Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
44. INT. STASIUN MRT - DAY
Enam bulan berlalu sejak terakhir perjalanan Maya dari Solo. Maya tampak berjalan diantara keramaian pagi ibukota. Maya mamasuki stasiun MRT yang tampak sudah penuh dengan para pekerja kantoran.
Kereta MRT berjalan perlahan meninggalkan Stasiun, Maya yang berlari tampak kecewa karena ketinggalan kereta.
Maya menata nafasnya yang tersenggal sambil melihat kereta perlahan pergi. Maya tampak terkejut, Matanya tiba-tiba menangkap sosok Satrio berada didalam kereta sedang duduk dengan kamera ditangan. Perlahan Maya melangkah mengejar laju kereta untuk memastikan dia tidak salah melihat. Namun laju kereta semakin cepat dan meninggalkan Maya dengan perasaan penasaran.
CUT TO
45. EXT. JALUR PEJALAN KAKI JENDRAL SUDIRMAN JAKARTA - DAY
Maya berjalan menuju kantornya diantara keramaian para pekerja yang sedang berjalan menuju kantor mereka. Pikiran Maya masih terbang saat melihat Satrio tadi pagi. Maya melangkah sambil melamun. Tiba- tiba dia berhenti dengan wajah terkejut, lalu berbalik mencari seseorang yang seperti baru saja melewatinya. Sosok Satrio. Maya berjalan sambil tampak mencari cari Satrio, namun gagal. Dia berehenti dsn terdiam ditengah tengah keramaiam pagi Jakarta.
CUT TO
46. INT. CAFE - NIGHT
Maya duduk di cafe tempat dia dan Bara pertama kali bertemu. Tatapan Maya menerawang keluar melihat derasnya hujan.
Suara alunan lagu Indra Lesmana menggema diseluruh cafe, Maya tampak terekjut dan memandang sekitar, lalu kembali memandamg hujan.
SATRIO
Jangan menatap hujan kalau itu membuatmu bersedih.
(Maya menoleh menatap Satrio dengan terekjut lalu bangkit berdiri)
MAYA
Satrio, apa yang kamu lakukan disini? dan apa yang baru saja kamu katakan?
SATRIO
(Tersenyum lalu mengeluarkan sebuah DVD film before sunrise dan menyerahkan kepada Maya. Bara lalu menunjukkan foto Maya yang termenung menatap hujan dari kameranya)
Jangan menatap hujan kalau itu membuatmu bersedih.
MAYA
(Menangis)
Bara...
(Maya berlari memeluk Satrio)
SATRIO
Mau berdansa? Aku ingin mereka tahu bagaimana rasanya dimabuk cinta.
(Maya menatap Satrio lalu menangis dipelukannya)