Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
13.EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - DAY
Maya berjalan keluar dari lorong rumah sakit dan menuju taman didekat tempat parkir mobilnya lalu duduk dibangku taman. Dia mengeluarkan amplop dari dalam tasnya dan membaca isinya. Tiba tiba Bara muncul dihadapannya membawa ransel dan kamera besar.
BARA
Maya.
MAYA
(Segera memasukkan kertas kedalam tas)
Bara.
BARA
Sedang apa disini?
(Duduk disamping Maya)
Ada yang sakit?
MAYA
Nggak, ada tugas kantor. Kamu sendiri sedang apa disini?
BARA
Ada tugas kantor.
MAYA
(Tertawa)
Serius kamu?
BARA
(Tersenyum)
Aku ada kerjaan disini.
(Bangkit)
Ikut aku yuk, kebetulan aku membutuhkan asisten hari ini karena acaranya agak ramai.
MAYA
Serius?
BARA
Serius May.
MAYA
Tapi...
(Bara menarik tangan Maya, menggandengnya agar mengikuti dirinya. Maya hanya pasrah)
MAYA
Memangnya ada acara apa?
BARA
Ulang tahun.
CUT TO
14. INT. RUMAH SAKIT - DAY
Ruangan pemulihan pasca kemoterapi untuk anak-anak, dihiasi ornamen dan segala makanan untuk pesta ulang tahun. Pasien anak-anak dan perawat berkumpul menyaksikan penampilan dari badut dan tukang sulap. Ada Bapak Johan (L/65), istrinya Liana (W/60), putrinya Mery (W/28) dan suaminya Henry (L/30)sebagai penyelenggara.
Maya dan Bara masuk kedalam ruangan dan tanpa sadar Bara masih menggandeng tangan Maya. Bapak Johan berjalan menghampiri mereka.
JOHAN
(Terenyum)
Tumben datang dengan pacarnya?
(Bara dan Maya saling menatap lalu terenyum karena sadar masih berpegangan tangan, lalu melepaskan masing-masing dengan malu-malu)
BARA
Kenalkan ini Maya pak, teman saya. Maya ini pak Johan.
(Maya dan Bapak Johan berjabat tangan dengan senyuman)
JOHAN
Aku pikir akhirnya kamu memiliki pacar Bara, padahal dia cantik dan kalian tampak serasi.
(Bara dan Maya tersipu)
BARA
Belum resmi pak.
MAYA
Bara.
(Maya terkejut dan memukul paha Bara dengan tasnya. Bara pura-pura kesakitan dengan manja)
(Bapak Johan tertawa melihat tingkah mereka)
JOHAN
Ayo, acara sudah dimulai.
(Bara mengikuti Bapak Johan, namun tiba tiba berhenti menoleh kearah Maya yang masih diam ditempatnya. Bara memberikan kode kepada Maya untuk mengikutinya, namun Maya hendak menelepon dan memberikan kode pada Bara)
(Bara tersenyum dan mengangguk lalu meninggalkan Maya)
(Maya berjalan keluar ruangan sambil menelpon)
(Pandangannya teralihkan oleh sosok perempuan kecil yang sedang duduk sendiri dilorong sambil memainkan bonekanya dan mengayunkan kakinya. Thalia (P/4) tampak botak dan pucat dengan pakaian pasien. Maya menghampiri Thalia lalu jongkok dihadapannya)
MAYA
Hai cantik, kok diluar sendirian? Siapa namanya?
(Maya memegang lembut tangan Thalia yang kurus)
(Thalia terdiam dengan masih memainkan bonekanya)
THALIA
(Lirih)
Thalia.
MAYA
Kenapa Thalia tidak masuk kedalam sama teman-teman? Ada badut dan tukang sulap lho didalam.
(Thalia tidak menjawab pertanyaan Maya, masih memainkan bonekanya)
MAYA
Thalia takut dengan badut ya?
(Thalia menatap Maya dan mengangguk)
MAYA
(Tersenyum lalu bediri)
Masuk yuk sayang, nanti Thalia bisa pegang tangan kakak kalau takut. Didalam banyak kue kue sama permen lho.
(Thalia menatap Maya lalu tersenyum dan berdiri sambil meraih tangan Maya)
(Maya dan Thalia masuk kedalam ruangan dan menyaksikan pertunjukan agak jauh)
(Bara yang sedang sibuk memotret tersenyum melihat kedatangan Maya dan Thalia lalu mengambil gambar mereka)
(Bara berjalan mendekati Maya dan Thalia lalu jongkok dihadapan Thalia sambil menyodorkan sebatang permen coklat)
BARA
Eits...
(Bara tersenyum dan menarik permen coklatnya saat Thalia hendak meraihnya. Bara memyodorkan pipinya dan dengan reflek Thalia mencium pipi Bara dan meraih permen ditangannya)
(Maya tersenyum melihat tingkah Bara dan Thalia)
MAYA
Kamu tampak akrab dengan Pak Johan dan keluarganya, juga dengan anak anak dan perawat disini.
BARA
Yang berdiri disamping Pak Johan adalah Ibu Liana, Istrinya. Dan yang sedang berbicara dengan perawat itu putrinya Mery dan suaminya Henry. Dulu Lily, putri dari Mery pernah dirawat disini karena mengidap leukimia. Sering keluar masuk rumah sakit ini, dan ulang tahun Lilypun mereka rayakan bersama teman temannya disini. Lily pernah dirawat di Singapura, namun mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena waktu Lily yang hampir habis.
(Bara menatap Maya. Pandangan Maya menerawang ke depan)
BARA
Lily meninggal diruangan ini dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Semua telah iklas melepas kepergian Lily. Semua tahu dia telah berjuang dengan berani melawan kankernya dan sudah saatnya Lily beristirahat dan bahagia tanpa rasa sakitnya.
(Maya terisak membuat Bara terkejut)
BARA
Maya.
(Maya mengusap air matanya dengan tisu didalam tasnya lalu tersenyum pada Bara)
MAYA
Maaf, jadi terbawa suasana dengan ceritamu
(Bara terdiam menatap Maya)
BARA
Kesedihanmu mengingatkan aku saat pertemuan pertama kita.
(Maya terkejut dan menatap Bara)
MAYA
Sesedih itukah diriku saat itu?
BARA
(Mengangguk)
MAYA
Mungkin karena hujan, aku sering terbawa suasana.
TUKANG SULAP
(Berteriak membuat Bara dan Maya terekjut)
Ada yang mau jadi relawan?
(Semua terdiam)
(Tiba-tiba Bara mengangkat tangan Maya ke atas)
(Maya terkejut dan menatap Bara)
MAYA
Bara...
(Bara tersenyum)
TUKANG SULAP
Yak, kita dapat relawan, kakak cantik dibelakang.
(Menunjuk)
(Semua menoleh kearah Maya)
(Maya tampak ragu ragu untuk kedepan. Bara meraih tas Maya dan sedikit mendorongnya agar kedepan pentas. Maya melangkah sambil menoleh marah kearah Bara. Dan Bara hanya tersenyum lalu bertepuk tangan dan diikuti semua).