Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Malaikat Tanpa Sayap
Suka
Favorit
Bagikan
5. Pesta Ulang Tahun

13.EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - DAY

Maya berjalan keluar dari lorong rumah sakit dan menuju taman didekat tempat parkir mobilnya lalu duduk dibangku taman. Dia mengeluarkan amplop dari dalam tasnya dan membaca isinya. Tiba tiba Bara muncul dihadapannya membawa ransel dan kamera besar.

BARA

Maya.

MAYA

(Segera memasukkan kertas kedalam tas)

Bara.

BARA

Sedang apa disini?

(Duduk disamping Maya)

Ada yang sakit?

MAYA

Nggak, ada tugas kantor. Kamu sendiri sedang apa disini?

BARA

Ada tugas kantor.

MAYA

(Tertawa)

Serius kamu?

BARA

(Tersenyum)

Aku ada kerjaan disini.

(Bangkit)

Ikut aku yuk, kebetulan aku membutuhkan asisten hari ini karena acaranya agak ramai.

MAYA

Serius?

BARA

Serius May.

MAYA

Tapi...

(Bara menarik tangan Maya, menggandengnya agar mengikuti dirinya. Maya hanya pasrah)

MAYA

Memangnya ada acara apa?

BARA

Ulang tahun.

CUT TO

14. INT. RUMAH SAKIT - DAY

Ruangan pemulihan pasca kemoterapi untuk anak-anak, dihiasi ornamen dan segala makanan untuk pesta ulang tahun. Pasien anak-anak dan perawat berkumpul menyaksikan penampilan dari badut dan tukang sulap. Ada Bapak Johan (L/65), istrinya Liana (W/60), putrinya Mery (W/28) dan suaminya Henry (L/30)sebagai penyelenggara.

Maya dan Bara masuk kedalam ruangan dan tanpa sadar Bara masih menggandeng tangan Maya. Bapak Johan berjalan menghampiri mereka.

JOHAN

(Terenyum)

Tumben datang dengan pacarnya?

(Bara dan Maya saling menatap lalu terenyum karena sadar masih berpegangan tangan, lalu melepaskan masing-masing dengan malu-malu)

BARA

Kenalkan ini Maya pak, teman saya. Maya ini pak Johan.

(Maya dan Bapak Johan berjabat tangan dengan senyuman)

JOHAN

Aku pikir akhirnya kamu memiliki pacar Bara, padahal dia cantik dan kalian tampak serasi.

(Bara dan Maya tersipu)

BARA

Belum resmi pak.

MAYA

Bara.

(Maya terkejut dan memukul paha Bara dengan tasnya. Bara pura-pura kesakitan dengan manja)

(Bapak Johan tertawa melihat tingkah mereka)

JOHAN

Ayo, acara sudah dimulai.

(Bara mengikuti Bapak Johan, namun tiba tiba berhenti menoleh kearah Maya yang masih diam ditempatnya. Bara memberikan kode kepada Maya untuk mengikutinya, namun Maya hendak menelepon dan memberikan kode pada Bara)

(Bara tersenyum dan mengangguk lalu meninggalkan Maya)

(Maya berjalan keluar ruangan sambil menelpon)

(Pandangannya teralihkan oleh sosok perempuan kecil yang sedang duduk sendiri dilorong sambil memainkan bonekanya dan mengayunkan kakinya. Thalia (P/4) tampak botak dan pucat dengan pakaian pasien. Maya menghampiri Thalia lalu jongkok dihadapannya)

MAYA

Hai cantik, kok diluar sendirian? Siapa namanya?

(Maya memegang lembut tangan Thalia yang kurus)

(Thalia terdiam dengan masih memainkan bonekanya)

THALIA

(Lirih)

Thalia.

MAYA

Kenapa Thalia tidak masuk kedalam sama teman-teman? Ada badut dan tukang sulap lho didalam.

(Thalia tidak menjawab pertanyaan Maya, masih memainkan bonekanya)

MAYA

Thalia takut dengan badut ya?

(Thalia menatap Maya dan mengangguk)

MAYA

(Tersenyum lalu bediri)

Masuk yuk sayang, nanti Thalia bisa pegang tangan kakak kalau takut. Didalam banyak kue kue sama permen lho.

(Thalia menatap Maya lalu tersenyum dan berdiri sambil meraih tangan Maya)

(Maya dan Thalia masuk kedalam ruangan dan menyaksikan pertunjukan agak jauh)

(Bara yang sedang sibuk memotret tersenyum melihat kedatangan Maya dan Thalia lalu mengambil gambar mereka)

(Bara berjalan mendekati Maya dan Thalia lalu jongkok dihadapan Thalia sambil menyodorkan sebatang permen coklat)

BARA

Eits...

(Bara tersenyum dan menarik permen coklatnya saat Thalia hendak meraihnya. Bara memyodorkan pipinya dan dengan reflek Thalia mencium pipi Bara dan meraih permen ditangannya)

(Maya tersenyum melihat tingkah Bara dan Thalia)

MAYA

Kamu tampak akrab dengan Pak Johan dan keluarganya, juga dengan anak anak dan perawat disini.

BARA

Yang berdiri disamping Pak Johan adalah Ibu Liana, Istrinya. Dan yang sedang berbicara dengan perawat itu putrinya Mery dan suaminya Henry. Dulu Lily, putri dari Mery pernah dirawat disini karena mengidap leukimia. Sering keluar masuk rumah sakit ini, dan ulang tahun Lilypun mereka rayakan bersama teman temannya disini. Lily pernah dirawat di Singapura, namun mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena waktu Lily yang hampir habis.

(Bara menatap Maya. Pandangan Maya menerawang ke depan)

BARA

Lily meninggal diruangan ini dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Semua telah iklas melepas kepergian Lily. Semua tahu dia telah berjuang dengan berani melawan kankernya dan sudah saatnya Lily beristirahat dan bahagia tanpa rasa sakitnya.

(Maya terisak membuat Bara terkejut)

BARA

Maya.

(Maya mengusap air matanya dengan tisu didalam tasnya lalu tersenyum pada Bara)

MAYA

Maaf, jadi terbawa suasana dengan ceritamu

(Bara terdiam menatap Maya)

BARA

Kesedihanmu mengingatkan aku saat pertemuan pertama kita.

(Maya terkejut dan menatap Bara)

MAYA

Sesedih itukah diriku saat itu?

BARA

(Mengangguk)

MAYA

Mungkin karena hujan, aku sering terbawa suasana.

TUKANG SULAP

(Berteriak membuat Bara dan Maya terekjut)

Ada yang mau jadi relawan?

(Semua terdiam)

(Tiba-tiba Bara mengangkat tangan Maya ke atas)

(Maya terkejut dan menatap Bara)

MAYA

Bara...

(Bara tersenyum)

TUKANG SULAP

Yak, kita dapat relawan, kakak cantik dibelakang.

(Menunjuk)

(Semua menoleh kearah Maya)

(Maya tampak ragu ragu untuk kedepan. Bara meraih tas Maya dan sedikit mendorongnya agar kedepan pentas. Maya melangkah sambil menoleh marah kearah Bara. Dan Bara hanya tersenyum lalu bertepuk tangan dan diikuti semua).

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar