang masih berbaring sambil menggunakan selimut sampai atas dada. Wajah Citra tampak pucat. Lalu Bowo datang dan duduk di sebelah Citra.
BOWO
Kok, tumben kamu belum bangun?
CITRA
Aku lagi enggak enak badan, Mas.
Bowo meletakan telapak tangannya di kening Citra. Tangannya terasa panas.
BOWO
Badan kamu panas lho ini. Kita ke dokter yuk?
CITRA
Enggak usah, Mas. Nanti aku minum obat aja. Abis tidur sebentar juga udah mendingan, kok.
Lalu Bayu datang menghampiri kedua orang tuanya.
BAYU
Ma, Pa, ayo sarapan!
BOWO
Sebentar ya, Bay. Mama lagi demam, nih.
Wajah Bayu terlihat cemas. Lalu Bayu seperti memiliki ide secara tiba-tiba.
BAYU
(Bersemangat)
Pah, gimana kalo hari ini kita bantuin mama buat selesain kerjaan rumah?
CITRA
Enggak usah, Bay. Kamu main aja sama papa.
BOWO
Anak punya ide bagus gitu kok, ditolak.
Bowo berdiri.
BOWO (CONT’D)
Yaudah, ayo kita kerja bakti. Papa juga akan buatin bubur untuk mama biar cepet sembuh.
Citra tersenyum simpul.
CITRA
Makasih ya, Pah, Bay.
BOWO
Kamu istirahat dulu ya.
Bowo membenarkan selimut Citra.
BAYU
Mama cepat sembuh ya.
CITRA
Iya, Sayang.
DISSOLVE TO:
18.INT. RUMAH SOFI - SORE
MONTAGE : Terlihat Indra baru pulang kerja. Dia melihat ruang tamu yang berantakan. Lalu Indra berjalan ke ruang keluarga dan menemukan banyak bekas cemilan di meja. Dari situ Indra bergerak ke dapur dan geleng-geleng kepala saat melihat area dapur yang kotor, serta wastafel yang dipenuhi piring kotor.
CUT TO:
19.INT. RUMAH SOFI. KAMAR VIA - SORE
Kita melihat Indra masuk ke kamar Via. Dia terkejut saat melihat Via yang sedang meringkuk sambil memegangi perutnya dan mengerang kesakitan. Indra segera menghampiri Via dan terlihat khawatir.
INDRA
Kamu kenapa, Sayang?
VIA
Perut Via sakit, Pi.
INDRA
Kenapa bisa sakit? Terus mami ke mana?
VIA
Tadi Mami bilang pulang telat. Via dititipin ke mbak Yati di sebelah.
INDRA
Tapi kamu udah makan?
VIA
Udah. Via makan mie instan.
Via terus mengerang kesakitan. Wajahnya pucat dan berkeringat. Lalu akhirnya Via pingsan. Indra pun panik.
CUT TO:
20.INT. RUMAH SAKIT. IGD - MALAM
Kita melihat Via yang sudah sadarkan diri terbaring di salah satu ranjang pasien yang tertutupi dengan tirai. Di sebelahnya ada Indra dan SEORANG DOKTER.
INDRA
Gimana keadaan anak saya, Dok?
DOKTER
Putri bapak salah makan. Asam lambungnya naik. Kalau saya tadi bertanya, ternyata adek ini makan mie instan lebih dari satu bungkus. Satu dua hari ini ada baiknya putri bapak dirawat saja dulu agar semakin membaik.
INDRA
Baik, dok. Terimakasih.
Dokter bergegas pergi. Kemudian Indra memandang Via dengan cemas sambil menggenggam tangan Via.
INDRA
Perutnya masih sakit, sayang?
Via menggeleng. Dia terlihat lemas.
VIA
Udah enggak begitu, Pi. Mami mana, Pi?
INDRA
Mami baru dapat ijin dari kantor. Pasti sekarang mami udah di jalan ke sini.
Via mengangguk pelan dengan senyuman yang tipis. Sementara Indra mengusap punggung tangan Via.
CUT TO: